tp
s:
//m
al
uk
u.
bp
s.g
o.
id
ht
tp
s:
//m
al
uk
u.b
ps.
go.
id
ii
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PROVINSI MALUKU MENURUT PENGELUARAN
2016-2020
ISSN : 2442-7152
No. Publikasi : 81000.2106
Katalog BPS : 9302019.81
id
Jumlah Halaman : xii + 84 halaman
go.
Penyusun Naskah :
p s.
BPS Provinsi Maluku
u .b
uk
Penyunting :
al
//m
Desain Cover:
ht
Diterbitkan oleh :
© BPS Provinsi Maluku
Dicetak Oleh :
BPS Provinsi Maluku
ii
ht
tp
s:
//m
al
uk
u.b
ps.
go.
id
ii
Seuntai Kata
P
roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat
data ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan ekonomi suatu wilayah (provinsi maupun kabupaten/kota).
id
Perangkat data ini dapat pula digunakan untuk kepentingan dan tujuan
o.
g
lain, seperti sebagai dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka
s.
menyusun formulasi kebijakan, tingkat percepatan uang beredar (velocity of money),
p
.b
Menurut teori ekonomi makro, penghitungan PDRB dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu : pendekatan produksi/penyediaan (PDRB menurut Lapangan
s:
v
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Data PDRB dalam publikasi ini serta publikasi-publikasi selanjutnya
menggunakan tahun dasar 2010, serta sudah menerapkan konsep System of National
Accounts 2008 seperti yang direkomendasikan oleh United Nations.
Disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam publikasi ini masih
memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang bersifat
konstruktif sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi ini selanjutnya.
id
g o.
ps. Ambon, April 2021
Kepala Badan Pusat Statistik
.b
Provinsi Maluku
u
uk
al
//m
vi
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Daftar Isi
- Seuntai Kata v
- Daftar Isi vii
- Daftar Gambar viii
id
o.
- Daftar Tabel ix
g
s.
- Daftar Lampiran xii
p
.b
- Pendahuluan 3
u
uk
- Lampiran Tabel 79
vii
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Daftar Gambar
- Perbandingan PDRB ADHB dan ADHK 2010 Menurut
35
Pengeluaran Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
id
o.
g
p s.
.b
u
uk
al
//m
s:
tp
ht
viii
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Daftar Tabel
- PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
33
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
- PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran
34
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
- Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran,
id
36
o.
Provinsi Maluku Tahun 2016-2020
g
- Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,
s. 37
Provinsi Maluku Tahun 2016-2020
p
.b
38
uk
Tahun 2016-2020
al
39
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
s:
41
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
ht
ix
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Daftar Tabel
- Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Pemerintah
46
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
- Struktur Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah
49
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
- Struktur PMTB Provinsi Maluku,
id
50
o.
Tahun 2016-2020
g
- Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori
s. 52
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
p
.b
54
uk
56
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
s:
62
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
ht
x
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Daftar Tabel
- Rasio Ekspor Terhadap PMTB,
66
Tahun 2016-2020
- Rasio PDRB Terhadap Impor Provinsi Maluku,
67
Tahun 2016-2020
- Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan
id
68
o.
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
g
- Neraca Perdagangan Barang dan Jasa
s. 69
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
p
.b
70
uk
Tahun 2016-2020
al
72
Tahun 2016-2020
s:
tp
ht
xi
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
Daftar Lampiran
- Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran, 79
Provinsi Maluku Tahun 2016–2020
- Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 80
Provinsi Maluku Tahun 2016–2020
id
- Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
go.
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
s. 81
Provinsi Maluku Tahun 2016–2020
p
.b
xii
Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Pengeluaran Provinsi Maluku 2016 - 2020
ht
tp
s:
//m
al
uk
u.b
ps.
go.
id
ht
tp
s:
//m
al
uk
u.b
ps.
go.
id
BAB I Pendahuluan
BAB I
Pendahuluan
id
seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai
o.
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
g
s.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
p
.b
jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Sedangkan
u
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang
uk
dihitung menggunakan harga yang pada suatu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB
al
//m
atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran serta struktur
ekonomi. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui
s:
tp
pertumbuhan ekonomi pada suatu periode ke periode (tahun ke tahun atau triwulan
ht
ke triwulan). Dalam publikasi ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2010
dan ini tentu akan mencerminkan struktur ekonomi terkini.
id
negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor
o.
produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
g
s.
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
p
langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan
.b
pajak tidak langsung neto (pajak atas produksi dan impor dikurangi subsidi).
u
uk
al
PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: (1)
s:
lembaga non profit yang melayani rumah tangga (3) pengeluaran konsumsi
ht
akhir pemerintah, (4) pembentukan modal tetap domestik bruto, (5) perubahan
inventori, dan (6) ekspor neto (ekspor dikurangi impor).
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat
diperoleh dari data ini antara lain adalah:
id
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke
o.
tahun.
g
3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur
s.
p
perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara.
.b
dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor
ekonomi.
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur
laju pertumbuhan konsumsi akhir, investasi dan perdagangan luar negeri.
7. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per
kepala atau per satu orang penduduk.
8. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.
id
g o.
s.
p
u .b
uk
al
//m
s:
tp
ht
BAB II
Metode Estimasi & Sumber Data
i. Pendahuluan
id
tangga dalam pembentukan PDRB pengeluaran. Di samping berperan
go.
sebagai konsumen akhir barang dan jasa, rumahtangga juga berperan
s.
sebagai produsen dan penyedia faktor produksi untuk aktivitas produksi yang
p
.b
atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah
ht
6. Kesehatan
7. Angkutan
8. Komunikasi
10. Pendidikan
id
12. Barang dan jasa lainnya
g o.
p s.
Namun karena keterbatasan data, maka 12 COICOP tersebut dikelompokkan
u.b
Tangga
ht
yang dibayar, baik dibayar penuh maupun tidak penuh karena mendapat
keringanan biaya (subsidi atau transfer).
Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh residen
diluar wilayah atau diluar negeri (diperlakukan sebagai impor).
Terdapat beberapa catatan yang perlu dikatahui berkaitan dengan PKRT ini,
yaitu:
id
o.
Pembelian langsung oleh non-residen, diperlakukan sebagai ekspor dari
g
wilayah tersebut)
p s.
.b
barang antik, lukisan, dan hasil karya seni lainnya diperlakukan sebagai
uk
1. Sumber data
Data Sekunder (dari BPS maupun dari luar BPS), dalam bentuk
data atau indikator suplai komoditas dan jenis pengeluaran
tertentu,
2. Metode Penghitungan
id
o.
Susenas cenderung underestimate (terutama untuk kelompok bukan
g
makanan dan kelompok makanan jadi), maka perlu dilakukan
s.
penyesuaian (adjustment). Dalam melakukan adjustment, digunakan
p
.b
data sekunder dalam bentuk data atau indikator suplay dari berbagai
u
uk
id
dengan hasil poin ke 5.
g o.
2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LNPRT
s.
p
.b
i Pendahuluan
u
uk
ini berperan dalam menyediakan barang dan jasa bagi anggotanya maupun
s:
bagi rumahtangga secara gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti
tp
secara ekonomi. Harga yang tak berarti secara ekonomi artinya harga
ht
tersebut biasanya dibawah harga pasar (tidak mengikuti harga pasar yang
berlaku).
terpilih yang punya hak sama, termasuk hak bicara atas keputusan
lembaga;
istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan
surplus melalui kegiatan produktifnya, namun surplus yang diperoleh
id
biasanya diinvestasikan kembali pada aktivitas sejenis.
o.
LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggotanya atau
g
s.
rumahtangga, serta tidak dikontrol oleh pemerintah. Anggota dari lembaga
p
.b
yang dimaksud disini adalah yang bukan berbentuk badan usaha. LNPRT
u
iii Cakupan
1. Sumber data
id
Informasi yang diperoleh dari hasil up-dating direktori LNPRT
o.
adalah jumlah populasi LNPRT menurut jenis lembaga.
g
Indeks Harga Konsumen (IHK) s.
p
u .b
2. Metode Penghitungan
uk
xij
x ij
ni
7 19
X xij Ni
i 1 j 1
X : PK-LNPRT ADHB
id
o.
Ni : Populasi LNPRT menurut jenis lembaga
g
s.
Hasil penghitungan di atas akan diperoleh besarnya PK-LNPRT atas
p
.b
i Pendahuluan
Unit pemerintah adalah unit institusi yang dibentuk melalui proses politik,
serta mempunyai kekuasaan di bidang lembaga legislatif, yudikatif maupun
eksekutif atas unit institusi lain yang berada di dalam batas-batas wilayah
suatu negara/wilayah. Pemerintah juga mempunyai berbagai peran dan fungsi
lainnya, seperti sebagai penyedia barang dan jasa bagi kelompok atau
individu rumah tangga, sebagai pemungut dan pengelola pajak atau
pendapatan lain-nya, berfungsi mendistribusikan pendapatan atau
kesejahteraan melalui aktivitas transfer, serta terlibat di dalam produksi non-
pasar.
pemerintah akan melakukan aktivitas konsumsi atas barang dan jasa akhir.
Sedangkan sebagai produsen, pemerintah akan melakukan aktivitas
memproduksi barang & jasa maupun aktivitas investasi.
id
dalam bentuk barang, perkiraan penyusutan barang modal, dan nilai output
o.
dari Bank Indonesia, dikurangi dengan nilai penjualan barang dan jasa yang
g
dihasilkan unit produksi yang tak dapat
s. dipisahkan dari aktivitas
p
pemerintahan.
u .b
Aktivitas unit produksi pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
uk
iii Cakupan
id
o.
iv Penghitungan PDRB Tahunan
g
1. Sumber Data
p s.
.b
Tahunan adalah:
uk
2. Metode Penghitungan
a. PK-P Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Secara umum, PK-P ADHB dihitung menggunakan rumusan
berikut :
PK-P ADHB =
id
Pusat yang menjadi bagian dari Provinsi yang bersangkutan.
g o.
b. s.
PK-P Provinsi Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
p
Pengeluaran konsumsi pemerintah ADHK dihitung dengan
.b
i Pendahuluan
PMTB erat kaitannya dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang
dilibatkan dalam proses produksi. Secara garis besar aset tetap dapat
diklasifikasi menurut jenis barang modal seperti: bangunan dan konstruksi
lain, mesin dan perlengkapan, kendaraan, tumbuhan, ternak, dan barang
modal lainnya.
id
sebagai pengurangan.
g o.
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta akan
s.
mengalami penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah ”bruto”
p
.b
iii Cakupan
ht
1. Sumber data
a. Output industri konstruksi hasil penghitungan PDRB menurut
industri konstruksi dari BPS Prov/Kab/Kota.
b. Nilai impor 2 digit HS, yang merupakan barang modal impor dari
KPPBC (Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai)
setempat.
id
c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang dari Statistik Industri Kecil
o.
g
& Rumah tangga (level provinsi). s.
p
d. Laporan keuangan perusahaan.
u.b
migas).
tp
2. Metode Penghitungan
Pendekatan Langsung
id
o.
dalamnya sudah termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya
g
transportasi, biaya instalasi, pajak-pajak, serta biaya lain yang terkait dengan
s.
pengadaan barang modal tersebut. Bagi barang modal yang berasal dari
p
.b
impor di dalamnya termasuk bea masuk dan pajak-pajak yang terkait dengan
u
uk
informasi/data tentang perubahan atas aset tetap (PMTB) yang dinilai ADHB
tp
Pendekatan ke dua, yang harus dilakukan bila data output tidak tersedia
id
adalah dengan cara “ekstrapolasi” atau mengalikan PMTB ADHK dengan
o.
indeks produksi jenis barang modal yang sesuai. Untuk itu penghitungan
g
s.
PMTB diawali dengan menghitung PMTB ADHK terlebih dahulu. Selanjutnya
p
.b
yang sesuai (sebagai inflator). Hal ini mensyaratkan bahwa PMTB ADHK di
al
modal lain yang berasal dari impor, dilakukan dengan menggunakan 2 (dua)
ht
cara.
id
Impor film diperoleh dari nilai impor film. PMTB ADHK-nya diperoleh dengan
o.
cara mendeflate nilai ADHB dengan indeks implisit industri jasa hiburan dan
g
IHPB barang impor.
p s.
.b
yang besar.
tp
sulit diperoleh.
i Pendahuluan
yang terjadi pada kurun waktu tertentu di dalam suatu wilayah. Perubahan
inventori menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam
bentuk barang jadi, barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan
penolong pada satu periode tertentu. Ketersediaan data perubahan inventori
menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan analisis tentang aktivitas
investasi.
id
dikuasai oleh produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate
o.
consumption) menjadi barang dalam bentuk lain, yang punya nilai ekonomi
g
maupun nilai manfaat yang lebih tinggi. Termasuk dalam pengertian ini adalah
s.
p
barang yang masih dalam proses pengerjaan (work in progress), serta barang
.b
jadi yang belum dipasarkan dan masih dikuasai oleh pihak produsen.
u
uk
(bertanda negatif).
ht
iii Cakupan
b. Berbagai jenis bahan baku & penolong (material & supplies), yaitu
semua bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi;
c. Barang jadi, yaitu barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau
id
belum digunakan, termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama
o.
seperti pada waktu dibeli;
g
s.
d. Barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah
p
.b
1. Sumber data
Data eksternal lain, seperti data persediaan beras dari Bulog, data
semen dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), gula dari Dewan
Gula Indonesia (DGI), dan ternak dari Ditjennak Kementerian
id
o.
Pertanian.
g
ps.
.b
2. Metode Penghitungan
u
uk
“komoditas”.
ht
Pendekatan Langsung
id
ADHB diperoleh dengan cara menghitung perubahan volume stok akhir dan
o.
stok awal dikalikan rata-rata harga pembelian, atau harga penjualan bila data
g
s.
harga pembelian tidak tersedia. Perubahan barang inventori ADHK dihitung
p
.b
yang sesuai, b. mengalikan perubahan volume stok akhir dan stok awal
uk
Data inventori yang dibutuhkan adalah dalam bentuk posisi atau pada
ht
i Pendahuluan
id
o.
Seiring perkembangan zaman, aktivitas produksi dan permintaan
g
s.
masyarakat atas barang dan jasa semakin meningkat dan beragam.
p
Kemajuan di bidang transportasi dan komunikasi juga turut memperlancar
.b
arus distribusi barang dan jasa. Kondisi tersebut semakin mendorong aktivitas
u
uk
iii Cakupan
1. Sumber data
id
pelabuhan;
o.
e. Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi di jembatan
g
timbang; s.
p
f. Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi dari hasil survei.
.b
2. Metode Penghitungan
//m
(fob) dalam US$. Penghitungan ekspor barang luar negeri dilakukan dengan
ht
mengalikan nilai barang (sesuai PEB) dengan kurs transaksi beli rata-rata
tertimbang. Sedangkan Impor barang luar negeri dilakukan dengan
mengalikan nilai barang (sesuai PIB) dengan kurs transaksi jual rata-rata
tertimbang. Nilai ekspor-impor jasa berasal dari Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Disamping itu nilai
ekspor-impor tersebut masih ditambah/dikurangi dengan nilai pembelian
langsung (direct purchase) dan transaski yang tidak terdokumentasi
(undocumented trasnsaction) baik oleh residen maupun non residen.
Sedangkan net ekspor antar wilayah merupakan nilai sisa (residu) antara
PDRB lapangan usaha dengan PDRB pengeluaran.
BAB III
Tinjauan Perekonomian Provinsi Maluku
Berdasarkan PDRB Pengeluaran
Tahun 2016 – 2020
P
erubahan struktur ekonomi Provinsi Maluku akibat proses pembangunan
ekonomi yang terjadi pada periode 2016 s.d 2020, tidak terlepas dari dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih dipengaruhi
oleh perkembangan maupun perubahan perilaku masing-masing komponen
id
pengeluaran akhir. Sedangkan faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh perubahan
g o.
teknologi dan struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan perdagangan
s.
internasional.
p
.b
perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sebagian besar produk atau
al
barang dan jasa yang tersedia di wilayah domestik Provinsi Maluku digunakan untuk
//m
Sebagian lagi digunakan untuk investasi fisik (dalam bentuk PMTB dan perubahan
tp
id
6. Ekspor 7.794.487,53 7.826.808,67 6.007.862,05 6.189.279,72 6.379.802,09
go.
7. Impor 24.319.366,97 25.649.274,86 24.427.857,78 26.151.394,77 26.719.155,09
p s.
Total PDRB 37.054.407,62 39.881.545,47 43.047.090,66 46.151.913,88 46.263.797,67
u .b
* Angka Sementara
uk
Nilai PDRB Maluku (ADHB) selama periode tahun 2016 s.d 2019
menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Sedangkan pada tahun
s:
tp
id
6. Ekspor 5.403.558,74 5.347.384,78 4.771.434,50 4.429.172,47 4.061.803,02
o.
g
7. Impor 16.091.539,49 16.103.902,17 15.426.339,62 15.186.870,89 14.638.682,08
p s.
Total PDRB 26.284.228,02 27.814.053,22 29.457.133,27 31.049.428,77 30.765.024,95
u .b
* Angka Sementara
uk
Selain dinilai ADHB, PDRB menurut pengeluaran juga dinilai ADHK 2010 atau
s:
atas dasar harga berbagai produk yang dinilai dengan harga pada tahun 2010.
tp
ADHB
50,000
ADHK 2010
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
id
o.
10,000
g
5,000
0
p s.
2016 2017 2018 2019 2020
.b
u
uk
al
Pada grafik di atas, nampak bahwa pada umumnya nilai PDRB ADHB selalu
//m
lebih besar dari nilai PDRB ADHK. Perbedaan tersebut disebabkan karena ada
s:
pengaruh perubahan harga dalam perhitungan PDRB ADHB. Dalam PDRB ADHK
tp
pengaruh faktor harga telah ditiadakan. Tercatat PDRB ADHB tahun 2020 sebesar
ht
46.263,80 milyar rupiah sedangkan PDRB ADHK tahun yang sama sebesar
30.765,02 milyar rupiah.
id
o.
7. Impor 65,63 64,31 56,75 56,66 57,75
g
Total PDRB 100,00 100,00
s.
p
100,00 100,00 100,00
* Angka Sementara
.b
1. Konsumsi Rumah
Tangga 5,91 5,43 3,61 5,41 (0,51)
id
o.
6. Ekspor 4,24 (1,04) (10,77) (7,17) (8,29)
g
7. Impor 4,21 0,08 s.
p (4,21) (1,55) (3,61)
.b
* Angka Sementara
uk
Agregat indikator makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah
s:
pertumbuhan riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic
tp
Pertumbuhan ekonomi Maluku dari tahun 2016 s.d 2020 secara rata-rata mencapai
4,39 persen, dimana selama 4 tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan diatas 5
persen masing-masing sebesar 5,73 persen (2016); 5,82 persen (2017); 5,91
persen (2018); 5,41 persen (2019), sedangkan pada tahun 2020 mengalami
kontraksi sebesar 0,92 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni
sebesar 5,91 persen, sebaliknya yang terendah terjadi pada tahun 2020
(-0,92 persen).
(2010=100)
Komponen
2016 2017 2018 2019* 2020**
Pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Konsumsi Rumah
Tangga 151,42 154,46 156,58 161,65 163,75
3. Konsumsi
Pemerintah 142,64 148,24 151,40 154,53 157,72
id
5. Perubahan Inventori 146,31 155,30 170,39 182,07 190,83
g o.
6. Ekspor 144,25 146,37 125,91 139,74 157,07
s.
p
7. Impor 151,13 159,27 158,35 172,20 182,52
u .b
* Angka Sementara
al
perubahan harga yang terjadi pada sisi konsumen, baik konsumen akhir (rumah
ht
1
Indeks perkembangan
id
a. ADHB (Juta Rp) 26.646.284,39 28.656.669,59 30.096.578,75 32.753.525,98 33.008.212,31
o.
g
b. ADHK 2010 (Juta Rp) 17.597.738,52 18.552.829,92 19.221.732,78 20.261.857,58 20.157.946,29
p s.
Proporsi Terhadap PDRB 71,91 71,85 69,92 70,97 71,35
.b
(% ADHB)
Rata-rata konsumsi per
u
kapita/tahun
uk
2
Pertumbuhan
s:
2
Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)
periode tahun 2016 s.d 2020 cukup berfluktuatif. Titik tertinggi terjadi pada tahun
2016 yaitu 71,91 persen dan titik terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu 69,92
persen.
Pada masa pemulihan ekonomi, biasanya institusi rumah tangga
memperbaiki serta mengembalikan perilaku dan kebiasaan pola konsumsinya. Hal
tersebut terjadi karena secara umum tingkat pendapatan masyarakat akan naik dan
di sisi lain persediaan atau penawaram berbagai jenis barang dan jasa di pasar
domestik (termasuk yang berasal dari impor), sehingga kondisi semacam ini turut
menjadi pemicu meningkatnya belanja untuk keperluan konsumsi, termasuk
konsumsi rumah tangga.
id
Secara umum, rata-rata konsumsi per rumah tangga per kapita terus
o.
meningkat dari tahun ke tahun, baik menurut ADHB maupun ADHK 2010. Pada
g
s.
tahun 2016, secara agregat setiap rumah tangga di Provinsi Maluku menghabiskan
p
.b
dana sekitar 15,53 juta rupiah per tahun untuk membiayai konsumsi, baik dalam
u
Pengeluaran ini terus meningkat menjadi 16,42 juta rupiah (2017); menjadi 16,97
al
juta rupiah (2018) dan mencapai 18,17 juta rupiah (2019) dan mengalami
//m
yang searah dengan kenaikan jumlah penduduk, dan selalu diikuti pula oleh
kenaikan nilai konsumsinya. Pertumbuhan rata-rata konsumsi per-kapita
menunjukan peningkatan, baik ADHB maupun ADHK 2010, terkecuali pada tahun
2020 yang mengalami penurunan konsumsi per-kapita. Kondisi ini menunjukan
bahwa rata-rata konsumsi setiap penduduk di Provinsi Maluku meningkat, baik
secara kuantitas (volume) maupun secara nilai (termasuk juga peningkatan
kualitas). Peningkatan rata-rata konsumsi per-kapita secara “riil” berkisar antara
1,33-5,77 persen. Peningkatan ini secara otomatis berpengaruh terhadap
perubahan struktur konsumsi rumah tangga.
c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan &
9,39 9,09 8,78 8,47 8,39
Penyelenggaraan RT
e. Transportasi, Komunikasi,
id
7,19 7,31 7,41 7,40 7,27
Rekreasi, dan Budaya
o.
g
f. Hotel dan Restoran 3,81 3,91 3,91 3,82 3,69
s.
2,96 2,85 2,81
p
g. Lainnya 3,01 3,03
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
al
//m
Secara rata-rata data dari tahun 2016 s.d 2020, nampak pada struktur
s:
konsumsi akhir rumah tangga Provinsi Maluku, bahwa konsumsi makanan lebih
tp
makanan secara umum cenderung meningkat dan masih berada di atas 60 persen.
Proporsi untuk makanan pada masing-masing tahun tercatat sebagai berikut; 62,24
persen (2016); 62,41 persen (2017); 62,67 persen (2018); 62,93 persen (2019); dan
63,27 persen (2020).
3
Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB )
id
dapat dijelaskan lebih jauh melalui perangkat data PDRB ini.
o.
g
Tabel 8. Pertumbuhan Riil Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga
s.
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
p
.b
(Persen)
u
c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan &
ht
e. Transportasi, Komunikasi,
5,70 5,64
Rekreasi, dan Budaya 4,30 6,31 (2,64)
Dilihat dari pertumbuhan “riil” nya, pengeluaran rumah tangga untuk kelompok
makanan maupun non makanan selama tahun 2016-2019 mengalami pertumbuhan
positif dari tahun ke tahun. Pertumbuhan “riil” ini menunjukan adanya perubahan
konsumsi rumah tangga dalam bentuk kuantum (volume) dari waktu ke waktu.
Informasi ini menunjukan terjadinya peningkatan kemakmuran masyarakat,
meskipun mungkin hanya dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu.
Namun, sekali lagi akibat dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi,
pertumbuhan pengeluaran rumah tangga pada tahun 2020 untuk kelompok
makanan mengalami perlambatan sebesar 0,66 persen, dan untuk konsumsi non
makanan mengalami kontraksi sebesar 4,56 persen.
id
Rumah Tangga Provinsi Maluku, Tahun 2016-20204
o.
(Persen)
g
Komponen Pengeluaran 2016 2017 s. 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
p
.b
c. Perumahan, Perkakas,
//m
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Sementara itu, tingkat perubahan harga yang secara implisit disajikan dalam
tabel 9, menunjukan pertumbuhan implisit yang fluktuatif setiap tahun-nya untuk
setiap kelompok konsumsi. Kenaikan harga (inflasi) relatif tinggi terjadi pada tahun
2016 masing-masing 4,62 persen. Kenaikan harga relatif rendah terjadi pada tahun
4
Tingkat perubahan harga produk konsumsi
2020 yakni sebesar 1,30 persen, sementara harga berfluktuasi pada tahun 2017
hingga tahun 2019 dengan kisaran diantara nilain tahun 2016 dan 2020. Rincian
peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan rokok sebesar 4,40
persen (2016); 1,71 persen (2017), 0,85 persen (2018), 3,40 persen (2019) dan
0,65 persen (2020). Sementara itu, konsumsi pakaian dan alas kaki sebesar 6,12
persen (2016) menjadi 2,07 persen (2017). Kemudian pada tahun berikutnya yaitu
3,20 persen (2018) menjadi 5,96 persen (2019), dan terakhir menjadi 4,38 persen
(2020). Pada periode tahun 2016 s.d 2020, harga kelompok makanan melambat
lebih dalam dari kelompok konsumsi lainnya.
id
3.3 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR LNPRT
o.
Komponen konsumsi akhir LNPRT peranannya dalam PDRB menurut
g
s.
pengeluaran sangat minor dibandingkan dengan komponen pengeluaran lainnya.
p
.b
Hal ini menunjukkan bahwa peranan institusi ini dalam perekonomian suatu wilayah
u
semestinya dapat lebih ditingkatkan lagi. Data berikut menunjukan hal tersebut,
uk
dimana dapat dilihat dari proporsinya terhadap PDRB yang relatif masih kecil.
al
//m
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Proporsi LNPRT Provinsi Maluku seperti yang tersaji pada tabel 10 di atas
berkisar antara 2,27 persen hingga 2,67 persen. Meskipun mengalami peningkatan
secara absolut, namun proporsi komponen ini menunjukan fluktuasi dari tahun ke
tahun. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh pertambahan yang terjadi pada komponen
pengeluaran lainnya. Tercatat pada tabel di atas bahwa pada tahun 2020, kontribusi
LNPRT terhadap PDRB merupakan yang tertinggi dari sejak tahun 2016, yaitu
sebesar 2,67 persen, dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang
memberikan kontribusi sebesar 2,52 persen terhadap PDRB yang dipengaruhi oleh
adanya Pilkada di 4 Kabupaten/Kota d Provinsi Maluku.
id
ganda, disamping sebagai konsumen serta regulator dalam proses perekonomian.
o.
Peranan konsumsi pemerintah dalam perekonomian Provinsi Maluku serta
g
s.
bagaimana perkembangannya akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini :
p
u .b
uk
al
//m
s:
tp
ht
id
o.
6,09 6,05 5,99 5,91 5,79
b. ADHK 2010 (Juta Rp)
g
Konsumsi Pemerintah per s.
pegawai pemerintah
p
a. ADHB (Juta Rp) 216,80 230,67 242,63 243,63 243,82
u .b
5
Pertumbuhan
al
a. Total konsumsi
2,57 0,99 0,70 0,24 (0,34)
pemerintah
//m
Jumlah Pegawai
68.731 67.795 66.287 67.494 67.741
ht
6
Pemerintah
Jumlah Penduduk (ribu jiwa) 1.716 1.745 1.774 1.802 1.832
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
5
Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)
6
Tidak termasuk polisi dan militer
id
peningkatan pada rata-rata konsumsi pemerintah per-kapita. Pada tahun 2016
g o.
konsumsi pemerintah per-kapita ADHB sebesar 8,69 juta rupiah, dan terus
s.
meningkat pada tahun-tahun berikutnya (lihat tabel 11).
p
.b
kuantitas. Hal tersebut juga dapat dilihat dari laju pertumbuhannya yang sebesar
s:
6,09 persen pada tahun 2016, dan selanjutnya menunjukan tren perlambatan
tp
secara berturut-turut sebesar 6,05 persen (2017), 5,99 persen (2018), 5,91 persen
ht
(2019) dan semakin melambat pada tahun 2020 menjadi 5,79 persen.
yang juga cenderung mengalami fluktuasi. Selama periode tahun 2016 s.d 2020
jumlah pegawai pemerintah mengalami fluktuasi. Tercatat pada tahun 2016 menjadi
68.731 orang dan menurun menjadi 67.795 orang di tahun 2017, selanjutnya
mengalami penurunan menjadi 66.287 orang (2018), kemudian meningkat
sebanyak 67.494 orang (2019) dan 67.741 orang (2020). Dalam kurun waktu 2016
ke 2020, secara total terjadi penurunan jumlah pegawai pemerintah sebanyak 990
orang.
Hal lain yang patut dicermati adalah rasio, yaitu perbandingan antara jumlah
pegawai pemerintah dengan jumlah penduduk. Data di atas menunjukkan bahwa
jumlah pegawai pemerintah mengalami penurunan secara siginifikan dari tahun
id
2016 ke tahun 2020. Sementara jumlah penduduk meningkat juga dari sejumlah
o.
1,72 juta orang pada tahun 2016 menjadi 1,83 juta orang pada tahun 2020 atau
g
sekitar 116.332 orang (tabel 11).
s.
p
.b
peningkatan baik secara keseluruhan maupun rata-rata (per penduduk maupun per
pegawai pemerintah). Parameter ini adalah pendekatan untuk mengukur
al
//m
7
Total Konsumsi Akhir (belanja) pemerintah
a. Konsumsi Kolektif (Juta Rp) 10.069.478,75 10.532.210,69 10.801.086,62 11.024.765,09 11.209.947,71
67,58 67,35 67,16 66,99 66,97
% (Juta Rp)
id
a. Konsumsi Kolektif 2,35 0,68 0,65 0,18 (0,49)
o.
b. Konsumsi Individu 3,02 1,62 0,80 0,36 (0,04)
g
Total Konsumsi 2,57 s.
0,99 0,70 0,24 (0,34)
8
p
Pertumbuhan Indeks Harga (%) implisit
.b
peningkatan dari tahun ke tahun (lihat tabel 12). Proporsinya terhadap total
konsumsi akhir pemerintah cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2016 proporsinya mencapai 67,58 persen. Kondisi ini berfluktuasi
hingga tahun 2020 dengan proporsi sebesar 66,97 persen. Hal yang sama juga
terjadi di Konsumsi individu secara nominal mengalami fluktuasi dari tahun ketahun
(lihat tabel 12), dimana secara umum proporsi konsumsi individu ini pada periode
2016-2020 tidak signifikan setiap tahunnya. Proporsi tertinggi untuk konsumsi
individu ini terjadi pada tahun 2020 yakni sebesar 33,03 persen, meningkat dari
tahun-tahun sebelumnya.
id
Tahun 2016-2020
g o.
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2)
p s. (3) (4) (5) (6)
.b
Total PMTB
u
Struktur PMTB
tp
9 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor
10 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB )
11 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)
id
Proporsi non bangunan terhadap total PMTB relatif berfluktuasi selama
o.
periode 2016-2019 (tabel 13) dan mengalami penurunan pada tahun 2020.
g
s.
Perubahan yang terjadi pada proporsi tersebut tidak lepas dari pengaruh
p
pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing sub komponen PMTB tersebut.
.b
Pertumbuhan “riil” sub komponen bangunan pada tahun 2016 sebesar 6,50 persen.
u
uk
Keadaan tahun 2017 mengalami kenaikan yaitu menjadi 7,19 persen, tahun 2018
al
mengalami kenaikan menjadi 8,84 persen. Selanjutnya pada tahun 2019 sedikit
//m
mengalami penurunan menjadi 5,01 persen akan tetapi pada tahun 2020 laju
s:
persen.
ht
yang dimaksud disini bisa berarti penambahan (bertanda positif) dan atau
pengurangan (bertanda negatif).
Secara teori, tanda dari komponen perubahan inventori dalam suatu kurun
waktu tidak mungkin seragam, sebab dalam kondisi perekonomian paling ideal
sekalipun tidak akan terjadi penambahan persediaan barang/jasa saja atau
pengurangan barang/jasa saja secara terus-menerus. Penumpukan persediaan
barang/jasa secara terus menerus menunjukkan inefisiensi ekonomi, sebab pada
kondisi tersebut perekonomian dianggap boros. Sebaliknya, pengurangan
persediaan barang/jasa menunjukkan inefektivitas ekonomi karena
ketidakmampuan perekonomian dalam menyediakan barang/jasa untuk konsumsi
id
secara keseluruhan, sehingga perekonomian dianggap kurang tepat dalam
o.
memperkirakan perhitungan.
g
s.
p
u .b
Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis agak rinci,
perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan
dalam pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak
banyak dikaji lebih. Hal utama yang dapat dilihat dari komponen ini adalah, bahwa
proporsi dalam PDRB pada umumnya mempunyai besaran atau nilai yang
berfluktuasi, baik dalam level maupun tandanya (positif atau negatif).
tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 249.311,38 juta rupiah, tahun 2019
mengalami peningkatan menjadi 265.525,84 juta rupiah, selanjutnya pada tahun
2020 mengalami kenaikan menjadi 286.020,66 juta rupiah. Rasio tertinggi terjadi di
tahun 2020 yaitu sebesar 0,62 persen, sedangkan rasio terendah terjadi tahun 2016
yaitu 0,51 persen.
id
dikonsumsi oleh pihak luar negeri, baik secara langsung maupun tidak langsung.
o.
Termasuk pula dalam ekspor pembelian oleh badan-badan internasional, kedutaan
g
s.
besar (termasuk konsulat), awak kapal (udara maupun laut) yang singgah dan
p
sebagainya.
u .b
uk
al
//m
s:
tp
ht
id
o.
b. Jasa (Juta Rp) 44.828,66 47.019,00 51.450,67 58.761,91 50.410,74
g
1,23 1,39 2,01 2,84 2,32
(%) s.
3.632.285,02 3.382.387,72 2.557.821,62 2.067.840,64 2.173.724,84
p
Total Ekspor (Juta Rp)
.b
13
Pertumbuhan (%)
uk
Secara total, nilai ekspor luar negeri ADHB tahun 2020 menunjukkan sedikit
kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, nilai ekspor mencapai 3.632
milyar rupiah dan tahun 2017 kembali mengalami penurunan menjadi 3.382 milyar
rupiah, selanjutnya tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 2.557 milyar rupiah,
selanjutnya pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi 2.067 milyar
rupiah dan pada tahun 2020 naik menjadi 2.173 milyar rupiah..
12
Diturunkan dari perhitungan PDRB (ADHB )
13 Diturunkan dari perhitungan PDRB (ADHK 2000)
id
penghitungan yaitu dengan cara mengurangkan nilai PDRB (E) dengan nilai
o.
impornya. Hasil pengurangan inilah yang secara konsep harus sama dengan nilai
g
s.
PDRB menurut lapangan usaha (sektor). Berbeda dengan komponen ekspor,
p
transaksi impor menjelaskan ada tambahan penyediaan (supply) produk di wilayah
.b
ekonomi domestik yang berasal dari non residen. Impor terdiri dari produk barang
u
uk
id
(%)
o.
b. Jasa (Juta Rp) 175.667,50 187.248,06 202.335,46 216.160,55 199.106,93
g
3,23 2,97 s. 2,48 3,63 6,27
(%)
p
Total Impor (Juta Rp) 5.431.135,36 6.309.005,44 8.144.887,29 5.961.232,35 3.177.148,56
.b
15
Pertumbuhan (%)
a. Barang (0,74) 6,82 24,42 (29,02) (20,14)
al
b. Jasa
Total Impor (0,81) 6,64 23,62 (27,86) (19,64)
s:
* Angka Sementara
tp
14
Diturunkan dari perhitungan PDRB (ADHB )
15 Diturunkan dari perhitungan PDRB (ADHK 2010)
Proporsi total nilai impor terhadap PDRB terbesar terjadi pada tahun 2018
sebesar 18,92 persen dan proporsi total nila impor terendah terjadi pada tahun 2020
yakni sebesar 6,87 persen. Proporsi tahun-tahun lainnya secara rata-rata lebih dari
10-15 persen.
id
o.
3.9 PERKEMBANGAN NET EKSPOR ANTAR DAERAH
g
s.
Net ekspor antar daerah didefinisikan sebagai ekspor antar daerah dikurangi
p
impor antar daerah. Berbeda dengan penghitungan ekspor-impor barang dan jasa
u .b
luar negeri, pada penghitungan ekspor-impor antar daerah tidak tersedia sumber
uk
data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Sumber data yang
al
tersedia selama ini hanya menunjukkan adanya transaksi namun tidak diketahui
//m
berapa nilai uang yang terjadi dalam transaksi tersebut. Keberadaan data dengan
s:
menjadikan komponen ini (dalam series PDRB ADHK 2010) diperlakukan sebagai
ht
Komponen ini secara implisit mencakup dua unsur pokok yaitu: ekspor antar
daerah dan impor antar daerah. Sama halnya dengan perubahan inventori, net
ekspor antar daerah juga hasilnya dapat memiliki 2 (dua) angka, positif atau negatif.
Jika komponen ini bertanda “positif” berarti nilai ekspor antar daerah lebih besar
dari pada impor antar daerah, demikian pula sebaliknya.
Pada saat ini metode yang digunakan untuk memisahkan net ekspor antar
daerah menjadi nilai ekspor antar daerah dan nilai impor antar daerah dilakukan
dengan metode tidak langsung, yaitu dengan metode cross hauling. Metode ini
bekerja dengan memanfaatkan sifat keseimbangan permintaan (demand) dan
penyediaan (supply) setiap komoditas di suatu perekonomian. Penghitung ekspor
Selama 2016-2020, nilai net ekspor antar daerah Provinsi Maluku selalu
bernilai negatif baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
Hal ini berarti bahwa pemenuhan kebutuhan domestik dari produk residen Provinsi
Maluku sendiri belum mencukupi jumlah kebutuhan total. Sehingga, nilai output
yang dihasilkan oleh residen Provinsi Maluku digunakan untuk memenuhi
id
kebutuhan tersebut dalam bentuk impor.
g o.
s.
p
u .b
uk
al
//m
s:
tp
ht
BAB IV
Perkembangan Agregat PDRB
Menurut Pengeluaran Provinsi Maluku
Tahun 2016 – 2020
B
erbagai indikator ekonomi makro yang lazim digunakan dalam analisis
sosial ekonomi dapat diturunkan dari data PRDB, baik PDRB menurut
lapangan usaha maupun PDRB menurut pengeluaran. Meskipun secara
total mempunyai nilai yang sama, namun PDRB yang diukur melalui pendekatan
id
lapangan usaha atau pengeluaran mempunyai dua dimensi yang berbeda. Secara
o.
garis besar kedua dimensi tersebut mampu untuk menggambarkan bagaimana nilai
g
s.
tambah produk diciptakan dan siapa pengguna akhir dari produk tersebut. Berikut ini
p
akan disajikan beberapa rasio (perbandingan relatif) guna melengkapi analisis, di
u .b
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di dalam
s:
tp
Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang
berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga,
dan tenaga kerja). Sebagai contoh, untuk melihat perkembangan tingkat
pemerataan, misalnya, maka disajikan data PDRB perkapita.
Tabel 17. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Per Kapita
Provinsi Maluku, Tahun 2016-2020
id
o.
Nilai PDRB (Juta Rp)
g
a. ADHB 37.054.407,62 39.881.545,47 43.047.090,66 46.151.913,88 46.263.797,67
s.
b. ADHK 2010 26.284.228,02 27.814.053,22 29.457.133,27 31.049.428,77 30.765.024,95
p
.b
Data pada tabel 18 menunjukkan bahwa pada tahun 2016-2020 produk yang
id
digunakan untuk konsumsi rumah tangga mencapai lebih 3 kali dari yang dieskpor.
g o.
Hal ini berarti bahwa sebagian besar penyediaan (supply) domestik diserap untuk
s.
memenuhi permintaan konsumsi akhir rumah tangga. Peningkatan rasio yang relatif
p
.b
tajam pada tahun 2019 (5,29) lebih disebabkan karena peningkatan yang tidak
u
terlalu besar pada nilai ekspor, sementara sebaliknya konsumsi rumah tangga justru
uk
meningkat. Secara implisit data tersebut menjelaskan, bahwa nilai konsumsi akhir
al
//m
rumah tangga semakin meningkat dan atau sebaliknya nilai ekspor semakin
menurun. Peningkatan dan penurunan tersebut disebabkan oleh perubahan volume
s:
tp
maupun harga. Selain itu, peningkatan yang relatif tajam juga disebabkan oleh
ht
Perbandingan Konsumsi RT
2,42 2,34 2,15 2,12 2,15
terhadap PMTB
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
o.
PMTB cenderung stabil selama periode tahun 2016-2020 dengan nilai rata-rata 2,23
g
persen, Hal ini berarti bahwa konsumsi rumah tangga masih lebih besar
s.
dibandingkan investasi aset tetap sebesar 2,23 kali lipat. Nilai investasi maupun nilai
p
.b
Konsumsi akhir adalah penggunaan berbagai produk barang dan jasa akhir
s:
tp
(baik berasal dari produk domestik maupun impor), untuk menunjang aktivitas
ht
ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah.
Walaupun ketiga institusi tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam sistem
ekonomi, tetapi sama-sama membelanjakan sebagian pendapatannya untuk tujuan
konsumsi akhir.
id
go.
PDRB (ADHB) 37.054.407,62 39.881.545,47 43.047.090,66 46.151.913,88 46.263.797,67
p s.
114,40 113,39 109,64 109,15 110,20
Proporsi
u .b
* Angka Sementara
uk
Sebagian besar barang dan jasa yang berada di wilayah domestik digunakan
//m
PDRB cenderung berfluktuasi setiap tahunnya. Dalam hal ini, produk yang tidak
ht
digunakan menjadi konsumsi akhir (PMTB atau eskpor) memiliki peran yang relatif
kecil.
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
Selama kurun waktu 2016-2020 ekspor mempunyai nilai yang lebih rendah
o.
dari PMTB (tabel 21). Untuk menghasilkan seluruh produk domestik (termasuk
g
s.
ekspor) diisyaratkan tersedianya sejumlah kapital (yang di dalamnya termasuk pula
p
.b
kapital impor). Rasio tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 0,71 dan terendah
u
terjadi pada tahun 2019 sebesar 0,40. Peningkatan rasio yang terjadi selama
uk
periode 2019-2020 menunjukan bahwa kenaikan nilai Ekspor relatif lebih pesat
al
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
Rasio PDRB terhadap impor tahun 2016-2020 menunjukan tren yang
go.
fluktuasi. Tercatat tahun 2016 sebesar 1,52; kemudian naik menjadi 1,55 pada
s.
tahun 2017; selanjutnya kembali meningkat menjadi 1,76 pada tahun 2018 dan
p
.b
2019 kemudian menurun pada tahun 2020 menjadi 1,73. Rasio tertinggi yang terjadi
u
pada tahun 2018- 2019 (1,76), lebih disebabkan peningkatan PDRB. Peningkatan
uk
PERMINTAAN
ht
Total Penyediaan
id
o.
61.373.774,57 65.530.820,32 67.474.948,43 72.303.308,64 72.982.952,74
Total Permintaan Akhir 1
g
% 100,00 100,00
s.
p
100,00 100,00 100,00
* Angka Sementara
.b
Dari tabel tersebut diatas, dapat dilihat bahwa untuk memenuhi permintaan
//m
akhir domestik, sebagian produk masih harus didatangkan dari luar Provinsi Maluku,
s:
dengan rentang 36 s.d 40 persen. Dengan kata lain, kebutuhan masyarakat baru
tp
bisa dipenuhi sekitar 60-64 persen dari selisih hasil produksi domestik. Dalam kurun
ht
Di sisi lain “penyediaan” produk barang dan jasa yang mampu dihasilkan oleh
ekonomi domestik selama kurun waktu lima tahun terus menunjukan peningkatan.
Karena produk domestik tidak mampu mencukupi seluruh kebutuhan permintaan
yang terus meingkat, maka berbagai produk barang dan jasa perlu diimpor. Pada
tahun 2020 persentase impor terhadap permintaan akhir sebesar 36,61 persen atau
26.719.155,09 juta rupiah.
Transaksi devisa yang berasal dari perdagangan barang dan jasa dengan
pihak luar negeri (non-residen) dapat dilihat melalui neraca perdagangan. Secara
konsep, selisih antara nilai ekspor dan nilai impor disebut sebagai “Ekspor Neto”,
apabila nilai ekspor lebih besar dari nilai impor, maka terjadi surplus, dan sebaliknya
yang terjadi adalah defisit. Dilihat dari arus uang yang masuk atau keluar, apabila
tingkat keseimbangan dalam posisi surplus, maka terjadi aliran devisa masuk,
sebaliknya kalau posisinya defisit maka terjadi aliran devisa keluar. Dalam hal ini
dapat dijelaskan bahwa kekuatan ekonomi suatu wilayah di antaranya ditentukan
oleh proses tersebut.
id
o.
Selain gambaran posisi neraca perdagangan, dapat juga dilihat perbandingan
g
s.
(rasio) antara nilai ekspor terhadap impor, meskipun hanya berlaku secara total.
p
Namun rasio tersebut tidak dapat merefleksikan perbandingan menurut jenis
.b
komoditas, harga maupun kuantum. Apabila rasio lebih besar dari 1 (satu) maka
u
uk
nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, sebaliknya apabila rasio kurang dari 1
al
(satu) berarti nilai impor lebih tinggi dari pada nilai ekspor. Besar kecilnya ekspor
//m
atau impor suatu negara sangat tergantung kepada kondisi ekonomi serta
s:
kebutuhan masyarakatnya.
tp
ht
id
o.
pertumbuhan ekspor.
suatu wilayah, apakah didominasi oleh ekspor atau impor luar negeri (LN).
uk
impor LN dibagi dengan jumlah ekspor LN dan impor LN. Koefisien RPI berkisar
//m
antara -1 s.d + 1 ( - 1 < RPI < +1 ). Jika RPI berkisar antara minus 1, maka
s:
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada periode tahun 2016-2020,
posisi ekspor selalu lebih rendah dari impor, mengindikasikan bahwa perdagangan
internasionalnya didominasi oleh kegiatan impor, ditandai dengan nilai rasio yang
negatif.
id
penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran).
g o.
Kapital diartikan sebagai barang modal fisik yang dibuat oleh manusia dari
s.
p
sumber daya alam, untuk digunakan secara terus menerus dan berulang dalam
.b
proses produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari suatu
u
uk
proses ekonomi (produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui parameter ”Nilai
Tambah”.
al
//m
perbandingan antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan juga
tp
ht
bahwa setiap pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan membutuhkan
penambahan kapital sebanyak ”K” unit. Formula :
K I It
ICOR
Y Y Yt Yt 1
Yt = Output tahun ke t
* Angka Sementara
id
** Angka Sangat Sementara
go.
s.
Data di atas menunjukkan besaran ICOR periode tahun 2016-2020 di Provinsi
p
Maluku cenderung mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2020 sebesar minus
u .b
34 persen.
uk
al
//m
s:
tp
ht
BAB V
Penutup
id
penggunaan barang dan jasa akhir, baik untuk tujuan konsumsi akhir,
.
go
investasi (fisik), maupun perdagangan internasional dan antar daerah. Empat
.
ps
kelompok sektor atau pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan jasa
akhir dalam suatu perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit
b
u.
investasi, dan perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah yang
s:
3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2016 s.d 2020,
sehingga mudah di dalam menggambarkan perubahan atau kecenderungan
yang terjadi antara waktu. Masing-masing parameter disajikan dalam satuan
yang berbeda (rupiah, indeks, persentase, rasio, unit, dsb) sesuai dengan
tujuan analisis dan karakteristik masing-masing data.
4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut
pengeluaran, dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan
indikator ekonomi makro lain seperti pendapatan disposabel, tabungan, serta
model ekonomi sederhana yang saling berkaitan antara seluruh variabel
ekonomi dan variabel yang tersedia. Bahkan secara langsung maupun tidak
langsung dapat dikaitkan dengan tampilan data ekonomi makro lain seperti
PDRB menurut lapangan usaha (industri), Tabel Input-Output, Sistem Neraca
Sosial Ekonomi (SNSE) dan bahkan Neraca Arus Dana.
5. Sebagian data tentang interaksi dengan luar negeri (external account) secara
agregat disajikan di sini, seperti ekspor dan impor, dan transfer berjalan
(current transfer) neto. Transaksi eksternal ini menggambarkan seberapa jauh
ketergantungan ekonomi Provinsi Maluku terhadap ekonomi daerah lain.
. id
. go
b ps
u.
uk
al
//m
s:
tp
ht
id
o.
2. Pengeluran Konsumsi LNPRT 842.364,16 926.069,91 1.015.212,52 1.165.111,44 1.235.628,21
g
3. Pengeluran Konsumsi Pemerintah 14.900.712,08
p s.
15.638.089,97 16.083.214,22 16.456.585,84 16.738.236,08
3.a. Konsumsi Kolektif 10.069.478,75 10.532.210,69 10.801.086,62 11.024.765,09 11.209.947,71
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
79
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Pengeluaran, Provinsi Maluku
Tahun 2016-2020
(Juta Rp)
2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
539,994.84 567,028.74 569,846.34 582.652,09 566.550,15
o.
2. Pengeluran Konsumsi LNPRT 621.911,35 652.150,34 693.011,83 751.263,52 751.158,83
g
3. Pengeluran Konsumsi Pemerintah 10.446.297,55
s.
10.549.333,28 10.623.230,52
p
10.649.109,96 10.612.494,87
3.a. Konsumsi Kolektif 7.005.479,66 7.052.842,84 7.098.821,20 7.111.842,36 7.076.762,00
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
80
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
1.g. Lainnya 2.17 2.18 2.07 2,02 2,00
o.
g
2. Pengeluran Konsumsi LNPRT 2.27 2.32 s. 2.35 2,52 2,67
p
3. Pengeluran Konsumsi Pemerintah
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
81
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
5.70 5.64 4.30 6,31 (2,64)
dan Budaya
o.
1.f. Hotel dan Restoran 5.99 8.08 2.79 3,07 (5,11)
g
1.g. Lainnya 3.99 5.01 0.50 2,25 (2,76)
p s.
2. Pengeluran Konsumsi LNPRT 8.33 4.86 6.27 8,41 (0,01)
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
82
id
1.f. Hotel dan Restoran 154.23 157.50 160,78 165,95 169,94
o.
1.g. Lainnya 148.60 152.98 156.57 160,20 163,69
g
2. Pengeluran Konsumsi LNPRT 135.45 142.00
p s. 146,49 155,09 164,50
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
83
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
1.g. Lainnya 6.63 2.95 2,35 2,32 2,18
o.
g
2. Pengeluran Konsumsi LNPRT 3.83 4.84 3,16 5,87 6,07
p s.
3. Pengeluran Konsumsi Pemerintah 5.46 3.92 2,13 2,07 2,06
.b
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
84