OLEH:
YUDHA ….
M. FAIZ KHAIRUL RISKI 4211811010
ARI WIRA SAPUTRA 4211811016
dengan Kp, Kd, and Ki , semuanya positif, menandakan koefisien untuk kontrol
proporsional, integral, dan derivatif, secara berurutan (atau P, I, dan D). Pada model ini:
1. P bertanggung jawab untuk nilai kesalahan saat ini. Contohnya, jika nilai kesalahan
besar dan positif, maka keluaran kontrol juga besar dan positif.
2. I bertanggung jawab untuk nilai kesalahan sebelumnya. Contoh, jika keluaran saat
ini kurang besar, maka kesalahan akan terakumulasi terus menerus, dan kontroler
akan merespon dengan keluaran lebih tinggi.
3. D bertanggung jawab untuk kemungkinan nilai kesalahan mendatang, berdasarkan
pada rate perubahan tiap waktu
Karena kontroler PID hanya mengandalkan variabel proses terukur, bukan
pengetahuan mengenai prosesnya, maka dapat secara luas digunakan. Dengan
penyesuaian (tuning) ketiga parameter model, kontroler PID dapat memenuhi kebutuhan
proses. Respon kontroler dapat dijelaskan dengan bagaimana responnya terhadap
kesalahan, besarnya overshoot dari setpoint, dan derajat osilasi sistem. penggunaan
algoritme PID tidak menjamin kontrol optimum sistem atau bahkan kestabilannya.
Beberapa aplikasi mungkin hanya menggunakan satu atau dua term untuk memberikan
kontrol sistem yang sesuai. Hal ini dapat dicapai dengan mengontrol parameter yang lain
menjadi nol. Kontroler PID dapat menjadi kontroler PI, PD, P atau I tergantung aksi apa
yang digunakan. Kontroler PI biasanya adalah kontroler paling umum.
Skema kontrol PID dinamai dari ketiga kontrol pengendalinya, yang
kemudian dijumlahkan menjadi variabel manipulasi. kontrol proporsional, integral, dan
derivatif dijumlahkan untuk menghitung keluaran kontroler PID. Dengan mendefinisikan
u(t) sebagai keluaran kontroler, bentuk akhir dari algoritme PID adalah:
dengan:
Komponen kontrol PID ini terdiri dari tiga jenis yaitu Proportional, Integratif
dan Derivatif. Ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun sendiri-sendiri tergantung dari
respon yang kita inginkan terhadap suatu plant.
1. Kontrol Proporsional
kontrol proporsional akan menghasilkan nilai keluaran yang berbanding lurus
dengan nilai kesalahan. Responnya dapat diatur dengan mengalikan kesalahan (error)
dengan konstanta Kp, disebut konstanta gain proporsional atau gain kontroler.
kontrol proporsional dirumuskan:
Gain yang besar menghasilkan perubahan yang besar pada keluaran untuk suatu nilai
kesalahan tertentu. Namun, jika gain terlalu besar, sistem akan membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mencapai kondisi steady-state. Sebaliknya, gain yang bernilai
kecil maka respon keluaran juga kecil, sehingga kontroler menjadi kurang
responsif/sensitif, hal ini akan mengakibatkan respon kontroler akan lebih lambat jika
mendapatkan gangguan.
2. Kontroler integral
Peranan dari term integral berbanding lurus dengan besar dan lamanya error.
Integral dalam kontroler PID adalah jumlahan error setiap waktu dan mengakumulasi
offset yang sebelumnya telah dikoreksi. Error terakumulasi dikalikan dengan gain
integral (KI) dan menjadi keluaran kontroler. Term integral dirumuskan dengan:
Fungsi F(s) adalah transformasi Laplace dari f(t) yang adalah suatu frekuensi s, s =
σ+ jw.
Untuk mempermudah proses transformasi laplace kita dapat menggunakan table
transforamasi laplace :
Tabel Transformasi Laplace
D. Dinamika dan statik
1. Pengertian gaya
Gaya adalah sesuatu benda yang ditarik atau didorong. Gaya tidak bisa dilihat
tetapi bisa dirasakan. Hampir setiap hari kita melakukan gaya. Gaya sebenar nya ada
berbagai macam jenis tapi gaya yang biasanya kita lakukan adalah gaya dorongan dan
gaya tarik. Jika gaya melibatkan kontak langsung antara dua benda kita menyebutnya
dengan gaya kontak (contact force). Misalnya dorongan yang dilakukan dengan tangan
sendiri ; gaya pada sebuah tali yang menarik sebuah balok; gaya gesekan seorang pemain
baseball yang meluncur ke posisinya. Gaya jarak jauh (long range force), gaya yang tetap
bekerja meskipun benda tersebut terpisah oleh ruang yang kosong. hubungan antara gaya
yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya merupakan hukum gerak
newton. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama
hampir 3 abad, dan dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Hukum 1 Newton
Hukum pertama Newton tentang gerak menyatakan bahwa“sebuah
benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan
tersebut kecuali ada gaya resultan bekerja pada benda itu. Jika sebuah benda dalam
keadaan diam, benda tersebut tetap diam kecuali ada gaya resultan yang bekerja
pada benda itu.”Hukum I Newton juga menggambarkan sifat benda yangs elalu
mempertahankan keadaan diam atau keadaan bergeraknya yang
dinamakan inersia atau kelembaman. Oleh karena itu, Hukum I Newton dikenal juga
dengan sebutan Hukum Kelembaman. Contoh: Kita terdorong ke depan ketika bus
tiba- tiba direm atau terdorong ke belakang ketika bus bergerak maju secara
mendadak. ∑F = 0. , berlaku keseimbangan gaya (hukum I Newton) Pada lift diam
atau bergerak dengan kecepatan tetap, maka percepatannya nol. Oleh karena itu,
berlaku keseimbangan gaya (hukum I Newton).
Lift diam
Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan, maka besarnya gaya tekan kaki pada
lantai lift dapat ditentukan sebagai berikut.
Lift naik
Rumus lift naik
Berdasarkan penalaran yang sama seperti saat lift bergerak ke atas, maka untuk lift
yang bergerak ke bawah Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.
Lift turun
b. Hukum 2 Newton
Newton merumuskan Hukum II Newton sebagai berikut: “Percepatan yang
dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus
dengan resultan gaya dan berbanding terbalik massa benda.” F = m.a
Keterangan:
F = resultan gaya (Newton).
m = massa benda (kg).
a = percepatan benda (Newton/kg).
c. Hukum 3 Newton
Hukum 3 Newton menyatakan bahwa: “Jika kamu memberikan gaya pada
suatu benda (gaya aksi), kamu akan mendapatkan gaya yang sama besar,
tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi) dengan gaya yang kamuberikan.”
F aksi = – F reaksi
Gaya aksi dan reaksi tersebut memiliki besar yang sama,tetapi berlawanan arah dan
bekerja pada dua benda yang berbeda. Contoh: penyelam dapat berenang di dalam
laut karena kaki dan tangan penyelam mendorong air ke belakang (gaya aksi)
sehingga badan penyelam terdorong ke depan sebagai gaya reaksi.
2. Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar dapat diartikan sebagai suatu benda yang
berada dalam keadaan yang setimbang atau seimbang. Kesetimbangan benda tegar
merupakan suatu kedaan dimana momentum sebuah benda tegar bernilai nol. Nilai nol
di sini menunjukkan keadaan yang setimbang. Jika suatu benda tegar pada mulanya
dalam kondisi diam, maka benda tegar tersebut akan tetap diam (mempertahankan
kondisinya). Akan tetapi jika suatu benda tegar pada awalnya berada dalam kondisi
begerak dan pergerakan tersebut memiliki kecepatan konstan, maka benda tegar
tersebut akan tetap megalami pergerakan dengan kecepatan yang konstan.
Kesetimbangan benda tegar merupakan suatu kedaan dimana momentum sebuah benda
tegar bernilai nol. Dalam perihal benda tegar terdapat beberapa persamaan. Persamaan
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Momen gaya
Momen gaya dapat didefinisikan sebagai suatu gaya yang memiliki
kecenderungan untuk memutar suatu beda terhadap suatu sumbu. Persaman yang
digunakan dalam menghitung momen gaya ini adalah sebagai berikut:
Dengan:
F = gaya yang bekerja pada suatu benda (N). Gaya inilah yang cenderung memutar
benda
d = jarak (yang tegak lurus) dengan gaya ke suatu poros (m)
τ = torsi atau momen gaya (Nm)
b. Penguraian gaya
Dalam kesetimbangan benda tegar terdapat penguraian gaya-gaya yang dilihat
berdasatrkan sumbunya yaitu sumbu x dan sumbu y. Persamaan penguraian gaya
tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan:
F = gaya gesek yang terjadi pada suatu benda (N)
μ = koefesien gesek
N = gaya normal (N)
d. Gaya berat
Untuk menentukan gaya berat digunakan persamaan berikut ini:
W = m.g
Dengan:
W = berat suatu benda (N)
m = massa suatu benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
3. Macam-Macam Jenis Kesetimbangan Benda Tegar
https://adalah.net/pengertian-sistem-embedded/
ebook
https://id.wikipedia.org/wiki/PID
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/transformasi-laplace.pdf
https://eckoeffendi.files.wordpress.com/2017/10/rangkuman-benda-tegar.pdf
https://menupengetahuan.blogspot.com/2017/12/penerapan-hukum-newton-pada-
katrol-dan-lift.html
https://rumus.co.id/momen-gaya-torsi-adalah/