1. Motion Picture Camera atau kamera dengan bahan baku seluloid baik 35 mm/16mm.
Contoh kamera: Arriflex 435 Xtreme – 35 mm camera
2. Video Camera atau kamera dengan bahan baku video tape. Contoh kamera: Sony HDV
Video Camcorder
3. Digital camera atau kamera dengan bahan baku digital/tapeless. Biasanya menggunakan
CF card atau SD card bisa juga dengan cakram seperti DVD. Contoh kamera: Sony EX3 –
Digital Camcorder
Anatomi kamera[sunting | sunting sumber]
Pada prinsipnya kamera dibagi menjadi tiga bagian:
1. Lens
2. Camera body
3. Magazine/tape compartments
Lensa Pada prinsipnya lensa adalah seperti mata kita atau mata kamera, untuk itu kebersihan dan
kejernihannya harus di jaga, karena lewat lensalah gambar/cahaya akan ditransmisikan ke film atau
pita atau digital. Dalam sinematografi kita mengenal ada tiga jenis lensa yaitu:
Point of view
Point of view adalah pandangan subjektif dari subjek dalam scene. Maksudnya jika kita melihat
seorang aktor melihat ke arah langit kemudian shot selanjutnya adalah arak-arakan mega di langit
maka shot ke dua tersebut adalah point of view subjek tersebut.
Long shot
Medium close up
Medium shot
Knee shot
Full shot
Close shot
Extreme close up
Close up
Medium Long Shot
Komposisi[sunting | sunting sumber]
Komposisi adalah bagian yang paling terpenting pada komunikasi visual karena komposisi adalah
usaha untuk menata semua elemen visual dalam frame. Menata elemen visual di sini bisa diartikan
kita mengarahkan perhatian penonton pada informasi yang kita berikan kepada mereka. Atau dalam
arti lain kita mengarahkan penonton pada Point of Interest (POI) dalam gambar yang kita buat.
Dengan mengarahkan penonton pada PoI maka penonton akan bisa mengikuti cerita dalam film kita
dengan emosi sepenuhnya. Jika kita terlalu banyak meletakan Poi dalam sebuah gambar maka
mata atau perhatian penonton akan terbagi-bagi, akhirnya perhatian mereka pada cerita juga akan
terganggu.
Dalam film atau dalam komunikasi visual kita harus memanfaatkan waktu seefisien mungkin agar
penonton bisa mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan dalam memahami film kita.
Komposisi memang mempunyai aturan-aturan yang sangat ketat, akan tetapi kita bisa saja melawan
aturan tersebut asalkan tetap bisa mengarahkan perhatian penonton pada Poi. Banyak sekali factor
yang mempengaruhi komposisi di antaranya; warna, garis, tekstur, bentuk, ukuran, dan sebagainya.
Yang menjadi sedikit mempunyai tantangan adalah dalam film kita mengkomposisi gerak. Karena
bisa saja subjek atau kamera bergerak terus menerus sehingga kita harus terus mengatur elemen-
lemen visual tersebut dalam frame kita, sehingga penonton tetap setia pada Poi.
Pencahayaan[sunting | sunting sumber]
Cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi. Bahkan tak salah kiranya jika
ada ungkapan Film are Light ! atau film adalah cahaya, karena memang untuk meng-exposed
sebuah gambar kita memerlukan cahaya dan bahkan untuk melihat sebuah benda di alam ini kita
memerlukan pantulan cahaya.
Seni menata cahaya dalam film menjadi bagian yang terpenting karena bisa mempengaruhi juga
perhatian penonton terhadap cerita. Tata cahaya film sangat dipengaruhi oleh pengalaman kita
melihat kondisi cahaya dalam dunia nyata, bagaimanapun juga cahaya dalam film meniru cahaya
alam.
Secara Teori cahaya dalam film adalah 45 derajat tinggi dan jaraknya dari kamera, hal ini
dikarenakan masalah estetis saja, artinya dalam sudut 45 derajat sudut cahaya yang mengenai
wajah akan terlihat seperti yang kita lihat di alam nyata.
Dalam sinematografi kita hanya mengenal dua warna cahaya atau yang sering di sebut
sebagai Daylight atau cahaya matahari dan Tungsten atau cahaya lampu ruangan. Dua jenis warna
cahaya tersebut diukur dengan satuan Kelvin.
Karena hanya ada dua jenis warna cahaya dalam film maka kita bisa membaginya sebagai
menggunakan warna Daylight untuk scene siang dan warna tungsten untuk scene malam. Tentu
saja untuk tujuan kreatif hal ini juga bisa tidak dihiraukan, akan tetapi secara prinsip dua suhu warna
tersebut yang harus kita gunakan dalam bercerita.
Film juga sangat sensitive dalam menangkap beberapa spectrum cahaya yang tak terlihat oleh mata
kita seperti Ultra violet dan Infra red. Maka kita juga harus memperhatikan dua elemen spectrum
tersebut dalam membuat film.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menata lighting adalah bayangan atau shadow karena bayangan
tersebut bisa mengganggu atau membantu gambar kita. Mengganggu dalam arti jika kita salah
menempatkan cahaya maka di wajah aktor/aktris akan terlihat bayangan hidung, dahi, dan
sebagainya hal ini tentu saja bisa mengganggu penonton atau bahkan mengurangi
kecantikan/estetika gambar kita. Pada film horor, sering bayangan digunakan sebagai elemen
bercerita yang sangat efektif. Penonton bisa merasakan kehadiran makhluk halus dengan melihat
sebuah bayangan melintas di depan frame dan sebagainya.
Pembuatan film (dalam konteks akademis sering disebut produksi film) adalah proses pembuatan
suatu film, mulai dari cerita, ide, atau komisi awal, melalui penulisan naskah, perekaman,
penyuntingan, pengarahan dan pemutaran produk akhir di hadapan penonton yang akan
menghasilkan sebuah program televisi. Pembuatan film terjadi di seluruh dunia dalam berbagai
konteks ekonomi, sosial, dan politik, dan menggunakan berbagai teknologi dan teknik sinema.
Biasanya pmebuatan film melibatkan sejumlah besar orang, dan memakan waktu mulai dari
beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk menyelesaikannya, meski bisa lebih lama lagi jika
muncul masalah produksi. Produksi film besar terlama terjadi pada The Thief and the
Cobbler selama 28 tahun.
Daftar isi
1Tahapan
2Lihat pula
3Referensi
4Pranala luar
o 4.1Wikibooks
o 4.2Wikiversity
Tahapan[sunting | sunting sumber]
Produksi film berjalan dalam tiga tahap:[1]
Jenis Drama dan teater yang kita tahu atau bahkan yang pernah kita lihat pastilah sangat beragam.
Jenis-jenis drama sendiri sangat banyak macamnya, seperti drama romance, horror, dl. Sedangkan
teater lebih ke jenis tradisional dan modern. Teater tradisional adalah sebuah seni pertunjukan yang
muncul pada masing-masing daerah dan berhubungan dengan adat istiadat setempat serta kehidupan
sosial masyarakat tersebut. Sedangkan teater modern adalah suatu bentuk perkembangan seni teater
tradisional yang yelah dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan ilmu drama bangsa barat.
Kenapa pada akhirnya drama sering disebut-sebut sama dengan teater? Salah kaprah ini berlanjut
karena drama yang biasa ditayangkan ditelevisi seperti layaknya sinetron juga dapat dibuat sebuah
pertunjukan langsung di atas panggung layaknya teater. Mungkin hal tersebut yang membingungkan para
pemirsanya.
Nah, agar dapat memperjelas penjelsasan di atas, simak contoh-contoh teater dan drama di bawah ini :
Contoh Teater
Pertunjukan Sanghyang
Teater Ludruk
Pertunjukan Mamanda
Pertunjukan Randai
Pertunjukan Calonang
Contoh Drama
Film
Sinetron
Drama Sekolah
Teater adalah suatu aliran kesenian yang banyak digemari. Tak hanya oleh
para seniman yang sudah profesional saja, teater juga banyak dipelajari oleh
para seniman muda dan bahkan oleh para pelajar. Kesenian satu ini bahkan
juga dipelajari dalam mata pelajaran kesenian di sekolah.
Jadi, secara etimologis, pengertian kata “teater” adalah tempat atau gedung
pertunjukan. Sedangkan jika dilihat dari makna istilah, kata teater berarti
segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi para
penonton atau penikmatnya.
Istilah teater juga dapat diartikan dalam dua cara, yakni dalam arti sempit
dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, teater diartikan sebagai sebuah
drama atau perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan di atas pentas,
serta disaksikan oleh banyak orang dan berdasarkan naskah yang tertulis.
Sedangkan dalam arti luas, teater diartikan sebagai segala adegan peran
yang dipertunjukkan di depan orang banyak, dapat berupa ketoprak,
dagelan, ludruk, wayang, janger, mamanda, sulap, sintren, akrobat, dan lain
sebagainya.
Dari penjelasan ini, dapat diketahui mengenai perbedaan teater dan drama.
Teater berkaitan langsung dengan pertunjukkan, sedangkan drama
berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang hendak dipentaskan.
Jadi, hubungan dari keduanya adalah teater menjadi visualisasi drama atau
drama yang dipentaskan di atas panggung serta disaksikan oleh para
penonton. Dapat dikatakan pula bahwa drama adalah bagian atau salah satu
unsur teater.
1. Aktor
Aktor adalah pemeran utama dalam pementasan teater. Tugas aktor dalam
teater adalah untuk menyampaikan jalannya cerita melalui ekspresi, gerak
dan suara.
2. Naskah
Dalam seni teater, naskah disebut sebagai lakon atau arahan peran. Naskah
menjadi panduan dari jalannya cerita bagi para aktor dan sutradara dalam
melakukan pementasan teater.
3. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang dapat dinikmati oleh para penonton
serta orang banyak. Pementasan adalah sebuah pertunjukan yang
menyajikan estetika gerak, suara, ekspresi, dan setting dalam sebuah cerita
atau drama.
4. Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas untuk mengarahkan semua unsur
yang ada di dalam seni teater. Tanggug jawab sutradara meliputi;
mengarahkan aktor, membedah naskah dan juga untuk memunculkan ide-
ide terkait pentas teater.
5. Kostum
Kostum adalah unsur penunjang bagi para aktor dalam melakukan
pementasan teater. Kostum yang tepat dapat membuat watak aktor
terkesan mirip sesuai perwatakan tokoh yang dibawakan.
1. Staf Produksi
Staf produksi meliputi orang-orang yang berada di balik layar teater, yang
berperan untuk mendukung jalannya pementasan. Staf produksi terdiri dari
manager tingkat produser atau pimpinan produksi hingga staf-staf di
bawahnya. Tugas masing staf produksi berbeda-beda sesuai posisinya.
2. Drama Musikal
Seni teater yang berbentuk drama musikal adalah jenis seni teater yang
dimainkan oleh orang serta didukung dialog yang indah. Teater jenis ini
mengedepankan suara dalam penyampaian ceritanya. Pementasannya dapat
dilakukan dalam bentuk dialog, nyanyian, musik, dan dipadukan dengan
tarian dan alunan lagu.
Dapat dikatakan pula bahwa seni ini menitikberatkan pada kemiripan dari
kejadian nyata terhadap isi cerita, atau sesuai pakem. Tidak ada
pengembangan dan improvisasi dalam pementasannya karena tujuannya
murni untuk menyamakan cerita sesuai kejadian nyata agar semirip
mungkin.
5. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan jenis seni teater yang dimainkan berdasar
pada karya sastra puisi. Biasanya, teatrikalisasi puisi berisi tentang suara
dan pandangan si pembuat puisi tersebut. Apabila dilihat dari kandungan isi
ceritanya, maka teatrikalisasi puisi bersifat menyampaikan ajakan untuk
melakukan suatu hal.
Salam Budaya. Membahas mengenai teknik dasar di dalam seni teater. Ada beberapa teknik yang harus di
kuasai seorang pemeran teater agar dapat menampilkan sebuah karakter dengan baik dan sesuai peran yang di
mainkannya. Teknik ini di mulai dari dasar dan pariasi di dalam penerapannya.
Gerak Tubuh
Gerak tubuh menjadi salah satu teknik yang harus di perhatikan seorang aktor, bukan tanpa alasan. Gerak
tubuh seorang aktor di atas panggung menjadi sebuah tolak ukur kemampuan seorang aktor dalam menguasi
panggung. Ketika seorang aktor tidak memiliki teknik ini ia akan kesulitan dalam memerankan seorang
karakter di suatu naskah. Dibutuhkan gerak tubuh yang sesuai dengan karakter yang sedang di perankan
seorang aktor teater.
Olah Vokal
Olah vokal menjadi salah satu teknik yang harus di miliki oleh seorang aktor teater. Untuk mementaskan
sebuah teater aktor dan aktris di tuntut harus memiliki kondisi vokal yang prima ketika mementaskan sebuah
lakon. Ketika anda menonton sebuah lakon pastinya anda akan mendengar vokal yang cukup keras dari
seorang aktor/aktris di atas panggung yang memperjelas artikulasi vokal perkata yang jelas. Walau dari jarak
yang cukup jauh dari penonton pemain harus memastikan suaranya terdengar dengan jelas. Anda bisa melatih
teknik vokal dengan cara melatih tekanan dinamik, Tekanan Tempo dan Tekanan Nada.
Tekanan dinamik
Tekanan dinamik dapat di artikan keras dan pelannya suatu ucapan di gunkan untuk menggambarkan isi
pikiran dan perasaan dari suatu kalimat. Contohnya; “hari senin ayah ke kantor” artinya; bukan hari selasa atau
hari yang lainnya. “Hari senin ayah ke kantor” artinya; bukan saya atau kakak saya. “Hari senin ayah ke
kantor” artinya; bukan ke pasar atau ke kolam berenang.
Tekanan Tempo
Tekanan Tempo maksudnya adalah cepat dan lambatnya ucapan. Gunanya sama dengan tekanan dinamik.
Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya:
“Hari Senin Ayah ke ka-ntor”
Tekanan Nada
Tekanan Nada merupakan lagu dari sebuah ucapan, contohnya; “Waduh, salah salah lagi!” atau “Gila, sudah
tau salah tidak mau ngaku!”
Olah Rasa
Olah rasa menjadi salah satu teknik yang sama wajibnya di miliki oleh seorang aktor/aktris. Melatih olah rasa
bukanlah suatu hal yang mudah, karena olah rasa harus memiliki keyakinan dan kemauan yang kuat. ini lah
teknik yang sedikit sulit di bandingkan teknik yang sudah saya jelaskan di atas. Olah rasa berperan penting
untuk melatih jiwa seorang aktor/aktris untuk memperdalam sebuah karakter. Latihan yang biasanya di
lakukan yaitu dengan renungan atau yang di sebut penghayatan.
Mimik Muka
Mimik muka atau ekspresi, menjadi salah satu teknik yang memerlukan latihan yang baik dan benar. Dalam
pementasan teater kita bisa melihat mimik muka aktor/aktris dengan jelas yang menggambarkan suatu keadaan
dan situasi di dalam sebuah alur cerita. Itulah materi mengenai teknik dasar yang harus di miliki seorang
aktor/aktris agar dapat menampilkan sebuuah pementasan sesuai dengan naskah yang di pentaskan. Semoga
dengan adanya artikel ini dapat membantu pembaca dalam mengetahui teknik dasar di dalam seni teaterd.
Terimakasih, Salam Budaya
TEKNIK DALAM TEATER
Siapa sangka di balik megahnya pertunjukan teater, terselip
teknik-teknik yang melatarbelakangi para pemain teater
sehingga mereka beradu acting dengan baik.
Ekskul teater sekolah saya terbilang cukup kondang di daerah
yogyakarta, teater yang mampu meraih juara pertama tingkat
nasional dalam Festival Teater Remaja di Bandung.
Dalam ekskul teater, kami (para anggota teatera) di ajari
bagaimana bermain teater dengan teknik yang sebenarnya.
awalnya saya tak mengerti, sempat bingung. Teater mempunyai
teknik?
Dan, pertanyaan saya terjawab setelah saya menggelut di dunia
teater.
teknik-teknik teater yang guru saya ajarkan antara lain :
1. Pernapasan
1. Pernapasan yang di gunakan adalah pernapasan perut.
Pernapasan yang dapat kita simpan dan bersumber di
perut. Cara melakukannya mudah, hirup udara
sedalam-dalamnya dan gembungkan perut. Bukan
menaikan pundak ataupun dada, melainkan
gembungkan perut, tahan dan simpan.
2. Pernapasan dada juga termasuk dalam teknik
pernapasan, tetapi pernapasan dada sering kali
membuat tenggorokan menjadi sakit bahkan kadang
membuat suara hilang dalam jangka waktu beberapa
hari. Pernapasan dada kadang digunakan pada saat
pertunjukan dengan di bantu soundsystem ataupun
saat dialog tiap pemain tidak banyak.
2. Vocal
1. Vocal harus keras
2. Menggunakan pernapasan perut. Cara mengolah vocal
dengan perut akan meminimalisir kehabisan suara, dan
meminimalisir terjadinya sakit pada tenggorokan bila
menggunakan pernapasan dada.
3. Cara yang biasa dilakukan untuk melatih vocal agar
terdengar keras yaitu dengan pernapasan perut dan
melakukannya berulang kali dengan berteriak
menyebutkan A-I-U-E-O.
3. Ekspresi
1. Ekspresi yang menarik perhatian adalah ekspresi lucu,
dan natural. Cara menaturalkan ekspresi adalah
dengan cara memberi sugesti pada diri sendiri. "Aku
adalah tuyul dan tuyul adalah aku. aku seperti tuyul
dan tuyul seperti aku." Beri sugesti seperti itu jika
peran yang di mainkan adalah peran sebagai tuyul.
Sehingga, kamu bebas mengekspresikan tuyul pada
dirimu. Misal tuyul dengan bibir merot,
membelalakkan mata, memperlebar bibir, dsb.
2. Ekspresi yang kedua adalah ekspresi dengan mengikat
gerakan bibir, pipi, sorotan mata, alis, dan mimik
wajah. Hal itu akan mempertajam peran.
4. Blocking
1. Blocking adalah tata atau penempatan pemain teater di
atas panggung agar terlihat tidak monoton, tidak
terkesan mempersempit panggung, ataupun
memperluas panggung. Blocking biasanya di tata oleh
sutradara ataupun guru teater. Atau bisa juga bloking
dapat diatur oleh pengamat. Jadi, dalam teater pasti
akan muncul rasa janggal ketika melihat proporsisi
yang tidak enak di pandang. Nah, blocking inilah yang
membuat penampilan para pemain menjadi indah
ketika dilihat.
2. Blocking tidak boleh membelakangi penonton.
Artinya, para pemain teater dalam berdialog tidak
boleh membelakangi penonton dengan menyuguhkan
punggungnya. Jadi, ketika para pemain berdialog,
harus tetap memerhatikan sudut pandang penonton.
3. Blocking ketika adegan masyarakat. Buat serapat
mungkin (sesuai dengan panggung) dan usahakan buat
barisan yang tidak saling menutupi pemain lain.
Pemain dengan tinggi pendek di depan dan sebagian di
samping kanan (misalkan masyarakat muncul dari kiri
panggung) atau sebagian di samping kiri (misalkan
masyarakat muncul dari kanan panggung).
4. Kadang, sesuatu yang kita lakukan tak selalu sama
seperti apa yang kita harapkan. Jadi, usahakan
blocking mengikuti lighting. Misalkan dalam latihan,
tidak memakai lighting, namun dalam pementasan di
panggung, akan ada perpaduan dengan lighting. Jadi,
misalkan dalam panggung, blocking pemain teater
tidak terkena lighting, usahakan pindah ke tempat
yang terkena lighting. Tentu saja, cara berpindah harus
dengan acting. Itu adalah cara kecil untuk
mendapatkan fokus penonton.
5. Penjiwaan
1. Pemain teater harus menjiwai peran yang ia mainkan.
Memberi sugesti jika peran yang di mainkan adalah
tuyul. "Aku adalah tuyul dan tuyul adalah aku. aku
seperti tuyul dan tuyul seperti aku.". Sugestilah diri
sendiri saat memainkan peran sebagai tuyul. Jiwai
peran itu, dan buatlah seolah-olah penonton melihat di
atas panggung nampak seperti tuyul asli. Misalkan
dengan cacat tangan, cacat kaki, budek, cadal, jail,
iseng dsb.
2. Mainlah teater dengan hati. Semua pakai rasa.
6. Teknik Muncul
1. Sebelum pemain berada di atas panggung. Buatlah
penonton yang menunggu terkejut dan memiliki
bayangan sesuatu dengan teknik muncul. Teknik
muncul bisa dari jaritan, suara gaduh, ataupun
hentakan kaki. Misal sebelum masuk ke panggung,
katakan "Maling" jika dalam adegan sedang
kebingungan mencari maling. Dan buat suara itu
sekeras mungkin untuk mencuri fokus penonton.
Setelah itu, barulah ekpresi dan lanjutkan dialog.
7. Improvisasi
o Improvisasi adalah teknik bagaimana pemain teater
memberikan sanggahan, celetukan, atau tanggapan
secara spontan. Cara untuk melatih improvisasi
biasanya dengan di beri satu kata kunci misal "paku"
buatlah kata-kata yang berhubungan dengan paku dan
susunlah kata-kata yang nyaman diucapkan ketika
berdialog.
ntuk software pembuatan naskah bisa kalian gunakan software yang bernamah Celtx, Final draf dan juga
yang lainnya.
Nah, untuk mempermudah dalam pembuatan naskah maka perlu diseting terlebih dahulu dalam format yang
sering digunakan dalam hal tersbut, seperti halnya yang akan aku jelaskan dibawah ini mengenai format
Baca Juga Cara Akting Yang Bagus Ketika di Depan Kamera dan cara lengkap pembuatan film pendek
Untuk ukuran kertas yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu naskah mempunyai ukuran 8,5” x
number biasanya memiliki ukuran margin kiri 1,0”, margin kanan 7,4” dan margin atas serta bawah
mempunyai ukuran 0,5”.
2. Menentukan Font
Untuk font yang digunakan mempunyai jenis Courier, ingat caorier saja bukan courier new atau Prestige
Pica dengan ukuran 12. Kenapa menggunakan jenis hurup itu, karena kedua jenis hurup tersebut mempunyai
atau menghasilkan 10 karakter per inci horizontal dan 6 baris per inci vertikal.
Untuk scene heading mempunyai ukuran atau jarak 1,7” dari kiri dan 1,1” dari kanan sehingga pas jika
Untuk scene transisi diperlukan dalam peralihan dari scene 1 dengan scene yang berikutnya, sehingga scene
transisi memiliki margin 6,0”. Tek yang digunakan seperti (CUT, FADE OUT, FADE IN).
Untuk nama karakter diusahakan dengan menggunakan hurup besar dengan ukuran margin kiri 4,1” yang
Untuk dialog sendiri memiliki ukuran margin kiri 2,7” dan margin kanan 2,4” yang berada dibawah nama
tokoh. Jika dalam 1 halaman tidak bisa menampung dialog yang cukup panjang, maka perlu ditambahkan
teks (More) di setiap akhir naskah dan tentunya dengan menggunakan margin kiri 4,1”.
7. Menentukan Parenthetical
Untuk parenthetical sendiri merupakan sebuah petunjuk dalam berekspresi sehingga bisa mendalami karakter
terutama dalam dialog. Seperti halnya, sedih, nangis, tertawa dan sebagainya.
Langkah Menulis Naskah 1: Premis
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kamu tak bisa menjelaskan sesuatu dengan
sederhana, maka kamu tak cukup mengerti. Pepatah ini berlaku dalam penulisan
skenario. Jadi, silahkan camkan baik-baik pepatah tersebut sebelum kamu memulai
proses kreatifmu.
Kamu harus bisa menjelaskan ceritamu dalam satu kalimat. Pernahkah kamu
mendengar istilah elevator pitch? Ini adalah istilah yang menjelaskan sebuah
perandaian dimana kamu bertemu seorang produser ternama di sebuah lift dan tiba-tiba
ia menanyakan apa yang sedang kamu kerjakan. Penjelasan panjang dan bertele-tele
tidak akan membuatnya tertarik, sementara beberapa detik kemudian, ia sudah tiba di
kantornya, meninggalkan kamu yang masih belepotan menjelaskan. Jelaskan dengan
singkat, lugas, dan tepat.
Apa itu premis? Premis adalah pernyataan cerita dan masalah yang menggerakan
cerita. Dalam sebuah premis terkandung (1) karakter & atributnya, (2) aksi/tindakan, (3)
situasi. Biasanya, ketika menulis premis, nama karakter belum disebut, melainkan
menjelaskan atributnya. Berikut contoh-contoh premis beberapa film Pixar yang
terkenal (kami terpaksa mengambil contoh film panjang yang terkenal untuk
memudahkan teman-teman pembaca, film Pixar selalu menjadi contoh yang baik,
karena premisnya sederhana dan mudah diidentifikasi):
Sekarang apa premis ceritamu? Coba jabarkan dan identifikasi ceritamu ke dalam satu
kalimat. Sisihkan dulu detail-detail, karena kita belum sampai pada tahap itu.
Lihatlah big picture-nya, identifikasi strukturnya, dan jangan lekas melaju ke tahap
berikutnya sebelum premis ceritamu solid.
Coba diskusikan premis ceritamu dengan teman-teman satu produksimu. Bahas
bersama kemungkinan-kemungkinan lain. Tampung semuanya dan jangan
kesampingkan pendapat teman-temanmu. Pada tahap ini, kamu memang harus
terbuka dengan segala kemungkinan. Begitu kamu yakin dengan premis ceritamu,
lanjutkan ke tahap berikutnya.
Sebagai latihan, kita akan melanjutkan premis Finding Nemo dan Toy Story yang sudah
kita tulis sebelumnya menjadi satu kalimat sinopsis.
Finding Nemo: Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata
wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna. Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring
nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia. Marlin pun harus menempuh perjalanan
penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.
Toy Story: Woody, mainan koboi favorit pemiliknya yag bernama Andy, merasa
terancam dengan kedatangan Buzz Lightyear, mainan astronot baru yang menjadi
favorit baru Andy. Suatu ketika, Woody yang cemburu tidak sengaja mendorong Buzz
Lightyear jatuh keluar dari kamar Andy. Kini, Woody harus mencari Buzz Lightyear
untuk mengembalikan kepercayaan teman-teman mainan penghuni kamar Andy
lainnya.
Bagaimana? Kini satu kalimat premis yang sudah kalian diskusikan terasa lebih detail
dan lengkap dengan nama (1) karakter dan atributnya, (2) deskripsi masalah, serta (3)
langkah (action) apa yang harus diambil oleh tokoh utama. Cerita kalian akan tetap
fokus karena berpegang pada premis utama.
Sekarang coba jabarkan premismu menjadi sinopsis. Lanjutkan meeting dengan teman-
teman produksimu untuk menulis sinopsis. Jika ide-ide mulai berdatangan, buka
kembali premismu dan refleksikan kembali apa yang menjadi fokus utamamu. Jangan
pernah takut untuk kembali ke langkah pertama dan mengubah premismu. Lebih baik
kamu melakukannya sekarang daripada setelahnya.
Jika kamu sudah yakin dengan sinopsismu dan teman-temanmu sudah sepakat. Mari
lanjut ke langkah berikutnya yang dijamin semakin seru.
“Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang
memiliki sirip tak sempurna. Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan
dibawa ke Sydney, Australia. Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh
marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.”
Paragraf 2: Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney,
Australia.
Paragraf 3: Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk
menemukan kembali anaknya.
Suatu ketika, Nemo tertangkap jaring nelayan. Dari kacamata yang penyelam yang
tertinggal, Marlin mengetahui ke mana Nemo di bawa, yaitu Sydney, Australia. Marlin
tidak sengaja bertemu dengan Dory, seekor ikan penyandang masalah ingatan jangka
pendek, yang bersedia membantu Marlin.
Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali
anaknya. Beberapa kejadian pun harus dihadapinya, mulai dari tertelan ke perut ikan
paus, bertemu pasukan penyu yang sedang migrasi, hingga bertemu kawanan ikan hiu.
Bersama Dory, mereka mengarungi samudera luas menuju Sydney untuk mencari
Nemo.”
Kira-kira begitulah apabila ketiga kalimat tersebut dijabarkan menjadi tiga paragraf.
Sekarang coba jabarkan tiga kalimat sinopsis pendekmu menjadi tiga paragraf.
Deskripsikan kejadian-kejadian dengan lebih rinci dan detail. Pastikan tokoh utamamu
mengalami masalah serius, buat hidupnya susah, beri ia pelajaran hidup berarti, seperti
Marlin. Jika kamu merasa ceritamu mulai bertele-tele, hentikan sejenak, lihat kembali
premismu, ingat kembali fokus utamamu. Tetaplah berpegang pada satu kalimat premis
utamamu!
Langkah 4: Treatment
Oke, sekarang ceritamu sudah semakin detail, bukan? Jangan puas dulu, karena
perjalananmu masih panjang sampai naskahmu siap untuk dieksekusi. Sekarang kamu
punya tiga paragraf yang berisi karakter, masalah, dan tindakan yang diambil oleh sang
karakter. Tugasmu adalah menjabarkan lagi tiga paragraf tersebut menjadi cerpen
(cerita pendek) yang terdiri dari beberapa paragraf.
Kamu bisa cari berbagai referensi cerpen baik di Google, perpustakaan, maupun toko
buku. Jangan khawatir dulu soal dialog yang diucapkan oleh karakter, jangan khawatir
pula soal pembagian adegan maupun urutan shot. Itu urusan nanti. Sekaramng fokus
dulu pada penjabaran tiga paragraf sinopsis panjang. Berpeganglah pada struktur yang
sudah kau tulis di sinopsis panjang. Ketika kamu mulai hilang fokus dan merasa cerita
mulai bertele-tele, buka kembali premis utamamu dan ingat kembali apa yang menjadi
fokus utamamu.
Ingat, jangan lupakan struktur utama ceritamu. Jangan takut untuk buka kembali premis
utamamu. Jika kamu sudah merasa puas dengan cerita pendekmu (dalam film biasa
disebut treatment), mari melaju ke tahap berikutnya: penulisan naskah.
Langkah 5: Naskah
Jika kamu mengikuti petunjuk kami diatas, maka sekarang kamu sudah memiliki
minimal 9 paragraf cerita pendek. Sekarang saatnya kamu menuangkannya ke dalam
format naskah.
Sebelum ke sana, cara paling mudah untuk mempersiapkanmu menulis naskah adalah
menjabarkan 9 paragraf tersebut ke dalam urutan adegan (scene). Adegan (scene)
dibagi sesuai dengan latar tempat dan waktu. Apabila suatu situasi terjadi dalam satu
tempat dan waktu, maka ia dihitung sebagai satu adegan. Jabarkan ceritamu ke dalam
urutan latar waktu dan tempat. Lalu tulis kejadiannya dengan semakin detail. Misalnya:
Dan seterusnya…
Jika kamu sudah memiliki urutan cerita sesuai dengan latar waktu dan tempat. Kini
kamu bisa menuangkannya ke dalam format naskah. Aplikasi yang biasa digunakan
untuk menulis naskah adalah FinalDraft. Namun aplikasi ini harganya relatif mahal.
Beberapa penulis menggunakan Celtx, aplikasi gratis yang tak kalah canggih dengan
FinalDraft.
Sekian langkah-langkah menulis naskah agar ceritamu tetap fokus. Jika kamu
mengikuti langkah-langkah ini, mudah-mudahan ceritamu dapat tetap fokus. Kami tahu
seringkali banyak ide-ide liar berdatangan dan menganggu fokus cerita. Jika kamu
mengalaminya, kami tidak pernah bosan untuk mengingatkan untuk melihat kembali
tulisanmu di tahap sebelumnya, dan ingat kembali premis utama ceritamu, karena itulah
fokus utamamu. Yang kamu lakukan setelah menulis premis adalah memberikan
argumen penunjang untuk memperkuat premis tersebut. Jangan pernah menambahkan
situasi, karakter, atau apapun yang malah melemahkan premis utamamu.
Tak ada aturan baku dalam penulisan skenario. Yang kami tulis di sini adalah
berdasarkan pengalaman kami, karena kamipun sering mengalami hal serupa. Jadi
jangan pernah takut untuk bereksplorasi dan menemukan proses kreatifmu sendiri.