Sejarah Statistika
Sejarah statistika
Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di mana tradisi menghitung
merupakan landasan utama dalam membangun peradaban. Semenjak peradaban
Yunani ilmu hitung sudah diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam proses
pengambilan keputusan. Fenomena ini bisa dilacak dalam tulisan filsof Yunani
seperti Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem pemilihan langsung
terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan demokrasi
langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh masyarakat dalam
pemilihan tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar alat pembenar.
Penggunaan Statistika sudah dikenal sebelum abad 18, pada saat itu negara-
negara
Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan catatan tentang nama, usia, jenis
kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. Kemudian pada tahun 1500,
pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan mingguan tentang kematian dan
tahun 1662, dikembangkan catatan tentang kelahiran dan kematian. Baru pada
tahun 1772 1791, G. Achenwall menggunakan istilah statistika sebagai
kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 1799, Dr .E.A.W Zimmesman
mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account of Scotland.
Tahun 1981 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam literatur
statistiknya.
Ilmu hitung kemudian berkembang pesat lagi pada masa imperium Romawi.
Angka angka yang disimbolkan dalam peradaban Yunani dikembangkan dengan
symbol Romawi. Meski angka Romawi tidak praktis, dalam batas tertentu
memberikan pengaruh yang luas bagi perkembangan ilmu hitung. Angka Romawi
mampu memberikan lambing terhadap angka dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan angka Yunani. Puncak peradaban ilmu hitung menjadi
semakin cepat manakala tradisi Arab mengenalkan simbol angka yang sederhana
dan fleksibel.
Ilmu Statistik sebagai bentuk aplikasi dan terapkan ilmu hitung sebagai ilmu
murni juga mengalami perkembangan seiring dengan semakin berkembang ilmu
hitung. Statistik yang lebih menekankan pada tradisi mencatat dan menyusun,
memungkinkan ilmu ini mulai dilirik orang dalam konteks untuk mempergunakan
hasil pencatatan dan penyusunan untuk mendapatkan pola. Pola ini menjadi
sangat penting untuk dilihat, manakala manusia dihadapkan pada pergerakan
peradaban manusia yang semakin kompleks, yang juga berarti jumlah data juga
sangat kompleks, hampir setiap detik terdapat peristiwa yang lahir, dan harus
didokumentasi. Semakin tersebarnya data, menjadikan banyak fihak perlu
mendapatkan data yang sahih, namun mudah dimengerti dan memiliki akurasi
yang baik dalam dokumentasinya. Statistik merupakan satu-satunya ilmu yang
bisa menawarkan pada tradisi mencatat ini.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin
modern statisticum collegium (dewan negara) dan bahasa Italia statista
(negarawan atau politikus).
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan
bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang
pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika
inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh
Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi
linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh
semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-
bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak
dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu
gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan
psikometrika.
Definisi Statistik
Statistik adalah kumpulan data yang bisa memberikan gambaran tentang suatu
keadaan
Definisi Statistika
Statistika adalah ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data,
menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data dan mengambil
keputusan berdasarkan hasil kesimpulan.
Pembagian Statistika
1. Statistika Deskriptif
Fungsi Statistik.
Kegunaan Statistik.
(a) Untuk menggambarkan keadaan, baik secara umum amupun secara khusus;
(d) Untuk menilai keadaan dengan jalan menguji perbedaan antara gejala yang
satu dengan gejala yang lain;
(e) Untuk menilai keadaan dengan jalan mencari hubungan antara gejala yang
satu dengan gejala yang lain;
(f) Untuk menjadi dasar atau pedoman, baik di dalam menarik kesimpulan,
mengambil keputusan, serta memperkirakan terjadinya sesuatu hal atas dasar
bahan-bahan keterangan (data) yang telah berhasil dihimpun, dan lain
sebagainya.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan
bidang-bidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang
pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika
inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh
Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi
linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh
semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-
bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak
dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu
gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan
psikometrika.
Istilah statistika sudah sangat tua. Statistika bermula sebagai suatu cara
berhitung untuk membantu pemerintah yang ingin mengetahui kekayaan dan
banyaknya warganya dalam usaha menarik pajak atau pun berperang. William si
penakluk memerintahkan diadakannya survey di seluruh Inggris untuk tujuan
pajak dan tugas kemiliteran. Hasil Survey ini dikumpulkan dalam sebuah
kumpulan yang disebut Domesday Book.
Pada abad ke-19 Charles Lyell telah mengajukan suatu argumentasi yang pada
dasarnya bersifat statistik terhadap suatu masalah geologi. Dalam periode 1830-
1833, diterbitkan 3 jilid Principles of Geology karya Lyell, yang mengurutkan
batu-batuan zaman Tertier, serta sekaligus memberi nama pada masing-masing
batuan. Bersama dengan M.Deshayes, seorang ahli biologi dari Prancis, mereka
mengidentifikasikan dan mendaftarkan spesies-spesies fosil yang terdapat dalam
satu atau lebih strata, dan meramalkan proporsi jenis-jenis yang masih hidup di
bagian-bagian laut tertebtu. Berdasarkan proporsi-proporsi tersebut mereka
memberi nama Pleistosen, Pliosen, Miosen, dan Eosen. Argumentasi Lyell
sesungguhnya bersifat statistika. Sayangnya setelah ditetapkan dan diterimanya
nama-nama tersebut, metodenya segera dilupakan orang. Hal ini terjadi baik di
bidang ilmu-ilmu biologi maupun fisika.
Pada abad ke-19 pula, perlunya landasan yang lebih kokoh bagi statistika
menjadi semakin jelas. Karl Pearson, seorang ahli fisika matematik, menerapkan
matematika pada biologi. Pearson melewatkan hampir setengah abad dalam
penelitian statistika yang serius. Di samping itu, ia juga mendirikan jurnal
Biometrika dan sebuah aliran statistika. Dengan demikian kajian statistika
memperoleh dorongan besar.
R.A. Fisher, 1890-1962, yang dipengaruhi oleh Karl Pearson dan Student,
memberikan sumbangan yang sangat banyak dan penting bagi statistika. Ia dan
murid-muridnya memberikan dorongan yang besar bagi penggunaan prosedur-
prosedur statistika dalam banyak bidang, terutama dalam bidang-bidang
pertanian, biologi, dan genetika.
Pada tahun 1902-1950, Abraham Wald menulis dua buku yang sangat
bermanfaat hingga saat ini, yakni Sequential Analysis dan Statistical Decision
Functions. Dalam abad inilah (hingga saat ini) hampir semua metode statistika
yang kini digunakan itu dikembangkan.
Dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas
statistik dapat diartikan sebagai alat. Alat untuk analisis dan alat untuk membuat
keputusan. Statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Selanjutnya statistik inferensial dapat dibedakan menjadi
statistik parametris dan non parametris.
Konsep dasar
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung
rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-
tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah dibaca dan lebih
bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan
pengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat
model regresi.
Teori kebarangkalian
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Sebagai asas matematik untuk statistik, teori kebarangkalian amat penting untuk
banyak aktiviti manusia yang melibatkan analisis kuantitatif set data yang besar.
Teknik teori kebarangkalian turut boleh digunakan dalam penerangan suatu
sistem kompleks di mana hanyak sebahagian keadaannya diketahui, seperti
dalam mekanik statistik. Satu penemuan besar dalam fizik abad ke-20 ialah sifat
berkebarangkalian fenomena fizik pada skala atom, yang diterangkan dalam
mekanik kuantum.
Isi kandungan
[tunjukkan]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pada asasnya, teori kebarangkalian secara utama dianggap peristiwa rahsia, dan
caranya adalah utamanya combinatorial. Akhirnya, pertimbangan peanalisisan
Contoh: Membaling dadu, bereksperimen dengan set daun terup, dan jalan ganjil.
Contohnya, jika peristiwa itu adalah "kemunculan pada nombor genap apabila
sebuah dadu digolekkan", kebarangkalian diberikan oleh 3 6 = 1 2
{\displaystyle {\tfrac {3}{6}}={\tfrac {1}{2}}} {\displaystyle {\tfrac {3}
{6}}={\tfrac {1}{2}}}, sejak 3 menghadap keluar dari 6 mempunyai nombor-
bombor genap dan tiap muka mempunyai kebarangkalian sama pada
kemunculan.
Takrifan moden: Takrifan moden bermula dengan suatu set bergelar ruang
sampel, yang berkaitan dengan set pada semua akibat kemungkinan dari segi
kalsik, ditandakan oleh = { x 1 , x 2 , } {\displaystyle \Omega =\left\
{x_{1},x_{2},\dots \right\}} {\displaystyle \Omega =\left\{x_{1},x_{2},\dots
\right\}}. Ia dianggapkan bahawa untuk tiap elemen x {\displaystyle
x\in \Omega \,} {\displaystyle x\in \Omega \,}, sebuah nilai "kemungkinan "
intrinsik f ( x ) {\displaystyle f(x)\,} {\displaystyle f(x)\,} bercantum, yang
memuaskan ciri-ciri berikut:
Takrifan moden: If the outcome space of a random variable X adalah set real
numbers (R {\displaystyle \mathbb {R} } {\displaystyle \mathbb {R} }) atau
suatu subsetyang disebutkan, kemudian suatu fungsi digelar fungsi pengedaran
kumulatif (atau cdf) F {\displaystyle F\,} {\displaystyle F\,} bermuncul,
ditakrifkan oleh F ( x ) = P ( X x ) {\displaystyle F(x)=P(X\leq x)\,}
{\displaystyle F(x)=P(X\leq x)\,}. Iaitu, F(x) berpulangkan kebarangkalian bahawa
X akan menjadi kurang daripada atau sama dengan x.
Cdf secara perlu memuaskan ciri-ciri yang berikut.
Di manaya pdf wujud hanya untuk pembolehubah ganjil berlanjutan, cdf wujud
untuk semua pembolehubah (termasuk pembolehubah ganjil discrete) yang
mengambil nilai-nilai di R . {\displaystyle \mathbb {R} \,.} {\displaystyle
\mathbb {R} \,.}
Suatu contoh pada sebarang pengedaran boleh jadi suatu campuran pengedaran
discrete dan berlanjutan, contohnya, suatu pembolehubah ganjil yang adalah 0
dengan kebarangkalian 1/2, dan mengambil nilai ganjil dari suatu pengedaran
biasa dengan kebarangkalian 1/2. Ia dapat masih dipelajari ke sesetengah extent
dengan menganggapnya mempunyai suatu pdf ( [ x ] + ( x ) ) / 2
{\displaystyle (\delta [x]+\varphi (x))/2} {\displaystyle (\delta [x]+\varphi
(x))/2}, where [ x ] {\displaystyle \delta [x]} {\displaystyle \delta [x]} adalah
fungsi Dirac delta.
Intuition umum bercadang bahawa jika suatu duit syiling dibaling banyak kali,
kemudian roughly setengah waktu ia akan bermuncul heads, dan belah yang lagi
satu akan menjadi ekor. Tambahan, sering duit syiling dibaling, lebih-lebih lagi ia
seharusnya bahawa purata bilangan kepala pada bilangan ekor akan mencapai
kesatuan. Kebarangkalian moden memberikan versi rasmi pada gagasan
berintuitif, digelarkan peraturan bilangan besar. Peraturan ini adalah sangat
menakjubkan kerana ia tiada mana-mana dianggapkan asas teori
kebarangkalian, tetapi daripada itu berpunca luar dari asas ini sebagai suatu
teorem. Sejak ia berkait dengan kebrangkalian berasal-teori pada frekuensi
sebenarnya pada kemunculan dalam dunia benar, peraturan bilangan besar
dianggap suatu tiang dalam sejarah teori statistik.[1]
Peraturan bilangan besar (LLN) menyatakan pukul rata sampel X n = 1 n
Xn {\displaystyle {\overline {X}}_{n}={\tfrac {1}{n}}{\sum X_{n}}}
{\displaystyle {\overline {X}}_{n}={\tfrac {1}{n}}{\sum X_{n}}} pada X 1 ,
X 2 , {\displaystyle X_{1},X_{2},\dots \,} {\displaystyle
X_{1},X_{2},\dots \,} (pembolehubah ganjil bebas dan secara serupa dengan
jangkaan terhad {\displaystyle \mu } {\displaystyle \mu }) bertumpu
terhadap jangkaan teori . {\displaystyle \mu .} {\displaystyle \mu .}
Meletakkan ini dari segi pembolehubah ganjil dan LLN kita mempunyai Y 1 , Y 2
, . . . {\displaystyle Y_{1},Y_{2},...\,} {\displaystyle Y_{1},Y_{2},...\,} adalah
pembolehubah ganjil Bernoulli bebas mengambil nilai-nilai 1 dengan
kebarangkalian p dan 0 dengan kebarangkalian 1-p. E ( Y i ) = p
{\displaystyle {\textrm {E}}(Y_{i})=p} {\displaystyle {\textrm {E}}(Y_{i})=p}
untuk semua i dan megikuti dari LLN bahawa Y n n {\displaystyle {\frac
{\sum Y_{n}}{n}}\,} {\displaystyle {\frac {\sum Y_{n}}{n}}\,} bertumpuan
dengan p secara hampir pasti.
Teorem ini menyatakan bahawa average banyak penbolehubah ganjil bebas dan
secara serupa diedarkan dengan pembolehubah terhad terhadap pengedaran
biasa tidak terkira pada pengedaran diikuti oleh pembolehubah ganjil asli. Secara
rasmi, biarkan X 1 , X 2 , {\displaystyle X_{1},X_{2},\dots \,}
{\displaystyle X_{1},X_{2},\dots \,} menjadi pembolehubah ganjil bebas dengan
mean {\displaystyle \mu _{\,}} {\displaystyle \mu _{\,}} dan
pembolehubah 2 > 0. {\displaystyle \sigma ^{2}>0.\,} {\displaystyle
\sigma ^{2}>0.\,} Kemudian langkah pembolehubah ganjil