tp
s:
//m
or
ow
al
ik
ab
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//m
or
ow
al
ik
ab.
bp
s.
go.
id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN MOROWALI
MENURUT PENGELUARAN 2018- 2022
id
o.
ISBN : -
g
No. Publikasi : 72030.2304
s.
Katalog : 9302020.7212
bp
Ukuran Buku b.
: 14,8 x 21 cm
a
Jumlah Halaman : xii + 86 halaman
ik
al
ow
Naskah :
or
Penyunting :
tp
Penerbit :
©Badan Pusat Statistik Kabupaten Morowali
Pencetak :
UD. RIO
id
g o.
s.
bp
Anggota Tim Penyusun: ab.
Pengarah : - Agus Santoso, S.ST, M.Si -
ik
al
id
menurut Lapangan Usaha/ industry), pendekatan pengeluaran/permintaan
o.
akhir (PDRB menurut Pengeluaran/ expenditure) serta pendekatan pendapatan
g
(PDRB menurut pendapatan/income). Ketiga pendekatan penghitungan tersebut
s.
secara teori akan menghasilkan angka PDRB yang sama.
bp
Publikasi ini secara khusus membahas mengenai PDRB menurut
pendekatan pengeluaran/permintaan akhir. Pendekatan ini dirinci menjadi
b.
beberapa komponen, yaitu: Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran
a
ik
Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga, Pengeluaran
al
Perubahan Inventori), Ekspor Luar Negeri, Impor Luar Negeri, serta Ekspor
Neto Antar Daerah (ekspor antar daerah dikurangi dengan impor antar daerah).
or
Halaman
id
Daftar Lampiran…………………………………………………………………...xii
g o.
s.
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………....1
bp
1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto (PDRB)…………….....3
1.2 Perubahan Tahun Dasar PDRB………………………..…….7
a b.
ik
al
ow
id
o.
PENUTUP ……………………………………………………….……..73
g
s.
bp
LAMPIRAN ………………………………………………………….…..77
a b.
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….………..83
ik
al
ow
or
// m
s:
tp
ht
Halaman
Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Morowali Tahun 2018 – 2022……………………………………...36
Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Morowali Tahun 2018 – 2022……………………………….……..38
Tabel 3. Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran,
id
Kabupaten Morowali Tahun 2018—2022……………………………….…....40
g o.
Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,
s.
Kabupaten Morowali Tahun 2018—2022……………………….…….……...43
bp
Tabel 5. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran
b.
Kabupaten Morowali, Tahun 2018 – 2022……………………………….……44
a
ik
id
o.
g
s.
bp
a b.
ik
al
ow
or
//m
s:
tp
ht
Halaman
Grafik 1. PDRB adh Berlaku dan adh Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Grafik 2. PDRB adh Berlaku dan adh Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
id
o.
Grafik 3. Perbandingan PDRB adh Berlaku dan adh Konstan 2010
g
s.
Menurut Pengeluaran, Kabupaten Morowali, Tahun 2018 – 2022…………...39
bp
Grafik 4. Perbandingan PDRB adh Berlaku dan adh Konstan 2010
a b.
Menurut Pengeluaran, Kabupaten Morowali, Tahun 2018 – 2022……...........41
ik
al
Halaman
Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Lampiran 2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
id
o.
Lampiran 3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
g
s.
Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Morowali………………..81
bp
Lampiran 4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
a b.
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran
ik
al
Kabupaten Morowali…………………………………………………………...82
ow
or
//m
s:
tp
ht
PENDAHULUAN
or
//m
s:
tp
ht
id
o.
Dana. Di dalam sistem kerangka kerja (frame work) data ekonomi suatu wilayah,
g
s.
PDRB Pengeluaran merupakan ukuran dasar (basic measure) yang
bp
menggambarkan penggunaan atas barang dan jasa (product) yang dihasilkan
melalui aktivitas produksi. Dalam konteks ini, PDRB Pengeluaran itu
a b.
ik
batas-batas teritori suatu wilayah. Berbagai jenis barang dan jasa akhir tersebut
or
domestik maupun pelaku ekonomi dari luar wilayah bahkan dari luar negeri.
//
s:
Beberapa agregat penting dapat diturunkan dari PDRB Pengeluaran ini seperti
tp
1 Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
id
membuat estimasi; ii) memberi manfaat lebih di dalam melakukan analisis; dan
o.
iii) mengontrol kelayakan hasil estimasi. Secara teoritis, kedua pendekatan
g
s.
tersebut akan menghasilkan nilai yang sama besar (equivalent). Namun karena
bp
pendekatan estimasi dan metoda pengukuran yang digunakan berbeda, maka
a b.
akan muncul selisih statistik (statistical descrepancy).
ik
al
dan jasa (output) yang dihasilkan dalam wilayah domestik, yang digunakan
or
dengan konsumsi akhir adalah penggunaan barang dan jasa yang tidak
s:
tp
2 Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United Nations)
id
o.
waktu ke waktu, perdagangan produk impor terus berkembang baik secara
g
kuantitas, nilai, maupun ragamnya.
s.
bp
Secara konsep, PDRB Produksi (Y) sama besar dengan PDRB a b.
Pengeluaran (E), namun dalam kenyataannya tidaklah demikian. Selain
ik
al
keduanya juga berbeda. Dalam penyajian data PDRB, perbedaan ini diletakkan
or
antara lain adalah konsep dan basis pengukuran, metoda dan cakupan
//
s:
3. - Yang dimaksud adalah rumahtangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor produksi (produsen) di wilayah domestik
- Disebut sebagai pendekatan “riil”
-Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan) dengan pengeluaran atas penggunaan
berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut
id
o.
Y = C + GFCF + Δ Inventori + X – M
g
s.
bp
Y (Income) = PDRB Produksi
C (Consumption) = Konsumsi akhir
GFCF (Gross Fixed Capital Formation) b.
= Pembentukan Modal
a
Tetap Bruto
ik
X = Ekspor
ow
M = Impor
or
serta Δ Inventori merupakan bentuk investasi fisik, maka selisih antara ekspor
ht
id
o.
1.2 PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB
g
s.
bp
Mengapa Tahun Dasar PDRB Perlu Diubah? b.
a
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada
ik
al
id
o.
konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi dinyatakan
g
s.
dalam sekumpulan konsep, definisi, cakupan, dan klasifikasi, serta aturan
bp
neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur indikator
b.
ekonomi makro (account) seperti PDB/PDRB.
a
ik
al
dan aktivitas akumulasi aset fisik. SNA dapat dimanfaatkan antara lain untuk
//
s:
id
o.
c. Perubahan input data untuk keperluan modeling dan forecasting.
g
s.
bp
Mengapa Tahun 2010 sebagai tahun dasar? b.
a
ik
alasan sbb:
or
4SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without
rebasing”
id
o.
dalam penghitungan PDB/PDRB tahun dasar 2010 antara lain adalah:
g
s.
• Konsep dan Cakupan
bp
a. b.
Sumber daya hayati (cultivated biological resources/CBR). CBR
a
ik
Contoh nilai tegakan padi, kelapa sawit dan karet yang belum
or
m
id
o.
digabungkan dengan aktivitas penyediaan jasa regulasi yang
g
dihasilkan pemerintahan.
s.
bp
f. Komputer software (computer software and databases/CSD). CSD
b.
merupakan nilai pembelian atau biaya pembangunan databases, yang
a
ik
• Metodologi
• Valuasi
Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (Basic
Price). Harga dasar merupakan harga keekonomian suatu barang atau
jasa pada tingkat produsen, sebelum ada intervensi pemerintah dalam
id
o.
bentuk pajak dan subsidi atas produk.
g
s.
bp
• Klasifikasi
b.
Klasifikasi yang digunakan adalah Internasional Standard Industrial
a
ik
Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2).
al
BPS mengadopsi kedua jenis klasifikasi tersebut menjadi KBLI 2009 dan
ow
KBKI 2010.
or
// m
s:
Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
tp
ht
BAB II
al
ow
i. Pendahuluan
id
o.
berperan sebagai konsumen akhir barang dan jasa, rumahtangga juga berperan
g
s.
sebagai produsen serta penyedia faktor produksi untuk aktivitas produksi yang
bp
dilakukan oleh sektor institusi lainnya. a b.
ik
ii. Konsep dan Definisi
al
ow
pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumahtangga untuk tujuan konsumsi.
m
iii. Cakupan
5Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai hasil tambang/industri/perkebunan dan nilai ekspornya sangat tinggi, umumnya nilai
konsumsi rumahtangganya relatif lebih rendah
id
o.
10. Pendidikan
g
11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel
s.
bp
12. Barang dan jasa lainnya a b.
Namun dalam publikasi ini, PK-RT hanya diklasifikasi ke dalam 7
ik
al
COICOP, yaitu:
ow
Tangga
tp
ht
v. Metoda Estimasi
id
o.
2. Data poin 1 dikalikan dengan penduduk pertengahan tahun, dikalikan
g
s.
12 (PKRT Tahunan)
bp
3. Data poin 2 dikelompokan menjadi 12 kelompok COICOP, dengan
b.
beberapa komoditas dikontrol secara tersendiri;
a
ik
5. Diperoleh nilai PK-RT Tahunan atas dasar harga berlaku (atas dasar
m
harga Berlaku) ;
//
s:
terdekat);
ht
7. Nilai PK-RT atas dasar harga Konstan diperoleh dengan cara membagi
hasil poin 5 dengan poin 6.
Catatan:
i Pendahuluan
id
o.
kelompok rumahtangga tertentu secara gratis atau pada tingkat harga yang
g
s.
tidak berarti secara ekonomi. Harga yang tak berarti secara ekonomi artinya
bp
harga yang ditawarkan di bawah tingkat harga pasar (tidak mengikuti harga
pasar yang berlaku).
a b.
ik
al
diketahui, sesuai dengan fungsinya LNP dapat dibedakan atas LNP yang
//
s:
iii. Cakupan
id
o.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus
g
s.
dan tunjangan lain
bp
c. Penyusutan
d.
b.
Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK,
a
ik
BBN dll.
al
ow
LNP), BPS
s:
tp
v. Metoda Estimasi
id
o.
membagi hasil poin 4 dengan poin 5.
g
s.
Catatan :
bp
b.
Komponen PK-LNPRT Triwulanan diestimasi dengan menggunakan
a
ik
i. Pendahuluan
tp
ht
Nilai PK-P merupakan besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh pemerintah untuk dikonsumsi oleh pemerintah itu sendiri. Nilai tersebut
diestimasi dengan pendekatan pengeluaran, yakni sebesar nilai pembelian
id
o.
barang dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran kompensasi pegawai, transfer
g
s.
sosial dalam bentuk barang, perkiraan penyusutan barang modal, serta nilai
bp
output dari unit Bank Indonesia. Nilai ini masih harus dikurangi nilai penjualan
b.
barang dan jasa yang dihasilkan melalui unit produksi yang tak terpisahkan
a
ik
mencakup aktivitas:
or
id
c). PK-P pusat yang merupakan bagian dari PK-P kabupaten/kota.
g o.
s.
iv. Sumber Data
bp
b.
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi PK-P kabupaten/kota
a
ik
tahunan adalah:
al
v. Metoda Estimasi
Catatan :
id
2. PK-P atas dasar harga Konstan diestimasi dengan men-deflate PK-P
g o.
atas dasar harga Berlaku dengan menggunakaan deflator berikut:
s.
bp
Jenis Belanja Deflator Keterangan
b.
a
ik
Belanja Pegawai Indeks Upah Sama dengan Nasional
al
ow
ekspor
m
//
PMTB
tp
ht
i Pendahuluan
id
Aktivitas investasi akan tercermin melalui komponen Pembentukan Modal
o.
Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori (PI). Komponen PMTB terkait
g
s.
dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang terlibat dalam proses produksi.
bp
Aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis barang modal, yakni dalam bentuk
a b.
bangunan dan konstruksi lainnya; mesin dan perlengkapan; kendaraan;
ik
al
modal yang ada pada unit produksi dalam kurun waktu tertentu. Penambahan
tp
ht
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta
mengalami penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah ”bruto”
iii Cakupan
PMTB mencakup :
id
o.
1. Penambahan dikurangi pengurangan barang modal baik baru maupun
g
s.
bekas, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat
bp
tinggal, bangunan dan konstruksi lainnya, mesin & perlengkapan, alat
b.
transportasi, tumbuhan dan hewan yang dibudidaya (cultivated asset),
a
ik
iv Sumber Data
v Metoda estimasi
id
o.
Komponen PMTB diestimasi dengan menggunakan metoda langsung
g
s.
ataupun metoda tidak langsung tergantung ketersediaan data di masing-
bp
masing daerah. a b.
✓ Metoda Langsung:
ik
al
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐵
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐾 =
𝐼𝐻𝑃𝐵
i Pendahuluan
id
satu komponen penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan suatu proses
g o.
produksi, di samping tenaga kerja dan barang modal. Komponen tersebut
s.
menjadi bagian dari pembentukan modal bruto atau investasi fisik, yang terjadi
bp
di suatu wilayah pada kurun waktu b. tertentu. Komponen inventori
a
menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam bentuk barang
ik
al
jadi, barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan penolong. Ketersediaan
ow
id
o.
Sedangkan bagi pemerintah, pencadangan komoditas yang strategis
g
s.
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Karena
bp
menyangkut kepentingan masyarakat luas, maka beberapa komoditas bahan
b.
a
pokok seperti beras, tepung terigu, minyak goreng dan gula pasir perlu
ik
al
iii Cakupan
//
s:
id
o.
h. Persediaan pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras,
g
kedelai, gula pasir, dan gandum.
s.
bp
iv Sumber Data
a b.
ik
inventori adalah :
or
luar BPS
3. Data komoditas pertambangan, Statistik Pertambangan dan
Penggalian BPS;
4. Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang, BPS;
5. Data komoditas perkebunan;
6. Indeks harga implisit PDRB industri terpilih;
7. Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih;
8. Data persediaan beras, Bulog; data semen, Asosiasi Semen Indonesia;
data gula, Dewan Gula Indonesia ; dan data ternak, Ditjennak
Kementan.
a. Metoda Revaluasi
Metoda ini digunakan untuk komoditas pertanian, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan pertambangan.
id
o.
PI atas dasar harga Berlaku = Volume nventori (t) – Volume inventori
g
s.
(t-1)) x Harga per unit
bp
PI atas dasar harga Konstan = PI atas dasar harga Berlaku / IHPB
a b.
ik
al
b. Metoda Deflasi
ow
komoditas lainnya.
// m
s:
Berlaku/IHPB (t ) -
ht
i Pendahuluan
id
harganya menjadi faktor utama munculnya aktivitas tersebut. Wilayah yang
o.
tidak dapat memenuhi kebutuhan-nya sendiri berusaha untuk mendatangkan
g
s.
dari luar wilayah atau bahkan dari luar negeri. Di sisi lain, wilayah yang
bp
memproduksi barang dan jasa melebihi kebutuhan domestik-nya, terdorong
b.
untuk memperluas pasar ke luar wilayah atau bahkan ke luar negeri.
a
ik
al
distribusi barang dan jasa. Kondisi ini semakin mendorong aktivitas ekspor-
s:
tp
id
g o.
iv Sumber Data
s.
bp
Nilai ekspor-impor wilayah kabupaten/kota didasarkan pada
b.
penghitungan Net Ekspor. Namun sering kali untuk mengestimasinya tidak
a
ik
ada data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Kondisi
al
ow
pemisahan Net Ekspor menjadi ekspor dan impor dengan mengunakan metoda
tp
ht
tidak langsung.
TINJAUAN PEREKONOMIAN
ow
or
KABUPATEN MOROWALI
//m
s:
id
Ke dua hal tersebut tentu berdampak pada besaran maupun struktur PDRB
g o.
serta indikator ekonomi yang diturunkan dari data PDB/PDRB tersebut.
s.
bp
Secara total, PDRB Kabupaten Morowali atas dasar harga Berlaku di
b.
a
tahun 2022 meningkat sebesar 48,20 persen, yakni dari 98.917 miliar Rupiah
ik
al
pada tahun 2021, menjadi 146.599 milliar Rupiah pada tahun 2022. Jika dinilai
ow
atas dasar harga Konstan 2010, maka peningkatan ini mengalami kenaikan,
or
yakni dari 55.001 miliar Rupiah (2010=100) pada tahun 2021, menjadi 70.516
m
//
miliar Rupiah (2010=100) pada tahun 2022, atau tumbuh positif sebesar 28,21
s:
persen.
tp
ht
Pada periode tahun 2018 - 2022 PDRB Kabupaten Morowali atas dasar
harga Berlaku meningkat cukup signifikan, yakni sebesar 37.356 miliar Rupiah
id
(2018); 45.349 miliar Rupiah (2019); 62.148 miliar Rupiah (2020); 98.917 miliar
g o.
Rupiah (2021); dan 146.599 miliar Rupiah (2022). Peningkatan PDRB sisi
s.
bp
produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB
b.
pengeluaran. Peningkatan PDRB menurut komponen pengeluaran Kabupaten
a
ik
Morowali pada periode 2018-2022 dapat dilihat dari tabel 1 dan grafik 1 berikut
al
ini.
ow
or
m
(Miliar Rp)
tp
ht
2. Konsumsi LNPRT
117 131 127 134 149
3. Konsumsi Pemerintah
713 773 804 846 866
4. Pembentukan Modal
Tetap Bruto 11.473 18.730 16.658 45.813 66.841
5. Perubahan Inventori
2.430 -98 260 317 576
6. Net Ekspor
18.130 20.909 39.048 46.082 71.679
180
200.000
160
id
140
o.
150.000
g
120
Triliun Rp
s.
Juta Orang
bp
100.000 100
a b. 80
ik
50.000
60
al
ow
40
0
or
-50.000 0
//
s:
Selain dinilai atas dasar harga yang berlaku, PDRB pengeluaran juga
dapat dinilai atas dasar harga Konstan 2010 atau atas dasar harga dari berbagai
jenis produk yang divaluasi dengan harga tahun 2010. Melalui pendekatan ini,
nilai PDRB pada masing-masing tahun memberikan gambaran tentang
perubahan PDRB secara volume atau kuantitas (tanpa dipengaruhi oleh
perubahan harga). PDRB pengeluaran atas dasar harga Konstan 2010
menggambarkan terjadinya perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil,
utamanya terkait dengan peningkatan volume permintaan atau konsumsi akhir.
Peningkatan nilai PDRB atas dasar harga Konstan 2010 Kabupaten Morowali
pada periode 2018-2022 dapat dilihat dari tabel 2 dan grafik 2 berikut ini
(Miliar Rp)
id
1. Konsumsi Rumah
o.
Tangga 2.926 3.066 3.242 3.492 3.831
g
s.
2. Konsumsi LNPRT
bp
75 79 73 74 79
3. Konsumsi Pemerintah
431 447
a b. 440 452 452
ik
4. Pembentukan Modal
al
5. Perubahan Inventori
or
6. Net Ekspor
16.349 18.438 29.831 23.939 28.482
//
s:
tp
Dari tabel 2, terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga Konstan di
Kabupaten Morowali selama empat tahun terakhir selalu mengalami
peningkatan, yakni sebesar 28.358 miliar Rupiah (2018); 34.103 miliar Rupiah
(2019); 43.902 miliar Rupiah (2020); 55.001 miliar rupiah (2021); dan terus naik
hingga mencapai 70.516 miliar Rupiah (2022). Sedangkan dari grafik 2, terlihat
bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Morowali mengalami
peningkatan, yakni dari 25,28 persen pada tahun 2021 menjadi 28,21 persen
pada tahun 2022. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi khususnya di
sektor pertambangan yang selalu mendongkrak nilai ekspor.
120.000
100,00
100.000
80,00
80.000
Triliun Rp
id
60.000 60,00
g o.
40.000
s.
40,00
bp
20.000
b.
a
20,00
0
ik
-20.000 0,00
ow
Grafik 3. Perbandingan PDRB atas dasar harga Berlaku dan atas dasar harga
tp
160.000
140.000
120.000
100.000
Triliun Rp
80.000
60.000
40.000
20.000
0
2018 2019 2020 2021 2022
ADHB ADHK
id
g o.
s.
Tabel 3. Distribusi PDRB atas dasar harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
bp
Kabupaten Morowali 2018 - 2022
a b. (%)
ik
al
1. Konsumsi Rumah
m
2. Konsumsi LNPRT
tp
3. Konsumsi Pemerintah
1,91 1,71 1,29 0,86 0,59
4. Pembentukan Modal
Tetap Bruto 30,71 41,30 26,80 46,31 45,59
5. Perubahan Inventori
6,50 -0,22 0,42 0,32 0,39
6. Net Ekspor
48,53 46,11 62,83 46,59 48,89
id
Pengeluaran untuk akitvitas pembentukan modal (PMTB) juga mempunyai
o.
kontribusi yang relatif besar, yakni sekitar 30,71 (2018) s.d 45,49 persen (2022).
g
s.
Tidak kalah dengan PMTB, Net Ekspor juga memberi kontribusi besar selama
bp
periode tersebut yakni sebesar 48,53 persen (2018) s.d 48,89 persen (2022),
a b.
tertinggi 62,83 persen (2020). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
ik
al
kebutuhan domestik dipenuhi oleh produk yang berasal dari dalam negeri
ow
(eksportir).
or
100%
ht
80%
60%
40%
20%
0%
2018 2019 2020 2021 2022
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah
PMTB Perubahan Inventori Ekspor Barang dan Jasa
Impor Barang dan Jasa
id
o.
ekspor lebih tinggi dari nilai impor (kondisi “surplus” atau menguntungkan).
g
s.
Agregat makro lain yang diturunkan dari data PDRB adalah
bp
b.
pertumbuhan riil PDRB atau pertumbuhan ekonomi (economic growth).
a
Indikator ekonomi ini menggambarkan kinerja pembangunan ekonomi suatu
ik
al
wilayah. Sebagaimana terlihat dari tabel 4, selama periode tahun 2018 - 2022
ow
sebesar 112,20 persen (2018); 20,26 persen (2019); 28,74 persen (2020); 25,28
m
//
persen (2021); dan 28,21 persen (2022). Kenaikan pertumbuhan di tahun 2022
s:
tp
(%)
id
o.
2. Konsumsi LNPRT
14,53 5,26 -7,24 1,19 6,43
g
s.
3. Konsumsi Pemerintah
-1,78 3,61 -1,48 2,54 0,07
bp
4. Pembentukan Modal
Tetap Bruto 4,75 60,02
a b. -16,27 164,70 39,04
ik
5. Perubahan Inventori
al
- - - - -
ow
6. Net Ekspor
534,37 12,78 61,79 -19,75 18,98
or
m
150
100
50
0
2018 2019 2020 2021 2022
-50
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT
Konsumsi Pemerintah PMTB
Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa
id
2. Konsumsi LNPRT
0,07 0,01 -0,02 0,00 0,01
o.
3. Konsumsi Pemerintah
g
-0,06 0,05 -0,02 0,03 0,00
s.
bp
4. Pembentukan Modal
Tetap Bruto 2,57 16,01 -5,78 38,04 19,05
a b.
5. Perubahan Inventori
ik
6. Net Ekspor
ow
id
sebagian besar produk (domestik) yang dihasilkan di wilayah Kabupaten
o.
Morowali maupun produk (impor) yang didatangkan dari luar wilayah atau
g
s.
luar negeri akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir oleh
bp
rumahtangga. a b.
Dalam suatu perekonomian, fungsi utama dari institusi rumahtangga
ik
al
adalah sebagai konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang
ow
dan lain-lain). Selanjutnya, berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi
//m
dan minuman selain restoran; pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya;
perumahan dan perlengkapan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan;
angkutan dan komunikasi; restoran dan hotel; serta kelompok barang dan jasa
lainnya.
Uraian
2018 2019 2020 2021* 2022**
(1)
(2) (3) (4) (5) (6)
id
o.
Total Konsumsi Rumah
g
Tangga
s.
bp
a. ADHB (Miliar Rp) 4.494 4.904 5.251 5.726 6.487
a. ADHB
s:
b. ADHK 2010
ht
102 109 85 87 94
6 Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK 2010)
46 PDRB Kabupaten Morowali Menurut Pengeluaran 2018 - 2022
Selama periode 2018 – 2022 proporsi pengeluaran konsumsi
rumahtangga terhadap total PDRB cenderung menurun, yaitu 12,03 persen
(2018); 10,81 persen (2019); 8,45 persen (2020); 5,79 persen (2021); dan 4,42
persen (2022). Posisi tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 12,03 persen dan
terendah pada tahun 2022 sebesar 4,42 persen.
id
memperbaiki perilaku atau pola konsumsinya. Hal tersebut terjadi karena
o.
secara umum tingkat pendapatan masyarakat akan naik dan di sisi lain
g
s.
persediaan atau penawaran berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik
bp
bertambah. Kondisi semacam ini memicu naiknya belanja untuk keperluan
a b.
konsumsi, termasuk konsumsi rumahtangga.
ik
al
mengalami kenaikan baik menurut atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
or
harga konstan 2010. Pada tahun 2018, setiap penduduk di Kabupaten Morowali
//m
33 juta Rupiah (2020); 34 juta Rupiah (2021); dan 37 juta Rupiah (2022).
Sementara itu, rata-rata konsumsi per rumahtangga tahun 2022 berkisar
diangka 159 juta. Jadi, setiap rumah tangga di Kabupaten Morowali
menghabiskan dana sekitar 159 juta Rupiah setahun untuk memenuhi
kebutuhan konsumsinya.
id
Kelompok Konsumsi 2018 2019 2020 2021* 2022**
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
g
a. Makanan, Minuman, dan 5,43 4,99 4,35 3,06 2,39
s.
Rokok
bp
b. Pakaian dan Alas Kaki 0,51 0,44
b. 0,32 0,21 0,15
a
ik
1,79 1,58 1,19 0,77 0,57
c. Perumahan, Perkakas,
al
Perlengkapan dan
ow
Penyelenggaraan Rumah
Tangga
or
m
Komunikasi, Rekreasi,
ht
dan Budaya
7
Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB )
48 PDRB Kabupaten Morowali Menurut Pengeluaran 2018 - 2022
pertumbuhan rata-rata konsumsi per-kapita pada masing-masing tahun adalah
4,74 persen (2018); 3,38 persen (2019); -20,01 persen (2020); 2,52 persen (2021);
dan 4,53 persen (2022). Dari data tersebut nampak bahwa pertumbuhan total
konsumsi “riil” rumahtangga searah dengan peningkatan jumlah penduduk di
Morowali.
id
Kabupaten Morowali 2018—20228
g o.
(%)
s.
Kelompok Konsumsi 2018 2019 2020 2021* 2022**
bp
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Makanan, Minuman, dan 2,87
a b.
5,69 18,02 10,48 10,65
Rokok
ik
al
c. Perumahan, Perkakas,
6,78 2,45 2,42 2,61 7,63
Perlengkapan dan
m
Penyelenggaraan Rumah
//
s:
Tangga
tp
8
Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB )
PDRB Kabupaten Morowali Menurut Pengeluaran 2018 - 2022 49
3.2.2. Konsumsi Akhir LNPRT
salah satu unit institusi yang melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan
dari orang atau entitas lain yang memiliki atau mengendalikan. Dalam
id
kegiatannya, LNPRT merupakan mitra pemerintah dalam mengatasi berbagai
g o.
masalah sosial seperti kemiskinan dan lingkungan hidup.
s.
bp
b.
Tabel 9. Perkembangan Pengeluaran Akhir Konsumsi LNPRT
a
Kabupaten Morowali 2018 – 2022
ik
al
ow
Uraian
2018 2019 2020 2021* 2022**
or
(1)
(2) (3) (4) (5) (6)
//m
Rp)
Proporsi terhadap PDRB 0,31 0,29 0,20 0,14 0,10
( % ADHB)
Pertumbuhan (ADHK 14,53 5,26 -7,24 1,19 6,43
2010)
mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan, namun pada tahun 2020, angka tersebut mengalami penurunan. Pada
tahun 2018 konsumsi LNPRT sebesar 117 miliar rupiah, kemudian pada tahun-
tahun berikutnya yaitu 131 miliar rupiah (2019), 127 miliar rupiah (2020), 134
pengeluaran konsumsi LNPRT tahun dasar konstan 2010 terus berfluktuasi dari
tahun 2018 sampai dengan 2022 dan mengalami kontraksi di tahun 2020, yakni
sebesar -7,24 persen namun tumbuh positif di tahun 2021 sebesar 1,19 persen.
id
o.
3.2.3. Konsumsi Akhir Pemerintah
g
s.
bp
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah terdiri dari Pengeluaran Konsumsi
b.
Individu dan Pengeluaran Konsumsi Kolektif. Barang dan jasa individu
a
ik
al
merupakan barang dan jasa privat, dimana ciri-ciri barang privat adalah a)
ow
consumption, yaitu konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka
//
s:
kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Contoh barang dan jasa
yang dihasilkan pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa individu
yang memiliki ciri a) Non rivalry, yaitu pengeluaran satu konsumen terhadap
publik tersedia, maka tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk
memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata lain setiap orang
memiliki akses ke barang tersebut. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan
pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa kolektif adalah jasa
id
pertahanan yang dilakukan TNI dan keamanan yang dilakukan kepolisian.
g o.
s.
Tabel 10. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir
bp
Pemerintah, Kabupaten Morowali 2018 – 2022
a b.
Uraian 2018 2019 2020 2021* 2022**
ik
9 Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK 2010)
10 Tidak termasuk polisi dan militer
52 PDRB Kabupaten Morowali Menurut Pengeluaran 2018 - 2022
Secara total, pada periode 2018 – 2022 pengeluaran konsumsi akhir
atas dasar harga konstan 2010 terkecuali pada tahun 2020, ADHK mengalami
penurunan. Pada tahun 2018 total pengeluaran konsumsi akhir pemerintah atas
dasar harga berlaku adalah sebesar 713 miliar rupiah, kemudian pada tahun-
id
tahun berikutnya sebesar 773 miliar rupiah (2019), 804 miliar rupiah (2020), 846
g o.
miliar rupiah (2021), dan 866 miliar rupiah (2022). Demikian halnya dengan
s.
bp
konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 2010, yang juga mengalami
a b.
fluktuasi yang awalnya meningkat pada periode 2018 – 2019 kemudia turun
ik
al
ow
pada tahun 2020, dan kembali meningkat pada tahun 2021 hingga 2022. Hal ini
or
pemerintah terhadap PDRB terus menurun dari 1,91 persen (tahun 2018)
terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar 0,59 persen; sedangkan proporsi
publik atau masyarakat dalam bentuk jasa kolektif maupun individual. Dalam
id
ini diikuti oleh adanya peningkatan pada rata-rata konsumsi pemerintah per-
g o.
kapita. Pada tahun 2018 konsumsi pemerintah per-kapita atas dasar harga
s.
bp
berlaku sebesar 5.976 juta rupiah, meningkat tahun 2019, yaitu menjadi 6.396
a b.
juta rupiah; kemudian menurun menjadi 5.033 juta rupiah (2020); dan perlahan
ik
al
ow
naik kembali menjadi 5.041 juta rupiah (2021); dan menurun menjadi 4.912 juta
or
rupiah (2022).
//m
s:
masing senilai 3.617 juta rupiah (2018); 3.698 juta rupiah (2019); 2.756 juta rupiah
(2020); 2.690 juta rupiah (2021); dan 2.564 juta rupiah (2022). Hal ini
menjadi 2,23 persen (2019), turun sebesar -25,48 persen (2020); kemudian naik
perlahan -2,39 persen (2021) dan kembali menurun -4,66 persen (2022).
tahun-tahun berikutnya masing-masing 233 juta rupiah (2019); 247 juta rupiah
(2020); 254 juta rupiah (2021); dan menurun jadi 252 juta rupiah di tahun 2022.
id
o.
Pada tingkat harga konstan 2010 indikator pemerataan menurut
g
s.
pegawai ini juga menunjukkan fluktuasi dari waktu ke waktu. Persentase
bp
b.
kenaikan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2019 ke 2020 yaitu sebesar
a
ik
0,64 persen.
al
ow
or
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010), sejalan juga
s:
tp
pengurangan. Pada periode tahun 2018 s.d 2022 jumlah pegawai pemerintah
masing-masing tahun sebesar 3.218 orang (2018); 3.321 orang (2019); 3.251 orang
tahun 2019 dan 2021 dengan rincian untuk total konsumsi pemerintah masing-
masing tahun sebesar 3,61 persen dan 2,54 persen; untuk konsumsi per-kapita
id
tertinggi terjadi pada tahun 2019 dan 2020 yaitu 0,40 persen dan 0,64 persen.
g o.
s.
bp
3.2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
b.
Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB
a
ik
al
(income) yang direalisasikan menjadi investasi (fisik). Atau pada sisi yang
or
m
berbeda dapat pula diartikan sebagai gambaran dari berbagai produk barang
//
s:
dan jasa yang sebagian digunakan sebagai investasi fisik (kapital)11. Fungsi
tp
ht
kapital adalah sebagai input tidak langsung (indirect input) di dalam proses
produksi pada berbagai lapangan usaha. Kapital ini dapat berasal dari produksi
pertumbuhan PMTB dalam kurun waktu 2018 – 2022 berfluktuasi dari 4,75
persen (2018) naik signifikan menjadi 60,02 persen (2019), kemudian menurun
menjadi -16,27 persen (2020); meroket 164,70 persen (2021); kemudian melambat
11 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor
56 PDRB Kabupaten Morowali Menurut Pengeluaran 2018 - 2022
menjadi 39,04 persen (2022). Pertumbuhan PMTB tertinggi terjadi pada tahun
2021.
id
Uraian 2018 2019 2020 2021* 2022**
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
g
s.
Total PMTB
bp
a. ADHB (Miliar Rp) 11.473 18.730 16.658 45.813 66.841
b. ADHK 2010 (Miliar 7.567 12.109 10.139 26.837 37.314
R b.
a
p
ik
)
al
Total PMTB
//
s:
(Miliar Rp)
(%)
tp
ht
Pertumbuhan13 (%)
4,75 60,02 -16,27 164,70 39,04
Total PMTB
id
barang, sedangkan apabila bertanda negatif berarti terjadi pengurangan
o.
persediaan. Terjadinya penumpukan barang inventori mengindikasikan bahwa
g
s.
distribusi atau pemasaran tidak berjalan dengan sempurna. Secara umum,
bp
komponen perubahan inventori dihitung berdasarkan pengukuran terhadap
a b.
nilai persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi nilai
ik
al
Kabupaten Morowali
s:
2018—2022
tp
ht
agak rinci, perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja.
inventori tidak banyak dikaji lebih jauh sebagaimana dilakukan pada pada
Pada tahun 2018 perubahan inventori atas dasar harga berlaku sebesar
2.430 miliar rupiah, yang kemudian menurun siginifikan pada tahun 2019
id
o.
menjadi 98 miliar rupiah dan kemudian pada tahun 2020 nqik signifikan
g
s.
menjadi 260 miliar rupiah. Pada tahun 2021 perubahan inventori kembali naik
bp
b.
menjadi 316 miliar dan terus naik pada tahun 2022 menjadi menjadi 576 miliar
a
ik
rupiah.
al
ow
or
persen (2019), dan naik menjadi 0,42 persen (2020), turun kembali menjadi 0,32
persen (2021) dan perlahan naik 0,39 persen (2022). Proporsi perubahan
berbagai produk barang dan jasa yang tidak dikonsumsi di wilayah ekonomi
id
o.
lain, baik itu kabupaten lain di dalam satu propinsi, propinsi lain, maupun luar
g
s.
negeri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk pula dalam
bp
b.
ekspor pembelian oleh badan-badan internasional, kedutaan besar (termasuk
a
ik
konsulat), awak kapal (udara maupun laut) yang singgah dan sebagainya.
al
ow
cara mengurangkan nilai PDRB (E) dengan nilai impornya. Hasil pengurangan
inilah yang secara konsep harus sama dengan nilai PDRB menurut lapangan
usaha (sektor).
impor termasuk pembelian berbagai produk barang dan jasa secara langsung
id
Perkembangan yang terjadi pada transaksi impor barang dan jasa dapat
g o.
menunjukkan seberapa besar ketergantungan Kabupaten Morowali terhadap
s.
bp
ekonomi atau produk wilayah lain, baik wilayah kabupaten/kota lain dalam
a b.
satu propinsi, propinsi lain, maupun luar negeri.
ik
al
ow
Secara konsep, selisih antara nilai ekspor dan nilai impor disebut
or
sebagai “Ekspor Neto”, apabila nilai ekspor lebih besar dari nilai impor, maka
//m
s:
terjadi surplus, dan sebaliknya yang terjadi adalah defisit. Dalam hal ini dapat
tp
ht
id
b. ADHK 2010 (Miliar Rp)
g o.
s.
Proporsi terhadap PDRB
48,53 46,11 62,83 46,59 48,89
bp
(% - ADHB)
Secara total, dalam kurun waktu 2018-2022 nilai Net ekspor barang
or
m
tahun 2021 (ADHK). Pada tahun 2018 nilai net ekspor barang dan jasa
tp
ht
menjadi 20.909 miliar rupiah pada tahun 2019. Selanjutnya pada tahun 2020
nilai Net ekspor barang dan jasa meningkat menjadi 39.048 miliar rupiah
kemudian terus naik menjadi 46.082 miliar rupiah pada tahun 2021 hingga
akhirnya mencapai angka 71.679 miliar rupiah di tahun 2022. Hal ini
wilayah eksportir neto, surplus ini menambah nilai PDRB dan meningkatkan
PENGELUARAN KABUPATEN
//m
s:
MOROWALI
tp
ht
2018 - 2022
analisis sosial ekonomi dapat diturunkan dari seperangkat data PRDB. Berikut
id
g o.
s.
bp
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
b.
di dalam wilayah ekonomi Kabupaten Morowali dimana di dalamnya masih
a
ik
yang berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah
ht
id
- ADHK 2010 28.358 34.103 43.902 55.001 70.516
g o.
PDRB perkapita (Juta
s.
Rp)
bp
- ADHB 313.15 375.10 388.80 589.11 831.80
a b.
- ADHK 2010 237.15 282.07 274.65 327.56 400.10
ik
al
Pertumbuhan
ow
Konsumsi Akhir
id
(ADHB)
o.
(Miliar Rp)
g
s.
a. Rumah tangga 4.494 4.904 5.251 5.726 6.487
bp
b. LNPRT 117 131 127 134 149
a b.
c. Pemerintah 713 773 804 846 866
ik
al
PDRB (ADHB)
37.356 45.349 62.148 98.917 146.599
or
(Miliar Rp)
m
//
id
rasio. Dengan demikian dapat diartikan, apabila pendapatan meningkat, tetapi
g o.
APC menurun, maka APS akan meningkat. Sebaliknya apabila pendapatan
s.
bp
meningkat dan APC meningkat, maka APS akan menurun. Rasio yang
b.
digunakan merupakan perbandingan nilai antara bagian dari total pendapatan
a
ik
al
yang digunakan untuk konsumsi dan bagian yang digunakan untuk tabungan.
ow
or
S C
tp
ht
APS = APC =
Yd Yd
id
(Yd) (Miliar Rp)
g o.
s.
Total Konsumsi RT
bp
(ADHB)
4.494 4.904 5.251 5.726 6.487
(Miliar Rp)
a b.
ik
al
(Miliar Rp)
// m
Total Konsumsi
s:
Pemerintah (ADHB)
tp
(Miliar Rp)
Keterangan : * sementara
** sangat sementara
id
rata-rata kecenderungan mengkonsumsi masih sangat tinggi dari rata-rata
o.
kecenderungan untuk menabung.
g
s.
bp
4.4. INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)
a b.
ik
al
ow
Kapital diartikan sebagai barang modal fisik yang dibuat oleh manusia
dari sumber daya alam, untuk digunakan secara terus menerus dan berulang
dalam proses produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari
suatu proses ekonomi (produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui
parameter ”Nilai Tambah”.
Yt = Output tahun ke t
id
o.
Yt −1 = Output tahun ke t-1
g
s.
bp
b.
Tabel 17. Incremental Capital Output Ratio
a
ik
PDRB (ADHK
28.358 34.103 43.902 55.001 70.516
2010)
tp
ht
(miliar rupiah)
(miliar rupiah)
PMTB (ADHK
7.567 12.109 10.139 26.837 37.314
2010) (miliar Rp)
PENUTUP
or
//m
s:
tp
ht
id
o.
penggunaan barang dan jasa akhir, baik untuk tujuan konsumsi akhir,
g
s.
investasi (fisik), maupun perdagangan luar daerah. Empat kelompok
bp
sektor atau pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan jasa akhir
b.
dalam suatu perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit
a
ik
3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2018 s.d
2022, sehingga mudah di dalam menggambarkan perubahan atau
kecenderungan yang terjadi antara waktu. Masing-masing parameter
disajikan dalam satuan yang berbeda (rupiah, indeks, persentase, rasio,
unit, dsb) sesuai dengan tujuan analisis dan karakteristik masing-
masing data.
id
o.
lapangan usaha (industri), Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial
g
Ekonomi (SNSE) dan bahkan Neraca Arus Dana (NAD).
s.
bp
5. Sebagian data tentang interaksi dengan luar daerah (external account)
a b.
secara agregat disajikan di sini, seperti Net Ekspor. Transaksi eksternal
ik
al
LAMPIRAN
or
//m
s:
tp
ht
id
2,028 2,262 2,706 3,029 3,497
Rokok
o.
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
g
192 201 200 212 215
s.
bp
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan 670 718 740 764 829
Penyelenggaraan Rumah Tangga
a b.
ik
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
324 353 359 377 405
al
ow
1.g. Lainnya
s:
id
o.
1.a. Makanan, Minuman, dan
1.265 1.337 1.578 1.743 1.929
g
Rokok
s.
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
bp
126 130 129 131 133
Rumah Tangga
al
ow
1.g. Lainnya
106 110 107 109 111
3. Konsumsi Pemerintah
431 447 440 452 452
5. Perubahan Inventori
1.009 -36 176 207 357
6. Net Ekspor
16.349 18.438 29.831 23.939 28.482
id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
o.
1. Konsumsi Rumah Tangga 12.03 10.81 8.45 5.79 4.42
g
s.
1.a. Makanan, Minuman, dan 5.43 4.99 4.35 3.06 2.39
bp
Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 0.51
a b. 0.44 0.32 0.21 0.15
ik
al
Perlengkapan dan
Penyelenggaraan Rumah Tangga
or
id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
o.
1. Konsumsi Rumah Tangga
6,49 4,78 5,75 7,69 9,72
g
s.
1.a. Makanan, Minuman, dan
bp
Rokok 2.87 5.69 18.02 10.48 10.65
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
8.11
ab. 3.34 (1.02) 1.70 1.08
ik
Rumah Tangga
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
or
1.g. Lainnya
5.43 3.58 (3.13) 2.39 2.00
2. Konsumsi Lembaga Swasta
14,53 5,26 -7,24 1,19 6,43
Nirlaba
3. Konsumsi Pemerintah
-1,78 3,61 -1,48 2,54 0,07
4. Pembentukan Modal Tetap
4,75 60,02 -16,27 164,70 39,04
Bruto
5. Perubahan Inventori - - - - -
DAFTAR PUSTAKA
ow
or
//m
s:
tp
ht
id
g o.
1. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri,
s.
bp
Jakarta. a b.
ik
Jakarta.
or
//m
1992.
id
1988.
g o.
s.
8. , Input-Output Table and Analysis, Studies in
bp
b.
Methods, Series F No. 14 Rev 1, New York, 1973.
a
ik
al
ow