Salah satu tantangan terbesar dalam perkembangan evaluasi advokasi dan perubahan
kebijakan (APC) yaitu kurangnya instrumen evaluasi yang dapat digunakan sebagai penilai
inisiatif advokasi dan perubahan kebijakan serta dampaknya secara relevan. Untuk mengatasi
tantangan tersebut, evaluator dan penyandang dana APC mulai proaktif mengembangkan
kerangka kerja evaluasi, instrumen, dan langkah-langkah untuk mengatasi hambatan sebagai
wujud kemudahan akses ke pembuat kebijakan yang berfokus pada konteks inisiatif advokasi
dan perubahan kebijakan yang dapat diukur.
Input
Lahirnya upaya substansial sebagai penilaian dan dokumentasi tahap awal dalam
advokasi serta inisiatif dalam perubahan kebijakan fokus pada perluasan kapasitas organisasi
dan mobilisasi masyarakat. Adapun beberapa metode dan instrumen yang dapat digunakan
seperti kapasitas advokasi organisasi, koalisis, kapasitas advokasi jaringan, dan faktor
kontekstual, khususnya hubungan kekuasaan, beberapa metode tersebut telah digunakan
selama lebih dari satu tahun dan menunjukkan hasil yang baik.
Kapasitas advokasi organisasi merupakan salah satu bidang yang mendapat banyak
perhatian karena memiliki berbagai alat yang solid untuk digunakan, ditandai dengan adanya
instrumen yang dapat menilai kapasitas advokasi serta dikelola oleh organisasi itu sendiri, di
mana instrumen bertujuan untuk memperkuat kapasitas evaluasi organisasi serta
memfasilitasi komunikasi internal dalam mencapai tujuan dan kesiapan dalam advokasi.
Penyandang dana dapat memanfaatkan alat ini sebagai identifikasi di bidang-bidang bantuan
teknis untuk meningkatkan kapasitas advokasi. Instrumen ini berfokus pada infrastruktur
organisasi, seperti kemampuan untuk mengumpulkan dana atau kemampuan untuk
mengkomunikasikan keberhasilan.
Dalberg Global Development Advisors bekerja sama dengan William and Flora
Hewlett Foundation menilai keefektifan organisasi melalui tiga dimensi: penentuan posisi
strategis (apakah suatu organisasi memiliki posisi yang baik atau tidak untuk mencapai
perubahan kebijakan yang diinginkan); pemilihan taktik (bagaimana sebuah organisasi
memilih taktik khusus yang digunakannya); dan efektivitas taktis (seberapa efektif mereka
dalam menggunakan taktik tersebut).
Hasil
Ketentuan Debat
Terdapat beberapa teknik yang sejak lama digunakan di dalam dan luar arena evaluasi
atau polling opini publik dan analisis isi liputan media. Memasukkan isu ke agenda kebijakan
bukan hal yang mudah, sebab isu advokat bersaing dengan isu penting lainnya, serta prioritas
pembuat keputusan yang dipengaruhi faktor politik, dan ketidakinginan mengambil posisi
yang tidak didukung secara baik. Pendekatan evaluasi abadi berfokus pada pembuat
kebijakan dan mengukur kemauan politik, namun hambatannya adalah akses ke pemangku
kepentingan utama dan ingatan informan. Skala untuk menilai pembuat kebijakan sebagai
kelompok atau independen, yaitu:
1. Tingkat dukungan pembuat kebijakan untuk masalah kebijakan menurut perilaku atau
tindakannya.
2. Tingkat pengaruh pembuat kebijakan, seperti senioritas.
3. Tingkat kepercayaan penilai dalam akurasi dua skala pertama.
Perilaku juara dapat diukur ke dalam sifat terkait tingkat keterlibatan yaitu: menunjukkan
kesadaran, meningkatkan kesadaran dan pemahaman, dan mengadvokasi kebijakan dan
praktik yang lebih baik. Instrumen tersebut dapat disesuaikan di berbagai level pemerintahan
dengan perilaku yang berbeda, menelusuri perubahan perilaku juara, serta dampak intervensi.
Dampak
Periode intensif dinilai sangat berguna dan sering digunakan dibandingkan metode
unik lainnya yang menunjukkan bahwa instrumen yang cepat dan tepat waktu sangat dapat
diterapkan dalam advokasi dan perubahan kebijakan inisiatif. Untuk perbandingan metode ini
dengan metode konvensional yaitu saat digunakan oleh lapangan dengan keberhasilan yang
baik, menghasilkan informasi yang berguna mengenai masukan, hasil, dan dampak yang
sebelumnya sulit untuk dievaluasi. Konteks dan kebutuhan informasi pemangku kepentingan
akan mendorong penggunaan metode yang unik, dan mungkin tidak dapat diterapkan dalam
setiap situasi.
Praktek Evaluasi: Dua Kasus Evaluasi