Jenis yang pertama ini adalah generasi pertama kamera foto, Disebut analog karena
pengoperasianya menggunakan sistem mekanik dan film/media yang di gunakan masih menggunakan
pita seluloid.
Jenis ini yang biasa digunakan oleh para fotografer baik pemula sampai profesional.
Menggunakan lensa yang dapat ditukar ganti (interchangeable lens) sehingga sebuah body
DSLR dengan merek yang sama dapat diganti dengan berbagai jenis tipe lensa dengan merek
yang sama pula. Tipe ini masih memiliki beberapa jenis lagi berdasarkan jenis sensornya.
Sensor Crop Factor
Menggunakan sensor yang lebih kecil dari film 35mm, tepatnya adalah 23,7mm x
15,7mm. DSLR dengan sensor kecil memiliki crop factor yang biasanya bernilai 1,5 hingga
1,6 kali yang artinya setiap lensa yang digunakan akan dikalikan nilai tesebut, hal ini akan
memberikan keuntungan dalam pemotretan tele karena dengan krop factor sebesar 1,5X
maka penggunaan lensa 200mm akan setara dengan lensa 300mm.
Sensor Full Frame
Menggunakan ukuran sensor yang sama dengan film 35mm yaitu 36mm x
24mm.sehingga memiliki kepadatan piksel yang lebih banyak dibanding sensor yang tidak
full frame.
Medium Format
Memiliki sensor yang lebih besar daripada film 35mm kamera tipe ini biasanya
digunakan untuk keperluan khusus yang mewajibkan hasil cetak dalam ukuran yang teramat
sangat besar, dengan teknologi saat ini digital back medium format telah mencapai 45
megapixel.
Kelebihan : Interchangeable lens, kualitas foto yang tinggi
Kekurangan : Harga cenderung lebih mahal, Operasional yang cenderung lebih rumit
Kamera SLD(Single Lens Direct)
Ini merupakan jenis kamera yang terbaru. Menyerupai DSLR dengan interchangeable lens
kamera ini memiliki mekanisme yang berbeda dengan DSLR, lebih ringan dan kecil
dibandingkan DLSR namun memiliki kualitas foto yang hampir setara dengan DSLR
menempatkan kamera ini sebagai generasi masa depan dari kamera.
Kelebihan : Kualitas DSLR ukuran pocket point & shot
Kekurangan : Harga yang masih cukup tinggi.
B. Anatomi Kamera DSLR
Hampir sama dengan kamera analog SLR, kamera Digital SLR juga memiliki beberapa
kesamaan elemennya. Berikut detail anatomi dari kamera digital SLR
1. Badan kamera
Sensor CMOS yang di gunakan beberapa kamera terbaru
Apa itu piksel/pixel ?
Piksel atau picture element,adalah elemen terkecil citra digital yang bisa dilihat mata. Sensor
citra secara fisik (dua dimensi) dibuat dari rangkaian ribuan sel yang peka cahaya. Makin banyak
jumlah pixel dalam suatu citra, makin besar resolusi spatial citra tersebut.
Megapixel (Megapiksel) terdiri berasal dari gabungan kata “mega” yang menunjukkan
satuan juta, dan pixel yang bermaksud titik elemen gambar (English = Picture Element). Jadi
singkatnya megapixel berarti sejuta titik elemen gambar.
Suatu gambar digital dibentuk oleh ribuan titik tersebut. Makin tinggi jumlahnya, maka makin
tinggi juga resolusi gambarnya. Jumlah megapiksel ini biasanya digunakan untuk menunjukkan
kualitas gambar.
Resolusi gambar adalah hasil kali dari jumlah piksel secara vertikal dan jumlah piksel
secara horizontal. dengan kata lain resolusi adalah jumlah piksel dalam sebuah image digital yang
secara langsung berhubungan erat dengan ukuran sensor sebuah kamera, pada masa lalu kamera
berukuran sensor 36mm x 24mm hanya mampu menangkap gambar beresolusi 6MP karena
teknologi pada masanya hanya bisa menciptakan sensor dengan kepadatan sensor 6MP, seiring
dengan kemajuan teknologi, jumlah piksel dalam sensor kamera semakin padat sehingga dengan
ukuran sensor 36mm x 24mm saat ini kepadatan pikselnya dapat mencapai 24MP.
Resolusi gambar dan namanya
Resolusi Panjang x
Nama
(megapiksel) lebar
CGA 0.064 320×200
EGA 0.224 640×350
VGA 0.3 640×480
SVGA 0.5 800×600
XGA 0.8 1024×768
SXGA 1.3 1280×1024
UXGA 1.9 1600×1200
WUXGA 2.3 1920×1200
5) Focusing screen
Terdapat indikator titik fokus, agar memudahkan saat melakukan merubahan fokus di lensa.
Kaca yang terdapat indikator fokus lensa Gambar indikator titik fokus
6) Condenser lens
7) Optical glass pentaprism/prisma
8) View Finder
Lubang tempat mata kita melihat hasil gambar.
9) Tombol Shutter
Tombol pelepas Focal Plane Shutter
LCD dan View finder pada kamera DSLR Posisi Tombol Shutter
Shutter speed
Adalah berapa lamanya tirai shutter terbuka, shutter speed 1 detik akan menghasilkan
gambar yang lebih terang dari pada shutter speed 1/1000 detik.
Grafik Shutter Speed
Setengah detik shutter speed lebih gelap 1 Stop dari shutter speed satu detik.
shutter speed 1/30s lebih terang 2 stop dari shutter speed 1/125 begitu seterusnya.
shutter speed 1/250 akan lebih gelap 3 stop dibandingkan dengan shutter speed 1/30
10) Self timer
Merupakan fasilitas otomatis yang mampu memfungsikan pelepas Focal plane shutter dengan
patokan detik. Durasi dapat di set sesuai kebutuhan.
Self timer pada kamera analog Self timer pada digital dengan icon bergambar jam
2. Lensa
Lensa kamera
Didalam badan lensa kamera DSLR terdiri dari rangkaian lensa cembung dan cekung yang
akhirnya membentuk gambar yang di inginkan. Terdapat juga jendela diafragma yang menentukan
banyak sedikitnya cahaya yang masuk dengan mengatur besaran angka diafragma. Angka diafragma
diwakulkan dengan huruf “f”, sehingga tertulis f2,8, dst.
Diafragma
Begini cara kerja diafragma; Sebelum cahaya mengenai film maka cahaya harus melewati sebuah
lubang yang terbuka yang di sebut Aperture. Besaran lubang yang terbuka ini disebut dengan F-
STOP. Besaran angka F-Stop ini disebut dengan F-Number,
Pada standar fotografi makin kecil F-Number berarti lubang yang terbuka lebih besar, jika lubang
yang terbuka lebih besar maka akan lebih banyak cahaya yang akan masuk mengenai film atau
sensor.
Aperture sering juga disebut dengan diagframa.
Aperture Number(F-Stop)
Adalah angka yang menunjukkan seberapa besar lubang aperture terbuka.
Angka semakin kecil pada f-number berarti makin besar diafragma terbuka, sebaliknya jika f-number
semakin besar justru lubang yang terbuka semakin kecil karena pada dasarnya nilai F-Stop adalah
1/F-Stop.
Menyeimbangkan shutter speed dan Aperture
Untuk menghasilkan gambar yang baik kita perlu menyimbangkan shutter speed dengan bukaan
aperture, untuk itu kita perlu mengetahui sifat atau efek perbedaan angka dari shutter speed dan efek
akibat besar kecilnya bukaan diagframa.
Shutter speed yang lambat kita akanbisa mendapatkan motion atau efek gerakan jika memotret obyek
yang bergerak, juga ada kemungkinan foto menjadi buram karena terjadinya guncangan akibat tangan
kita yang tidak stabil. Shutter speed yang cepat dapat menciptakan obyek yang membeku tidak
bergerang (freezing).
Bukaan F-Stop yang besar akan mengakibatkan Deep Of Field (ruang tajam) yang tipis. Sedangkan
F-Stop yang kecil akan menghasilkan DOF yang luas.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar dibawah ini.
Besaran Sudut lensa
Lensa Kamera DSLR juga bisa di ganti-ganti (Interchangeable), sehingga bisa di sesuaikan dengan
kondisi lapangan. Angka yang terdapat pada lensa juga mengindikasikan ukuran lensa.
Angka pada lensa kamera
Angka 70-50-35-24-18, mengindikasikan panjang fokal lensa. Angka kecil berarti akan membuka
lensa pada sudut lebar, sedangkan angka besar akan memperkecil sudut lensa. Berikut gambar yang
di hasilkan oleh dua besaran lensa yang berbeda.
Kotak warna merah (yang di luar) jika menggunakan lensa sudut lebar, sedangkan warna biru
(didalam) jika menggunakan lensa dengan sudut sempit
Melepas dan memasang lensa kamera
Pada dasarnya teknik melepas dan memasang lensa kamera DSLR sama dengan kamera SLR. Yaitu
kita harus menekan tombol mengunci sebelum melepas lensa, dan memutar lensa ke arah kanan.
Terdapat indikator berupa titik berwarna merah pada badan kamera dan lensa saat posisi terkunci.
Perhatikan gambar berikut
Gambar hasil Optical Zoom jauh lebih baik dari Digital Zoom
2) Image Quality & image size
Antara kualitas gambar dan ukuran gambar sangat berkaitan, meskipun pada aplikasinya dapat di
pisahkan. Artinya, kita bisa memperoleh kualitas gambar yang baik dengan mengecilkan ukuran/resolusi
gambar.
Namun perlu diketahui bahwa dua media yang sering kita gunakan untuk melihat hasil foto adalah media
cetak dan media elektronik, dalam hal ini monitor tv atau komputer. Monitor komputer hanya
memerlukan 72 DPI untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik. Sedangkan media cetak jauh lebih
besar, yaitu minimal 600 DPI. Oleh karena itu, kita harus tentukan media apa yang nantinya akan menjadi
tujuan akhir menampilkan foto kita.Bila anda ingin mencetak foto anda, maka pertahankan image size,
yaitu minimal 600 DPI.
3) White balance
White Balance adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan
pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada
kondisi pencahayaan. Konsep “warna putih” menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera
digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan
kamera ke obyek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance.
Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang
dimaksud – hal ini disebut automatic white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan
pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.
Gambar kanan adalah hasil setelah di atur white balance nya
*(akan jelas terlihat jika print out berwarna)
4) File Format RAW dan JPEG
RAW adalah file uncompressed, file tersebut menyimpan informasi spektrum warna dan metadata lebih
banyak dibanding format JPEG, kelebihan format RAW adalah image dapat dikoreksi white balance
setelah pemotretan, begitu pula dengan detail highlight yang masih dapat direcovery. Pada tiap kamera
file RAW memiliki nama yang berbeda, NEF untuk nikon dan CR2 untuk canon.
JPEG (Joint Photographic Experts Group) adalah format gambar yang paling populer dan paling
mudah diakses karena ringan dan cukup baik, namun untuk detail kekayaan warna tidak lebih baik dari
RAW dan TIFF.
5) Buffer
adalah besarnya memory sebuah kamera yang dialokasikan untuk memotret secara beruntun sebelum
image tersebut di save kedalam memory card. setiap kamera memiki buffer yang berbeda. biasanya pada
saat memotret beruntun di viewfinder akan muncul angka yang menunjukkan berapa jumlah foto yang
mampu di capture. bila buffer sudah menunjukkan nilai nol, maka kamera tidak dapat mengcapture
gambar lagi hingga proses buffering selesai dan space memory tersedia kembali.
6) TTL (Through The Lens)
adalah sistem pengukuran cahaya pada kamera dimana light meter hanya mengukur cahaya yang masuk
kedalam lensa saja. beda degan light meter eksternal yang mengukur semua cahaya lingkungan memotret.
sistem pengukuran TTL biasanya diikuti dengan pengukuran yang lebih spesifik yaitu:
1. Center weight metering, hanya mengukur area ditengah frame
2. Spot metering, mengukur diarea tertentu dalam ukuran spot (titik)
3. Matrix, perhitungan cahaya berdasarkan histogram distribusi shadow, midtone dan highlight
4. Average metering, mengukur pencahayaan secara rata-rata cahaya yang masuk ke kamera,
Speed sync yang salah akan mengakibatkan
sebagian gambar terang atau gelap
8) Memory Card
Adalah media penyimpanan data digital. Seperti halnya flash disk atau hardisk, sebenarnya memory card
bisa di gunakan untuk menyimpan berbagai data digital, seperti lagu, file office, film, foto, dan lainnya.
Besaran space dari memory card juga bervariasi, tergantung kebutuhan. Sebagian besar kamera DSLR
dibekali dengan slot memory card agar data foto dapat di simpan dengan cepat dan praktis. Jenis dari
memory card juga bermacam-macam. Ada SD, SDHC, MMC dan mini SD. Jenis SD adalah ayng paling
banyak digunakan untuk media bergerak seperti kamera digital.