Pengertian
Kamera Digital adalah alat untuk membuat gambar dari objek untuk selanjutnya dibiaskan melalui lensa kepada
sensor CCD dan BSI-CMOS yang hasilnya kemudian direkam dalam format digital ke media simpan digital seperti
memori card
1.
Sensor
Sensor kamera adalah sensor penangkap gambar yang dikenal juga sebagai CCD (Charged Coupled
Device) dan BSI-CMOS (Back side iluminated-Complementary Metal Oxide Semiconductore).
2.
Layar LCD
Layar LCD adalah layar pada belakang kamera digital yang bermanfaat untuk melihat setting kamera dan
seperti apa bidikan yang ditangkap oleh sensor kamera.
3.
Media Penyimpanan
Media penyimpanan adalah alat untuk menyimpan hasil gambar yang direkam. Tidak semua kamera
memiliki memory internal, sehingga harus menggunakan media penyimpanan luar (eksternal). Media ini
dapat berupa compact flash, memory stick, dan sebagainya.
4.
Shutter
Body camera sering disebut kotak hitam (black box) bukan berarti bentuknya kotak dan warnanya hitam,
tapi bagian dalam body lah yang berwarna hitam gelap dan tidak memantulkan cahaya.
6.
Lensa
Lensa merupakan benda tembus cahaya (bening) yang mempunyai dua bidang permukaan. Salah satu atau
dua-duanya berpermukaan lengkung.
http://guntur98.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-dan-komponen-komponen-kamera.html
Compact Digital
Prosumer
Bridge Camera / DZLR
Consumer DSLR
Mirrorless/Hybrid
Semi Pro DSLR
Boutique Camera
Medium Format DSLR / Professional DSLR
Dari ke 7 jenis kamera tersebut ( kecuali jenis ke 8 )
rata rata memiliki Megapixel yg Sama 12MP ~ 16MP rata rata
Nah Perbedaanya itu ada di Imaging Sensor
atau Sensor Kamera. Sensor Kamera itu
yg sebenarnya salah satu Perangkat terpenting
dari kamera. Sensor Kamera Umumnya Di Bagi 2 Jenis
CCD dan CMOS. dan untuk Ukuran di bagi berbagai Jenis.
Sensor Compact Digital sama Sensor DSLR itu Beda
walaupun menghasilkan Megapixel yg sama.
Padahal Sensor yg mempengaruhi kualitas gambar.
Kamera Digital biasanya di bikin Mudah di gunakan dan harga relatif murah
di bawah 1.5 juta.
Zoom Besar , Kualitas Gambar Bagus , All in One.. Ultimate Tools. biasanya
Camera Jenis ini adalah
Kamera kedua sang fotografer. Bentuknya Seperti DSLR dengan Lensa
Super Zoom..
Biasanya dari range 24mm 720mm , 22mm 660mm . Lensa Tele.
Dengan kecepatan Continous Drive yg cepat.. 11 fps , 8fps , Full HD Movie
bisa di pasang Filter dan Converter di depan lensanya untuk keleluasan
pengguna
Sayangnya GA BISA DI GANTI LENSA
Dan juga Sensor yg Sama dengan Prosumer. jadi sensornya tidak sebesar
DSLR
tetapi Kualitasnya tak Semaksimal DSLR. tetapi hal tersebut di bayar dengan
Lensa Zoom yg Panjang dan Jarak Fokus minimum yg pendek yaitu 1cm
(HS20EXR )
Harganya juga kompetitif.. kisaran 1.5 hingga 4 jutaan . walaupun ada yg 7
jutaan ( XS1)
bagi anda yg ingin traveling.. males bawa DSLR + Lensa ini itu.. Brigde adalah
Jawabanya.
Karena Bridge juga bisa Manual dan Lain lain seperti DSLR. bahkan dari segi
tehnologi
Bridge terkadang Lebih canggih dari DSLR seperti menggunakan BSI CMOS
Sensor
EXR Processor ( Fujifilm ) , Noise Reduction Control , High Speed Recording..
4.Consumer Level DSLR
DSLR cantik Bisa Ganti Lensa Dan Warna Warni harga sedikit miris cuma 4
Juta Sampe 6 Jutaan..
Dengan Lensa Kit 18-55 , Kualitas gambar yg oke. menjadi pilihan anak Muda
yg mau gaya
Atau anak anak yang suka hunting hunting....
5.Mirrorless / Hybrid
Hybrid atau Mirorrless ini adalah kamera Mirip DSLR tanpa Mirror.. dengan
bentuk yg asoy Kompak Kemampuan yg sama dengan DSLR dengan snsor 4/3
dan APSC
memberikan Kualitas Gambar yg sama. dan bisa ganti ganti Lensa
memberikan nilai + sendiri
6. Semi pro DSLR
FULLFRAME atau APSH kualitas ga perlu di ragukan lagi deh karna harganya
mahal banget gan
7. Boutique
Kamera Butik , Stylish yet Powerfull. dengan rata rata menggunakan Sensor
Fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak
perlu di ragukan. menurut Kai W seorang Fotografer dari Hongkong. Kualitas
Kamera Butik lebih bagus daripada Fullframe DSLR seperti D3S , dan Butik
APSC seperti X100 mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut
DXO Mark. dengan bentuk yg Compact
8. Medium Format/Professional DSLR
Sekian ya gan semoga bermanfaat jenis jenis kameranya dan sukses terus
hahaha....
http://nauvalsmk2.blogspot.co.id/2014/10/jenis-jenis-kamera-beserta-pengertian.html
SEBELUM TOMBOL
SHUTTER DITEKAN
Pada gambar di atas dapat kita lihat proses perjalanan view yang dibidik kamera jika
tombol shutter belum ditekan. View akan masuk ke dalam sederetan elemen depan lensa
(1), lubang aperture (2) untuk menyesuaikan kesan perspektif yang diinginkan pada view
tersebut. View yang telah disesuaikan tersebut kemudian diproyeksikan dalam keadaan
terbalik oleh deretan elemen lensa paling belakang (3) menuju sebuah cermin yang
memiliki kemiringan 45 (4), untuk kemudian dipantulkan menuju focusing screen (6), dan
condenser element. Kemudian view tersebut diteruskan ke dalam sebuah pentaprism/penta-mirror (7) untuk membalik kembali view tersebut agar saat kemudian
diproyeksikan ke layar viewfinder, view yang dibidik tersebut tidak terbalik.
Kemudian saat tombol shutter ditekan, cermin(4) ini berputar ke atas dan focal plane yang
melindungi sensor digital (5) membuka sehingga view dapat ditangkap oleh sensor digital.
Selama periode penangkapan view oleh sensor ini, karena cermin berputar ke atas, maka
tidak ada gambar yang terproyeksikan ke layar viewfinder. Hal inilah yang menyebabkan
viewfinder akan menjadi gelap sesaat saat tombol shutter ditekan. Dan peristiwa
berputarnya cermin inilah yang menimbulkan bunyi cetrek khas kamera yang sedang
mengambil gambar.
Pada Kamera Digital Compact/Prosumer
Sebagai pembanding pada kamera digital compact/prosumer, mekanisme cermin ini tidak
ada. Oleh karena itu, sensor kamera harus terus menerus menangkap view secara cepat
untuk mengubahnya menjadi data digital yang ditampilkan ke layar LCD (dan juga
electronic viewfinder/EVF jika ada) untuk preview bagi fotografer sebelum mengambil
gambar. Kemudian saat tombol shutter ditekan, data digital tidak digunakan untuk preview
lagi, melainkan diteruskan ke prosesor di dalam kamera untuk dikompresi menjadi format
tertentu (biasanya JPG) untuk disimpan di dalam memory card. Berbeda dengan D-SLR,
pada saat mengambil gambar, kamera compact relatif tak mengeluarkan suara karena tak
ada cermin yang berputar. Jadi bunyi yang anda dengar itu adalah bunyi digital yang
ditambahkan. Oleh karena itu bunyinya dapat dimatikan atau diganti.
Kelebihan dan
Kekurangan D-SLR
Digital Compact
Gambar yang tampil pada viewfinder kamera D-SLR lebih terang dan Detail, serta sangat
jelas artikulasi visualnya
Kamera D-SLR lebih baik dalam menangani scene gelap, resiko timbulnya noise lebih kecil,
dan memiliki Dynamic Range yang lebih lebar
Harga Pada Kamera D-SLR
Dana yang dikeluarkan untuk sebuah kamera D-SLR relatif lebih besar
Lensa dan Aksesori
Lensa untuk kamera D-SLR relatif memiliki kualitas optical yang lebih baik, namun tetap
tidak sepraktis dan seringan lensa Built-in pada kamera Compact
Investasi dana tambahan untuk membeli lensa untuk kamera D-SLR bisa sangat besar
Kamera D-SLR dapat menyimpan data gambar dalam format mentah (RAW)
Kepraktisan dan User Friendliness
KAMERA COMPACT
Gambar yang tampil di viewfinder elektronik atau layar LCD kamera Compact lebih buram,
kurang terang, serta labih kabur.
Kamera Compact kurang baik dalam menangani Scene gelap, memiliki resiko lebih besar
untuk menghasilkan noise, serta memiliki Dynamic Range yang lebih sempit
Harga
Dana yang harus dikeluarkan untuk sebuah kamera Compactrelatif lebih kecil
Lensa dan Aksesori
Lensa Built-in pada kamera Compact cenderung memiliki kualitas Optical yang tidak begitu
baik, namun kepraktisannyalah yang diutamakan
Kesimpulan
Secara umum kamera D-SLR diperuntukkan bagi fotografer yang membutuhkan fitur-fitur
dimana mereka bisa mengkustomisasi kamera sesuai dengan kebutuhan fotografi yang
lebih menuntut. Kustomisasi ini mencakup baik dalam hal variabel setting (internal
kamera), maupun pilihan penambahan aksesori (eksternal).
Sementara kamera digital compact diperuntukkan bagi kebutuhan fotografi yang tidak
begitu menuntut. Semua fitur yang diperlukan biasanya sudah tersedia built-in di dalam
tubuh kameranya.
untuk memotret pemandangan gunung dengan kontras yang cukup besar antara langit
dan bumi; kamera D-SLR memiliki keunggulan dalam hal dynamic range dan/dalam
kemampuan menyimpan data gambar dalam format RAW, serta pilihan lensa wide yang
lebih banyak. Namun siapa bilang kamera compact tidak dapat melakukannya? Untuk
mencapai dynamic range seluas kamera D-SLR, dengan kamera compact kita cukup
memotret beberapa kali (3 hingga 5 kali) dengan eksposur yang berbeda untuk nantinya
di blending di photoshop. Memang memerlukan pengalaman untuk dapat menentukan
eksposur yang tepat, namun hasil setara D-SLR dapat dihasilkan oleh kamera compact
dengan sedikit penanganan extra.
http://bligungtre.wordpress.com/2009/10/24/sistem-kerja-kamera-d-slr/
Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau biasa
disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada
kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye
finder).
2.
3.
4.
5.
6.
Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD atau
sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan
menjadi faktor pengali pada lensa.
Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD
ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel. Jadi istilah pixel atau megapixel pada kamera digital
sebenarnya mengacu pada jumlah titik pada sensor ini. Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik
sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan.
Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses
semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi
sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan,
software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. Kedua bagian inilah
yang akan menentukan karakter dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya, setiap mereka kamera memiliki
software dan chipset sendiri-sendiri pada kamera mereka.
Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan
(storage) atau memory card. Biasanya, memory card berupa SD, CF dan sebagainya.
Tahapan selanjutnya adlah proses yang dilakukan di luar kamera. Namun pada kamera digital modern, masih
menyediakan opsi pencetakan langsung yang disebut PictBridge, ExifPrint dan sebagainya.
Sejarah
Sejarah awal mula kamera digital bermula dari perkembangan video tape recorder (VTR),
yaitu teknologi perekam gambar di televisi. Di tahun 1951, kali pertama, Bing Crosby
Laboratorium merilis versi awal VTR. Yang kemudian berfungsi untuk pengambilan gambar
melalui kamera televisi dan mengkonversi gambar menjadi suatu impuls listrik (digital) lalu
disimpan ke dalam tape magnetis.
Di tahun 1956, Charles P. Ginsburg dan Ampex Coorporation menyempurnakan alat VTR
serta merilis versi VR1000 yang umum dipakai oleh industri televisi. Dan dari sana, kamera
video dengan kamera digital memiliki kesamaan dalam penggunaan CC ( Charged Couple
Device) untuk berkembang pesat.
Pemisahan wujud kamera digital dengan kamera video terjadi pada tahun 1981, dimana
Sony memperkenalkan kamera elektronik komersil pertama mereka yang disebut Mavica.
Adapun cara kerja dari kamera digital pertama ini yakni gambar yang direkam ke mini
disc kemudian dimasukkan ke dalam video reader yang terhubung ke monitor atau televisi
warna. Walaupun Mavica belum dapat dikatakan kamera digital, itu sebenarnya merupakan
modifikasi kamera video yang mengambil foto secara spontan.
Sementara itu, sejak pertengahan tahun 1970-an, Kodak Company memiliki beberapa
penemuan tentang solid-state atau kejernihan untuk sensor gambar, yaitu mengubah cahaya
ke gambar digital untuk penggunaan pada tingkat profesional dan konsumen rumah tangga.
Dilanjutkan tahun 1986, Kodak untuk pertama kalinya di dunia mengenalkan sensor
megapixel. Sensor ini mampu merekam 1,4 juta pixel yang dapat menghasilkan 57 inci foto
digital cetak berkualitas baik pada saat itu. Setahun kemudian (1987), Kodak pun merilis
tujuh (7) produk lainnya untuk merekam, menyimpan, memanipulasi, transmisi elektronik,
serta untuk mencetak gambar atau objek.
Pada tahun 1990, Kodak mengembangkan sistem foto CD dan mengusulkan pertama kalinya
di seluruh dunia untuk menetapkan standar warna digital dalam lingkungan komputer dan
peripheral komputer. Pada tahun 1991, Kodak merilis pertama kalinya untuk para
profesional, suatu sistem dalam pemotretan yaitu Digital Camera System (DCS) yang
bertujuan untuk foto jurnalistik. Kamera tersebut adalah Nikon F-3 yang dilengkapi dengan
sensor 1.3 Megapixels.
QuickTake 100 Aplle
Sedangkan kamera digital yang pertama untuk tingkat konsumen pasar yang bekerja dengan
komputer rumah melalui USB (Unit serial Bus) adalah kamera QuickTake 100 Aplle yang
diluncurkan pada 17 Februari 1994, kemudian kamera Kodak DC40 pada tanggal 28 Maret
1995, dilanjutkan dengan Casio QV-11 dengan monitor LCD pada akhir 1995, dan Sony
Cyber-Shot Digital Still Camera di tahun 1996.
Sementara Kinkos dan Microsoft Corp. bekerja sama dengan Kodak Digital membuat
gambar digital yang menggunakan software di berbagai tempat kerja dan kios foto, dimana
para pelanggan diizinkan untuk memproduksi CD foto, gambar digital, dan kemudian dapat
menambahkan ke dokumen komputer mereka.
Dipihak lain, Hewlett-Packard (HP) adalah perusahaan pertama dalam hal membuat warna di
produk mereka yaitu Inkjet Printer, sehingga melengkapi sistem pewarnaan untuk gambar
yang dicetak dari kamera digital. Maka dimulailah perubahan kamera digital dengan
bentuk yang baru. Kamera digital seperti kamera konvesional, tersedia model Point-AndShot dan lensa refleks tunggal digital atau Digital Single Lens Reflector (DSLR).
Point-and-Shoot Camera adalah kamera kecil, murah, dan mudah digunakan, karena kamera
tersebut hanya berisi lensa dan built-in flash. Untuk mendapatkan bingkai gambar, kamera
tersebut memiliki Liquid Crystal Display (LCD) berbasis viewfinder.
Adapun keuntungan dan kerugian dari model Poit-And-Shoot adalah, kamera tersebut
dirancang agar memudahkan dalam penggunaan. Walaupun model ini masih memiliki
keterbatasan, yaitu penggunaan kontrol atas kamera. Beberapa kamera ada yang mengatur
fokus dan eksposure secara otomatis.
Sementara jenis DSLR Camera adalah kamera dengan model kebalikan dari PointAnd_shoot Camera. Kamera dslr memiliki optical viewfinders, removable lens, external
flash, dan kemampuan untuk fokus serta kemampuan untuk menyesuaikan eksposur secara
manual bila diperlukan. Hal ini merupakan pengganti langsung dari kamera yang
menggunakan negative film berbasis model lensa refleks tunggal atau Single Lens Reflex
(SLR) yang digunakan kebanyakan orang waktu dulu.
Untuk alasan inilah, kamera dslr cenderung lebih rumit dan mahal dibandingkan kamera
model Point-And-Shoot. Generasi awal model DSLR cenderung lebih mahal dan lebih besar
dari kamera yang menggunakan negative film. Pada saat ini hal ini tidak lagi terjadi, karena
kamera dslr menjadi lebih murah, ringan, dan lebih kompak sesuai dengan perkembangan
jaman, bahkan generasi terbaru dapat menampilkan kualitas gambar High Definition.