Anda di halaman 1dari 71

Cara Kerja Pengertian Kamera Digital

Cara Kerja Pengertian Kamera Digital: Kamera Digital ini merupakan kamera yang dapat
bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa
harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar
memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD
yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda.

Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external
memory yang menggunakan memory card.

Apabila kita mengetahui proses gambar di dalam kamera, maka pada saat melakukan pemotretan
kita bisa memperhitungkan dan membayangkan akan seperti apa tampilan atau keluaran dari
objek yang akan kita abadikan.

Di dalam kamera
Pada saat kita menekan tombol shutter, maka di dalam kamera terjadi tahapan-tahapan untuk
memproses gambar. Meskipun hanya merasakan sekilas saja, namun tahapan yang dilakukan di
dalam kamera digital cukup panjang. Hanya saja, proses tersebut dilakukan dengan sangat cepat.
Berikut adalah gambaran tentang proses tersebut :
cara kerja Kamera Digital
1. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap
gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan
gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan
yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).

2. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan
ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah
focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.

3. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi
sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel. Jadi istilah
pixel atau megapixel pada kamera digital sebenarnya mengacu pada jumlah titik pada sensor ini.
Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan
semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan.

4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang
tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format
gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan
sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang
bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. Kedua bagian inilah yang akan menentukan
karakter dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya, setiap mereka kamera memiliki software
dan chipset sendiri-sendiri pada kamera mereka.

5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke
bagian penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya, memory card berupa SD, CF dan
sebagainya.

6. Tahapan selanjutnya adlah proses yang dilakukan di luar kamera. Namun pada kamera
digital modern, masih menyediakan opsi pencetakan langsung yang disebut PictBridge, ExifPrint
dan sebagainya.
Fitur tambahan
Kamera Digital berFitur tambahan berupa fungsi pada tingkat software lebih sering kita jumpai,
misalnya penambahan frame foto, efek foto seperti sephia, black and white dll. Meskipun efek-
efek ini sifatnya hanya sebagai tambahan, namun kadang sangat membantu mengurangi proses
gambar pada saat di cetak.

Beberapa fitur tambahan yang sangat berguna adalah backlight, yaitu memotret objek yang
membelakangi sinar, white balance, pengenalan wajah untuk pemotretan model serta anti
goyangan yang pada setiap kamera memiliki istilah yang berbeda-beda seperti anti shake, Mega
OIS, VR (Vibration Reduction), Super steady shot, dan sebagainya.

Beberapa kamera kelas konsumer bahkan sudah dilengkapi dengan program yang secara
otomatis mengatur pemotretan untuk event khusus seperti kembang api, pemotretan malam,
outdoor, indoor, dan sport.

Selain mengerti komposisi dan teknik fotografi, menguasai perangkat merupakan bagian
terpenting dari seni memotret. Bagi seorang fotografer, setia pada satu mereka tertentu sedikit
banyak disebabkan karena penguasaan terhadap kamera yang bersangkutan, selain karakter dari
kamera yang juga ikut menentukan.

Jadi, bila ingin mencari kamera yang terbaik, maka sebenarnya anda mencari kamera yang cocok
dengan karakter dan kebiasaan anda. Jadi percayalah pada diri sendiri, karena hasil akhirnya toh
anda juga yang menentukan.

indoflyer.net

http://carakerja-pengertian.blogspot.com/2011/03/cara-kerja-pengertian-kamera-digital.html
PROSES TERBENTUKNYA GAMBAR YANG TAMPIL PADA MEDIA TELEVISI
Sebelum kita mengetahuinya lebih jauh, mari kita ketahui hal-hal awalnya terlebih
dahulu, like this yooo.
Gambar yang kamu-kamu lihat di layar televise itu adalah hasil produksi dari sebuah
kamera. Pada sistem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada
awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan
ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi. Pesawat televisi akan
mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar yang utuh sesuai dengan objek
yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan
membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu, bukan putih abu-abu
SMA ya teman
Gambar yang ada pada televisi rumahmu itu terbentuk dengan adanya bantuan dari kamera
video, prinsi kerja kamera video ini, sama dengan kamera-kamera photomu yang biasa kamu
bawa dan gunakan pada waktu hang out gitu., bedanya hanya pada kamera video / film,
gambar yang diambil secara terus menerus, semakin cepat gambar yang diambil / direkam maka
gambar yang dihasilkan akan semakin halus. Kamera Video adalah kamera elektronik yang
digunakan untuk menangkap gambar dan merubahnya ke dalam format gelombang video.
Berbeda dengan format film, kamera video ditujukan untuk dunia penyiaran televisi karena
prosesnya yang lebih cepat ketimbang film yang harus melalui banyak proses dahulu sebelum
dapat dilihat hasilnya. Sinyal video diproyeksikan ke kaca yang kemudian dengan kecepatan
tinggi menjadi sebuah gambar. Kamera video pada awalnya juga memiliki cara kerja yang sama.
Dengan sebuah tabung cahaya, gambar ditangkap dan diterjemahkan menjadi gelombang video
yang prinsip kerjanya sama dengan televisi.
Vidicon salah satu dari banyak jenis tabung cahaya penangkap cahaya. 1 tabung biasanya
mewakili satu warna. Kamera dengan 1 tabung biasanya menangkap gambar hitam-putih.
Vidicon Tubes
Photoconductive target adalah komponen utama dalam tabung vidicon.
Fungsi photoconductive target dibantu oleh sebuah lensa fokus (lenses focuses on target), yang
digunakan untuk melihat objek target. Kemudian photoconductive target menyimpan scene
dalam bentuk sinyal listrik (electrical charge). Electrical conductivity yang dihasilkan akan
bervariasi, tergantung pada besarnya serapan cahaya. Ketika cahaya rendah maka perangkat ini
akan mempunyai nilai resistansi yang tinggi. Photoconductive target akan berfungsi dengan baik
pada saat pencahayaan bagus, agar resistansinya rendah. Standar yang berlaku untuk scanning
adalah standar NTSC dan PAL
Gambar . Bagian-bagian Vidicon
Ada juga kamera yang menggunakan pembagi warna cahaya dengan cara
membiaskannya. Untuk mengenali warna, cahaya yang masuk dibiaskan sehingga menjadi tiga
bagian, yaitu: merah, hijau dan biru,kemudian cahaya yang sudah dibiaskan menjadi tiga warna
ini dipantulkan menuju katoda.
Pengiriman Sinyal Gambar
Sinyal listrik yang dihasilkan vidicon dikuatkan dengan penguat awal, dan masih dalam
bentuk sinyal analog. Jika sinyal ingin dikirimkan melalui media wireless atau tanpa kawat,
sinyal harus dimodulasi terlebih dahulu dengan sinyal carrier yang memiliki frekuensi jauh lebih
tinggi dari sinyal informasi. Pemodulasian ini bertujuan untuk memperkecil ukuran antenna,
membedakan frekuensi dengan frekuensi pemancar lain dan memperbesar amplitude sinyal yang
dikirimkan.
Setelah dimodulasi, sinyal dirubah menjadi gelombang elektromagnetik dengan antenna.
Pada penerima, sinyal yang diseleksi oleh rangkaian penala akan di demodulasi kembali, yaitu
sinyal informasi dipisahkan dari sinyal carrier. Setelah diperoleh sinyal informasi yang sama
dengan sinyal informasi yang dikirimkan, sinyal ini diproses untuk ditampilkan lagi dalam
bentuk gambar. Sinyal ini sudah berbentuk sinyal digital yang kemudian dikirimkan oleh stasiun-
stasiun televise, yang dipancarkan ke satelit-satelit/ antenna, dari satelit- satelit tersebut
dikirimkan lagi ke masing-masing rumah yang memiliki televise dalam bentuk sinyal digital,
kemudian kita dapat melihat gambar yang ada pada televise dengan adanya bantuan antenna
televise, sinyal yang ada di televise yang dilihat itu sudah di rubah kembali dalam bentuk sinyal
analog.
Ok, guys, itu sedikit dari saya proses gambar yang kita lihat dari televise, selamat
menonton ya guys.. :-)
Pengertian CCD (Charge Coupled Device)

Yaitu sensor cahaya dalam kamera yang berfungsi merekam gambar. Sensor ini terdiri
atas jutaan sensor kecil cahaya, satu sensor untuk satu piksel, besar kecil CCD diukur
dalam satuan yang disebut megapiksel. Semakin besar piksel semakin, semakin baik
hasil gambarnya.[1]

[1] Atok Sugiharto, KIAT JITU GUNAKAN KAMERA SAKU, JAKARTA: OT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA, 2006, 93
http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/01/pengertian-ccd-charge-coupled-device.html
PERBEDAAN ANTARA
SENSOR GAMBAR
CCD DAN CMOS DI
KAMERA DIGITAL
SHARE ON:

FOTOVIDEO AUG 21, 2011

Ada sebuah pertanyaan yang lumayan sering ditanyakan kepada saya: Apa sih bedanya sensor
CCD dan CMOS pada kamera digital? Kamera mana yang lebih bagus, yang memakai sensor CCD
atau sensor CMOS? Pihak produsen kamera memang kerap tidak menjelaskan secara lengkap
perbedaan dari kedua jenis sensor gambar tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut, terlebih
dahulu saya sampaikan bahwa saat ini, baik sensor CCD maupun CMOS mampu memberikan
hasil foto yang sama baiknya. Perbedaan utama keduanya hanyalah masalah teknologi.
Kamera digital sekarang ini sudah menjadi barang umum mengikuti penurunan harga jualnya. Salah satu
penggerak di belakang penurunan harga adalah dengan diperkenalkannya sensor CMOS. Sensor CMOS
sangat jauh lebih murah untuk dirakit dibandingkan sensor CCD.

Baik sensor CCD (Charge-Coupled Device) maupun CMOS (Complimentary Metal-Oxide Semiconductor)
berfungsi sama yaitu mengubah cahaya menjadi elektron. Untuk mengetahui cara sensor bekerja kita
harus mengetahui prinsip kerja sel surya. Anggap saja sensor yang digunakan di kamera digital seperti
memiliki ribuan bahkan jutaan sel surya yang kecil dalam bentuk matrik dua dimensi. Masing-masing sel
akan mentransform cahaya dari sebagian kecil gambar yang ditangkap menjadi elektron. Kedua sensor
tersebut melakukan pekerjaan tersebut dengan berbagai macam teknologi yang ada.

Sensor CCD (Charge-Coupled Device)


Sensor CMOS (Complimentary Metal-Oxide Semiconductor)

Langkah berikut adalah membaca nilai dari setiap sel di dalam gambar. Dalam kamera bersensor CCD,
nilai tersebut dikirimkan ke dalam sebuah chip dan sebuah konverter analog ke digital mengubah setiap
nilai pixel menjadi nilai digital. Dalam kamera bersensor CMOS, ada beberapa transistor dalam setiap
pixel yang memperkuat dan memindahkan elektron dengan menggunakan kabel. Sensor CMOS lebih
fleksibel karena membaca setiap pixel secara individual.

Sensor CCD memerlukan proses pembuatan secara khusus untuk menciptakan kemampuan
memindahkan elektron ke chip tanpa distorsi. Dalam kata lain, sensor CCD menjadi lebih baik
kualitasnya dalam ketajaman dan sensitivitas cahaya. Lain halnya, chip sensor CMOS dibuat dengan
cara yang lebih tradisional dengan cara yang sama untuk membuat mikroprosesor. Karena proses
pembuatannya berbeda, ada beberapa perbedaan mendasar dari sensor CCD dan CMOS:

Sensor CCD, seperti yang disebutkan di atas, kualitasnya tinggi, gambarnya low-noise. Sensor CMOS
lebih besar kemungkinan untuk noise.
Sensitivitas CMOS lebih rendah karena setiap pixel terdapat beberapa transistor yang saling
berdekatan. Banyak foton mengenai transistor dibandingkan dioda-foto.
Sensor CMOS menggunakan sumber daya listrik yang lebih kecil.
Sensor CCD menggunakan listrik yang lebih besar, kurang lebih 100 kali lebih besar dibandingkan
sensor CMOS.
Chip CMOS dapat difabrikasi dengan cara produksi mikroprosesor yang umum sehingga lebih murah
dibandingkan sensor CCD.
Sensor CCD telah diproduksi massal dalam jangka waktu yang lama sehingga lebih matang.
Kualitasnya lebih tinggi dan lebih banyak pixelnya.

Berdasarkan perbedaan tersebut, dapat lihat bahwa sensor CCD lebih banyak digunakan di kamera yang
fokus pada gambar yang high-quality dengan pixel yang besar dan sensitivitas cahaya yang baik. Sensor
CMOS lebih ke kualitas di bawahnya, resolusi dan sensitivitas cahaya yang lebih rendah. Akan tetapi
pada saat ini sensor CMOS telah berkembang hampir menyamai kemampuan sensor CCD. Kamera yang
menggunakan sensor CMOS biasanya lebih murah dan umur baterainya lebih lama.

Saat ini banyak kamera digital murah yang menggunakan sensor CMOS daripada CCD. Apa kelemahan
dan kekurangan CMOS dibanding CCD? CMOS memiliki keunggulan dimana ongkos produksi murah
sehingga harga kamera lebih terjangkau. Sedangkan CCD memiliki keunggulan dimana sensor lebih
peka cahaya, jadi pada kondisi redup (sore/ malam) tanpa bantuan lampu kilat masih bisa mengkap
obyek dengan baik, sedangkan pada CMOS sangat buram.

CCD dibuat dengan lebih sensitif dan dengan responsibility tinggi. itu menyebabkan ISO yang di gunakan
paling rendah 200. dengan kontras yang tinggi membuat sangat noise pada ISO tinggi. Sedangkan
CMOS, tidak sesensitif CCD, dengan power yang rendah menghasilkan gambar yang lebih soft. Dengan
kontras yang tidak begitu tinggi, membuat gambar masih terlihat baik di ISO yang tinggi.

Lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya, inilah plus minus sensor CCD dan CMOS saat ini :

Sensor CCD
Plus :
matang secara teknologi
desain sensor sederhana (lebih murah)
sensitivitas tinggi (termasuk dynamic range)
tiap piksel punya kinerja yang sama (uniform)

Minus :
desain sistem keseluruhan (CCD plus ADC) jadi lebih rumit dan boros daya
kecepatan proses keseluruhan lebih lambat dibanding CMOS
sensitif terhadap smearing atau blooming (kebocoran piksel) saat menangkap cahaya terang

Sensor CMOS

Plus :
praktis, keping sensor sudah termasuk rangkaian ADC (camera on a chip)
hemat daya berkat integrasi sistem
kecepatan proses responsif (berkat parralel readout structure)
tiap piksel punya transistor sendiri sehingga terhindar dari masalah smearing atau blooming

Minus :
proses pematangan teknologi (untuk menyamai kualitas CCD perlu biaya besar)
piksel dengan transistor didalamnya menurunkan sensitivitas piksel (area penerima cahaya menjadi
berkurang)
piksel yang mampu mengeluarkan tegangan sendiri kurang baik dalam hal keseragaman kinerja
(uniformity)

Kamera-kamera yang menggunakan sensor CCD: Nikon D60, Fujifilm FinePix S5 Pro, Nikon D80, Nikon
D40X, Canon PowerShot G9, Canon PowerShot Pro1, Ricoh GR Digital, dll

Kamera-kamera yang menggunakan sensor CMOS: Nikon D2Xs, Nikon D3, Nikon D300, Canon EOS
450D, Canon EOS-1D Mark III, Canon EOS-1Ds Mark III, Canon EOS 5D, Pentax K20D, Samsung GX-
20, Sigma SD14, dll
Prinsip Kerja Sistem Sensor CCD
Prinsip Kerja Sistem Sensor CMOS

Pilih yang mana

Baik sensor CCD maupun CMOS memang berbeda total secara teknologi dan desain. CCD punya
keunggulan dalam hal sensitivitas meski berpotensi terganggu saat berhadapan dengan cahaya terang.
CMOS unggul dalam hal kecepatan hingga lebih cocok dipakai di kamera dengan fps (burst) tinggi.
Namun keduanya sudah didesain untuk sanggup memberikan hasil foto yang berkualitas tinggi. Jadi
fokuskan saja pilihan pada hal-hal lain seperti memilih aplikasi yang mau digunakan, memilih lensa yang
berkualitas dan melatih teknik memotret yang baik. In the end, it will always be the image, content and
the story it tells whatever camera you use Happy Shooting!
http://yangcanggih.com/2011/08/21/perbedaan-antara-sensor-gambar-ccd-dan-cmos-di-kamera-
digital/
BAB II JENIS JENIS KAMERA

Kamera bila dilihat dari segi tujuan penggunaannya, bentuk fisik dan proses untuk menghasilkan gambar, dapat di
golongkan menjadi 3(tiga) jenis kamera yaitu :
1. kamera fotografi : Menghasilkan gambar diam/still picture.
2. kamera film : menghasilkan gambar gerak/motion picture.
3. kamera video/digital : menghasilkan gambar gerak/motion picture.

Kamera menghasilkan gambar melalui pantulan cahaya yang jatuh ke objek/benda yang masuk melalui lensa.
Sementara untuk memproduksi film atau program televisi terbagi 2(dua) kamera, kamera film dan kamera
video/digital.

II.A. KAMERA FILM

Kamera film bahan mentahnya tebuat dari pita seluloid, kamera film yang umum di pakai ialah kamera film
16mm,35mm dan 70mm, pada umumnya kamera film ini di gunakan untuk memproduksi film layar lebar/film bioskop.
Namun kamera jenis ini mempunyai banyak kelemahan, seperti : tidak bisa langsung di lihat hasil shooting yang baru
saja dilakukan namun harus melalui proses kimiawi terlebih dahulu.

Setelah proses pengambilan gambar selesai, stok gambar negatif lalu di cetak untuk di buat rush copy nya.
Setelah rush copy melalui tahap editing, stok negative yang asli disamakan dengan rush copy nya (Matching
negative). Stok film tersebut lalu di cetak dan di perbanyak untuk di sebarkan ke bioskop. Sementara bioskop
bioskop pada saat ini pada umumnya menggunakan proyektor film 35mm.

II.B. KAMERA VIDEO/DIGITAL

Kamera digital berformat video, bahan mentahnya lebih murah dibanding kamera film. Selain itu keunggulan kamera
video adalah hasil gambarnya dapat di lihat langsung setelah proses pengambilan gambar saat produksi.

Kamera ini memerlukan signal sinkronisasi untuk keperluan pembentukan gambar pada tv monitor,view finder dan
tv receiver. Proses pembentukan gambarnya melalui scaning.

Indonesia menganut sistem televisi PAL(Phase Alternate line) dengan jumlah garis 625 pada satu frame/gambar
dan 25 frame/gambar per detik, dengan sistem scanning interlaced(scaning bersisipan). Pada scanning ini dilakukan
scaning garis-garis ganjil yang menghasilkan field ganjil, kemudian diikuti dengan scaning garis genap yang
menghasilkan field genap. Gabungan dari field ganjil dan genap tersebut menghasilkan satu frame/gambar lengkap.

Kamera video/kamera digital mulai berkembang sejak di temukannya komponen tabung kamera (Camera Pick Up
Tube) oleh Vladimir Zworkyn. Tabung tersebut di rancang dan di produksi pada tahun 1933 oleh RCA dengan nama
tabung ICONOSCOPE, kemudian di ikuti penemuan tabung kamera berikutnya seperti IMAGE ORTHICON pada
tahun 1946, tabung VIDICON pada tahun 1950, tabung PLUMBICON pada tahun 1963 oleh Philips.

Tabung kamera berfungsi untuk merubah informasi optik menjadi informasi elektrik. Informasi elektrik ini disebut
signal video.

Sejak tahun 1970 tabung kamera telah tergantikan dengan komponen semi conductor yang bernama CCD (
Charge Couple Device), CCD berfungsi merubah signal optic menjadi signal elektrik.
Produksi film dengan format video harus melalui beberapa proses sebelum dapat diputar di bioskop-bioskop
umum. Hasil rekam gambar kamera digital ditransfer ke pita seluloid melalui sebuah proses yang dinamakan kine
transfer(Himawan:2008:90).

II.B.1. SISTEM KERJA KAMERA DIGITAL

Sistim kamera digital terbagi atas 3(tiga) sistim, system tersebut terbagi menurut system televisi di dunia yaitu :
National Television System Committee (NTSC), yangdigunakan di Amerika Serikat. System ini memiliki spesifikasi
kemampuan merekam gambar 525 garis perdetik, 29 frame per second dan sumber tenaga listrik dengan frekuensi
60 hertz.

Phase Alternate Line (PAL), system ini lah yang di gunakan di Indonesia dan Eropa. System ini memiliki spesifikasi
kemampuan merekam gambar 625 garis perdetik, 25 frame per second dan sumber tenaga listrik50herzt.

SECAM, system ini digunakan di perancis. System ini memiliki kemampuan merekam gambar 825 garis perdetik, 25
frame per second dan sumber tenaga listrik 50 herzt.

Ketiga system tersebut tidak sejalan satu sama lainnya. Di Indonesia system televise yang digunakan adalah system
PAL dengan rasio 4:3. Selain itu jika dilihat dari segi penggunaan kamera televisi dalam memproduksi acara televisi
terbagi atas :
Kamera Studio
Kamera Portable, terdiri dari :
a. Kamera ENG (Electronics News Gathering)
b. Kamera EFP (Electronics Field Production)

II.B.1.1. Kamera Studio

Bentuk fisik kamera ini lebih besar dibandingkan dengan kamera elektronik lainnya. Tipe lensa yakni box lens
dengan jenis zoom lens. Kelengkapan yang mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Tripod, Rolling Tripod,
Crane/Hand Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi dengan dua hand/pan bar untuk pengaturan focus, zoom
maupun pergerakan kamera (Camera Movement).
Kamera ini hanya digunakan di dalam studio, selain kelengkapan di atas ada lagi kelengkapan lain yang di pasang
di ruang control, seperti : CCU(Camera Control Unit), RCP(Remote Control Panel), WFM (Wave Form Monitor),
Video Monitor yang berfungsi untuk setting kamera yang berada dalam studio.

II.B.1.2. Kamera ENG (Electronics News Gathering)

Bentuk kamera ini relatif lebih kecil dibandingkan kamera yang lain. Tipe lensanya portable lens dengan jenis
zoom lens. Kamera ini di desain untuk peliputan berita karena kamera tipe ini lebih kecil dan penggunaannya relatif
lebih mudah
II.B.1.3. Kamera EFP (Electronics Field Production)

Kamera EFP digunakan untuk produksi di luar studio dan penyiaran langsung. Bentuk fisik kamera ini lebih kecil
dibandingkan kamera studio, tipelensanya portable lens atau box lens dengan jenis zoom lens.

http://teknikkameratelevisi.blogspot.com/2010/12/bab-ii-jenis-jenis-kamera.html
Professional video camera
From Wikipedia, the free encyclopedia

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding
citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed. (June 2012)

A professional video camera (often called a television camera even though the use has spread beyond
television) is a high-end device for creating electronic moving images (as opposed to a movie camera, that
records the images on film). Originally developed for use in television studios, they are now commonly used for
corporate and educational videos, music videos, and direct-to-video movies.

There are two types of professional video cameras: High end portable, recording cameras (essentially, high-
end tapeless camcorders) used for electronic news gathering (ENG) and electronic field production (EFP)
image acquisition, and television studio cameras which lack the recording capability of a camcorder, and are
often fixed on studio pedestals. Portable professional cameras are generally much larger than consumer
cameras and are designed to be carried on the shoulder.

Contents

[hide]

1 History

o 1.1 Chronology

2 Technology

o 2.1 Studio cameras

o 2.2 ENG cameras

o 2.3 EFP Cameras

o 2.4 Dock cameras

o 2.5 Remote cameras

3 See also

4 References

o 4.1 Notes

o 4.2 Bibliography

5 External links
History[edit]

Studio television camera -- Gray box on right is the lens.

Professional television camera history has two main lines: the gradual shrinking of the camera as it became
more versatile and self-contained; and a progression of sensors from large insensitive video camera tubes to
smaller, much more sensitive tubes and finally to very small, very sensitive solid state charge-coupled
device (CCD) andactive pixel sensor (CMOS) imagers. Betacam cameras that contained their own recording
mechanisms did not appear until the early 1980s.

At the beginning, these cameras were very large devices, almost always in two sections. The camera section
held the lens and tube pre-amps and other necessary electronics, and was connected with a large
diameter multicore cable to the rest of the camera electronics, usually mounted in a rack. The rack would be in
a separate room in the studio, or in a remote truck. The camera head could not generate a video picture signal
on its own. The video signal was output from the rack unit to the rest of the studio for switching and
transmission. By the fifties, electronic miniaturization had progressed to the point where some monochrome
cameras could operate stand alone and even be handheld. But the studio configuration remained, with the
large cable bundle transmitting the signals back to the CCU (Camera control unit). The CCU in turn was used
to align and operate the camera's functions, such as exposure, system timing, and video and black levels.
This 1954 RCA TK-41C, shown here mounted on a dolly, weighed 310 lbs.

A 1973 Ikegami HL-33 ENG

The first color cameras (1950s in the US, early 1960s in Europe), notably the RCA TK-40/41 series, were much
more complex with their three (and in some models even four) pickup tubes, and the size and weight drastically
increased. Handheld color cameras did not come into general use until the early 1970s, and the first ones were
two pieces, a camera head shoulder unit that held the lens and pickup tube section, and a backpack unit.
The IkegamiHL-33 was the first of this type, but was followed up by one piece cameras. These one piece
cameras, (The HL-77 from Ikegami and the TK76 from RCA) made possible, (in combination with portable
3/4" U-matic VCRs) the introduction of the Electronic news-gathering (ENG) camera, which very rapidly
replaced the 16mm film cameras that had been the dominant method for capturing news events. This
established the standard operation in the field of a two person news crew, one operating the camera, and one
carrying the shoulder strapped U-matic recorder and a boom microphone. The control layout (often called "form
factor") for the camera's most important functions was also established with these cameras, and continues to
define an ENG camera to this day.

In the early 80s, the first cameras with an on board recorder were brought to the market. The more successful
of these used the Betacam recording system. At first these cameras used pickup tubes, and the recorders were
of the removable type. Models with solid state CCD imagers came on the scene in the mid-80s. These brought
multiple benefits. They were much more stable and less prone to drift than tube cameras, and didn't require a
warm up or calibration time at the beginning of the day. They also were not prone to image burn in or lag
caused by very bright light sources in the frame. The early models did not have the resolution or color quality of
their tube counterparts, but successive models quickly pulled ahead of tube technology. Eventually, cameras
with the recorder permanently mated to the camera head became the norm for ENG.

Studio camera technology did not stand still during this period. The camera electronics shrank, and CCD
imagers replaced the pickup tubes. The thick multi-core cables connecting the camera head to the CCU were
replaced in the late seventies with triax connections, a slender video cable that carried multiple video signals,
intercom audio, and control circuits, and could be run for a mile or more. As the camera innards shrunk, the
electronics no longer dictated the size of the enclosure. But the box shape remained, as it was necessary to
hold the large studio lenses, teleprompters, electronic viewfinder (EVF), and other paraphernalia needed for
studio and sports production. Electronic Field Production cameras were often mounted in studio configurations
inside a mounting cage. This cage supported the additional studio accessories.

In the late 90s, as HDTV broadcasting commenced, HDTV cameras suitable for news and general purpose
work were introduced. Though they delivered much better image quality, their overall operation was identical to
their standard definition predecessors. New methods of recording for ENG cameras were introduced to
supplant video tape, tapeless cameras. Ikegami and Avid introduced EditCam in 1996, based on
interchangeable hard drives. Panasonic introduced P2 cameras. These recorded a DVCPro signal on
interchangeable flash memory card media. Several other data storage device recording systems were
introduced, notably XDCAM from Sony, and as of 2009, it remains to be seen what will become the
predominant method of camera media for professional use in the 2010s. Sony also introduced SxS (S-by-S),
a flash memory standard compliant to the Sony and Sandisk-created ExpressCardstandard.

Chronology[edit]

RCA television camera, 1954

1926 to 1933 "cameras" were a type of flying spot scanner using mechanical disk.

1936 saw the arrival of RCA's iconoscope camera.


1946 RCA's TK-10 studio camera used a 3" IO - Image Orthicon Tube with a 4 lens turret. The RCA TK-30
(1946) was widely used as a Field Camera.

The 1948 Dumont Marconi MK IV was an Image Orthicon Camera. Marconi's first camera was shown in
1938.[1]EMI cameras from the UK, were used in the US in the early 1960s, like the EMI 203/4.[2] Later in
the 60s the EMI 2000 and EMI 2001.

In 1950 the arrival of the Vidicon camera tube made smaller cameras possible. 1952 saw the first Walkie-
Lookie "portable cameras". Image Orthicon tubes were still used till the arrival of the Plumbicon.

The RCA TK-40 is considered to be the first color television camera for broadcasts in 1953. RCA
continued its lead in the high-end camera market till the (1978) TK-47, last of the high-end tube cameras
from RCA.[3]

Ikegami introduced the first truly portable hand-held TV camera in 1962.

Philips' line of Norelco cameras were also very popular with models such as PC-60 (1965), PC-70 (1967)
and PCP-90 (1968 Handheld). Philips/BTS-Broadcast Television Systems Inc. later came out with an LDK
line of camera, like its last high end tube camera the LDK 6 (1982). Philips invented the Plumbicon pick
up Video camera tube in 1965, that gave tube cameras a cleaner picture. BTS introduced its first
HandHeld Frame transfer CCD- Charge-coupled device-CCD camera the LDK90 in 1987.

Bosch Fernseh marketed a line of high end cameras (KCU, KCN, KCP, KCK) in the US ending with the
tube camera KCK-40 (1978). Image Transform (in Universal City, California) used specially modified 24
frame KCK-40 for their "Image Vision" system. This had a 10 MHz bandwidth twice NTSC resolution. This
was a custom pre HDTV video System. At its peak this system was used to make "Monty Python Live at
the Hollywood Bowl" in 1982. This was the first major high-definition analog wideband videotape-to-
film post production using a film recorder for film out.
Technology[edit]

Most professional cameras utilize an optical prism block directly behind the lens. This prism block (a trichroic
assembly comprising two dichroic prisms) separates the image into the three primary colors, red, green, and
blue, directing each color into a separate charge-coupled device (CCD) or Active pixel sensor (CMOS image
sensor) mounted to the face of each prism. Some high-end consumer cameras also do this, producing a
higher-resolution image, with better color fidelity than is normally possible with just a single video pickup.

In both single sensor and triple sensor designs, the weak signal created by the sensors is amplified before
being encoded into analog signals for use by the viewfinder and monitor outputs, and also encoded into digital
signals for transmission and recording. The analog outputs are normally in the form of either acomposite
video signal, which combines the color and luminance information to a single output; or an R-Y B-Y
Y component video output through three separate connectors.

Studio cameras[edit]
Studio camera with Teleprompter

Most television studio cameras stand on the floor, usually with pneumatic or hydraulic mechanisms called
pedestals to adjust the height, and are usually on wheels. Any video camera when used along with other video
cameras in a multiple-camera setup is controlled by a device known as CCU (camera control unit), to which
they are connected via a Triax, Fibre Optic or the almost obsolete multicore cable. The CCU along
with genlock and other equipment is installed in the production control room (PCR) often known as the Gallery
of the television studio. When used outside a formal television studio in outside broadcasting (OB), they are
often on tripods that may or may not have wheels (depending on the model of the tripod). Initial models
used analog technology, but are now obsolete, supplanted by digital models. Studio cameras are light and
small enough to be taken off the pedestal and the lens changed to a smaller size to be used on a Multiple-
camera setup's shoulder, but they still have no recorder of their own and are cable-bound. Cameras can be
mounted on a tripod, a dolly or a crane, thus making the cameras much more versatile than previous
generations of studio cameras. These cameras have a tally light, a small signal-lamp used that indicates, for
the benefit of those being filmed as well as the camera operator, that the camera is 'live' - i.e. its signal is being
used for the 'main program' at that moment.

ENG cameras[edit]

Sony camera head with Betacam SP dock recorder.

Though by definition, ENG (electronic news gathering) video cameras were originally designed for use by
newscamera operators, these have become the dominant style of professional video camera for most video
productions, from dramas to documentaries, from music videos to corporate video training. While they have
some similarities to the smaller consumer camcorder, they differ in several regards:

ENG cameras are larger and heavier (helps dampen small movements), and usually supported by
a camera shoulder support or shoulder stock on the camera operator's shoulder, taking the weight off the
hand, which is freed to operate the zoom lens control.

The camera mounts on tripods with Fluid heads and other supports with a quick release plate.

3 CCDs or CMOS active pixel sensors are used, one for each of the primary colors

They have interchangeable lenses.

The lens is focused manually and directly, without intermediate servo controls. However the lens zoom
and focus can be operated with remote controls with a television studio configuration operated by
a camera control unit (CCU).

A rotating behind-the-lens filter wheel, for selecting an 85A and neutral density filters.

Controls that need quick access are on hard physical switches, all in the same general place on the
camera, irrespective of the camera manufacturer, such as Gain Select, White/Black balance, color bar
select, and record start controls and not in menu selection.

All settings, white balance, focus, and iris can be manually adjusted, and automatics can be completely
disabled.

Professional BNC connectors for video out and genlock in.

Can operate an electronic viewfinder (EVF) or external CRT viewfinder.

At least two XLR input connectors for audio are included.

Direct slot-in for portable wireless microphones.

Audio is adjusted manually, with easily accessed physical knobs.

A complete time code section is available, allowing time presets; multiple-camera setups can be time
code-synchronized or jam synced to a master clock.

"Bars and tone" are available in-camera (the SMPTE color bars (Society of Motion Picture and Television
Engineers) Bars, a reference signal that simplifies calibration of monitors and setting levels when
duplicating and transmitting the picture. )

Recording is to a professional medium like some variant of Betacam or DVCPRO or Direct to disk
recording or flash memory. If as in the latter two, it's a data recording, much higher data rates (or
less video compression) are used than in consumer devices.
EFP Camera operator at a baseball game.

EFP Cameras[edit]
Electronic Field Production cameras are similar to studio cameras in that they are used primarily in multiple
camera switched configurations, but outside the studio environment, for concerts, sports and live news
coverage of special events. These versatile cameras can be carried on the shoulder, or mounted on camera
pedestals and cranes, with the large, very long focal length zoom lenses made for studio camera mounting.
These cameras have no recording ability on their own, and transmit their signals back to the broadcast truck
through a triax, fiber optic or the virtually obsolete multicore cable.

Dock cameras[edit]
Some manufacturers build camera heads, which only contain the optical block, the CCD sensors and the video
encoder, and can be used with a studio adapter for connection to a CCU in EFP mode, or various dock
recordersfor direct recording in the preferred format, making them very versatile. However, this versatility leads
to greater size and weight. They are favored for EFP and low-budget studio use, because they tend to be
smaller, lighter, and less expensive than most studio cameras.
A remote-controlled camera mounted on a miniature cable car for mobility.

Remote cameras[edit]
Remote cameras are typically very small camera heads designed to be operated by remote control. Despite
their small size, they are often capable of performance close to that of the larger ENG and EFP types.

"Lipstick cameras" are so called because the lens and sensor block combined are similar in size and
appearance to a lipstick container. These are either hard mounted in a small location, such as a race car, or on
the end of a boom pole. The sensor block and lens are separated from the rest of the camera electronics by a
long thin multi conductor cable. The camera settings are manipulated from this box, while the lens settings are
normally set when the camera is mounted in place.

Block cameras are so called because the camera head is a small block, often smaller than the lens itself. Some
block cameras are completely self-contained, while others only contain the sensor block and its pre-amps, thus
requiring connection to a separate camera control unit in order to operate. All the functions of the camera can
be controlled from a distance, and often there is a facility for controlling the lens focus and zoom as well. These
cameras are mounted on pan and tilt heads, and may be placed in a stationary position, such as atop a pole or
tower, in a corner of a broadcast booth, or behind a basketball hoop. They can also be placed on robotic
dollies, at the end of camera booms and cranes, or "flown" in a cable supported harness, as shown in the
illustration.
http://en.wikipedia.org/wiki/Professional_video_camera
HDC2570
Multiformat Camera System
Pricing available upon request

Locate a Reseller

Locate
a
Reselle
r

Overview
Specifications
Accessories
Resources
Camera Specifications Detail:

Built-in-Filters Color temperature conversion filters


A: cross filter
B: 3200K(clear)
C: 4300K
D: 6300K
E: 8000K
ND filters
1: clear
2: 1/4ND
3: 1/8ND
4: 1/16ND
5: 1/64ND

Effective Picture Elements 1920 x 1080 (H x V)

Effective Pixels 1920 x 1080 (H x V)

Gain Selection -6,-3,0,+3,+6,+9,+12 (standard)

Horizontal Resolution 1000tvl

Optical System Spectral system F1.4 prism

S/N Ratio Typical -60 dB/-64 dB (NS MAX)

Sensitivity F10.0 (at 2000lx with 89.9% reflectivity)

General Specifications Detail:

Format 1080i and 720p standard

Imager 2/3-type Progressive Scan CCD

Mass 4.5 kg (9 lb 15 oz) (unit only)

Operating Temperature -20C to +45C (-4F to +113F)

Power Requirements 240 V AC, 1.4 A (max.), 180 V DC, 1.0 A (max.), 12 V DC, 7 A
(max.)
Storage Temperature -20C to +60C (-4F to +140F)

Input Connectors Specifications Detail:

Audio Input CH1, CH2 XLR 3-pin, female (1 each)


AUDIO switch for MIC: 60 dBu (may be selected up to 20
dBu by menu or HDCU2000/2500 operations), balanced
AUDIO switch for LINE: 0 dBu, balanced

DC IN XLR 4-pin (x1), DC 10.5 to 17 V

Microphone Input XLR 3-pin, female (x1)

Return Control 6-pin (x1)

Input/Output Connectors Specifications Detail:

CCU Triax connectorl (x1)

Crane 12-pin (x1)

Intercom INTERCOM 1( XLR 5-pin female), INTERCOM 2 (XLR 5-pin


female)

Lens 12-pin (x1)

Prompter Prompter output / Genlock input BNC (x1), 1 Vp-p, 75

Remote 8-pin (x1)

Tracker 10-pin (x1)

Viewfinder 20-pin (x1)


Inputs and Outputs Specifications Detail:

Test Out BNC-type (1)

USB Type A 4-pin (x1)

Output Connectors Specifications Detail:

DC OUT 4-pin (1), DC 10.5 to 17 V, max. 0.5 A


(However, this may be limited by the imposed load or
inputs.)
2-pin (1), DC 10.5 to 17 V Max. 2.5 A
(However, this may be limited by the imposed load or
inputs.)

Headphone Output Stereo minijack (x1)

Test OUT BNC-type (x1)


PMW100
One 1/3" Exmor CMOS XDCAM HD422 Handy Camcorder
$3,950.00 U.S. List Price

Locate a Reseller Locate a Reseller

UPC:027242274129

Overview
Features
Specifications
Accessories
Resources
Media
Service Plans & Training
Built-In Microphone Specifications Detail:

Capsule Type Omni-directional stereo electret condenser microphone.

Camera Section Specifications Detail:

Effective Picture Elements 1920(H) x 1080(V)

Gain Selection -3, 0, 3, 6, 9, 12, 18dB

Slow Shutter 2-, 3-, 4-, 5-, 6-, 7-, 8-, 16-, 32-, and 64-frame accumulation

General Specifications Detail:

Audio Recording UDF Mode (HD Recording)


MPEG HD422 (MPEG-2 422P@HL):
4 channels, 48KHz, 24-bit LPCM
MPEG HD420 (1440x1080, MPEG-2 MP@HL):
4 channels, 48KHz, 16-bit LPCM
UDF Mode (SD Recording)
DVCAM: 4 ch/16 bits/48 kHz
FAT Mode (HD Recording)
MPEG HD420 (1920x1080, MPEG-2 MP@HL):
2 channels, 48KHz, 16-bit LPCM
Fat Mode (SD Recording)
DVCAM: 2 channels, 48 KHz, 16-bit LPCM

Continuous Operating Time Approx. 240 min. w/BP-U60 battery

Humidity 10 to 90% (relative humidity)

Mass Approx. 3 lbs, 5 oz (body)


Approx. 3 lbs, 15 oz (with lens hood, eye piece, BP-U30
battery, one SxS memory card)

Operating Temperature 0 to +40 C (+32 to +104 F)

Power Consumption Approx. 12 W (while recording, EVF On, LCD monitor Off, I/O
Select Off)
Approx. 14 W (while recording, EVF On, LCD monitor On, I/O
Select HD SDI and HD HDMI)

Power Requirements DC 12 V

Recording Media SBP-8/16/32, (GB) SxS Express 34 Cards

Recording/Playback time UDF Mode (HD Recording)


50 Mb/s MPEG HD422 (MPEG-2 422P@HL):
Approx. 120 min with SBS-64G1A (64 GB) memory card
Approx. 60 min with SBP-32 / SBS-32G1A (32 GB) memory
card
Approx. 30 min with SBP-16 (16 GB) memory card
35 Mb/s VBR, HQ Mode MPEG HD420 (1440x1080, MPEG-2
MP@HL):
Approx. 180 min with SBS-64G1A (64 GB) memory card
Approx. 90 min with SBP-32 / SBS-32G1A (32 GB) memory
card
Approx. 45 min with SBP-16 (16 GB) memory card
UDF Mode (SD Recording)
25 Mb/s DVCAM
Approx. 220 min with SBS-64G1A (64 GB) memory card
Approx. 110 min with SBP-32 / SBS-32G1A (32 GB) memory
card
Approx. 55 min with SBP-16 (16 GB) memory card
FAT Mode (HD Recording)
35 Mb/s VBR, HQ Mode - MPEG HD420 (MPEG-2 MP@HL):
Approx. 200 min with SBS-64G1A (64 GB) memory card
Approx. 100 min with SBP-32 / SBS-32G1A (32 GB) memory
card
Approx. 50 min with SBP-16 (16 GB) memory card
25 Mb/s CBR, SP Mode - MPEG HD 420 (MPEG-2 MP@HL-
14):
Approx. 280 min with SBS-64G1A (64 GB) memory card
Approx. 140 min with SBP-32 / SBS-32G1A (32 GB) memory
card
Approx. 70 min with SBP-16 (16 GB) memory card
Fat Mode (SD Recording)
25 Mb/s DVCAM
Approx. 220 min with SBS-64G1A (64 GB) memory card
Approx. 110 min with SBP-32 / SBS-32G1A (32 GB) memory
card
Approx. 55 min with SBP-16 (16 GB) memory card

Storage Temperature -20 to +60 C (-4 to +140 F)

Video Recording Format UDF Mode (HD Recording)


MPEG HD422 (MPEG-2 422P@HL):
CBR, 50 Mb/s
MPEG HD420 (1440x1080, MPEG-2 MP@HL):
HQ mode (VBR, maximum bit rate: 35 Mb/s)
SP mode (CBR, 25 Mb/s) - playback only
LP mode (VBR, maximum bit rate: 18 Mb/s) - playback only
UDF Mode (SD Recording)
DVCAM (CBR, 25 Mb/s)
FAT Mode (HD Recording)
MPEG HD420 (1920x1080, MPEG-2 MP@HL):
HQ mode (VBR, maximum bit rate: 35 Mb/s)
SP mode (CBR, 25 Mb/s)
Fat Mode (SD Recording)
DVCAM (CBR, 25 Mb/s)

Included Lens Specifications Detail:

Filter Thread M37 mm, pitch 0.75 mm

Focal Length f = 5.4 54 mm (equivalent to 40-400 mm on 35mm lens)

Focus Auto / manual selectable, 10 mm to (wide), 800 mm to


(tele)

Image Stabilizer ON/OFF selectable, shift lens

Iris F1.8 F2.0 auto / manual selectable

Zoom Ratio Selectable 10x (optical) servo/manual

Inputs/Outputs Specifications Detail:

Audio In XLR-type 3-pin (female) (x2): line, mic, mic +48 V selectable

Audio Out A/V OUT jack: 10 pin connector

Composite Video Out BNC x1, (switchable to Genlock In), HD-Y / Composite
switchable, 1.0 Vp-p, 75

Earphone Mini-jack x 1 (rear: stereo)

Genlock In BNC x1 (switchable to Video Out), 1.0 Vp-p, 75

Monitor Speaker Monaural, 250 mW

SDI Out BNC x1, HD/SD switchable, SMPTE-292M/259M

TC IN x1 (switchable to TC Out), SMPTE-12M-2008, 0.5-1.8 Vp-p,


10k

TC Out BNC x1 (switchable to TC In), SMPTE-12M-2008, 1.0 Vp-p,


10k

USB USB 2.0 (device), mini-B type x1


i.Link IEEE-1394, 4-pin, (x1), HDV (HDV 1080i) / DV input/output,
S400

Media Specifications Detail:

Type ExpressCard/34 slot x 2

Monitoring Specifications Detail:

Built-In LCD Monitor 3.5-inch color LCD: 852 (H) x 3 (RGB) x 480 (V), 16:9

Viewfinder 0.24-inch color LCD: 392 (H) x 224 (V) pixels, 16:9
Ikegami HDS-V10
0.0 (0)

Hits: 9618

New Technologies For The Highest Picture Quality.


By employing a new image device and superior video processing, the
EditcamHD achieves 1000TV line of horizontal resolution, 56dB (target) of
S/N ratio, and F10 (target) at 2000lx for sensitivity. Power consumption of
the camera head is only 32W (target), comparable to SD type
camcorders.The latest compression codec is used to retain the superb
picture quality in the recorded clips.

Manufacturer Website

Product Brochure PDF

Features

2/3 inch, 3 Image sensors (1920x1080)


4:2:2 Digital component recording
HDTV: 1080i/720p SDTV: PAL/NTSC Multi format support
MPEG-2 HD Long GOP-50Mbps/ I frame 100Mbps Multi CODEC
MXF(Media eXchange Format) Recording
RetroLoopTM , Timelapse Recording
Freeze Mix function
Thumbnail search operation

Specifications

Imager 2/3" 2.300,000-pixel AIT CCD x 3 (1080X1920 active area) or


2/3" 1,000,000-pixel IT CCD x 3 (720X1280 active area)

Sensitivity F11 /2000 lx

S/N HDTV: 58dB (1080i version) / 56dB (720p version)

Power Consumption Camera Head : 28W / 2-inch VF: 6W

Dimensions 5.12" 130mm(W) x 8.47" 215mm(H) x 12.6" 320mm(D) (excluding protrusions)


Weight 4.5 kg (9.9 lbs) - camera head
0.8 kg (1.76 lbs) - 2" viewfinder w/mic holder (excluding protrusions) Weight : 20 kg (44 lbs)
Ikegami HDS-V10
0.0 (0)

Hits: 9618

New Technologies For The Highest Picture Quality.


By employing a new image device and superior video processing, the
EditcamHD achieves 1000TV line of horizontal resolution, 56dB (target) of
S/N ratio, and F10 (target) at 2000lx for sensitivity. Power consumption of
the camera head is only 32W (target), comparable to SD type
camcorders.The latest compression codec is used to retain the superb
picture quality in the recorded clips.

Manufacturer Website

Product Brochure PDF

Features

2/3 inch, 3 Image sensors (1920x1080)


4:2:2 Digital component recording
HDTV: 1080i/720p SDTV: PAL/NTSC Multi format support
MPEG-2 HD Long GOP-50Mbps/ I frame 100Mbps Multi CODEC
MXF(Media eXchange Format) Recording
RetroLoopTM , Timelapse Recording
Freeze Mix function
Thumbnail search operation

Specifications

Imager 2/3" 2.300,000-pixel AIT CCD x 3 (1080X1920 active area) or


2/3" 1,000,000-pixel IT CCD x 3 (720X1280 active area)

Sensitivity F11 /2000 lx

S/N HDTV: 58dB (1080i version) / 56dB (720p version)

Power Consumption Camera Head : 28W / 2-inch VF: 6W

Dimensions 5.12" 130mm(W) x 8.47" 215mm(H) x 12.6" 320mm(D) (excluding protrusions)


Weight 4.5 kg (9.9 lbs) - camera head
0.8 kg (1.76 lbs) - 2" viewfinder w/mic holder (excluding protrusions) Weight : 20 kg (44 lbs)
Ikegami HDK-75EX
Advanced Technology Compacted Light Weight.
Full Digital HDTV Portable Camera System. The HDK-75EX is a high performance full digital portable camera with compacted light
weight and sophisticated design with integrated fiber adaptor.

Features

12bit Full Digital


DTL Correction
Independent DTL
Return Switch
On-Line Diagnostics
Compacted and Light weight body with integrated fiber adaptor Weight: 4.5kgs (Including fiber adaptor, without lens)
New Camera Control Unit, the CCU-790A

Specifications

Imager 2/3" 2,200,000 pixel IT CCD

Sensitivity F10/2,000lx

S/N 56 dB

Power Consumption 28W

Camera head 4.9" 125mm(W) x 8.1" 270mm(H) x 337 mm 13.3"(D)


Dimensions
CCU 3.54" 438mm(W) x 10.06" 132(H) x 7.09" 430mm(D)

(Approx.)
Weight Camera head including fiber adaptor, without lens (Approx. 4.5kg / 9.9 lbs)
2-inch Viewfinder (Approx. 0.7kg / 1.6 lbs)
PMW350K
XDCAM EX 2/3"-type Shoulder-mount Camcorder with Lens Package
Pricing available upon request

Locate a Reseller Locate a Reseller

Overview
Specifications
Accessories
Resources
Media
Service Plans & Training
Camera Section Specifications Detail:

Built-in Optical Filters 1: Clear, 2: 1/4ND, 3: 1/16ND, 4: 1/64ND


Effective Picture Elements 1920 (H) x 1080 (V)

Gain -3, 0, 3 ,6, 9, 12, 18, 24, 30, 36, 42 dB

Horizontal Resolution 1,000 TV lines or more (1920 x 1080i mode)

Imaging Device 3-chip 2/3-inch type Exmor Full HD CMOS

Minimum Illumination 0.003 lx (typical) (1920 x 1080/59.94i mode, F1.9, +42 dB


gain, with 64-frame accumulation)

Optical System F1.4 prism system

S/N Ratio 59 dB (Y) (typical) (Noise Suppression mode ON)

Sensitivity (2000 lx, 89.9% reflectance) F12 (typical) (1920 x 1080/59.94i mode), F13 (typical) (1920
x 1080/50i mode)

Shutter Speed (Time) 1/60 sec to 1/2,000 sec

Slow & Quick Motion Function 720p : selectable from 1 fps to 60 fps as recording frame
rate
1080p : selectable from 1 fps to 30 fps as recording frame
rate

Slow Shutter 2-, 3-, 4-, 5-, 6-, 7-, 8-, 16-, 32-, and 64-frame accumulation

White Balance Preset (3,200 K), Memory A, Memory B/ATW

General Specifications Detail:

Battery Operating Time Approx. 310 min with BP-GL95A battery


Dimensions (W x H x D) 124 x 269 x 332 mm (5 x 10 5/8 x 13 1/8 inches)

Mass 3.2 kg (7 lb 1 oz) (body)


6.3 kg (13 lb 14 oz) (with LCD VF, AF lens, Mic, BP-GL95)

Operating Temperature 0 C to 40 C (32 F to 104 F)

Power Consumption Approx. 18 W (with LCD VF, AF lens, mic, while recording in
1080/59.94i)
Approx. 15 W (body while recording in 1080/59.94i)

Power Requirements DC 12 V

Recording Format Video: MPEG-2 Long GOP HQ mode: VBR, maximum bit rate:
35 Mb/s, MPEG-2 MP@HL SP mode: CBR, 25 Mb/s, MPEG-2
MP@H14 SD mode: DVCAM Audio: Linear PCM (2ch, 16-bit,
48-kHz)

Recording Frame Rate NTSC area: HQ mode: 1920 x 1080/59.94i, 29.97p, 23.98p,
1280 x 720/59.94p, 29.97p, 23.98p SP mode: 1440 x
1080/59.94i SD mode: 720 x 480/59.94i, 29.97p PAL area:
HQ mode: 1920 x 1080/50i, 25p, 1280 x 720/50p, 25p SP
mode: 1440 x 1080/50i SD mode: 720 x 576/50i, 25p

Recording/Playback Time HQ Mode: Approx. 100 min with SBP-32 (32 GB) memory
card Approx. 50 min with SBP-16 (16 GB) memory card
Approx. 25 min with SBP-8 (8 GB) memory card SP Mode:
Approx. 140 min with SBP-32 (32 GB) memory card Approx.
70 min with SBP-16 (16 GB) memory card Approx. 35 min
with SBP-8 (8 GB) memory card

Storage Temperature -20 C to +60 C (-4F to +140 F)

Inputs/Outputs Specifications Detail:


Audio Input XLR-type 3-pin (female) (x2), line/mic/mic +48 V selectable

Audio Output XLR-type 5-pin

Composite Output VIDEO OUT: BNC type

DC Input XLR-type 4-pin

DC Output 4-pin

EXT 50-pin 50-pin

Genlock Input BNC (x1)

HDMI Output A-type (x1)

Headphone Output Stereo mini-jack (x1)

Lens Remote 12-pin

MIC XLR-type 5-pin

Remote 8-pin

SDI Output BNC (x1), HD-SDI/SD-SDI selectable

Speaker Output Monaural

Timecode Input BNC (x1)

Timecode Output BNC (x1)


USB Device Type B (x1) , Host Type A (x1) (Option)

VF 26-pin (LCD VF), 20-pin (DXF)

Wireless Receiver IN D-Sub 15-pin

i.LINK IEEE 1394, 6-pin (x1), HDV (HDV 1080i)/DVCAM stream


input/output, S400

Lens Specifications Detail:

Filter Diameter M82 mm, pitch 0.75 mm (on lens)

Focal Length f = 8 mm to 128 mm (equivalent to 31.5 mm to 503 mm on


35 mm lens)

Focus AF/MF/Full MF selectable, 800 mm to (MACRO OFF), 50


mm to (MACRO ON)

Iris F1.9 to F16 and Close, auto/manual selectable

Lens Mount 2/3"-type Sony bayonet

Zoom Ratio 16x (optical), servo/manual (AF lens for PMW-350K)

Monitoring Specifications Detail:

Built-in LCD Monitor Black & white LCDAudio level, TC, battery and media
remaining capacity

Viewfinder 3.5-inch* type color LCD monitor: approx. 921,000 effective


pixels, 640 (H) x 3 (RGB) x 480 (V), 16:9, hybrid type
Panasonic Professional Camcorder HC-MDH2

Specification
1/2.33" High Sensitivity
Image Sensor
MOS Sensor
Total Pixels 17.52 megapixels
Motion Image (Level Shot Function OFF)
SENSOR
Motion Image 4.14 megapixels [16:9]
SECTION
Effective Motion Image 3.11 megapixels [4:3]
Pixels Still Image 3.24 megapixels [3:2]
Still Image 4.14 megapixels [16:9]
Still Image 3.24 megapixels [4:3]
F Value F1.8 (WIDE) / F3.5 (TELE)
Optical Zoom 21 x
Focal Length 2.82 - 59.2 mm
Motion Image 28.0 - 729.6 mm [16:9]
35 mm Motion Image 36.2 - 893.0 mm [4:3]
LENS
Film
SECTION Still Image 33.2 - 697.6 mm [3:2]
Camera
Equivalent Still Image 28.0 - 729.6 mm [16:9]
Still Image 33.9 - 712.6 mm [4:3]
Filter Diameter 49mm
Lens Brand Panasonic Lens
Standard Illumination 1400 lx
2 lx (Scene Mode Low Light
Minimum Illumination 1/25), 1 lx (Colour Night
View)
Focus Auto / Manual
Intelligent Zoom
26 x
OFF
Intelligent Zoom ON 50 x
Zoom
60 x / 1500 x (The
Digital Zoom maximum value of zoom
CAMERA
magnification)
SECTION
Auto / White set / Sunny /
White Balance
Cloudy / Indoor1 / Indoor2
Auto Slow Shutter ON : 1/25
Motion Image
- 1/8000
Shutter
Auto Slow Shutter OFF :
Speed Motion Image
1/50 - 1/8000
Still Image 1/2 - 1/2000
Iris Auto / Manual
HYBRID O.I.S.+ (Optical
Image Stabilizer
Image Stabilizer), Level
Shot Function
Creative Control Time Lapse Rec
Dual Memory
SD Card Slot x2
System
Signal System 1080 / 50i, 576 / 50i
SD/SDHC/SDXC Memory
Recording Media
Card
[AVCHD] AVCHD
Recording Format
Progressive
Compression
MPEG-4 AVC/H.264
Method
Recording/ Playback 1080/50p (28Mbps/VBR) ,
Mode (1920x1080)
Recording/ Playback PH (24Mbps/VBR) ,
Mode (1920x1080)
Recording/ Playback HA (17Mbps / VBR) , (1920
Mode x 1080)
Recording/ Playback HG (13Mbps / VBR) , (1920
RECORDING
Mode x 1080)
SECTION
Recording/ Playback HE (5Mbps / VBR) , (1920 x
Mode 1080)
Recording/ Playback SA (9Mbps / VBR) , (720 x
Mode 576)
Recording/ Playback SX (4.5Mbps / VBR) , (720
Mode x 576)
20 thumbnails/page, 9
Thumbnail Display thumbnails/page, 1
thumbnail/page
Audio Recording 1080/50p, PH, HA, HG, HE:
System Dolby Digital (2ch)
2ch Stereo, Zoom
Microphone
Microphone
Speaker Dynamic type
Media Remaining
Yes
Indication
Recording Format JPEG (DCF/Exif2.2)
[16:9] 20.4 megapixels
(6016 x 3384), 9.4
STILL Still Image megapixels (4096 x 2304),
Recording
IMAGE 2.1 megapixels (1920 x
Image
SECTION 1080)
Size
[3:2] 15.1 megapixels (4752
Still Image x 3168), 8.0 megapixels
(3456 x 2304), 2.0
megapixels (1728 x 1152)
[4:3] 15.1 megapixels (4480
x 3360), 5.8 megapixels
Still Image
(2784 x 2088), 0.3
megapixels (640 x 480)
[16:9] 9.4 megapixels (4096
Simultaneous
x 2304), 2.1 megapixels
Recording
(1920 x 1080)
Simultaneous [4:3] 1.4 megapixels
Recording (1440x1080)
Flash -
7.2V (Battery) / 9.3V (AC
Power Supply
Adaptor)
Max. 6.7W (Recording) /
Power Consumption
Max. 10.7W (Charging)
Approx. 205 x 217 x 479
Dimensions (W x H x D) mm (8.07 x 8.54 x 18.85
inch)
Weight (w/o battery and SD
Approx. 2270g (5.00 lb)
card)
7.5 cm (3.0") Wide
LCD Monitor
LCD monitor (460,800 dots)
0.61cm (0.24 inch) WIDE
View Finder
EVF
Manual Ring Yes
GENERAL AV Yes
SECTION
HDMI Yes
Microphones (stereo
Yes
mini)
Headphone (stereo
Interface Yes
mini)
USB 2.0 Hi-Speed
USB Charge -
AV Multi -
Video Component Yes
LED Video Light -
Accessory Shoe Yes (cold)
English, Chinese
On-Screen Display Language Traditional, Thai, Arabian,
Persian, Hindi
Standard -
Wi-Fi Frequency -
NFC -
AC Adaptor Yes
AC Cable Yes
DC Cable Included AC adaptor
Rechargeable
Yes (2,900 mAh)
Battery Pack
Battery Charger -
IR Remote -
HDMI Cable -
AV Multi Cable -
AV Cable Yes
STANDARD
Shoe adaptor -
ACCESSORY
Lens Hood -
USB Cable Yes
Lens cap Yes
Stylus pen -
Bandled Software -
External Stereo
Yes
Michrophone
Video Component
-
Cable
Eye cup Yes
Canon XF300 High Definition Camcorder

Specifications
Canon XF305 Canon XF300
IMAGE SENSOR
Sensor 1/3 type 3CMOS 1/3 type 3CMOS
System RGB Prism RGB Prism
Total pixels per
2.37 megapixels 2.37 megapixels
sensor
Effective pixels per
2.07 megapixels 2.07 megapixels
sensor
Full Auto (21dB gain), 50i/25p: 3.8 lux / 3.3 Full Auto (21dB gain), 50i/25p: 3.8 lux / 3.3
Minimum lux lux
illumination Manual mode (33dB gain), 50i/25p: 0.06 Manual mode (33dB gain), 50i/25p: 0.06
lux / 0.05 lux lux / 0.05 lux
Horizontal
1000 TV lines or more (1920 x 1080i mode) 1000 TV lines or more (1920 x 1080i mode)
Resolution
LENS
Zoom ratio 18x 18x
4.1 - 73.8mm (35mm equivalent: 29.3 - 4.1 - 73.8mm (35mm equivalent: 29.3 -
Focal length
527.4mm) 527.4mm)
ND filter 3 glass filters: 1/4, 1/16, 1/64 3 glass filters: 1/4, 1/16, 1/64
Zoom control Ring, Rocker or Handle Ring, Rocker or Handle
Zoom Rocker: Zoom Rocker:
Variable speed/Fixed speed (16 speed Variable speed/Fixed speed (16 speed
level settings available); level settings available);
Zoom speed
Handle zoom: Handle zoom:
Fixed speed (16 speed level settings Fixed speed (16 speed level settings
available) available)
Manual ring or automatic (Instant AF, TV Manual ring or automatic (Instant AF, TV
Focus control
AF or Face Detection AF) AF or Face Detection AF)
Iris control Manual ring; Full Auto; Push Auto Iris Manual ring; Full Auto; Push Auto Iris
Aperture range f1.6 - f22 f1.6 - f22
Filter diameter 82mm 82mm
Lens
17/14 17/14
elements/groups
Optical lens shift system (angle & vector Optical lens shift system (angle & vector
Image stabilization
movement detection); movement detection);
system
3 modes: Dynamic, Standard, Powered 3 modes: Dynamic, Standard, Powered
Digital zoom 1.5X 1.5X
IMAGE PROCESSOR
Type DIGIC DV III DIGIC DV III
Sampling accuracy
Bit depth
RECORDING
Type 1 Compact Flash memory cards (2 Type 1 Compact Flash memory cards (2
Video storage media
card slots) card slots)
UDMA4, 30MB/s or faster (40MB/s or faster UDMA4, 30MB/s or faster (40MB/s or faster
Type
for Fast/Slow recording) for Fast/Slow recording)
Capacity
Canon XF305 Canon XF300
32GB CF card: Up to 80mins (1080/50i @ 32GB CF card: Up to 80mins (1080/50i @
Recording time
50 Mbps) 50 Mbps)
Recording file
Material eXchange Format (MXF) Material eXchange Format (MXF)
format
MPEG-2 Long GOP MPEG-2 Long GOP
50Mbps CBR (4:2:2) MPEG-2 422P@HL; 50Mbps CBR (4:2:2) MPEG-2 422P@HL;
Recording format
35Mbps VBR (4:2:0) MPEG-2 MP@HL; 35Mbps VBR (4:2:0) MPEG-2 MP@HL;
25Mbps CBR (4:2:0) MPEG-2 MP@H14 25Mbps CBR (4:2:0) MPEG-2 MP@H14
50Mbps: 1920 x 1080/50i, 25p; 1280 x 50Mbps: 1920 x 1080/50i, 25p; 1280 x
720/50p, 25p; 720/50p, 25p;
Recording frame
35Mbps: 1920 x 1080/50i, 25p; 1280 x 35Mbps: 1920 x 1080/50i, 25p; 1280 x
rate
720/50p, 25p; 720/50p, 25p;
25Mbps: 1440 x 1080/50i, 25p 25Mbps: 1440 x 1080/50i, 25p
YES. YES.
720p: 12, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 720p: 12, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
Slow/Fast motion
27, 28, 30, 32, 34, 37, 42, 45, 48, 50fps 27, 28, 30, 32, 34, 37, 42, 45, 48, 50fps
1080p: 12, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25fps 1080p: 12, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25fps
Interval Record YES. 2, 6 or 12 frames, 25 time intervals YES. 2, 6 or 12 frames, 25 time intervals
Frame Record YES. 2, 6 or 12 frames YES. 2, 6 or 12 frames
Pre Record (cache
YES (3 seconds) YES (3 seconds)
record)
Scan Reverse YES. Up/down, left/right image inversion YES. Up/down, left/right image inversion
Photo storage media SD/SDHC memory card SD/SDHC memory card
During video recording: 1920 x 1080; During video recording: 1920 x 1080;
Still quality
During playback: 1920x1080, 1280 x 720 During playback: 1920x1080, 1280 x 720
SYSTEM
LCD
Size 10.1 cm (4") 10.1 cm (4")
Dots 1.23 million 1.23 million
Image quality Brightness, contrast, colour, sharpness, Brightness, contrast, colour, sharpness,
adjustments backlight, black & white backlight, black & white
Adjustable Left/right switchable Left/right switchable
Waveform Monitor Waveform Monitor and Vectorscope Waveform Monitor and Vectorscope
Peaking; Magnifying; Edge Monitor (using Peaking; Magnifying; Edge Monitor (using
Focus Assist
waveform display) waveform display)
Peaking 1, Peaking 2 (Colour, Gain, Peaking 1, Peaking 2 (Colour, Gain,
Peaking
Frequency customisable for each) Frequency customisable for each)
Level 1; Level 2; Both Level 1; Level 2; Both
Zebra
Output via HD-SDI or HDMI Output via HD-SDI or HDMI
On/Off (Aspect ratio, Aspect marker, Select On/Off (Aspect ratio, Aspect marker, Select
Markers
area, Safe area, Grid, Horizontal, Centre) area, Safe area, Grid, Horizontal, Centre)
EVF
Size 1.3cm (0.52") 1.3cm (0.52")
Dots 1.55 million 1.55 million
Image quality Brightness, contrast, colour, sharpness, Brightness, contrast, colour, sharpness,
adjustments backlight, black & white backlight, black & white
Adjustable Vertical tilt Vertical tilt
Correction lens + 2.0 to -5.5 diopters + 2.0 to -5.5 diopters
Inputs/Outputs
Canon XF305 Canon XF300
Audio in XLR inputs with 48V phantom power x 2 XLR inputs with 48V phantom power x 2
Headphone output 3.5mm stereo jack 3.5mm stereo jack
Video monitor YES (BNC, composite Standard Definition YES (BNC, composite Standard Definition
output video, output only) video, output only)
HDMI YES (Type A, output only) YES (Type A, output only)
IEEE 1394 (Firewire) NO NO
YES (Mini-B, USB 2.0 Hi-Speed, output YES (Mini-B, USB 2.0 Hi-Speed, output
USB
only) only)
YES (BNC, output only, embedded audio
HD/SD-SDI output NO
and time code)
Timecode YES (BNC, switchable input/output) NO
Genlock YES (BNC, input only) NO
Component out YES (D connector, output only) YES (D connector, output only)
3.5mm mini jack (output only for video and 3.5mm mini jack (output only for video and
AV terminal
audio) audio)
DC input YES YES
Remote Control
2.5mm mini jack 2.5mm mini jack
Terminal
Colour Bars Type 1/Type 2 Type 1/Type 2
Canon XF305 High Definition Camcorder

Specifications
3 1/3" CMOS Sensors
Image Device
2.37MP (2.07MP effective) each
18x HD L Series Zoom
4.1-73.8mm (29-527mm, 35mm equivalent)
Lens
f/1.6-2.8
82mm Filter Diameter
Horizontal
Not specified by manufacturer
Resolution
Sensitivity Not specified by manufacturer
Minimum 4.5 lux (full AUTO mode, +21dB gain)
Illumination 0.8 lux (Manual mode, +33dB gain)
Built-in Filters Neutral Density 1/4, 1/16, 1/64

Vertical Smear Not specified by manufacturer


NTSC (PAL w/Mfr upgrade)
Compression: MPEG-2 Long GOP
Color Space: 4:2:2 (at 50Mbps recording)
File Format: MXF
Video Recording
Recording Modes:
System
50Mbps (CBR) 4:2:2, 1920x1080, (60i/30p/24p),
1280x720 (60p/30p/24p);
35Mbps (VBR) 4:2:0, 1920x1080 (60i/30p/24p),
1280x720 (60p/30p/24p);
25Mbps (CBR) 4:2:0, 1440x1080 (60i/30p/24p)
Frame Rates 60i, 60p, 30p, 24p 1

LCD Monitor 4" Color, approx. 1,230,000 dots

Viewfinder 0.52" Color, approx. 1,555,000 dots


(2) CF - video
Memory Card Slot
(1) SD - settings, stills, metadata
Shutter Speed Max 1/2000
Auto, Manual, Custom (2000K - 15000K in 100K
White Balance
increments), Daylight, Tungsten
Gain Selection Not specified by manufacturer
Maximum Recording 64GB Compact Flash (CF) card - Type 1
Time (Greater capacity is possible when two cards are used.
UDMA supported.)
25Mbps: 310 minutes
35Mbps: 225 minutes
50Mbps: 160 minutes
HD/SD-SDI: BNC (x1 Output)
Component (x1 Output)
Composite: 3.5mm A/V (x1 Output), BNC (x1 Output)
HDMI: Standard Type A (x1 Output)
Input and Output Mic/Line: XLR (x2 Input)
Connectors USB: Mini-B USB 2.0
Headphone: 3.5mm Mini
Genlock: BNC (x1 Input)
Timecode: BNC (x1 Input, x1 Output)
LANCwww.camera.co.id
Power Requirements 7.4VDC (Battery Pack)

Power Consumption Not specified by manufacturer


Operating
32-104F (0-40C), 85% relative humidity
Temperature
Dimensions
6 x 9.3 x 15" (15.3 x 23.6 x 38.2 cm)
(WxHxD)
Weight 5.8 lbs (2.63kg)
Sirkuit terpadu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sirkuit terpadu Atmel Diopsis 740 System on Chip yang menunjukkan blok memori, logika dan padmasukan/keluaran di
sekitar periperal

Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar yang terdiri
dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.

Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan
ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi
yang dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm.

Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam fabrikasi alat semikonduktor dan
penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang dilakukan
oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil
merupakan peningkatan yang sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil,
tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan kemudahan dalam
menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tabung vakum.
IC di dalam sebuah sirkuit elektronik

Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio,


televisi, komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang merupakan bagian penting dari
masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini.
Banyak skolarpercaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian
penting dalam sejarah umat manusia.

IC mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi sampai 250 kali dan
digunakan pada alat elektronika seperti:

Telepon

Kalkulator

Ponsel

Radio

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Penemuan

2 Generasi/Pengelompokan

o 2.1 SSI, MSI and LSI

o 2.2 VLSI

3 Contoh

4 Referensi

Penemuan[sunting | sunting sumber]

Penemuan awal sirkuit terpadu dimulai sejak tahun 1949, ketika engineer Jerman Werner
Jacobi (Siemens AG) [1] mengajukan hak paten untuk amplifying device semikonduktor dengan struktur mirip
dengan struktur sirkuit terpadu [1] yang memggunakan lima transistor yang dimuat pada sebuah substrat dalam
susunan amplifier 2-tahap. Jacobi mengemukakan alat bantu pendengaran sebagai contoh tipikal aplikasi
industri dari hak paten tersebut. Tetapi, tidak ada kabar mengenai pemakaian hak paten ini secara komersial.

Ide sirkuit terpadu dipikirkan oleh seorang ilmuwan radar yang bekerja untuk Royal Radar
Establishment di Ministry of Defence, Geoffrey W.A. Dummer (19092002). Dummer mencetuskan idenya di
depan publik pada the Symposium on Progress in Quality Electronic Components di Washington, D.C. pada 7
May 1952.[2] Ia mencetuskan idenya di beberapa simposium lainnya, dan berusaha untuk membuat sirkuit
seperti itu pada 1956, tetapi tanpa keberhasilan.

Ide pendahulu dari sirkuit terpadu yaitu membuat kotak persegi kecil dari keramik (wafers), dan setiap persegi
memuat satu miniatur komponen. Komponen tersebut kemudian disatukan dan dihubungkan dengan kabel
untuk membentuk kisi 2 atau 3 dimensi. Ide ini terlihat meyakinkan, dan pada tahun 1957 diajukan kepada US
Army oleh Jack Kilby, yang menghasilkan proyek Micromodule Program (sama dengan 1951's Project
Tinkertoy) yang berumur pendek.[3] Tetapi, seiring berjalannya proyek ini, Kilby memikirkan sebuah ide lain
yang sekarang dikenal sebagai sirkut terpadu.

Robert Noyce mengakui peranan Kurt Lehovec yang bekerja di Sprague Electric, dalam artikel
"Microelectronics" yang ditulisnya pada Scientific American, September 1977, Volume 23, Number 3, pp. 639,
untuk prinsip isolasi sambungan p-n, yang disebabkan oleh sambungan p-n yang di-bias (dioda), sebagai
komponen dasar sirkuit terpadu.[4]

Kilby yang baru dipekerjakan oleh Texas Instruments menuliskan idenya tentang sirkuit terpadu pada Juli
1958, dan kemudian sukses membuat sebuah sirkuit terpadu yang dapat bekerja pada 12 September
1958.[5] In his patent application of 6 February 1959, Kilby described his new device as a body of
semiconductor material ... wherein all the components of the electronic circuit are completely
integrated.[6] Penemuan baru ini pertama kali digunakan oleh US Air Force[7].

Kilby dihargai Nobel Prize pada tahun 2000 di bidang Fisika untuk peranannya dalam penemuan sirkuit
terpadu.[8] Kilby's work was named an IEEE Milestone in 2009.[9]

Noyce juga memikirkan ide mengenai sirkuit terpadu setengah tahun lambat setelah Kilby. Chip yang
dibuatnya dapat menangani beberapa masalah praktikal yang tidak dapat ditangani oleh chip oleh Kilby. Chip
oleh Noyce dibuat di Fairchild Semiconductor, menggunakan material silikon, sedangkan chip oleh Kilby
menggunakan material germanium.

Fairchild Semiconductor juga adalah asal teknologi sirkuit terpadu menggunakan silikon dengan self-aligned
gate, yang merupakan dasar dari teknologi CMOS yang digunakan di hampir semua chip komputer saat ini.
Tekhnologi self-aligned gate ini dikembangkan oleh fisikawan Italia Federico Faggin pada tahun 1968. Ia
kemudian pindah ke Intel untuk mengembangkan Central Processing Unit (CPU) pertama dalam sebuah chip
(Intel 4004), yang kemudian membawanya pada penghargaan National Medal of Technology and
Innovation pada tahun 2010.

Generasi/Pengelompokan[sunting | sunting sumber]

Pada mulanya sirkuit terpadu hanya dapat memuat beberapa transistor dalam sebuah chip, akibat ukuran
transistor yang besar dan produksinya yang belum efisien. Karena jumlah transistor yang sedikit ini, proses
mendesain sirkuit terpadu tergolong mudah. Seiring berkembangnya teknologi ini, jutaan, bahkan baru-baru ini
miliaran[10] of transistor dapat dimuat dalam sebuah chip, dan dibutuhkan perencanaan yang baik untuk
membuat desain yang baik. Saat ini, desain sirkuit terpadu dilaksanakan dengan bantuan software yang
disebut CAD tools.

SSI, MSI and LSI [sunting | sunting sumber]


Sirkuit terpadu awal hanya memuat beberapa transistor dan digolongkan sebagai "small-scale integration"
(SSI), yaitu sirkuit digital yang memuat beberapa puluh transistor atau beberapa logic gate. Contoh SSI yaitu
linear IC seperti Plessey SL201 atau Philips TAA320 yang hanya memiliki dua transistor. Istilah Large Scale
Integration pertama kali digunakan oleh ilmuwan IBM, Rolf Landauer saat menjelaskan konsep[rujukan?], yang
selanjutnya melahirkan istilah SSI, MSI, VLSI, dan ULSI.

SSI digunakan pada proyek-proyek awal kedirgantaraan, dan mendorong perkembangan teknologi sirkuit
terpadu sebagaimana teknologi-teknologi lainnya. Minuteman missile dan Apollo programmenggunakan
konputer digital yang ringan untuk system inertial guidance-nya; Apollo guidance computer mendorong
kemajuan teknologi sirkuit terpadu hingga dapat diproduksi secara masal[11]. Program misail Minuteman dan
banyak program Navy lainnya adalah pasar bagi sirkuit terpadu yang bernilai sebesar $4 miliar pada tahun
1962, dan pada tahun 1968, budget pemerintah A.S. merupakan 37% dari total produksi sebesar $312 million.
Budget dari pemerintah A.S. ini mendorong teknologi baru ini hingga biaya produksi turun hingga dapat
diaplikasikan dalam industri dan kemudian konsumen. Harga rata-rata sebuah chip turun dari $50.00 pada
1962 menjadi $2.33 pada 1968.[12] Sirukuit terpadu mulai muncul pada produk konsumen di akhir dekade, dan
aplikasi tipikalnya yaitu FM inter-carrier sound processing pada penerima signal di televisi.

SSI Sirkuit terpadu berkembang menjadi "medium-scale integration" (MSI) pada akhir tahun 1960an, ditandai
dengan munculnya chip yang memuat beberapa ratus transistor. MSI memiliki keuntungan ekonomis karena
walaupun harganya lebih mahal sedikit dibandingkan SSI, MSI memungkinkan sistem yang lebih kompleks
diwujudkan dalam sebuah chip dan menghasilkan lebih sedikit komponen untuk dirakit pada circuit board.

Pada pertengahan tahun 1970an, "large-scale integration" (LSI), yaitu sirkuit terpadu dengan beberapa puluh
ribu transistor per chip berhasil diwujudkan. Sirkuit terpadu seperti 1K-bit RAM, chip untuk kalkulator, dan
mikroprocesor awal, yang diproduksi pada awal tahun 1970an, mempunyai sekitar 4000 transistor. LSI dengan
kurang lebih 10,000 transistor diproduksi sekitar tahun 1974 untuk main memory pada komputer dan
mikroprocesor generasi kedua.

VLSI[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Very-large-scale integration
Upper interconnect layers on an Intel 80486DX2 microprocessor die

Sejak tahun 1980an hingga saat ini, "very large-scale integration" (VLSI) telah diproduksi untuk banyak
aplikasi. Pada awal tahun 1980an, jumlah transistor dalam sebuah chip berkisar beberapa ratus transistor dan
mencapai beberapa miliar transistors pada tahun 2009.

Beragam teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan densitas sirkuit terpadu. Produsen beralih pada proses
teknologi yang lebih kecil untuk memuat lebih banyak transistor dalam sebuah chip hukum Moore. Rangkuman
dan prediksi mengenai proses teknologi sirkuit terpadu dituangkan dalamInternational Technology Roadmap
for Semiconductors (ITRS). Design tools telah memudahkan automasi bagi desain sirkuit terpadu. Akibat
membengkaknya konsumsi daya seiring naiknya densitas sirkuit terpadu, teknologi CMOS, yang memiliki
disipasi daya yang lebih rendah, digunakan untuk menggantikan teknologi NMOS dan PMOS.

Contoh[sunting | sunting sumber]

555 multivibrator

IC seri 7400

Intel 4004

Intel seri x86


Sejarah IC

IC (Integrated Circuit) adalah nama lain chip. IC adalah piranti elektronis yang dibuat dari material
semikonduktor. IC atau chip merupakan cikal bakal dari sebuah komputer dan segala jenis device yang
memakai teknologi micro-controller lainnya.

IC ditemulan pada tahun 1958 oleh seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja pada Texas
Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep menggabungkan
seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan semikonduktor. Penemuan itu
kemudian dinamakan IC (Integrated Circuit) atau yang kemudian lazim disebut chip. Beberapa saat
setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild Semiconductor Corporation, menemukan hal
serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat yang berbeda.

Semenjak itu banyak riset yang dilakukan untuk mengembangkan IC (integrated circuit) atau Chip hingga
saat ini. Seorang pendiri Intel, Gorden Moore, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa jumlah transistor
yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali. Kecenderungan
peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan diperkirakan akan terus berlanjut.

Hal ini dapat dilihat pada perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di pasaran pada
tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri lebih dari 42 juta
transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada International Technology
Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah chip yang terdiri dari 3 milyar
transistor pada tahun 2008.

IC sendiri dipergunakan untuk bermacam-macam piranti, termasuk televisi, telepon seluler, komputer,
mesin-mesin industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video.

IC sering dikelompokkan berdasar jumlah transistor yang dikandungnya:


-SSI (small-scale integration) : chip dengan maksimum 100 komponen elektronik.
- MSI (medium-scale integration):chip dengan 100 sampai 3.000 komponen elektronik
- LSI (large-scale integration) : chip dengan 3.000 sampai 100.000 komponen elektronik.
- VLSI (very large-scale integration) : chip dengan 100.000 sampai 1.000.000 komponen elektronik.
- ULSI (ultra large-scale integration) : chip dengan lebih dari 1 juta komponen elektronik.

Definisi IC

Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu
kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan dikemas
dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen.

Gambar 1. Bentuk seperti Transistor


Bentuk IC bisa bermacam-macam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang seperti transistor
dengan kaki banyak misalnya LM741.

Gambar 2. IC SINGLE IN LINE

Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat dengan kaki-kaki
berada pada ke-empat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC berbentuk dual in line (DIL).

Gambar 3. DUAL IN LINE (DIL)

IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi bernomor urut dengan urutan sesuai arah
jarum jam, kaki nomor SATU diberikan bertanda titik atau takikan. Setiap IC ditandai dengan nomor type,
nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya.
Kode lain menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya operational amplifier type 741 dapat muncul
dengan tanda uA-741, LM-741, MC-741, RM-741 SN72-741 dan sebagainya.

Suatu kelompok IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational Amplfier, audio amplifier dan
sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD
to seven segment decoder dan sebagainya.

Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah Transistor-Transistor Logic (TTL) dan
Complimentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Jenis CMOS banyak terdapat di pasaran ialah
keluarga 4000, misalnya 4049, 4050 dan sebagainya. Jenis TTL ditandai dengan nomor awal 54 atau 74.
Prefix 54 menandakan persyaratan militer ialah mampu bekerja dari suhu -54 sampai 125o C.
Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah mampu bekerja pada suhu 0 sampai 70o
C.

Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefix-nya, misalnya 7400, 74192
dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan subfamily-nya. Misalnya AS
(Advance Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H (High Speed), L (Low Speed), LS (Low
Power Schottkey) dan S (Schottkey).

Apabila dibandingkan rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian menggunakan IC,
cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif ebih ringan.

Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan sehingga tidak mungkin
dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita harus mempunyai vademicum IC yang diterbitkan
oleh pabrik-pabrik pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai penjelasan sendiri-sendiri mengenai sifatnya
dan cara penggunaannya.

Apabila kita membuka lembaran vademicum IC, kita akan melihat berbagai symbol seperti terlihat pada
gambar 16. Arti symbol-symbol ini akan kita pelajari bila sudah mulai eksperimen dengan IC digital.

- IC Digital
Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan mewujudkan salah
satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1' (satu, tinggi). Suatu titik
elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa disingkat dengan sebutan 'bit'. Binary berarti sistem
bilangan 'dua-an', yakni bilangan yang hanya mengenal dua angka, 0 dan 1. IC digital dibedakan menjadi
dua.

1. IC TTL
Pada suatu lingkungan IC TTL logika '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai 0,7 Volt arus
searah (DC, Direct Current), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC setinggi 3,5 sampai 5 Volt

2. IC CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor)


Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15 Volt
akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa hal yang
perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam rangkaian.
Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa dioda dan resistor dijalan
masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen.

Tindakan-tindakan untuk menyelamatkan IC jenis CMOS adalah :


a.IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil plastik menghantar, bukan
pada busa ataupolistrin yang dikembangkan atau dalam bahan pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak
boleh dikeluarkan dari dalam kemasannya sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian.
b.Berhati-hati untuk tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum dipasangkan pada rangkaian
karena elektrostatik dari tangan manusia dapat merubah dan menambah muatan oksidasi.
c.IC CMOS harus merupakan komponen terakhir yang dipasangkan pada papan rangkaian. Jangan
dimasukan atau ditanggalkan sementara tegangan catu daya disambungkan.
d.Gunakan pemegang atau soket IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan muatan dalam
IC CMOS.
e.Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan langsung disolder maka pakailah
besi solder yang sangat kecil bocorannya serta solder harus dibumikan. Meskipun IC CMOS tidak
memiliki kekebalan sebagaimana IC jenis lainnya. Masa genting dan mengkhawatirkan hanyalah ketika
melepas IC CMOS dari busa foil plastik pelindungnya dan ketika memasangkannya ke dalam rangkaian.
Setelah kedua pekerjaan itu terlampaui semua akan berjalan biasa-biasa saja.
f.Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap diberi kondisi tertentu,
seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak terhubung. Apabila dibiarkan tidak terhubung,
biasanya IC CMOS akan cepat rusak. IC merupakan salah satu komponen elektronik yang mudah rusak
karena panas, baik panas pada saat disolder maupun pada saat IC bekerja. Untuk menghindari
kerusakan IC karena panas pada saat disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena
panas kaki soketnya. Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja,
maka pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang biasanya
disebut heatsink.

REFERENSI

http://onsemi.com
www.ilmukomputer.com
www.DatasheetCatalog.com
www.wikipedia.org
Weste, Neil and Eshraghian, Kamran. Prinsiple of CMOS VLSI Design. Addison- Wesley Publishing
Company, Canada : 1988
http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/data/orari-diklat/pemula/teknik/komponen-elektronik.pdf
http://modul.tedcbandung.com/elektro/teknik_listrik_pemanfaatan_energi/elektronika_digital_dasar.pdf.
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/Hbase/Electronic/nand.html
Senin, 21 November 2011

pengertian IC (Integrated Circuit)


Integrated Circuit (IC) adalah
suatu komponen elektronik yang
dibuat dari bahan semi conductor,
dimana IC merupakan gabungan
dari beberapa komponen seperti
Resistor, Kapasitor, Dioda dan
Transistor yang telah terintegrasi
menjadi sebuah rangkaian
berbentuk chip kecil, IC
digunakan untuk beberapa
keperluan pembuatan peralatan
elektronik agar mudah dirangkai
menjadi peralatan yang berukuran
relatif kecil.

Sebelum adanya IC, hampir


seluruh peralatan elektronik
dibuat dari satuan-satuan
komponen(individual) yang
dihubungkan satu sama lainnya
menggunakan kawat atau kabel,
sehingga tampak mempunyai
ukuran besar serta tidak praktis.

Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat dengan semakin lengkapnya jenis-jenis
IC yang disediakan untuk rangkaian Linear dan Digital, sehingga produk peralatan elektronik makin
tahun makin tampak kecil dan canggih.

disini kita akan mempelajari : Keunggulan IC (Advantages) Kelemahan-kelemahan IC (Disanvatages) Kemasan IC


(Packages) TTL (Transistor transistor Logic) IC - C MOS IC Linear(Linear IC's)

Keunggulan IC(Advantages)
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang industri Dirgantara, dimana rangkaian kontrol
elektroniknya akan semakin ringkas dan kecil sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat ruang
angkasa lainnya. Desain komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah, sehingga banyaknya komponen dapat
dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat diperkecil. Contoh lain misalnya IC digunakan di dalam mesin penghitung
elektronik(kalkulator), juga telepon seluler(ponsel) yang bentuknya relatif kecil.

Di era teknologi canggih saat ini, peralatan elektronik dituntut agar mempunyai ukuran dan beratnya seringan dan sekecil
mungkin, dan hal itu dapat dimungkinkan dengan penggunaannya IC.

Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu bila dibandingkan dengan
sirkit-sirkit keonvensional yang banyak menggunakan komponen, IC dengan sirkit yang relatif kecil hanya mengkonsumsi
sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).

Kelemahan-kelemahan IC(Disanvantages)

Pada uraian sebelumnya nampak seolah-olah IC begitu sempurna dibanding komponen elektronik konvensional, padalah
tak ada sesuatu komponen yang tidak memiliki kelemahan.

Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi kelebihan arus listrik yang besar, dimana arus
listrik berlebihan dapat menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga komponen yang kecil seperti IC akan mudah
rusak jika timbul panas yang berlebihan.

Demikian pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar dapat merusak
lapisan isolator antar komponen di dalam IC Contoh kerusakan misalnya, terjadi hubungan singkat antara komponen satu
dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat rusak dan menjadi tidak berguna.
Kemasan IC(Packages)

Ditinjau dari teknik pembuatan dan bahan baku yang digunakan, terdapat4 (empat) jenis IC, yaitu : Jenis Monolithic, Thin
film, dan Hybrid. Khusus untuk jenis hybrid, yang merupakan gabungan dari thin-film, monolithic dan thick-film.

Terlepas dari teknik pembuatan dan bahan yang digunakan, keempat jenis IC tersebut dibalut dalam kemasan(packages)
tertentu agar dapat terlindungi dari gangguan luar ,seperti terhadap kelembaban, debu, dan kontaminasi zat lainnya.

Kemasan IC dibuat dari bahan ceramic dan plastik, serta didesain untuk mudah dalam pemasangan dan
penyambungannya. Ada berbagai jenis kemasan IC dan yang paling populer dan umum digunakan, antara lain :

-DIP(Duel in- line Packages) -SIP(Single in-line Packages) -QIP(Quad in-line Packages) -SOP(Small Outline Packages)-
Flat Packs -TO-5, TO-72,TO-202 dan TO-220 style Packages

TTL(Transistor transistor Logic)

IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang dipergunakan untuk peralatan komputer,
kalkulator dan system kontrol elektronik. IC digital bekerja dengan dasar pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar
2) yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on) dan 0(off).

Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan menggunakan transistor sebagai
komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor.

Transistor Logic

Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic
seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoder, Encoder, Multiflexer dan Memory
sehingga pin (kaki) IC jumlahnya banyak dan bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40.
Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua
inputnya.

IC TTL dapat bekerja dengan diberi tegangan 5 Volt.

IC- CMOS

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi
rangkaian yang merupakan gabungan dari beberap komponen MOSFET untuk membentuk gate-
gate dengan fungsi logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi
beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti
AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders, Encoders,
Multiflexer dan Memory.

Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang mengeluarkan output 0 atau 1
tergantung kondisi kedua inputnya.

IC C-MOS dapat bekerja dengan tegangan 12 Volt.


IC Linear (Linear IC's)

Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital beroperasi
dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan
berfungsi sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear pada umumnya menggunakan sinyal
sinusoida dan berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti
halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan
sebagai penguat tegangan.

Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, diman kerja rangkaiannya akan bersifat
proporsional atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan inputnya. Salah satu contoh
IC linear adalah jenis Op-Amp.

Diposkan oleh Pengertian IC (Integrated Circuit) di 23.39

Anda mungkin juga menyukai