Anda di halaman 1dari 86

ht

tp
s:
//p
al
em
ba
ngk
ota
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KOTA PALEMBANG
MENURUT PENGELUARAN 2017-2021

ISSN : 2723-8318
No Publikasi : 16710.2203

id
o.
Katalog : 9302020.1671

.g
Ukuran Buku : 20 x 26 cm

ps
.b
Jumlah Halaman : xii + 76 halaman
Tim Penyusun Naskah ta
ko
ng

Pengarah : Ir Taupiq Hidayat Nr, MM


ba

Ir Prilly Hutapea, MM
em

Penulis : Rahmat Kartolo, S.Sos, MM


al

Risma Karlia, SST


//p

Naskah : BPS Kota Palembang


s:
tp

Gambar Kulit : BPS Kota Palembang


ht

Diterbitkan oleh : ©BPS Kota Palembang


Dicetak Oleh : CV Vika Jaya

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

| iii
KATA PENGANTAR

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat


data ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan
ekonomi suatu wilayah. Menurut teori ekonomi makro, penghitungan PDRB dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu: pendekatan produksi/penyediaan (PDRB
menurut Lapangan Usaha/industry), pendekatan pengeluaran/permintaan akhir
(PDRB menurut Pengeluaran/expenditure) serta pendekatan pendapatan (PDRB
menurut pendapatan/income). Ketiga pendekatan penghitungan tersebut secara
teori akan menghasilkan angka PDRB yang sama.
Publikasi ini secara khusus membahas mengenai PDRB menurut pendekatan

id
o.
pengeluaran/permintaan akhir. Pendekatan ini dirinci menjadi beberapa

.g
komponen, yaitu: Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi

ps
Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi

.b
Pemerintah, Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto dan Perubahan Inventori),
ta
Ekspor serta Impor. Data PDRB dalam publikasi ini serta publikasi-publikasi
ko
selanjutnya mengunakan tahun dasar 2010, serta sudah menerapkan konsep
ng

System of National Accounts 2008 seperti yang direkomendasikan oleh United


ba

Nations.
em

Kepada seluruh anggota Tim Penyusun Publikasi ini yang telah memberikan
al

kontribusinya dalam mewujudkan publikasi ini disampaikan penghargaan yang


//p
s:

setinggi-tingginya. Demikian pula kepada instansi pemerintah dan


tp

lembaga/perusahaan swasta yang telah memberikan dukungan data bagi


ht

penyusunan publikasi ini diucapkan terima kasih. Semoga kerjasama yang telah
terjalin selama ini dapat terus berlanjut serta dapat ditingkatkan di masa-masa
mendatang.
Terakhir, disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam publikasi
ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang
bersifat konstruktif sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi ini
selanjutnya.
Palembang, April 2022
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
Kota Palembang,

Ir. Taupiq Hidayat Nr, MM


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………………….......................... iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..................... v
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………................... vii
Daftar Grafik …………………………………………………………………………...................... ix
Daftar Lampiran …………………………………………………………………………………………. xi

id
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………........................ 3

o.
1.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …....... 3

.g
ps
1.2. Kegunaan Statistik PDRB ……………………................................ 5

.b
BAB II METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA ……………………….....………ta 9
ko
2.1 Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga ………….………. 9
ng
ba

2.2 Pengeluaran Konsumsi Akhir LNPRT ………….………................ 13


em

2.3 Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah ……………….……… 16


al
//p

2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ……………….…….. 19


s:

2.5 Perubahan Inventori ………………………………….…….…………….. 25


tp
ht

2.6 Ekspor dan Impor ………………………...............................………. 29


BAB III TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG TAHUN
2017-2021 ...…................................................................................ 35
3.1 Gambaran Umum Perekonomian ………………………………………. 35
3.2 Tinjauan Agregat PDRB Pengeluaran Kota Palembang ………… 35
3.3 Perkembangan Konsumsi Akhir Rumah Tangga ……..…………… 41
3.4 Perkembangan Konsumsi Akhir LNPRT …………………................ 47
3.5 Perkembangan Konsumsi Akhir Pemerintah ....……………….….. 48
3.6 Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) …. 51
3.7 Perkembangan Perubahan Inventori ………………………….......… 53
3.8 Perkembangan Net Ekspor Antar Daerah .……….………............. 54

|v
Halaman
BAB IV PERKEMBANGAN AGREGAT PRDB KOTA PALEMBANG
MENURUT PENGELUARAN TAHUN 2017-2021 ............................ 59
4.1 PDRB (Nominal) ………………………………………………...…………….. 59
4.2 Perbandingan Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ………….………....... 60
4.3 Perbandingan Konsumsi Akhir terhadap PDRB ……............….. 61
4.4 Incremental Capital Output Ratio (ICOR) …….………….......……. 62

id
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………................. 67

o.
.g
LAMPIRAN …………………………………………………………....................………............... 71

ps
.b
ta
ko
ng
ba
em
al
//p
s:
tp
ht

| vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Palembang
menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021 ……………..................... 36
Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Palembang
menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021 ……………………............ 37
Tabel 3.3 Distribusi PDRB ADHB Kota Palembang
menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021 ………………………......... 38
Tabel 3.4 Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Kota Palembang
menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021 ………............................ 39

id
Tabel 3.5 Laju Perkembangan Indeks Implisit PDRB Kota Palembang

o.
.g
menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021 ………….………............... 40

ps
Tabel 3.6 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga

.b
Kota Palembang, Tahun 2017-2021 …………......................…….…… 41
ta
Tabel 3.7 Struktur Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga
ko
Kota Palembang, Tahun 2017-2021 ……..................................…… 44
ng

Tabel 3.8 Laju Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga


ba

Kota Palembang, Tahun 2017-2021…….......................………………. 45


em

Tabel 3.9 Laju Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Pengeluaran Konsumsi


al

Akhir Rumah Tangga Kota Palembang, Tahun 2017-2021 ……… 46


//p

Tabel 3.10 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi LNPRT Kota Palembang,


s:

Tahun 2017-2021 ...….................................................................. 47


tp
ht

Tabel 3.11 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah


Kota Palembang, Tahun 2017-2021 ……....................................... 48
Tabel 3.12 Perkembangan dan Struktur PMTB Kota Palembang,
Tahun 2017-2021 ....……………….…................................................. 51
Tabel 3.13 Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kota
Palembang, Tahun 2017-2021 .………........................................... 53
Tabel 3.14 Perkembangan Net Ekspor Barang dan Jasa Kota Palembang,
Tahun 2017-2021 …………………...................................................... 55
Tabel 4.1 PDRB dan PDRB Perkapita Kota Palembang,
Tahun 2017-2021 ………....................................................….……… 60
Tabel 4.2 Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap PMTB
Tahun 2017-2021 …………………………………………………………………. 61
Tabel 4.3 Proporsi Total Penggunaan Konsumsi Akhir terhadap PDRB
Kota Palembang, Tahun 2017-2021 ............................................ 62
Tabel 4.4 Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kota Palembang,
Tahun 2017-2021 …………………………………………………………………. 63

| vii
DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 1 Perbandingan PDRB ADHB dan ADHK 2010 Kota Palembang
menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021 ……………........................ 38

id
o.
.g
ps
.b
ta
ko
ng
ba
em
al
//p
s:
tp
ht

| viii
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id

| ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Palembang menurut Pengeluaran, 2017-2021 ……………. 71
Lampiran 2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Kota Palembang menurut Pengeluaran, 2017-2021 ....... 72
Lampiran 3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Palembang menurut Pengeluaran, 2017-2021 .. 73

id
Lampiran 4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas

o.
Dasar Harga Konstan 2010 Kota Palembang menurut

.g
Pengeluaran, 2017-2021 ……….................................................. 74

ps
.b
Lampiran 5 Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100)
ta
Kota Palembang menurut Pengeluaran, 2017-2021 ……………. 75
ko
ng

Lampiran 6 Laju Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100)


ba

Kota Palembang menurut Pengeluaran, 2017-2021 …………..... 76


em
al
//p
s:
tp
ht

|x
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id

| xi
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id

| xii
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu


wilayah/regional dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB
pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

id
o.
usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa

.g
ps
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

.b
ta
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
ko
ng

yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDRB
ba

atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
em

menggunakan harga yang pada suatu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar
al
//p

harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran serta struktur ekonomi.
s:
tp

PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
ht

pada suatu periode ke periode (tahun ke tahun atau triwulan ke triwulan). Dalam
publikasi ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2010 dan ini tentu akan
mencerminkan struktur ekonomi terkini.

Terdapat tiga pendekatan yang biasanya digunakan dalam menghitung angka-


angka PDRB, yaitu:

a. Menurut Pendekatan Produksi


Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa
yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam
penyajiannya dikelompokkan menjadi 17 kategori lapangan usaha yaitu: 1.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 3


Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri
Pengolahan, 4. Pengadaan Listrik dan Gas, 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang, 6. Konstruksi, 7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor, 8. Transportasi dan Pergudangan, 9. Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, 10. Informasi dan Komunikasi, 11. Jasa Keuangan
dan Asuransi, 12. Real Estate, 13. Jasa Perusahaan, 14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, 15. Jasa Pendidikan, 16. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial, 17. Jasa lainnya. Setiap kategori lapangan usaha tersebut dirinci

id
lagi menjadi sub-sub kategori lapangan usaha.

o.
.g
b. Menurut Pendekatan Pendapatan

ps
.b
PDRB menurut pendekatan ini merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh
ta
ko
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara
ng

dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang
ba
em

dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan;
al

semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya. Dalam definisi
//p
s:

ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak lainnya atas produksi neto (pajak
tp
ht

atas produksi dan impor dikurangi subsidi).


c. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: (1) pengeluaran
konsumsi akhir rumah tangga (2) pengeluaran konsumsi akhir lembaga non profit
yang melayani rumah tangga (3) pengeluaran konsumsi akhir pemerintah, (4)
pembentukan modal tetap bruto, (5) perubahan inventori, dan (6) ekspor neto
(ekspor dikurangi impor).

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 4


Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang
sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor
produksi. PDRB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga
pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak lainnya atas produksi neto.

1.2 KEGUNAAN STATISTIK PDRB

Data PDRB adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi

id
perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini

o.
.g
antara lain adalah:

ps
.b
1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi
ta
ko
yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDRB yang besar menunjukkan
ng

kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.


ba
em

2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan
al

ekonomi secara keseluruhan atau setiap lapangan usaha dari tahun ke tahun.
//p
s:

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur


tp
ht

perekonomian atau peranan setiap lapangan usaha dalam suatu negara. Lapangan
usaha yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu
negara.
4. PDRB harga berlaku menurut pengeluaran menunjukkan produk barang dan jasa
yang digunakan untuk tujuan konsumsi akhir, investasi dan diperdagangkan
dengan pihak luar negeri.
5. Distribusi PDRB menurut pengeluaran menunjukkan peranan kelembagaan dalam
menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju
pertumbuhan konsumsi akhir, investasi dan perdagangan luar negeri.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 5


7. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau
per satu orang penduduk.
8. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.

id
o.
.g
ps
.b
ta
ko
ng
ba
em
al
//p
s:
tp
ht

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 6


ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
BAB II
METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA

2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA

i. Pendahuluan
Sektor rumah tangga mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian.
Hal ini tercermin dari besarnya sumbangan konsumsi rumah tangga dalam
pembentukan PDRB pengeluaran. Di samping berperan sebagai konsumen akhir

id
o.
barang dan jasa, rumahtangga juga berperan sebagai produsen dan penyedia faktor

.g
ps
produksi untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lain.

.b
ii. Konsep dan definisi ta
ko
ng

Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga (PKRT) adalah pengeluaran atas


ba
em

barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga
al

didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam
//p
s:

suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, dapat memiliki


tp

harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama,
ht

utamanya kelompok makanan dan perumahan.

iii. Cakupan

PKRT mencakup seluruh pengeluaran atas barang dan jasa oleh penduduk suatu
wilayah, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region.
Jenis-jenis barang dan jasa yang dikonsumsi diklasifikasikan menurut COICOP
(Classifications of Individual Consumption by Purpose) seperti yang direkomendasikan
oleh UN (United Nations), yaitu sebagai berikut:

1. Makanan dan minuman tidak beralkohol


2. Minuman beralkohol, tembakau dan narkotik

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 9


3. Pakaian dan alat kaki
4. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya
5. Furnitur, perlengkapan rumah tangga dan pemeliharaan rutin
6. Kesehatan
7. Angkutan
8. Komunikasi
9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan
10. Pendidikan

id
11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel

o.
.g
12. Barang dan jasa lainnya

ps
.b
Namun karena keterbatasan data, maka 12 COICOP tersebut dikelompokkan kembali
ta
ko
menjadi hanya 7 COICOP, yaitu:
ng

1. Makanan, Minuman, dan Rokok


ba
em

2. Pakaian dan Alas Kaki


al

3. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga


//p
s:

4. Kesehatan dan Pendidikan


tp
ht

5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya


6. Hotel dan Restoran
7. Lainnya
Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga mencakup juga hal-hal sebagai berikut :
 Imputasi jasa persewaan rumah milik sendiri (owner occupied dwellings);
Nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri harus diperhitungkan karena rumah
tangga pemilik, dianggap menghasilkan jasa persewaan rumah bagi dirinya
sendiri. Imputasi sewa rumah diperkirakan atas dasar harga pasar, meskipun
status rumah tersebut milik sendiri. Apabila rumah tangga benar-benar
menyewa, maka yang dihitung adalah biaya sewa yang dibayar, baik dibayar

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 10


penuh maupun tidak penuh karena mendapat keringanan biaya (subsidi atau
transfer).
 Barang yang diproduksi dan digunakan sendiri;
 Pemberian/hadiah dalam bentuk barang yang diterima dari pihak lain;
 Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh residen di luar
wilayah atau di luar negeri (diperlakukan sebagai impor)
Terdapat beberapa catatan yang perlu diketahui berkaitan dengan PKRT ini, yaitu:
 Pembelian langsung oleh non-residen, diperlakukan sebagai ekspor dari wilayah

id
o.
tersebut)

.g
 Pembelian barang yang tidak diproduksi kembali (diduplikasi), seperti barang

ps
.b
antik, lukisan, dan hasil karya seni lainnya diperlakukan sebagai investasi atas
ta
ko
barang berharga, bukan konsumsi rumah tangga.
ng

 Pengeluaran rumah tangga untuk keperluan biaya antara dan pembentukan


ba
em

modal di dalam aktivitas usaha rumah tangga, tidak termasuk dalam


al
//p

pengeluaran konsumsi rumah tangga. Contoh, pembelian barang dan jasa untuk
s:

keperluan usaha, perbaikan besar rumah, dan pembelian rumah.


tp
ht

 Pengeluaran untuk keperluan transfer baik dalam bentuk uang atau barang,
tidak termasuk sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga.

iv. Penghitungan PKRT Tahunan


1. Sumber data
Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi PKRT adalah :
 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, dalam bentuk pengeluaran
konsumsi per-kapita seminggu untuk makanan, dan pengeluaran per-kapita
sebulan untuk kelompok bukan makanan,
 Jumlah penduduk pertengahan tahun,

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 11


 Data Sekunder (dari BPS maupun dari luar BPS), dalam bentuk data atau
indikator suplai komoditas dan jenis pengeluaran tertentu,
 Indeks Harga Konsumen (IHK).
2. Metode penghitungan

Penghitungan PKRT didasarkan pada hasil Susenas. Akan tetapi, karena hasil
estimasi data pengeluaran rumah tangga yang berasal dari Susenas cenderung
underestimate (terutama untuk kelompok bukan makanan dan kelompok
makanan jadi), maka perlu dilakukan penyesuaian (adjustment). Dalam

id
o.
melakukan adjustment, digunakan data sekunder dalam bentuk data atau

.g
ps
indikator supply dari berbagai sumber data di luar Susenas. Setelah diperoleh

.b
ta
hasil adjustment, maka yang dilakukan adalah mengganti hasil Susenas dengan
ko
hasil penghitungan yang didasarkan pada data sekunder. Penggantian dilakukan
ng
ba

pada level komoditas, kelompok komoditas, atau jenis pengeluaran tertentu. Hal
em

ini dilakukan karena hasil penghitungan dari data sekunder dianggap lebih
al
//p

mencerminkan PKRT yang sebenarnya.


s:

Langkah penghitungan di atas menghasilkan besarnya PKRT atas dasar harga


tp
ht

berlaku (ADHB). PKRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh dengan cara
men-deflate PKRT ADHB dengan IHK tahun dasar 2010.
Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah penghitungan PKRT dapat diringkas sbb:
1. Estimasi PKRT hasil Susenas:
a. Makanan = pengeluaran konsumsi perkapita seminggu x (30/7) x 12 x jumlah
penduduk pertengahan tahun
b. Bukan makanan = pengeluaran konsumsi perkapita sebulan x 12 x jumlah
penduduk pertengahan tahun
2. Data poin ke-1 dikelompokan menjadi 7 kelompok COICOP, dengan beberapa
komoditas yang mungkin dikontrol secara tersendiri;

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 12


3. Terhadap data poin ke-2 dilakukan koreksi dengan menggunakan data sekunder
atau indikator suplai komoditas dari jenis pengeluaran tertentu;
4. Diperoleh nilai PKRT yang telah di-adjust;
5. Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK Kota (Provinsi/Kota terdekat);
6. PKRT ADHK 2010 diperoleh dengan membagi hasil poin ke-4 dengan hasil poin
ke-5.

2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LNPRT

id
i. Pendahuluan

o.
.g
ps
Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) muncul

.b
ta
sebagai sektor tersendiri dalam suatu perekonomian wilayah. Sektor ini berperan
ko
dalam menyediakan barang dan jasa bagi anggotanya maupun bagi rumahtangga
ng
ba

secara gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi. Harga yang
em

tak berarti secara ekonomi artinya harga tersebut biasanya dibawah harga pasar (tidak
al
//p

mengikuti harga pasar yang berlaku).


s:
tp

ii. Konsep dan definisi


ht

LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP). Sesuai dengan
fungsinya, LNP dibedakan atas LNP yang melayani rumah tangga dan LNP yang
melayani bukan rumahtangga.
Karakteristik unit LNP adalah sbb :
 LNP umumnya adalah lembaga formal, tetapi terkadang merupakan
lembaga informal yang keberadaannya diakui oleh masyarakat;
 pengawasan terhadap jalannya organisasi dilakukan oleh anggota terpilih
yang punya hak sama, termasuk hak bicara atas keputusan lembaga;
 setiap anggota mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dan
tidak berhak menguasai profit atau surplus, karena profit yang diperoleh

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 13


dari kegiatan usaha produktif dikuasai oleh lembaga;
 kebijaksanaan lembaga diputuskan secara kolektif oleh anggota terpilih, dan
kelompok ini berfungsi sebagai pelaksana dari dewan pengurus; dan
 istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan
surplus melalui kegiatan produktifnya, namun surplus yang diperoleh
biasanya diinvestasikan kembali pada aktivitas sejenis.
LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggotanya atau rumahtangga, serta
tidak dikontrol oleh pemerintah. Anggota dari lembaga yang dimaksud disini adalah

id
o.
yang bukan berbentuk badan usaha. LNPRT dibedakan atas 7 jenis lembaga, yaitu:

.g
Organisasi kemasyarakatan, Organisasi sosial, Organisasi profesi, Perkumpulan

ps
.b
sosial/kebudayaan/olahraga/hobi, Lembaga swadaya masyarakat, Lembaga
ta
ko
keagamaan, dan Organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa.
ng
ba

iii. Cakupan
em

Nilai PK-LNPRT sama dengan nilai output non-pasar yang dihasilkan LNPRT. Nilai
al
//p

output non pasar tersebut dihitung berdasarkan nilai seluruh pengeluaran LNPRT
s:
tp

dalam rangka melakukan kegiatan operasionalnya. Pengeluaran yang dimaksud terdiri


ht

dari:

a. Konsumsi antara, contoh: pembelian alat tulis, barang cetakan, pembayaran listrik,
air, telepon, teleks, faksimili, biaya rapat, seminar, perjamuan, transportasi, bahan
bakar, perjalanan dinas, belanja barang dan jasa lain, sewa gedung, sewa
perlengkapan kantor dll.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan tunjangan
lainnya
c. Penyusutan
d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN dan lain-
lain.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 14


iv. Penghitungan PK-LNPRT Tahunan

1. Sumber data

 Hasil Survei Khusus Lembaga Non-profit (SK-LNP).


Informasi yang diperoleh dari hasil SKLNP adalah rata-rata pengeluaran
menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran.
 Hasil up-dating direktori LNPRT.
Informasi yang diperoleh dari hasil up-dating direktori LNPRT adalah jumlah

id
populasi LNPRT menurut jenis lembaga.

o.
 Indeks Harga Konsumen (IHK)

.g
ps
.b
2. Metode penghitungan
ta
ko
PK-LNPRT diestimasi dengan menggunakan metode langsung, yaitu
ng

menggunakan hasil SKLNP. Tahapan estimasi PK-LNPRT adalah sebagai berikut :


ba
em

 Menghitung rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis


al
//p

pengeluaran (barang dan jasa). Barang dan jasa yang diperoleh secara
s:
tp

cuma-cuma, nilainya diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku. Rata-


ht

rata pengeluaran lembaga menurut jenis-nya dihitung dengan rumus


sebagai berikut :

xij
x ij 
ni
x ij : Rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
xij : PK-LNPRT hasil survei menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
ni : Jumlah sampel LNPRT menurut jenis lembaga
i : Jenis lembaga LNPRT, i = 1, 2, 3, …, 7
j : jenis pengeluaran LNPRT, j = 1, 2, 3, …, 19

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 15


 Mengestimasi PK-LNPRT, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

7 19
X   xij  Ni
i 1 j 1

X : PK-LNPRT adh Berlaku


Ni : Populasi LNPRT menurut jenis lembaga

Hasil penghitungan di atas akan diperoleh besarnya PK-LNPRT atas dasar harga
berlaku (ADHB). PK-LNPRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh

id
dengan cara mendeflate PK-LNPRT ADHB dengan IHK tahun dasar 2010.

o.
.g
ps
2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH

.b
i. Pendahuluan ta
ko
ng

Unit pemerintah adalah unit institusi yang dibentuk melalui proses politik, serta
ba

mempunyai kekuasaan di bidang lembaga legislatif, yudikatif maupun eksekutif atas


em
al

unit institusi lain yang berada di dalam batas-batas wilayah suatu negara/wilayah.
//p

Pemerintah juga mempunyai berbagai peran dan fungsi lainnya, seperti sebagai
s:
tp

penyedia barang dan jasa bagi kelompok atau individu rumah tangga, sebagai
ht

pemungut dan pengelola pajak atau pendapatan lain-nya, berfungsi mendistribusikan


pendapatan atau kesejahteraan melalui aktivitas transfer, serta terlibat di dalam
produksi non-pasar.

Dalam suatu perekonomian, unit pemerintah bisa berperan sebagai konsumen


maupun produsen, serta sebagai regulator yang menetapkan berbagai kebijakan di
bidang fiskal dan moneter. Sebagai konsumen, pemerintah akan melakukan aktivitas
konsumsi atas barang dan jasa akhir. Sedangkan sebagai produsen, pemerintah akan
melakukan aktivitas memproduksi barang dan jasa maupun aktivitas investasi.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 16


ii. Konsep dan Definisi

Besarnya nilai pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) sama dengan nilai
produksi barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah untuk dikonsumsi pemerintah
itu sendiri. PK-P mencakup pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin,
pembayaran upah dan gaji pegawai, transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan
penyusutan barang modal, dan nilai output dari Bank Indonesia, dikurangi dengan nilai
penjualan barang dan jasa yang dihasilkan unit produksi yang tak dapat dipisahkan
dari aktivitas pemerintahan.

id
o.
Aktivitas unit produksi pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

.g
ps
pemerintahan secara umum, mencakup kegiatan sebagai berikut :

.b
ta
1. memproduksi barang yang sama atau sejenis dengan barang yang diproduksi
ko
ng

oleh perusahaan. Contoh, aktivitas pencetakan publikasi, kartu pos, reproduksi


ba

karya seni, pembibitan tanaman di kebun percobaan dan sebagainya. Aktivitas


em

menjual barang-barang semacam itu bersifat insidentil dari fungsi pokok unit
al
//p

pemerintah.
s:
tp

2. memproduksi jasa. Contoh, aktivitas penyelenggaraan rumah sakit, sekolah,


ht

perguruan tinggi, museum, perpustakaan, tempat rekreasi dan penyimpanan


hasil karya seni yang dibiayai oleh pemerintah. Dala hal ini pemerintah
memungut biaya yang umumnya tidak lebih dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
Pendapatan yang diterima dari aktivitas semacam ini disebut sebagai
penerimaan non-komoditi (pendapatan jasa).
iii. Cakupan

Sektor pemerintahan terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.


Dalam melakukan aktivitasnya, unit pemerintah pusat akan mengacu pada dokumen
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan unit pemerintah daerah

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 17


(baik Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun Desa) mengacu pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pemerintah Daerah (APBD).

Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) Provinsi mencakup : a. PK-


Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayah provinsi; b. PK-Pemerintah
Provinsi yang bersangkutan; c. PK-Pemerintah Pusat yang merupakan bagian dari
pemerintah Provinsi; d. PK-Pemerintah Desa/ Kelurahan/Nagari yang ada di wilayah
Provinsi bersangkutan.

id
iv. Penghitungan PDRB Tahunan

o.
1. Sumber Data

.g
ps
Data dasar yang digunakan untuk menghitung PK-P Provinsi Tahunan

.b
adalah: ta
ko
ng

a. Data realisasi APBN Tahunan (Kemenkeu)


ba

b. Data realisasi APBD Tahunan (Kemenkeu)


em

c. Statistik Keuangan Daerah (BPS)


al
//p

d. Output Bank Indonesia (BI)


s:
tp

e. Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kementrian Keuangan serta Indeks
ht

Harga dari BPS.


2. Metode Penghitungan
a. PK-P Provinsi atas dasar harga berlaku (ADHB)
Secara umum, PK-P ADHB dihitung menggunakan rumusan berikut :

PK-P ADHB =
Output non pasar – penjualan barang dan jasa + output Bank Indonesia

Output non-pasar dihitung dengan pendekatan biaya yg dikeluarkan,


yaitu : Belanja pengadaan barang/jasa, bantuan sosial dalam bentuk barang
(yang dibeli dengan harga pasar ), belanja pegawai, dan penyusutan.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 18


Untuk level Provinsi, PK-P Provinsi ADHB, dihitung berdasarkan
penjumlahan dari pengeluaran akhir konsumsi pemerintah Provinsi itu
sendiri + pengeluaran akhir konsumsi pemerintah seluruh pemerintahan
Kabupaten/ Kota yang ada di wilayah Provinsi tersebut + pengeluaran akhir
seluruh pemerintah desa/kelurahan/nagari yang ada diwilayah provinsi
tersebut + pengeluaran pemerintah pusat yang menjadi bagian dari Provinsi
yang bersangkutan.
b. PK-P Provinsi atas dasar harga konstan (ADHK)

id
Pengeluaran konsumsi pemerintah ADHK dihitung dengan

o.
.g
menggunakan metode deflasi. Deflator yang digunakan adalah Indeks Harga

ps
.b
Perdagangan Besar (IHPB) umum tanpa ekspor, Indeks Upah, Indeks Implisit
ta
ko
dari Produk Domestik Bruto komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto,
ng

Indeks Harga Konsumen (IHK) umum.


ba
em

2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO


al
//p
s:

i. Pendahuluan
tp
ht

Aktivitas investasi merupakan salah satu faktor utama yang akan mempengaruhi
perkembangan ekonomi suatu negara/wilayah. Investasi disini terdiri dari investasi
fisik dan investasi finansial. Dalam konteks PDB/PDRB, aktivitas investasi fisik ini
tercermin pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan
Inventori.
PMTB erat kaitannya dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang dilibatkan
dalam proses produksi. Secara garis besar aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis
barang modal seperti: bangunan dan konstruksi lain, mesin dan perlengkapan,
kendaraan, tumbuhan, ternak, dan barang modal lainnya.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 19


ii. Konsep dan Definisi
PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan aset tetap pada
suatu unit produksi, dalam kurun waktu tertentu. Penambahan barang modal
mencakup pengadaan, pembuatan, pembelian, sewa beli (financial leasing) barang
modal baru dari dalam negeri serta barang modal baru dan bekas dari luar negeri
(termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal), dan pertumbuhan
aset sumberdaya hayati yang dibudidaya. Sedangkan pengurangan barang modal
mencakup penjualan, transfer atau barter, dan sewa beli (financial leasing) barang

id
modal bekas pada pihak lain. Pengecualian kehilangan yang disebabkan oleh bencana

o.
.g
alam tidak dicatat sebagai pengurangan.

ps
.b
ta
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta akan
ko
mengalami penyusutan sepanjang usia pakainya. Istilah ”bruto” mengindikasikan
ng
ba

bahwa di dalamnya masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi


em

barang modal (Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang


al
//p

modal yang digunakan dalam proses produksi secara normal selama satu periode.
s:
tp

iii. Cakupan
ht

PMTB terdiri dari :

1. Penambahan dikurangi pengurangan aset (harta) baik barang baru maupun


barang bekas, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat
tinggal, bangunan lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi, aset
tumbuhan dan hewan yang dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan
intelektual (intellectual property products), dan sebagai-nya;
2. Biaya alih kepemilikan aset non-finansial yang tidak diproduksi, seperti lahan
dan aset yang dipatenkan;
3. Perbaikan besar aset, yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan
usia pakainya (seperti overhaul mesin produksi, reklamasi pantai,

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 20


pembukaan, pengeringan dan pengairan hutan, serta pencegahan banjir dan
erosi).

iv. Penghitungan PMTB Tahunan

1. Sumber data
a. Output industri konstruksi hasil penghitungan PDRB menurut industri
konstruksi dari BPS Prov/Kab/Kota.
b. Nilai impor 2 digit HS, yang merupakan barang modal impor dari KPPBC

id
(Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai) setempat.

o.
.g
c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang dari Statistik Industri Kecil &

ps
Rumah tangga (level provinsi).

.b
d. Laporan keuangan perusahaan. ta
ko
ng

e. Publikasi Statistik Industri Besar dan Sedang level provinsi.


ba

f. IHPB dari Statistik Harga Perdagangan Besar.


em
al

g. Publikasi Statistik Pertambangan dan Penggalian (migas dan non-migas).


//p

h. Publikasi Statistik Listrik, Gas & Air Minum.


s:
tp

i. Publikasi Statistik Konstruksi.


ht

j. Data Eksplorasi Mineral dari Kementrian Energi dan Sumber Daya


Mineral (ESDM).
k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan.
2. Metode penghitungan
Penghitungan PMTB dapat dilakukan melalui metode langsung maupun
tidak langsung, tergantung pada ketersediaan data yang mungkin diperoleh di
wilayah masing-masing. Pendekatan “langsung” adalah dengan cara
menghitung pembentukan modal (harta tetap) yang dilakukan oleh berbagai
sektor ekonomi (produsen) secara langsung. Sedangkan pendekatan “tidak
langsung” adalah dengan menghitung berdasarkan alokasi dari total

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 21


penyediaan produk (barang dan jasa) yang menjadi barang modal di berbagai
industri, atau disebut sebagai pendekatan “arus komoditas”. Dalam hal ini
penyediaan atau “supply” dari barang modal dapat berasal dari produksi
dalam negeri (domestik) maupun dari produk luar negeri (impor).

Pendekatan Langsung

Penghitungan PMTB secara langsung dilakukan dengan cara


menjumlahkan seluruh nilai PMTB yang terjadi di setiap industri (lapangan

id
usaha). Barang modal tersebut dinilai atas dasar harga (adh) pembelian, di

o.
dalamnya sudah termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya

.g
ps
transportasi, biaya instalasi, pajak-pajak, serta biaya lain yang terkait dengan

.b
ta
pengadaan barang modal tersebut. Bagi barang modal yang berasal dari
ko
ng

impor di dalamnya termasuk bea masuk dan pajak-pajak yang terkait dengan
ba

pengadaan atau alih kepemilikan barang modal tersebut.


em
al

Pada dasarnya data untuk penghitungan PMTB secara langsung dapat


//p

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Data yang tersedia meliputi


s:
tp

informasi/data tentang perubahan atas aset tetap (PMTB) yang dinilai adh
ht

berlaku atau harga pembelian (perolehan). Untuk memperoleh nilai PMTB


adh Konstan, maka PMTB adh Berlaku tersebut di “deflate” (dibagi) dengan
indeks harga perdagangan besar (IHPB) yang sesuai dengan kelompok barang
modal.

Pendekatan Tidak Langsung

Penghitungan PMTB dengan cara tidak langsung, disebut sebagai


pendekatan arus komoditas (commodity flow approach). Pendekatan ini
dilakukan dengan cara menghitung nilai penyediaan produk barang yang
dihasilkan oleh berbagai industri (supply), yang kemudian sebagian di

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 22


antaranya dialokasi menjadi barang modal. Penghitungan PMTB dalam
bentuk bangunan, dilakukan dengan menggunakan rasio tertentu dari nilai
output industri konstruksi, baik adh Berlaku maupun adh Konstan.

Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang


modal lainnya dibedakan atas barang modal yang berasal dari produksi
domestik, dan yang berasal dari impor. Untuk barang modal domestik, dapat
diperoleh dengan dua cara. Pertama, dengan mengalokasi output mesin, alat
angkutan dan barang modal lain yang menjadi pembentukan modal. Nilai

id
o.
tersebut masih harus ditambah dengan biaya angkut dan margin

.g
ps
perdagangan, sehingga diperoleh PMTB adh Berlaku. Untuk memperoleh nilai

.b
ta
atas dasar harga konstan adalah dengan men-deflate PMTB (adh Berlaku)
ko
dengan IHPB yang sesuai dengan jenis barang modal.
ng
ba

Pendekatan ke dua, yang harus dilakukan bila data output tidak


em

tersedia adalah dengan cara “ekstrapolasi” atau mengalikan PMTB adh


al
//p

Konstan dengan indeks produksi jenis barang modal yang sesuai. Untuk itu
s:
tp

penghitungan PMTB diawali dengan menghitung PMTB adh Konstan terlebih


ht

dahulu. Selanjutnya untuk memperoleh PMTB adh Berlaku, nilai PMTB adh
Konstan tersebut di “inflate”(dikalikan) dengan indeks harga masing-masing
jenis barang modal yang sesuai (sebagai inflator). Hal ini mensyaratkan bahwa
PMTB adh Konstan di tahun-tahun sebelumnya sudah tersedia secara
lengkap.

Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang


modal lain yang berasal dari impor, dilakukan dengan menggunakan 2 (dua)
cara.

Pertama, PMTB adh Berlaku diperoleh dari total nilai barang impor.
Selanjutnya, barang modal tersebut dirinci menurut kelompok utama seperti

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 23


mesin-mesin, alat angkutan dan barang modal lain. Apabila rician tersebut
tidak tersedia dapat digunakan rasio tertentu sebagai alokator (barang modal
impor kode HS 2 digit). Ke dua, untuk memperoleh PMTB adh Konstan adalah
dengan cara men“deflate” PMTB adh Berlaku dengan menggunakan indeks
harga yang sesuai.

PMTB adh Berlaku untuk barang modal tak-berwujud seperti eksplorasi


mineral, dihitung dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan
perusahaan terbuka di bidang industri pertambangan. Dengan menggunakan

id
o.
data panel, pertumbuhan adh Berlaku dari aktivitas pertambangan itu

.g
ps
menjadi pengali nilai eksplorasi mineral pada periode sebelumnya.

.b
ta
Sedangkan PMTB adh Konstan-nya diperoleh dengan men-deflate nilai adh
ko
Berlaku dengan indeks implisit dari PDRB industri pertambangan. Selain itu,
ng
ba

data dari ESDM dan BP Migas diharapkan menjadi dasar atau data kontrol
em

untuk data tahunan-nya.


al
//p

Untuk perangkat lunak, PMTB adh Berlaku diperoleh dengan cara


s:
tp

mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan terbuka di bidang


ht

software. Untuk adh Konstan diperoleh dengan men-deflate nilai adh Berlaku
dengan indeks implisit industri jasa perusahaan.

Penghitungan PMTB hasil karya hiburan, sastra, dan seni original


(entertainment, literary, or artistic original products), data dikumpulkan
adalah nilai sinetron dan program acara televisi yang dapat dibuat.
Sedangkan data Impor film diperoleh dari nilai impor film. PMTB adh
Konstan-nya diperoleh dengan cara mendeflate nilai adh Berlaku dengan
indeks implisit industri jasa hiburan dan IHPB barang impor.

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam penghitungan


PMTB melalui pendekatan tak-langsung (arus komoditas), yaitu:

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 24


a. Rasio penggunaan output industri yang menjadi barang modal
cenderung statis. Untuk memperbaiki diperlukan survei dalam skala
yang besar.

b. Nilai margin perdagangan dan angkutan (Transport and Trade


Margin) sulit diperoleh.

c. Selang (Lag) waktu antara data tahun pengukuran (referensi) dengan


data publikasi yang diperoleh dari sumber data tertentu, terlalu

id
lama.

o.
.g
2.5 PERUBAHAN INVENTORI

ps
.b
i. Pendahuluan
ta
ko
Dalam aktivitas ekonomi, inventori berfungsi sebagai salah satu komponen yang
ng

dibutuhkan untuk keberlangsungan proses produksi, di samping tenaga kerja dan


ba
em

barang modal.
al
//p

Dalam PDB/PDRB, komponen Perubahan Inventori merupakan bagian dari


s:

Pembentukan Modal Bruto, atau yang lebih dikenal sebagai investasi fisik yang terjadi
tp
ht

pada kurun waktu tertentu di dalam suatu wilayah. Perubahan inventori


menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam bentuk barang jadi,
barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan penolong pada satu periode
tertentu. Ketersediaan data perubahan inventori menjadi penting untuk memenuhi
kebutuhan analisis tentang aktivitas investasi.

ii. Konsep dan definisi

Pengertian sederhana dari inventori (persediaan) adalah barang yang dikuasai


oleh produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi
barang dalam bentuk lain, yang punya nilai ekonomi maupun nilai manfaat yang lebih
tinggi. Termasuk dalam pengertian ini adalah barang yang masih dalam proses

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 25


pengerjaan (work in progress), serta barang jadi yang belum dipasarkan dan masih
dikuasai oleh pihak produsen.

Perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode
akuntansi dengan nilai inventori pada awal periode akuntansi. Perubahan inventori
menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna
pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif).

Bagi produsen, keberadaan inventori diperlukan untuk menjaga kelangsungan

id
proses produksi, sehingga perlu pencadangan baik dalam bentuk bahan baku atau

o.
bahan penolong. Ketidakpastian yang disebabkan pengaruh eksternal juga menjadi

.g
ps
faktor pertimbangan bagi pengusaha untuk melakukan pencadangan (khususnya

.b
ta
bahan baku). Bagi pedagang, pengadaan inventori lebih dipengaruhi oleh unsur
ko
ng

spekulatif dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.


ba

Sedangkan bagi pemerintah, kebijakan pencadangan khususnya komoditas strategis


em

utamanya ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi, politik dan sosial. Karena
al
//p

menyangkut kepentingan masyarakat luas (publik), maka perlu ada pencadangan


s:
tp

untuk beberapa komoditas bahan pokok seperti beras, terigu, minyak goreng dan gula
ht

pasir. Bagi rumah tangga pengadaan inventori lebih ditujukan untuk kemudahan
dalam mengatur perilaku konsumsi.

iii. Cakupan
Inventori dapat diklasifikasikan menurut jenis barang adalah sebagai berikut :
a. Inventori menurut industri, seperti produk atau hasil perkebunan,
kehutanan, perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, air
bersih, serta konstruksi;
b. Berbagai jenis bahan baku & penolong (material & supplies), yaitu semua
bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi;

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 26


c. Barang jadi, yaitu barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau
belum digunakan, termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama
seperti pada waktu dibeli;
d. Barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau
belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai).
e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun
pedagang eceran untuk tujuan dijual;
f. Ternak untuk tujuan dipotong;

id
g. Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau dipakai sebagai

o.
.g
bahan bakar atau persediaan; dan

ps
.b
h. Persediaan pada pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras,
ta
ko
kedelai, gula pasir, dan gandum.
ng

iv. Penghitungan Perubahan Inventori Tahunan


ba
em

1. Sumber data
al

Sumber data yang digunakan untuk penghitungan komponen perubahan


//p
s:

inventori adalah :
tp
ht

 Laporan keuangan perusahaan-perusahaan terkait dari survei atau dari


mengunduh website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id);
 Laporan Keuangan Perusahaan BUMN/BUMD
 Data komoditas pertambangan dari publikasi statistik pertambangan dan
penggalian;
 Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang.
 Data komoditas perkebunan;
 Indeks harga implisit PDRB industri terpilih, dan
 Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih.
 Data eksternal lain, seperti data persediaan beras dari Bulog, data semen
dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), gula dari Dewan Gula Indonesia (DGI),

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 27


dan ternak dari Ditjennak Kementan.
2. Metode Penghitungan
Terdapat 2 metode yang digunakan dalam penghitungan komponen
perubahan inventori, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak
langsung. Pendekatan langsung adalah pendekatan dari sisi “korporasi”,
sedangkan pendekatan tidak langsung adalah pendekatan dari sisi
“komoditas”.
Di lihat dari sisi manfaat-nya, pendekatan secara langsung

id
menghasilkan data yang relatif lebih baik dibanding dengan pendekatan tidak

o.
.g
langsung. Pendekatan komoditas hanya dapat dilakukan jika data posisi

ps
.b
inventori tersedia secara rinci dan berkesinambungan.
ta
ko
Pendekatan Langsung
ng

Dengan menggunakan pendekatan langsung, akan diperoleh nilai posisi


ba
em

inventori di suatu waktu tertentu (umumnya di akhir tahun). Sumber data


al

utama adalah laporan neraca akhir tahun (balance sheet) perusahaan. Untuk
//p
s:

memperoleh nilai perubahan inventori adh berlaku, diperlukan data inventori


tp
ht

di tahun yang berurutan. Langkah penghitungan inventori dari laporan


keuangan, adalah sebagai berikut :
 menghitung posisi inventori adh Konstan, dengan cara mendeflate
stok awal dan akhir dengan IHPB akhir tahun;
 menghitung perubahan inventori adh Konstan dengan mengurangkan
posisi di tahun berjalan dengan di tahun sebelumnya; dan
 menghitung perubahan inventori adh Berlaku dengan menginflate
perubahan inventori adh Konstan dengan IHPB rata-rata tahunan.
Pendekatan Tidak Langsung
Pendekatan tidak langsung disebut juga dengan pendekatan arus
komoditas (commodity flow). Data utama yang digunakan adalah data

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 28


volume dan harga masing-masing barang inventori. Nilai perubahan barang
inventori adh Berlaku diperoleh dengan cara menghitung perubahan volume
stok akhir dan stok awal dikalikan rata-rata harga pembelian, atau harga
penjualan bila data harga pembelian tidak tersedia. Perubahan barang
inventori adh Konstan dihitung dengan: a. mendeflate nilai perubahan
inventori adh Berlaku dengan indeks harga yang sesuai, b. mengalikan
perubahan volume stok akhir dan stok awal dikalikan dengan harga barang di
tahun dasar.

id
Keterbatasan dan masalah yang dihadapi di dalam menghitung

o.
.g
komponen Perubahan Inventori adalah bahwa :

ps
.b

ta
Data inventori yang dibutuhkan adalah dalam bentuk posisi atau pada
ko
satu saat untuk periode waktu yang berurutan;
ng
ba

 Tidak seluruh komoditas inventori tersedia data volume dan harga-


em

nya;
al
//p

 Data perubahan inventori yang tersedia dalam bentuk volume


s:
tp

umumnya tidak disertai data harganya. Jika data harga inventori tidak
ht

tersedia, maka dapat diasumsikan indeks harga komoditas inventori


mengikuti indeks implisit PDRB yang sesuai;
 Diperlukan adjustment dengan cara me-mark-up, guna untuk
melengkapi estimasi untuk industri yang datanya tidak tersedia;

2.6 EKSPOR DAN IMPOR


i. Pendahuluan

Aktivitas ekspor-impor dalam suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintah. Ragam barang
dan jasa yang diproduksi serta disparitas harga, menjadi faktor utama munculnya

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 29


aktivitas ekspor impor. Daerah yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
berusaha mendatangkan dari daerah atau bahkan negara lain. Di sisi lain, daerah yang
memproduksi barang dan jasa melebihi dari kebutuhan domestik, terdorong untuk
memperluas pasar ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri.

Seiring perkembangan zaman, aktivitas produksi dan permintaan masyarakat


atas barang dan jasa semakin meningkat dan beragam. Kemajuan di bidang
transportasi dan komunikasi juga turut memperlancar arus distribusi barang dan jasa.
Kondisi tersebut semakin mendorong aktivitas ekspor-impor di suatu wilayah menjadi

id
o.
semakin berkembang.

.g
ps
ii. Konsep dan definisi

.b
ta
ko
Ekspor-impor di suatu wilayah didefiniskan sebagai alih kepemilikan ekonomi
ng

(baik penjualan/pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dan jasa antara
ba

residen wilayah tersebut dengan non-residen yang berada di luar wilayah tersebut.
em
al

iii. Cakupan
//p
s:
tp

Ekspor-Impor pada suatu wilayah terdiri dari:


ht

a. Ekspor/impor barang dari/ke Luar Negeri ke/dari provinsi tersebut


b. Ekspor/impor jasa dari/ke Luar Negeri ke/dari provinsi tersebut
Cakupan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, komunikasi,
pariwisata, dan jasa lainnya
c. Net Ekspor antar daerah
- Ekspor antar daerah
- Impor antar daerah
iv. Penghitungsn Ekspor-Impor Tahunan

1. Sumber data
a. Data Statistik Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari BPS (dalam US$)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 30


b. Data Statistik Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dari BPS (dalam US$)
c. Neraca Pembayaran Indonesia dari BI
d. Laporan Simopel, yaitu laporan (bulanan) bongkar muat barang di
pelabuhan;
e. Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi di jembatan
timbang;
f. Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi dari hasil survei.
g. Kurs transaksi rata-rata tertimbang dari Bank Indonesia.

id
2. Metode Penghitungan

o.
.g
ps
Ekspor-Impor barang luar negeri dinilai menurut harga free on board

.b
ta
(fob) dalam US$. Penghitungan ekspor barang luar negeri dilakukan dengan
ko
mengalikan nilai barang (sesuai PEB) dengan kurs transaksi beli rata-rata
ng
ba

tertimbang. Sedangkan Impor barang luar negeri dilakukan dengan


em

mengalikan nilai barang (sesuai PIB) dengan kurs transaksi jual rata-rata
al
//p

tertimbang. Nilai ekspor-impor jasa berasal dari Neraca Pembayaran


s:

Indonesia (NPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Disamping itu nilai
tp
ht

ekspor-impor tersebut masih ditambah/dikurangi dengan nilai pembelian


langsung (direct purchase) dan transaksi yang tidak terdokumentasi
(undocumented transaction) baik oleh residen maupun non residen.
Sedangkan net ekspor antar wilayah merupakan nilai sisa (residu) antara
PDRB lapangan usaha dengan PDRB pengeluaran.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 31


id
o.
.g
ps
.b
ta
ko
ng
ba
em
al
//p
s:
tp
ht

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 32


ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
BAB III
TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2017-2021

3.1 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN


Adanya perubahan struktur ekonomi Kota Palembang akibat proses
pembangunan ekonomi yang terjadi pada periode 2017 s.d 2021 tak lepas dari
pengaruh faktor internal dan dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh
perkembangan maupun perubahan perilaku masing-masing komponen pengeluaran

id
akhir. Faktor eksternal lebih dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan struktur

o.
.g
perdagangan global sebagai akibat peningkatan perdagangan internasional.

ps
.b
ta
Data yang ada menunjukkan bahwa setiap komponen pengeluaran mempunyai
ko
perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sebagian besar produk atau barang
ng
ba

dan jasa yang tersedia di wilayah domestik Kota Palembang digunakan untuk
em

memenuhi permintaan konsumsi akhir (rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah).


al
//p

Sebagian lagi digunakan untuk investasi fisik (dalam bentuk PMTB dan perubahan
s:

inventori). Untuk lebih jelasnya, perilaku masing-masing komponen pengeluaran itu


tp
ht

akan diuraikan pada bagian berikut.

3.2 TINJAUAN AGREGAT PDRB PENGELUARAN KOTA PALEMBANG

Kondisi perekonomian Kota Palembang menunjukkan tanda pemulihan setelah


berlalunya masa krisis yang melanda ekonomi dunia sejak tahun 2008. Hal ini terlihat
dari PDRB yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan
arah positif hingga di tahun 2019. Akan tetapi, di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi
Kota Palembang mengalami kontraksi yang disebabkan oleh adanya pandemi covid19.
Pandemi covid19 ini membuat pemerintah menerapkan “Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB)”, yang berarti adanya pembatasan sejumlah kegiatan penduduk, yang

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 35


pada akhirnya berpengaruh terhadap nilai PDRB. Peningkatan ekonomi tersebut
digambarkan melalui Nilai PDRB ADHB dan ADHK serta pertumbuhan pada total PDRB.

Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Palembang


menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021
(Milyar Rupiah)
Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Konsumsi Rumah Tangga 81.041,66 86.959,44 93.798,43 92.047,72 95.104,54

2. Konsumsi LNPRT 1.590,64 1.739,27 2.001,06 1.871,78 1.957,94

id
o.
.g
3. Konsumsi Pemerintah 7.330,71 7.813,48 9.098,55 8.025,75 8.417,53

ps
4. PMTB 60.774,19 66.480,10

.b
67.119,46 67.496,03 68.145,12

ta
ko
5. Perubahan Inventori -379,40 -673,26 38,88 -72,37 -85,47
ng

6. Net Ekspor -20.957,48 -20.410,40 -17.836,07 -14.153,55 -10.894,70


ba
em

Total PDRB 129.400,33 141.908,62 154.220,32 155.215,36 162.644,96


al

Ket : *) Angka Sementara


//p

**) Angka Sangat Sementara


s:
tp
ht

Nilai PDRB Kota Palembang (adh Berlaku) selama periode tahun 2017 s.d 2021
menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tersebut
dipengaruhi oleh adanya perubahan harga dan juga perubahan volume.

Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku, PDRB menurut pengeluaran juga
dinilai adh Konstan 2010 atau adh berbagai produk yang dinilai dengan harga pada
tahun 2010. Melalui pendekatan penghitungan adh konstan, PDRB dapat memberikan
gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa
ada pengaruh perubahan harga). PDRB komponen pengeluaran adh Konstan
menggambarkan perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya
berkaitan dengan peningkatan volume konsumsi akhir. Selama kurun waktu 2017-
2021 gambaran tentang perkembangan ekonomi Kota Palembang berdasarkan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 36


adh Konstan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Sama halnya dengan PDRB adh Berlaku
seluruh komponen pengeluaran akhir PDRB adh Konstan juga menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun (kecuali pada tahun 2020, dikarenakan adanya
pandemi covid-19).

Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010


Kota Palembang menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021
(Milyar Rupiah)
Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

id
1. Konsumsi Rumah Tangga 59.266,55 61.575,64 64.231,74 61.936,08 62.829,57

o.
.g
2. Konsumsi LNPRT 1.224,88 1.318,43 1.461,47 1.394,10 1.412,92

ps
.b
3. Konsumsi Pemerintah 4.896,72 5.214,35 5.452,91 4.756,03 4.831,65
ta
ko
,4. PMTB 44.216,18 46.429,07 47.301,37 47.078,35 46.329,70
ng
ba

5. Perubahan Inventori -938,67 -405,46 20,30 -63,66 -57,30


em

6. Net Ekspor -16.189,25 -15.660,79 -14.228,41 -11.114,60 -8.096,35


al
//p

Total PDRB 92.476,41 98.471,25 104.239,39 103.956,30 107.250,19


s:
tp

Ket : *) Angka Sementara


ht

**) Angka Sangat Sementara

Grafik 1 menunjukkan bahwa pada umumnya nilai PDRB adh Berlaku selalu
lebih besar dari nilai PDRB adh Konstan. Perbedaan tersebut disebabkan karena ada
pengaruh perubahan harga dalam perhitungan PDRB adh Berlaku

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 37


Grafik 1. Perbandingan PDRB ADHB dan ADHK 2010 Kota Palembang
menurut Pengeluaran, Tahun 2017 - 2021
180000000
160000000
140000000
120000000
100000000
ADHB
80000000
ADHK 2010
60000000
40000000

id
20000000

o.
.g
0

ps
2017 2018 2019 2020 2021

.b
ta
Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari
ko
ng

semua komponen pengeluarannnya yang terdiri dari konsumsi akhir rumah tangga
ba

(PK-RT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah (PK-P),


em
al

pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan ekspor neto (E) atau ekspor dikurangi
//p

impor.
s:
tp
ht

Tabel 3.3 Distribusi PDRB ADHB Kota Palembang


menurut Pengeluaran, Tahun 2017-2021
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Konsumsi Rumah Tangga 62,63 61,28 60,82 59,30 58,47
2. Konsumsi LNPRT 1,23 1,23 1,30 1,21 1,20
3. Konsumsi Pemerintah 5,67 5,51 5,90 5,17 5,18
4. PMTB 46,97 46,85 43,52 43,49 41,90
5. Perubahan Inventori -0,29 -0,47 0,03 -0,05 -0,05
6. Net Ekspor -11,70 -14,38 -11,57 -9,12 -6,70
Total PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 38


Berdasarkan Tabel 3.3 diatas terlihat bahwa selama periode 2017 – 2021
produk yang dikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar masih untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga (di atas 58 persen). Proporsi konsumsi akhir
pemerintah berada pada rentang 5 – 6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peran
pemerintah dalam menyerap produk domestik tidak terlalu besar walaupun kebijakan
pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu,
pengeluaran untuk kapital (PMTB) juga mempunyai peran yang cukup besar dengan
kontribusi sekitar 41 s.d 47 persen. Peran relatif besar ini dikarenakan Kota Palembang

id
sedang giat melakukan pembangunan, selain untuk perkembangan wilayahnya

o.
.g
sebagai kota industri, begitu pula peran Kota Palembang sebagai tuan rumah didalam

ps
.b
melaksanakan berbagai kegiatan baik nasional maupun internasional.
ta
ko
Pada tahun 2017 - 2021 perdagangan dari dan keluar Kota Palembang yang
ng
ba

direpresentasikan oleh transaksi net ekspor (eskpor dikurangi impor), menunjukkan


em

bahwa nilai ekspor jauh lebih sedikit dari nilai impor. Data ini menunjukkan bahwa
al
//p

untuk memenuhi kebutuhan permintaan Akhir Konsumsi Rumah Tangga, LNPRT dan
s:

Pemerintah serta PMTB, Kota Palembang masih banyak membutuhkan supply barang
tp
ht

dan jasa dari luar Kota Palembang, sehingga kecenderungan perdagangan dari dan ke
luar Kota Palembang dalam periode tersebut selalu menunjukkan posisi minus.

Tabel 3.4 Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Kota Palembang


menurut Pengeluaran, Tahun 2017—2021
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Konsumsi Rumah Tangga 2,85 3,90 4,31 -3,57 1,44
2. Konsumsi LNPRT 0,91 7,64 10,85 -4,61 1,35
3. Konsumsi Pemerintah 16,53 6,49 4,58 -12,78 1,59
4. PMTB 8,67 5,00 1,88 -0,47 -1,59
5. Perubahan Inventori - - - - -

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 39


Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


6. Net Ekspor - - - - -
Total PDRB 6,21 6,48 5,86 -0,27 3,17
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan
riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth), yang
menggambarkan kinerja pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

id
o.
Kota Palembang dari tahun 2017 s.d 2021 secara rata-rata mencapai 4,29 persen,

.g
ps
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 6,48 persen dan

.b
ta
terendah terjadi pada tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar -0,27 persen.
ko
ng

Sementara itu indeks implisit1 PDRB yang menggambarkan tingkat perubahan


ba

harga yang terjadi pada sisi konsumen baik konsumen akhir (rumah tangga, LNPRT dan
em

pemerintahan) maupun konsumen lainnya (perusahaan dan luar negeri), juga


al
//p

menunjukkan peningkatan. Laju perkembangan Indeks Implisit Kota Palembang dari


s:
tp

tahun 2017 s.d 2021 secara berturut-turut masing-masing menunjukkan 2,95 persen
ht

(2017); 2,99 persen (2018); 2,66 (2019); 0,92 persen (2020) dan 1,57 persen (2021).

Tabel 3.5 Laju Perkembangan Indeks Implisit PDRB Kota Palembang


menurut Pengeluaran, Tahun 2017 – 2021
(Persen)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Konsumsi Rumah Tangga 2,84 3,28 3,40 1,77 1,85
2. Konsumsi LNPRT 1,83 1,59 3,79 -1,94 3,21
3. Konsumsi Pemerintah 7,60 0,09 11,35 1,13 3,24
4. PMTB 0,06 4,18 -0,90 1,04 2,59

1
Indeks perkembangan

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 40


Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


5. Perubahan Inventori - - - - -
6. Net Ekspor - - - - -
Total PDRB 2,95 2,99 2,66 0,92 1,57
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

3.3 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA


Konsumsi akhir rumah tangga menempati porsi terbesar dalam PDRB menurut

id
o.
pengeluaran. Data berikut menunjukkan hal tersebut dimana sebagian besar produk

.g
ps
domestik dan produk impor digunakan untuk memenuhi konsumsi akhir rumah

.b
tangga.
ta
ko
Tabel 3.6 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga
ng

Kota Palembang, Tahun 2017—2021


ba
em

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)


al

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


//p

Total Konsumsi Rumah


s:

Tangga
tp

a. ADHB (Miliar Rp) 81.041,66 86.959,43 93.798,43 92.047,71 95.104,54


ht

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 59.266,55 61.575,63 64.231,74 61.936,08 62.829,57


Proporsi Terhadap PDRB
(% ADHB) 62,63 61,28 60,82 59,30 58,47

Rata-rata konsumsi per-


Rumah Tangga/Tahun
(Ribu Rp)
a. ADHB 221.194,45 234.422,98 248.191,94 245.150,06 249.948,85
b. ADHK 2010 161.761,62 165.993,40 169.958,06 164.953,94 165.125,44
Rata-rata Konsumsi per-
Kapita/Tahun (Ribu Rp)
a. ADHB 49.930,20 52.911,51 56.024,38 55.322,56 56.405,94
b. ADHK 2010 36.514,43 37.466,44 38.364,64 37.225,11 37.263,85
Pertumbuhan2
a. Total Konsumsi RT 2,85 3,90 4,31 -3,57 1,44

2 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 41


Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b. Per-RT 1,54 2,62 2,39 -2,94 0,10
c. Per-Kapita 1,52 2,61 2,40 -2,97 0,10
Jumlah RT (unit) 366 382 370 951 377 927 375 475 380 496
Jumlah Penduduk (000 org) 1 623 1 643 1 674 1 663 1 686
Pertumbuhan Penduduk (%) 1,45 1,42 1,47 1,33 0,77
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

id
Data berikut menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2017 – 2021 konsumsi

o.
.g
akhir rumah tangga mengalami peningkatan signifikan (kecuali pada tahun 2020) baik

ps
dalam nominal (adh Berlaku) maupun riil (adh Konstan), sejalan dengan kenaikan

.b
ta
jumlah penduduk maupun jumlah rumah tangga. Kenaikan jumlah penduduk
ko
ng

mendorong terjadinya kenaikan nilai konsumsi rumah tangga, yang pada gilirannya
ba

akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.


em
al

Porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB pada periode tahun
//p
s:

2017 sampai dengan 2021 semakin menurun. Tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu
tp

62,63 persen dan terendah terjadi pada tahun 2021 yaitu 58,47 persen. Hal ini
ht

mengindikasikan bahwa rumah tangga, semakin ke depan rumah tangga lebih berpikir
untuk menabung (saving) daripada untuk konsumsi (consumption).

Masa pemulihan ekonomi telah mendorong rumah tangga untuk memperbaiki


serta mengembalikan perilaku dan kebiasaan konsumsinya setelah sekian lama
mengalami masa-masa krisis. Melimpahnya penawaran dan persediaan berbagai jenis
barang dan jasa di pasar domestik (termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi
pemicu meningkatnya belanja untuk konsumsi termasuk konsumsi rumah tangga.

Secara umum rata-rata konsumsi per rumah tangga terus meningkat dari tahun
ke tahun baik menurut adh Berlaku maupun adh Konstan 2010. Pada tahun 2017,

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 42


secara umum setiap rumah tangga di Kota Palembang menghabiskan dana sekitar
221.194,45 ribu rupiah setahun untuk membiayai konsumsi baik dalam bentuk
makanan maupun bukan makanan (sandang perumahan, pendidikan dsb).
Pengeluaran ini terus meningkat menjadi 249.948,85 ribu rupiah pada tahun 2021.
Jika melihat nominalnya dalam rupiah per bulan setiap rumah tangga melakukan
konsumsinya pada level 18,4 juta rupiah pada tahun 2017 dan meningkat sampai pada
level 20,8 juta rupiah pada tahun 2021.

Sementara itu, pada perkiraan adh Konstan 2010, rata-rata konsumsi rumah

id
o.
tangga per rumah tangga tumbuh pada kisaran 0,74 persen dengan pertumbuhan

.g
ps
tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 2,62 persen. Di sisi lain, rata-rata

.b
ta
konsumsi per-kapita juga menunjukkan perkembangan yang searah dengan kenaikan
ko
jumlah penduduk, dan selalu diikuti pula oleh kenaikan nilai konsumsinya.
ng
ba

Pertumbuhan rata-rata konsumsi per-kapita menunjukkan peningkatan, baik adh


em

Berlaku maupun adh Konstan 2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa rata-rata
al
//p

konsumsi setiap penduduk di Kota Palembang meningkat, baik secara nilai maupun
s:

kuantitas (volume). Peningkatan rata-rata konsumsi per-kapita secara “riil” berkisar


tp
ht

antara -2,97 s.d 2,61 persen. Peningkatan ini secara otomatis berpengaruh terhadap
perubahan struktur konsumsi rumah tangga.

Secara total, pertumbuhan konsumsi rumah tangga adh Konstan sebesar 2,85
persen pada tahun 2017. Kemudian kembali tumbuh di 3,90 persen pada tahun 2018
dan kembali naik pada tahun 2019 yaitu tumbuh sebesar 4,31 persen. Pada tahun
2020, mengalami kontraksi menjadi sebesar -3,57 persen. Lalu di tahun 2021
mengalami pertumbuhan sebesar 1,44 persen. Sementara itu konsumsi per-kapita
menurun dari 1,52 persen ditahun 2017 menjadi 0,10 pada tahun 2021. Nampak
bahwa peningkatan keseluruhan konsumsi rumah tangga secara “riil” lebih tinggi dari

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 43


peningkatan jumlah penduduk yang umumnya berada di bawah 2 persen dan ini
mengindikasikan terjadi perubahan tingkat kemakmuran masyarakat.

Tabel 3.7 Struktur Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga


Kota Palembang, Tahun 2017—2021
(Persen)
Kelompok Konsumsi 2017 2018 2019 2020*) 2021**)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Makanan Minuman dan 46,72 47,11 47,91 49,11 49,10
Rokok
b. Pakaian dan Alas Kaki 4,99 4,89 4,77 4,84 4,94

id
o.
c. Perumahan Perkakas Perleng- 10,08 9,71 9,38 9,48 9,40

.g
kapan dan Penyelenggaraan

ps
Rumah Tangga

.b
d. Kesehatan & Pendidikan 7,45 7,22 7,09 7,57 7,69
e. Transportasi Komunikasi 19,08 ta
18,95 18,97 17,90 17,43
ko
Rekreasi dan Budaya
ng

f. Hotel & Restoran 8,52 9,00 8,83 7,80 8,07


ba
em

g. Lainnya 3,13 3,09 3,09 3,26 3,33


Total Konsumsi 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
al
//p

Ket : *) Angka Sementara


**) Angka Sangat Sementara
s:
tp

Pada tabel 3.7 Struktur Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga, sejak
ht

tahun 2017 hingga 2021, kontribusi konsumsi makanan, minuman dan rokok terhadap
total konsumsi rumah tangga lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi konsumsi
non makanan. Kontribusi pengeluaran untuk makanan selama periode tersebut
cenderung berada pada kisaran 46 - 49 persen. Pada tahun 2017 kontribusi konsumsi
makanan terhadap konsumsi rumahtangga Kota Palembang sebesar 46,72 persen,
sedangkan pada tahun 2021 naik menjadi 49,10 persen.
Pola proporsi konsumsi di atas, menunjukkan tarik menarik antara kebutuhan
rumah tangga atas makanan dan non makanan yang masih cukup kuat. Sungguhpun
demikian, pengeluaran untuk kebutuhan non-makanan menjadi semakin penting
sebagai akibat dari perubahan dan pengaruh tatanan ekonomi sosial dalam

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 44


masyarakat. Pengeluaran tersebut di antaranya meliputi biaya untuk pendidikan,
pembelian alat dan perlengkapan elektronik, pembelian alat transportasi, jasa
komunikasi, jasa transportasi, jasa kesehatan, perjalanan wisata, restoran, sewa
bangunan tempat tinggal, jasa hiburan dan sebagainya.

Tabel 3.8 Laju Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga


Kota Palembang, Tahun 2017—2021
(Persen)

Kelompok Konsumsi 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

id
a. Makanan Minuman dan 2,93 5,37 4,73 -2,62 0,89

o.
Rokok

.g
ps
b. Pakaian dan Alas Kaki 2,27 3,61 2,99 -2,24 1,43

.b
c. Perumahan Perkakas Perleng- 1,40 1,73 3,37 -1,40 0,01
kapan dan Penyelenggaraan
ta
ko
Rumah Tangga
Kesehatan & Pendidikan 1,11 1,65 3,87 2,88 3,88
ng

d.
e. Transportasi Komunikasi 4,38 3,20 4,74 -6,49 0,27
ba

Rekreasi dan Budaya


em

f. Hotel & Restoran 2,83 4,50 3,56 -13,04 6,01


al

g. Lainnya 1,95 0,04 3,23 2,72 4,22


//p

Ket : *) Angka Sementara


s:

**) Angka Sangat Sementara


tp

Pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk setiap kelompok konsumsi


ht

menunjukkan angka yang cukup berfluktuasi. Pertumbuhan ini menunjukkan


adanya perubahan konsumsi rumah tangga dalam bentuk kuantum (volume)
dari waktu ke waktu. Informasi ini menunjukkan terjadinya peningkatan
kemakmuran masyarakat, meskipun hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat
tertentu.

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa pada tahun 2019 terjadi peningkatan kuantum
(volume) pada tahun 2019 di tujuh dari tujuh sub kelompok pengeluaran akhir
rumahtangga. Pada tahun tersebut terjadi peningkatan kuantum tertinggi selama 5
(lima) tahun terakhir pada sub kelompok pakaian dan alas kaki, perumahan, kesehatan

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 45


dan pendidikan, transportasi komunikasi rekreasi dan budaya serta hotel dan
restoran.

Sementara itu, tingkat perubahan harga yang secara implisit disajikan dalam
Tabel 3.9 menunjukkan fluktuasi setiap tahunnya. Tingkat perubahan harga yang
fluktuatif terjadi pada sub kelompok makanan dan non makanan. Peningkatan
harga (inflasi) tertinggi pada sub kelompok makanan terjadi pada tahun 2019 yaitu
sebesar 4,75 persen. Pada sub kelompok pakaian dan alas kaki tingkat perubahan
harga tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 4,06 persen. Sub kelompok

id
o.
perumahan, sub kelompok kesehatan dan pendidikan, serta sub kelompok lainnya

.g
ps
tingkat perubahan harga tertinggi terjadi pada tahun 2017 berturut-turut sebesar

.b
ta
4,09 persen, 4,30 persen, dan 6,19 persen. Sementara perubahan harga tertinggi
ko
untuk sub kelompok transportasi, komunikasi, rekreasi, dan budaya, serta hotel dan
ng
ba

restoran terjadi pada tahun 2018 yaitu masing-masing sebesar sebesar 3,26 dan 8,44
em

persen. Tingkat perubahan harga tertinggi pada tahun 2018 ini, terkait erat dengan
al
//p

adanya kegiatan ASEAN GAMES di Kota Palembang pada tahun 2018.


s:
tp
ht

Tabel 3.9 Laju Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga)


Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kota Palembang,
Tahun 2017—2021
(Persen)

Kelompok Konsumsi 2017 2018 2019 2020* 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


a. Makanan, Minuman, dan 1,38 2,68 4,75 3,31 2,39
Rokok
b. Pakaian dan Alas Kaki 3,18 1,60 2,05 1,86 4,06
c. Perumahan, Perkakas, Perleng- 4,09 2,61 0,77 0,64 2,35
kapan, dan Penyelenggaraan
Rumah Tangga
d. Kesehatan & Pendidikan 4,30 2,31 1,97 1,89 1,00
e. Transportasi, Komunikasi, 3,17 3,26 3,12 -1,00 0,37
Rekreasi dan Budaya
f. Hotel & Restoran 6,31 8,44 2,24 -0,33 0,89

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 46


Kelompok Konsumsi 2017 2018 2019 2020* 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


g. Lainnya 6,19 5,88 2,00 3,30 1,18
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

3.4 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR LNPRT


Peranan konsumsi akhir LNPRT dalam PDRB menurut pengeluaran sangat minor
dibandingkan dengan komponen pengeluaran lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

id
peranan institusi ini dalam perekonomian suatu wilayah, tidak berpengaruh signifikan

o.
.g
terhadap PDRB Kota Palembang.

ps
.b
Tabel 3.10 berikut ini menunjukkan besaran konsumsi akhir LNPRT dan
ta
ko
peranannya terhadap PDRB. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa proporsi
ng

pengeluaran konsumsi LNPRT pada periode 2017-2021 tidak mengalami perubahan


ba
em

yang signifikan terhadap PDRB ADHB Kota Palembang. Peranan konsumsi akhir LNPRT
al

sebesar 1,20 persen dari PDRB pada tahun 2021, peranan tersebut menurun dari 1,23
//p
s:

persen pada tahun 2017.


tp
ht

Tabel 3.10 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi LNPRT


Kota Palembang, Tahun 2017—2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Total Konsumsi LNPRT
a, ADHB (Miliar Rp) 1.590,64 1.739,26 2.001,05 1.871,77 1.957,43
b, ADHK 2010 (Miliar Rp) 1.224,88 1,318,43 1.461,47 1.394,09 1.412,91

Proporsi terhadap PDRB 1,23 1,23 1,30 1,21 1,20


(% ADHB)
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 47


Secara total, pengeluaran konsumsi akhir LNPRT Kota Palembang menunjukkan
peningkatan, baik untuk adh Berlaku maupun adh Konstan 2010. Pada tahun 2017
total pengeluaran konsumsi akhir LNPRT adh Berlaku sebesar 1,59 triliun rupiah,
kemudian meningkat terus hingga pada tahun 2021 nilainya mencapai 1,96 triliun
rupiah. Demikian halnya dengan konsumsi LNPRT adh Konstan 2010, yang juga
mengalami peningkatan pada masing-masing tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa
secara riil telah terjadi kenaikan pengeluaran LNPRT dari sisi kuantitas. Dari tahun
2017-2021 peran LNPRT terhadap total PDRB berkisar antara 1,20 – 1,30 persen.

id
o.
3.5 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH

.g
ps
Gambaran tentang konsumsi akhir pemerintah secara “riil” menunjukkan

.b
ta
seberapa besar pemerataan kesempatan masyarakat atas pengeluaran sumber daya
ko
ng

finansial oleh pemerintah.


ba
em

Konsumsi akhir pemerintah bersama dengan pengeluaran akhir rumah tangga


al

dan LNPRT merupakan jumlah dari konsumsi akhir dalam suatu perekonomian suatu
//p
s:

wilayah. Peranan konsumsi pemerintah dalam perekonomian Kota Palembang serta


tp

bagaimana perkembangannya akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini.


ht

Tabel 3.11 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah


Kota Palembang, Tahun 2017 – 2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Konsumsi Pemerintah
a, ADHB (Miliar Rp) 7.330,71 7.813,49 9.098,56 8.025,75 8.417,53
b, ADHK 2010 (Miliar Rp) 4.896,72 5.214,35 5.452,92 4.756,03 4.831,65
Proporsi terhadap PDRB
5,67 5,51 5,90 5,17 5,18
(% - ADHB)
Konsumsi Pemerintah per-
Kapita (Ribu Rp)
a. ADHB 4.516,49 4.754,20 5.434,43 4.823,67 4.992,39
b. ADHK 2010 3.016,89 3.172,73 3.256,94 2.858,50 2.865,62

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 48


Konsumsi Pemerintah per-
Pegawai Pemerintah (Ribu Rp)
a. ADHB 584.585,88 670.512,59 825.265,72 707.613,37 738.638,20
b. ADHK 2010 390.487,67 447.468,74 494.595,35 419.326,16 423.977,91
Pertumbuhan3
a. Total Konsumsi Pemerintah 16,53 6,49 4,58 (12,78) 1,59
b. Konsumsi per Kapita 15,06 5,17 2,65 (12,23) 0,25
c. Konsumsi per Pegawai 34,75 14,59 10,53 (15,22) 1,11
Jumlah Pegawai Pemerintah4 12.540 11.653 11.025 11.342 11.396
Jumlah Penduduk (000 org) 1.623 1.643 1.674 1.663 1.686

Ket : *) Angka Sementara


**) Angka Sangat Sementara

id
o.
.g
Secara total, pengeluaran konsumsi akhir pemerintah menunjukkan

ps
peningkatan, baik untuk adh Berlaku maupun adh Konstan 2010. Pada tahun 2017

.b
ta
total pengeluaran konsumsi akhir pemerintah adh Berlaku sebesar 7,33 triliun rupiah,
ko
ng

kemudian meningkat terus hingga pada tahun 2021 nilainya mencapai 8,42 triliun
ba

rupiah. Dalam 5 tahun terakhir, konsumsi akhir pemerintah mengalami pertumbuhan


em
al

yang positif, namun pada tahun 2020, konsumsi pemerintah mengalami penurunan
//p

(minus) disebabkan adanya pandemi covid-19. Hal ini tak lepas dari adanya program
s:
tp

efisiensi anggaran terhadap pengeluaran pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir


ht

pemerintah lebih mengutamakan pembangunan jalan, jalan tol, bandara dan fasilitas
transportasi lainnya sehingga lebih banyak PMTB yang dihasilkan.
Kontribusi pengeluaran akhir pemerintah terhadap PDRB berada di antara 5-6
persen. Sepanjang periode 5 tahun proporsi terendah terjadi pada tahun 2020 yaitu
5,17 persen sedangkan proporsi tertinggi pada tahun 2019 yang mencapai 5,90
persen. Peningkatan tersebut cenderung didominasi oleh pengeluaran pemerintah
untuk konsumsi kolektif.

3 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan /ADHK 2010)
4
Tidak termasuk polisi dan militer

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 49


Pengeluaran pemerintah seringkali dikaitkan dengan luasnya cakupan layanan
yang diberikan pada masyarakat (publik). Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa
setiap rupiah pengeluaran pemerintah harus ditujukan untuk melayani penduduk baik
langsung maupun tidak langsung. Pengeluaran konsumsi pemerintah secara total
menunjukkan peningkatan, hal ini diikuti oleh adanya peningkatan pada rata-rata
konsumsi pemerintah per-kapita. Pada tahun 2017 konsumsi pemerintah per-kapita
adh Berlaku sebesar 4,52 juta rupiah dan terus meningkat pada tahun-tahun
berikutnya hingga tahun 2021 sebesar 4,99 juta rupiah (lihat Tabel 3.11).

id
Rata-rata konsumsi pemerintah per-kapita adh Konstan (2010) menunjukkan

o.
.g
adanya pertumbuhan yang cukup signifikan selama tahun 2017 sampai tahun 2021

ps
.b
(lihat Tabel 3.11). Pada tahun 2017, konsumsi pemerintah per kapita mengalami
ta
ko
pertumbuhan sebesar 15,06 persen dan melambat di tahun 2018-2019 yang masing-
ng

masing tumbuh sebesar 5,17 dan 2,65 persen. Pada tahun 2020, mengalami kontraksi
ba
em

sebesar -12,23 persen. Selanjutnya, di tahun 2021, konsumsi pemerintah per kapita
al

mengalami pertumbuhan sebesar 0,25 persen.


//p
s:

Rata-rata konsumsi pemerintah per pegawai pemerintah menunjukkan


tp
ht

kecenderungan yang sama dengan konsumsi pemerintah per kapita. Pada tahun 2017
konsumsi pemerintah per pegawai pemerintah sebesar 584,59 juta rupiah, kemudian
meningkat menjadi 738,64 juta rupiah pada tahun 2021 (lihat Tabel 3.11). Pada tingkat
harga konstan 2010 indikator pemerataan menurut pegawai ini juga menunjukkan
kecenderungan yang berfluktuatif. Persentase kenaikan terjadi pada tahun 2017, yaitu
sebesar 34,75 persen, tetapi terkontraksi di tahun 2020 sebesar minus 15,22 persen
dan tumbuh di tahun 2021 sebesar 1,11 persen.

Gambaran tentang konsumsi akhir pemerintah secara “riil” menunjukkan


peningkatan baik secara keseluruhan maupun rata-rata (per penduduk maupun per
pegawai pemerintah). Parameter ini adalah pendekatan untuk mengukur pemerataan
kesempatan masyarakat atas penggunaan sumber daya finansial oleh pemerintah.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 50


Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017 untuk total konsumsi pemerintah
yaitu sebesar 16,53 persen; untuk konsumsi per-kapita 15,06 persen; dan untuk
konsumsi per-pegawai 34,75 persen.
3.6 PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam PDRB menurut


pengeluaran, lebih menjelaskan tentang bagian dari pendapatan (income) yang
direalisasikan menjadi investasi fisik. Selain itu dapat juga diartikan sebagai gambaran
dari berbagai produk barang dan jasa yang sebagian digunakan sebagai investasi fisik

id
o.
(kapital)5. Fungsi kapital adalah sebagai input tidak langsung (indirect input) di dalam

.g
ps
proses produksi pada berbagai lapangan usaha. Investasi kapital ini dapat berasal dari

.b
produksi domestik maupun dari impor dari luar Kota Palembang. ta
ko
Selain peningkatan yang terjadi pada komponen konsumsi akhir (rumah tangga
ng
ba

maupun pemerintah), PMTB juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal


em

maupun riil. Tabel 3.12 menjelaskan bahwa secara keseluruhan pertumbuhan PMTB
al
//p

dalam kurun waktu 2017 - 2021 berfluktuasi dengan pertumbuhan terendah -1,59
s:

persen (2021) dan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 8,67
tp
ht

persen.

Tabel 3.12 Perkembangan dan Struktur PMTB


Kota Palembang, Tahun 2017-2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Total PMTB
a. ADHB (Miliar Rp) 60.774,19 66.480,10 66.119,46 67.496,03 68.145,12
b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 44.216,18 46.429,07 47.301,37 47.078,35 46.329,70
Proporsi terhadap PDRB
46,97 46,85 43,52 43,49 41,90
(% - ADHB)

5 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 51


Struktur PMTB 6
a. Bangunan (Miliar Rp) 56.407,12 62.367,57 63.446,27 63.590,76 64.979,58
(%) (92,81) (93,81) (94,53) (94,21) (95,35)
b. Non Bangunan (Mil Rp) 4.367,07 4.112,53 3.673,18 3.905,28 3.165,54
(%) (7,19) (6,19) (5,47) (5,79) (4,65)
Total PMTB (Miliar Rp) 60.774,19 66.480,10 66.119,46 67.496,03 68.145,12
(%) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)
Pertumbuhan7 (%)
a. Bangunan 9,28 5,71 3,36 (1,03) 0,47
b. Non Bangunan 4,02 (0,70) (10,83) 5,07 (20,94)
Total PMTB 8,67 5,00 1,88 (0,47) (1,59)
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

id
o.
Pertumbuhan PMTB pada masing-masing komponen sangat bervariasi antar

.g
ps
tahunnya. Sub komponen bangunan merupakan komponen dengan proporsi terbesar

.b
dalam pembentukan modal tetap. Pertumbuhan di sektor bangunan meskipun
ta
ko
cenderung menurun tetapi polanya relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan
ng
ba

sub komponen PMTB non bangunan.


em

Proporsi non bangunan terhadap total PMTB berfluktuasi selama periode 2017-
al
//p

2021 (Tabel 3.12). Perubahan yang terjadi pada proporsi tersebut tidak lepas dari
s:

pengaruh pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing sub komponen PMTB


tp
ht

tersebut. Pertumbuhan “riil” sub komponen bangunan pada tahun 2017 sebesar 9,28
persen, mengalami perlambatan hingga tumbuh negatif 1,03 persen pada tahun 2020,
kemudian meningkat menjadi 0,47 persen pada tahun 2021.

Sementara itu, sub komponen non bangunan juga menunjukkan pertumbuhan


tertinggi pada tahun 2020, yaitu sebesar 5,07 persen, bahkan mengalami
pertumbuhan negatif pada tahun 2018, 2019 dan 2021 dengan besaran berturut-turut
negatif 0,70 persen, negatif 10,83 persen dan negatif 20,94 persen.

6 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB )


7
Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 52


3.7 PERKEMBANGAN PERUBAHAN INVENTORI
Secara konsep, yang dimaksud dengan perubahan inventori adalah perubahan
dalam bentuk “persediaan” berbagai barang yang belum digunakan lebih lanjut dalam
proses produksi konsumsi ataupun investasi (kapital). Perubahan yang dimaksud disini
bisa berarti penambahan (positif) dan atau pengurangan (negatif).

Tabel 3.13 Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori


Kota Palembang, Tahun 2017-2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

.g
Total Nilai Inventori

ps
a. ADHB (Miliar Rp) (379,40) (673,26) 38,88 (72,37) (85,47)

.b
b. ADHK 2010 (Miliar Rp) (938,67) (405,46)
ta 20,30 (63,67) (57,30)
ko
Proporsi terhadap PDRB
ng

(0,29) (0,47) 0,03 (0,05) (0,05)


(% - ADHB)
ba

Ket : *) Angka Sementara


em

**) Angka Sangat Sementara


al
//p

Komponen perubahan inventori merupakan salah satu komponen yang hasilnya


s:

bisa memiliki 2 (dua) tanda, positif atau negatif (disamping komponen net ekspor
tp
ht

antar daerah). Apabila perubahan inventori positif berarti terjadi penambahan


persediaan barang, sedangkan apabila negatif berarti terjadi pengurangan persediaan.
Terjadinya penumpukan barang inventori mengindikasikan bahwa distribusi atau
pemasaran tidak berjalan dengan sempurna. Secara umum, komponen perubahan
inventori dihitung berdasarkan pengukuran terhadap nilai persediaan barang pada
awal dan akhir tahun (konsep stok).

Proporsi perubahan inventori terhadap PDRB Kota Palembang selama tahun


2017-2021 tidak lebih dari 1 persen. Selama periode tersebut, nilai perubahan
inventori di Kota Palembang dominan bernilai negatif, yang berarti terjadi
pengurangan persediaan, dan barang yang tersedia didistribusikan dan dipasarkan

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 53


dengan lancar. Dengan banyaknya kegiatan di Kota Palembang baik nasional dan
internasional memungkinkan barang yang ada segera didistribusikan dan dipasarkan.
Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis secara rinci,
perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam
pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak
dikaji lebih.

3.8 PERKEMBANGAN NET EKSPOR ANTAR DAERAH

id
Net ekspor didefinisikan sebagai ekspor ke luar Kota Palembang dikurangi impor

o.
.g
masuk. Berbeda dengan penghitungan ekspor-impor barang dan jasa luar negeri, pada

ps
penghitungan ekspor-impor antar daerah tidak tersedia sumber data yang sesuai

.b
ta
dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Sumber data yang tersedia selama ini
ko
ng

hanya enunjukkan adanya transaksi namun tidak diketahui berapa nilai uang yang
ba

terjadi dalam transaksi tersebut. Keberadaan data dengan kondisi seperti ini
em

menyebabkan penghitungan ekspor-impor antar kabupaten/kota atau provinsi


al
//p

menjadikan komponen ini (dalam series PDRB ADHK 2010) diperlakukan sebagai item
s:
tp

penyeimbang (residual), yakni perbedaan antara total PDRB menurut pengeluaran


ht

dengan PDRB menurut lapangan usaha.


Komponen ini secara implisit mencakup dua unsur pokok yaitu ekspor antar
daerah dan impor antar daerah. Sama halnya dengan perubahan inventori, net ekspor
antar daerah juga hasilnya dapat memiliki 2 nilai, yaitu positif dan negatif. Jika
komponen ini bertanda “positif” berarti nilai ekspor antar daerah lebih besar daripada
impor antar daerah, demikian pula sebaliknya.
Pada saat ini untuk memisahkan net ekspor antar daerah menjadi nilai ekspor
antar daerah dan nilai impor antar daerah dilakukan dengan metode tidak langsung
yaitu dengan metode cross hauling. Metode ini bekerja dengan memanfaatkan sifat
keseimbangan permintaan (demand) dan penyediaan (supply) setiap komoditas di

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 54


suatu perekonomian. Penghitung ekspor impor dengan metode cross-hauling diawali
dengan metode commodity balance. Metode commodity balance adalah metode
penghitungan ekspor-impor dengan memanfaatkan Tabel Input-Output “bayangan”.
Dalam metode ini transaksi ekspor-impor dipandang sebagai item penyeimbang
(balancing item) dalam keseimbangan demand dan supply suatu perekonomian.
Pada beberapa negara, net ekspor dikatakan juga sebagai neraca perdagangan.
Neraca perdagangan bernilai “positif” suatu negara akan mempengaruhi cadangan
devisa serta nilai mata uang suatu negara. Sedangkan pada wilayah kabupaten/kota,

id
hal tersebut tidak terjadi karena ekspor impor dari dan ke Kota Palembang dapat

o.
.g
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri baik dalam satu provinsi maupun

ps
.b
dari luar provinsi.
ta
ko
Peningkatan atau penurunan net ekspor suatu kabupaten/kota pada PDRB
ng

menurut pengeluaran hanya akan mempengaruhi ketergantungan suatu


ba
em

kabupaten/kota dalam memenuhi konsumsi baik yang digunakan oleh rumahtangga,


al

LNPRT dan pemerintah maupun dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
//p
s:

Tabel 3.14 menunjukkan perkembangan net ekspor barang dan jasa luar negeri
tp
ht

Kota Palembang pada tahun 2017-2021. Selama periode lima tahun terakhir, nilai net
ekspor Kota Palembang menunjukkan nilai negatif, yang mengindikasikan bahwa nilai
impor antar daerah Kota Palembang lebih tinggi daripada ekspor antar daerah.

Tabel 3.14 Perkembangan Net Ekspor Barang dan Jasa


Kota Palembang, Tahun 2017 – 2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Total Nilai Net Ekspor
(20.957,47) (20.410,40) (17.836,70) (14.153,55) (10.894,70)
a. ADHB (Miliar Rp)
(16.189,25) (15.660,79) (14.228,41) (11.144,59) (8.096,35)
b. ADHK 2010 (Miliar Rp)
Proporsi terhadap PDRB
(16,20) (12,15) (11,57) (9,11) (6,70)
(% - ADHB)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 55


Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


8
Pertumbuhan
2,98 (3,26) (9,14) (21,67) (27,35)
Total Net Ekspor
Ket : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

id
o.
.g
ps
.b
ta
ko
ng
ba
em
al
//p
s:
tp
ht

8 Diturunkan dari perhitungan PDRB (ADHK 2000)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 56


ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
al
em
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
BAB IV
PERKEMBANGAN AGREGAT PDRB KOTA PALEMBANG
MENURUT PENGELUARAN TAHUN 2017-2021

4.1 PDRB (Nominal)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan agregat yang menjelaskan


nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah ekonomi
domestik, dimana didalamnya masih terkandung nilai penyusutan. PDRB dapat

id
digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, karena menjelaskan kemampuan wilayah

o.
.g
dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan,

ps
.b
yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan.
ta
ko
Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang
ng

berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan
ba
em

tenaga kerja). Sebagai contoh, untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan,


al

misalnya, maka disajikan data PDRB perkapita. PDRB per-kapita Kota Palembang
//p
s:

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun (tabel 4.1), seiring dengan kenaikan
tp

jumlah penduduk. Indikator ini menunjukkan bahwa secara ekonomi setiap penduduk
ht

Kota Palembang rata-rata mampu menciptakan PDRB atau (nilai tambah) sebesar nilai
perkapita di masing-masing tahun tersebut.
Pertumbuhan per-kapita secara “riil” meningkat pada kisaran 5 persen pada
periode 2018, namun mengalami perlambatan di tahun 2019-2020 hingga mencapai
3,91 persen dan 0,35 persen, namun pada tahun 2021 mengalami peningkatan
kembali menjadi 1,81 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti pula oleh
penambahan jumlah penduduk, yang meningkat rata-rata 1,29 persen setiap
tahunnya. Dengan demikian maka pertumbuhan per-kapita tersebut tidak saja terjadi
secara “riil” tetapi juga terjadi secara kualitas.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 59


Tabel 4.1 PDRB dan PDRB Perkapita Kota Palembang, Tahun 2017—2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Nilai PDRB (Miliar Rp)
- ADHB 129.400,33 141.908.62 154.220,32 155.215,36 162.644,96
- ADHK 2010 92.476,41 98.471,24 104.239,39 103.956,30 107.250,19

PDRB perkapita (Ribu Rp)


- ADHB 79.724,23 86.346,00 92.113,46 93.288,27 96.463,77
- ADHK 2010 56.975,21 59.916,01 62.260,60 62.480,31 63.609,46

id
o.
Pertumbuhan PDRB
4,83 5,16 3,91 0,35 1,81

.g
perkapita ADHK 2010

ps
Jumlah penduduk

.b
(000 jiwa) 1.623 ta
1.643 1 643 1 662 1 681
ko
Pertumbuhan 1,45 1,42 1,47 1,33 0,77
ng

Ket : *) Angka Sementara


ba

**) Angka Sangat Sementara


em
al

4.2 PERBANDINGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA TERHADAP PMTB


//p
s:

Rasio Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ini merupakan perbandingan


tp
ht

antara produk yang digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga dengan yang
digunakan untuk investasi fisik (pembentukan modal tetap). Secara umum, Nampak
bahwa sebagian besar penggunaan produk yang tersedia di wilayah domestik
Indonesia digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga termasuk Kota Palembang.
Hal ini terjadi karena kenaikan nilai investasi dan konsumsi akhir rumah tangga Kota
Palembang mengalami percepatan yang relatif sama.
Rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB Kota Palembang dari tahun 2017-
2021 relatif stabil, dari sebesar 1,33 pada tahun 2017 menjadi 1,39 pada tahun 2021.
Pada tahun 2021 rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB Kota Palembang
sebesar 1,39, artinya adalah setiap 1,39 juta rupiah produk barang/jasa yang
dikonsumsi rumah tangga, menghasilkan PMTB senilai 1 juta rupiah.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 60


Tabel 4.2 Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap PMTB
Tahun 2017—2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Konsumsi RT (ADHB) 81.041,66 86.959,44 93.798,43 92.047,72 95.104,54
(Miliar Rp)

Total PMTB (ADHB) 60.774,19 66.480,10 67.119,46 67.496,03 68.145,12


(Miliar Rp)

Perbandingan Konsumsi 1,33 1,30 1,40 1,36 1,39

id
RT thd PMTB

o.
.g
Ket : *) Angka Sementara

ps
**) Angka Sangat Sementara

.b
ta
ko
4.3 PERBANDINGAN KONSUMSI AKHIR TERHADAP PDRB
ng
ba

Yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan berbagai produk


em

barang dan jasa akhir (baik berasal dari produk domestik maupun impor), untuk
al
//p

menunjang aktivitas ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT,
s:
tp

dan pemerintah. Walaupun ketiga pelaku konsumsi akhir tersebut mempunyai fungsi
ht

yang berbeda dalam sistem ekonomi, tetapi sama-sama membelanjakan sebagian


pendapatannya untuk tujuan konsumsi akhir.

Pada tahun 2017-2021, proporsi konsumsi akhir terhadap PDRB Kota Palembang
sebesar 65-70 persen. Proporsi konsumsi akhir tersebut cenderung makin menurun
setiap tahunnya. Pada tahun 2021 proporsi konsumsi akhir Kota Palembang sebesar
64,85 persen yang berarti bahwa sebesar 64,85 persen dari total PDRB Kota
Palembang digunakan sebagai konsumsi.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 61


4.3 Proporsi Total Penggunaan Konsumsi Akhir terhadap
PDRB Kota Palembang, Tahun 2017—2021

Uraian 2017 2018 2019 2020*) 2021**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Konsumsi Akhir (ADHB)
(Miliar Rp)
a. Rumah tangga 81.041,66 86.959,44 93.798,43 92.047,72 95.104,54
b. LNPRT 1.590,64 7.739,27 2.001,06 1.871,78 1.957,94
c. Pemerintah 7.330,70 7.813,49 9.098,55 8.025,75 8.417,53
Jumlah 89.963,01 96.512,19 104.898,04 101.945,25 105.480,01

id
o.
PDRB (ADHB)

.g
129.400,33 141.908,62 154.220,32 155.215,36 162.644,96

ps
(Miliar Rp)

.b
Proporsi 69,52 68,01 68,02 65,68 64,85
ta
ko
Ket : *) Angka Sementara
ng

**) Angka Sangat Sementara


ba
em

4.4 Incremental Capital Output Ratio (ICOR)


al
//p

”ICOR” merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio


s:
tp

kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) ICOR juga bisa diartikan sebagai
ht

dampak penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran).

Kapital diartikan sebagai barang modal fisik yang dibuat oleh manusia dari
sumber daya alam untuk digunakan secara terus menerus dan berulang dalam proses
produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari suatu proses ekonomi
(produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui parameter PDRB.

Dengan menggunakan rasio ini maka ICOR mampu menjelaskan perbandingan


antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan juga bahwa setiap
pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan membutuhkan penambahan
kapital sebanyak ”K” unit. Formula :

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 62


K I It
ICOR   
Y Y Yt  Yt 1

dengan : I t = PMTB tahun ke t

Yt = Output tahun ke t

Yt 1 = Output tahun ke t-1

Tabel 4.4 INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)

id
o.
.g
Uraian 2017 2018 2019 2020* 2021**)

ps
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

.b
PDRB (ADHK 2010) 92.476,41 98.471,25 ta
104.239,39 103.956,30 107.250,19
ko
(Miliar Rp)
ng
ba

Perubahan 5.403,05 5.994,84 5.768.14 -283,08 3.293,89


em

(Miliar Rp)
al

PMTB (ADHK 2010) 44.216,18 46.429,07 47.301,37 47.078,35 46.329,70


//p

(Miliar Rp)
s:
tp

ICOR 8,18 7,74 8,20 -166,31 14,07


ht

Ket : Perhitungan ICOR tahun 2020 tidak dilakukan karena ada faktor pandemi Covid-19 yang
mengakibatkan tidak dapat di jadikan ICOR sebagai dasar analisis sebagaiman terjadi pada kondisi
normal

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2017-2021 63


ht
tp
s://
pa
le
m
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
BAB V
PENUTUP

1. PDRB menurut penggunaan tahun 2017 hingga 2021 dapat menggambarkan


perubahan struktur dan perkembangan kondisi ekonomi Kota Palembang pada
periode bersangkutan. Analisis ekonomi dari sisi penggunaan akan berbeda
dengan analisis dari sisi lapangan usaha (industri) yang lebih fokus pada
perilaku produksi. Analisis PDRB pengeluaran terfokus pada perilaku

id
penggunaan barang dan jasa akhir baik untuk tujuan konsumsi akhir investasi

o.
.g
(fisik), maupun perdagangan internasional dan antar daerah. Tiga kelompok

ps
.b
sektor atau pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan jasa akhir dalam
ta
ko
suatu perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit yang melayani
ng

rumah tangga/LNPRT dan pemerintah,


ba
em

2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi


al
//p

investasi dan perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah yang
s:

dimaksud. Analisis didasarkan pada indikator yang diturunkan dari PDRB


tp
ht

pengeluaran. Analisis tersebut juga dilengkapi dengan indikator sosial


demografi (seperti penduduk, rumah tangga, dan pegawai negeri), sehingga
hasil analisis yang disajikan menjadi lebih informatif.

3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2017 hingga 2021
sehingga mudah dalam menggambarkan perubahan atau kecenderungan yang
terjadi antara waktu. Masing-masing parameter disajikan dalam satuan yang
berbeda (rupiah, indeks, persentase, rasio unit, dan sebagainya) sesuai dengan
tujuan analisis dan karakteristik masing-masing data.

4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut
penggunaan dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 67


indikator ekonomi makro lain seperti pendapatan disposable, tabungan, serta
model ekonomi sederhana yang saling berkaitan antara seluruh variabel
ekonomi dan variabel yang tersedia. Bahkan secara langsung maupun tidak
langsung dapat dikaitkan dengan tampilan data ekonomi makro lain seperti
PDRB menurut lapangan usaha (industri), Tabel Input-Output, Sistem Neraca
Sosial Ekonomi (SNSE) dan bahkan Neraca Arus Dana.

id
o.
.g
ps
.b
ta
ko
ng
ba
em
al
//p
s:
tp
ht

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 68


ht
tp
s://
pa
le
m
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id
Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Palembang Menurut Pengeluaran, 2017-2021
(Miliar Rupiah)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengeluaran Konsumsi Rumah


1 81.042 86.959 93.798 92.048 95.105
Tangga
1 Makanan, Minuman dan Rokok 37.866 40.968 44.944 45.213 46.704
2 Pakaian dan Alas Kaki 4.045 4.258 4.475 4.456 4.703

id
3 Perumahan, Perkakas,

o.
.g
Perlengkapan dan
8.176 8.451 8.803 8.735 8.941

ps
Penyelenggaraan Rumah

.b
Tangga
4 Kesehatan dan Pendidikan 6.041 ta 6.282 6.654 6.975 7.318
ko
5 Trasportasi, Komunikasi,
15.464 16.480 17.799 16.477 16.583
ng

Rekreasi dan Budaya


ba

6 Hotel dan Restoran 6.908 7.828 8.288 7.183 7.682


em

7 Lainnya 2.543 2.693 2.836 3.009 3.173


al

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1.591 1.739 2.001 1.872 1.958


//p

Pengeluaran Konsumsi
3 7.331 7.813 9.099 8.026 8.418
s:

Pemerintah
tp

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 60.774 66.480 67.119 67.496 68.145


ht

1 Bangunan 56.407 62.368 63.446 63.591 64.980


2 Non-Bangunan 4.367 4.113 3.673 3.905 3.166
5 Perubahan Inventori -379 -673 039 -072 -085
6 Net Ekspor -20.957 -20.410 -17.836 -14.154 -10.895
PDRB 129.400 141.909 154.220 155.215 162.645
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 71


Lampiran 2. Produk Domistik Regional Bruto Atas Dasar Harga kostan 2010
Kota aplembang Menurut Pengeluaran, 2017- 2021
(Miliar Rupiah)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengeluaran Konsumsi Rumah


1 59.267 61.576 64.232 61.936 62.830
Tangga
1 Makanan, Minuman dan Rokok 27.908 29.407 30.798 29.991 30.258
2 Pakaian dan Alas Kaki 2.768 2.868 2.954 2.888 2.929

id
3 Perumahan, Perkakas,

o.
Perlengkapan dan

.g
5.753 5.795 5.990 5.906 5.907

ps
Penyelenggaraan Rumah

.b
Tangga
4 Kesehatan dan Pendidikan 4.291 ta 4.362 4.531 4.661 4.842
ko
5 Trasportasi, Komunikasi,
11.567 11.937 12.502 11.691 11.722
ng

Rekreasi dan Budaya


ba

6 Hotel dan Restoran 5.043 5.269 5.457 4.745 5.030


em

7 Lainnya 1.937 1.937 2.000 2.054 2.141


al

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1.225 1.318 1.461 1.394 1.413


//p

Pengeluaran Konsumsi
3 4.897 5.214 5.453 4.756 4.832
s:

Pemerintah
tp

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 44.216 46.429 47.301 47.078 46.330


ht

1 Bangunan 39.347 41.594 42.990 42.548 42.748


2 Non-Bangunan 4.869 4.835 4.312 4.530 3.582
5 Perubahan Inventori -939 -405 20 -64 -57
6 Net Ekspor -16.189 -15.661 -14.228 -11.145 -8.096
PDRB 92.476 98.471 104.239 103.956 107.250
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 72


Lampiran 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar harga berlaku
Kota aplembang Menurut Pengeluaran, 2017- 2021
(Persen)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengeluaran Konsumsi Rumah


1 62,63 61,28 60,82 59,30 58,47
Tangga
1 Makanan, Minuman dan
29,26 28,87 29,14 29,13 28,72
Rokok

id
2 Pakaian dan Alas Kaki 3,13 3,00 2,90 2,87 2,89

o.
3 Perumahan, Perkakas,

.g
Perlengkapan dan

ps
6,32 5,96 5,71 5,63 5,50
Penyelenggaraan Rumah

.b
Tangga
ta
ko
4 Kesehatan dan Pendidikan 4,67 4,43 4,31 4,49 4,50
ng

5 Trasportasi, Komunikasi,
11,95 11,61 11,54 10,62 10,20
ba

Rekreasi dan Budaya


em

6 Hotel dan Restoran 5,34 5,52 5,37 4,63 4,72


7 Lainnya 1,96 1,90 1,84 1,94 1,95
al
//p

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,23 1,23 1,30 1,21 1,20


s:

Pengeluaran Konsumsi
3 5,67 5,51 5,90 5,17 5,18
tp

Pemerintah
ht

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 46,97 46,85 43,52 43,49 41,90


1 Bangunan 43,59 43,95 41,14 40,97 39,95
2 Non-Bangunan 3,37 2,90 2,38 2,52 1,95
5 Perubahan Inventori -0,29 -0,47 0,03 -0,05 -0,05
6 Net Ekspor -16,20 -14,38 -11,57 -9,12 -6,70
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 73


Lampiran 4. Laju Pertumbuhan Produk Domistik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010
Kota Palembang Menurut Pengeluaran, 2017- 2021
(Persen)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengeluaran Konsumsi Rumah


1 2,85 3,90 4,31 -3,57 1,44
Tangga
1 Makanan, Minuman dan
2,93 5,37 4,73 -2,62 0,89

id
Rokok

o.
2 Pakaian dan Alas Kaki 2,27 3,61 2,99 -2,24 1,43

.g
3 Perumahan, Perkakas,

ps
Perlengkapan dan

.b
1,40 0,73 3,37 -1,40 0,01
Penyelenggaraan Rumah
ta
ko
Tangga
4 Kesehatan dan Pendidikan
ng

1,11 1,65 3,87 2,88 3,88


5 Trasportasi, Komunikasi,
ba

4,38 3,20 4,74 -6,49 0,27


Rekreasi dan Budaya
em

6 Hotel dan Restoran 2,83 4,50 3,56 -13,04 6,01


al
//p

7 Lainnya 1,95 0,04 3,23 2,72 4,22


s:

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,91 7,64 10,85 -4,61 1,35


tp

Pengeluaran Konsumsi
3 16,53 6,49 4,58 -12,78 1,59
ht

Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap
4 8,67 5,00 1,88 -0,47 -1,59
Bruto
1 Bangunan 9,28 5,71 3,36 -1,03 0,47
2 Non-Bangunan 4,02 -0,70 -10,83 5,07 -20,94
5 Perubahan Inventori - - - - -
6 Net Ekspor - - - - -
PDRB 6,21 6,48 5,86 -0,27 3,17
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 74


Lampiran 5. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100)
Kota Palembang Menurut Pengeluaran, 2017- 2021
(Persen)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengeluaran Konsumsi Rumah


1 136,74 141,22 146,03 148,62 151,37
Tangga
1 Makanan, Minuman dan Rokok 135,68 139,31 145,93 150,76 154,35
2 Pakaian dan Alas Kaki 146,12 148,46 151,49 154,31 160,58

id
3 Perumahan, Perkakas,

o.
Perlengkapan dan

.g
142,12 145,83 146,95 147,89 151,37

ps
Penyelenggaraan Rumah

.b
Tangga
4 Kesehatan dan Pendidikan 140,77 ta144,03 146,86 149,63 151,13
ko
5 Trasportasi, Komunikasi,
133,70 138,06 142,37 140,94 141,47
ng

Rekreasi dan Budaya


ba

6 Hotel dan Restoran 136,98 148,55 151,88 151,38 152,72


em

7 Lainnya 131,29 139,01 141,78 146,46 148,19


al

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 129,86 131,92 136,92 134,26 138,57


//p

Pengeluaran Konsumsi
3 149,71 149,85 166,86 168,75 174,22
s:

Pemerintah
tp

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 137,45 143,19 141,90 143,37 147,09


ht

1 Bangunan 143,36 149,94 147,58 149,46 152,01


2 Non-Bangunan 89,68 85,05 85,19 86,21 88,38
5 Perubahan Inventori - - - - -
6 Net Ekspor - - - - -
PDRB 139,93 144,11 147,95 149,31 151,65
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 75


Lampiran 6. laju Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100)
Kota Palembang Menurut Pengeluaran, 2017- 2021
(Persen)

Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengeluaran Konsumsi Rumah


1 2,84 3,28 3,40 1,77 1,85
Tangga
1 Makanan, Minuman dan Rokok 1,38 2,68 4,75 3,31 2,39
2 Pakaian dan Alas Kaki 3,18 1,60 2,05 1,86 4,06

id
3 Perumahan, Perkakas,

o.
Perlengkapan dan

.g
4,09 2,61 0,77 0,64 2,35

ps
Penyelenggaraan Rumah

.b
Tangga
4 Kesehatan dan Pendidikan
ta
4,30 2,31 1,97 1,89 1,00
ko
5 Trasportasi, Komunikasi,
3,17 3,26 3,12 -1,00 0,37
ng

Rekreasi dan Budaya


ba

6 Hotel dan Restoran 6,31 8,44 2,24 -0,33 0,89


em

7 Lainnya 6,19 5,88 2,00 3,30 1,18


al

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,83 1,59 3,79 -1,94 3,21


//p

Pengeluaran Konsumsi
3 7,60 0,09 11,35 1,13 3,24
s:

Pemerintah
tp

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,06 4,18 -0,90 1,04 2,59


ht

1 Bangunan -0,37 4,59 -1,57 1,27 1,71


2 Non-Bangunan 2,92 -5,17 0,17 1,19 2,53
5 Perubahan Inventori - - - - -
6 Net Ekspor - - - - -
PDRB 2,95 2,99 2,66 0,92 1,57
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang menurut Pengeluaran 2016-2020 76


ht
tp
s://
pa
le
m
ba
ng
ko
ta
.b
ps
.g
o.
id

Anda mungkin juga menyukai