0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan7 halaman
Dokumen tersebut merangkum evaluasi kebijakan publik. Secara singkat, evaluasi kebijakan publik bertujuan untuk menilai sejauh mana kebijakan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan target, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan. Evaluasi dapat dilakukan pada perumusan, implementasi, maupun dampak dari suatu kebijakan.
Dokumen tersebut merangkum evaluasi kebijakan publik. Secara singkat, evaluasi kebijakan publik bertujuan untuk menilai sejauh mana kebijakan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan target, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan. Evaluasi dapat dilakukan pada perumusan, implementasi, maupun dampak dari suatu kebijakan.
Dokumen tersebut merangkum evaluasi kebijakan publik. Secara singkat, evaluasi kebijakan publik bertujuan untuk menilai sejauh mana kebijakan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan target, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan. Evaluasi dapat dilakukan pada perumusan, implementasi, maupun dampak dari suatu kebijakan.
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2014
TUGAS :
1. Evaluasi Kebijakan Publik adalah proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan membuahkan hasil yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target atau perbandingan input : output sebagai aspek efesiensi dari kebijakan yang telah ditentukan. Evaluasi kebijakan dilakukan untuk menilai sejauhmana keefektifan kebijakan publik untuk dipertanggung jawabkan kepada publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dibutuhkan untuk melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Evaluasi kebijakan publik tidak hanya untuk melihat hasil (outcomes) atau dampak (impacts),akan tetapi dapat pula untuk melihat bagaimana proses pelaksanaan suatu kebijakan dilaksanakan. Dengan kata lain,evaluasi dapat pula digunakan untuk melihat apakah proses pelaksanaan suatu kebijakan telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis/pelaksanaan yang telah ditentukan.
2. Devinisi Evaluasi Kebijakan Publik menurut para ahli : i. (Muhajir,1996) : Evaluasi kebijakan publik merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkan hasil yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan dan/atau target kebijakan publik yang ditentukan. ii. Samudro, dkk (1994) : dilakukan untuk mengetahui : 1) proses pembuatan kebijakan; 2) proses implementasi; 3) konsekuensi kebijakan ; 4) efektivitas dampak kebijakan. iii. (Sudiyono, 1992) : merupakan suatu analisis yang bersifat evaluatif sehingga konsekuensinya lebih restrospeksi dibandingkan prospeksi. Dan dalam mengevaluasi seorang analis berusaha mengidentifikasi efek yang semula direncanakan untuk merealisir suatu keberhasilan dan dampak apa yang ditimbulkan dari akibat suatu kebijakan. iv. Limberry (dalam Santoso, 1992) : analisis evaluasi kebijakan mengkaji akibat- akibat pelaksanaan suatu kebijakan dan membahas hubungan antara cara- cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai. v. (Anderson: 1975) : kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak 3. Evaluasi kebijakan dikatakan sebagai suatu harapan dan kenyataan dan sebagai proses kebijakan publik karena : Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu saja. kebijakan harus diawasi, dan salah satu mekanisme pengawasan tersebut disebut sebagai evaluasi kebijakan. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggung jawabkan kepada konstituennya. Sejauh mana tujuan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Tujuan pokok dari evaluasi bukanlah untuk menyalah-nyalahkan melainkan untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara pencapaian dan harapan dari suatu kebijakan publik. Tugas selanjutnya adalah bagaimana mengurangi atau menutup kesenjangan tersebut. Jadi evaluasi kebijakan bertujuan mencari kekurangan dan menutup kekurangan sebagai proses Kebijakan Publik.
4. Evaluasi kebijakan public mepunyai 3 makna yaitu : i. Evaluasi perumusan kebijakan : evaluasi perumusan kebijakan adalah salah satu alat penting dalam tahapan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan kebijakan, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Perumusan kebijakan melibatkan proses pengembangan usulan akan tindakan yangterkait dan dapat diterima (biasa disebut dengan alternatif, proposal, atau pilihan) untuk menangani permasalahan publik. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkam dalam proses perumusan kebijakan. Selain itu,para ahli harus menguasai makna kebijakan dan perumusan kebijakan, perumusan kebijakandalam siklus kebijakan, lingkungan kebijakan dan prosedur perumusan kebijakan, sertafaktor-faktor lainnya. perumusan kebijakan serta kriteria yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pemilihanterhadap suatu kebijakan tertentu. ii. Evaluasi Implementasi : adalah untuk mengetahui variasi dalam indikator- indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab pertanyaan pokok tentang kinerja implementasi kebijakan publik dan faktor-faktor yang menyebabkan variasi itu. iii. Evaluasi Lingkungan kebijakan : Evaluasi lingkungan formulasi kebijakan menghasilkan sebuah deskripsi bagaimana lingkungan kebijakan dibuat dan kenapa kebijakan. Evaluasi lingkungan implementasi kebijakan berkenaan dengan faktor-faktor lingkungan apa saja yang membuat kebijakan gagal atau berhasil diimplementasikan. Pada prinsipnya evaluasi kebijakan publik memberikan sebuah deskripsi yang lebih jelas bagaimana konteks kebijakan dirumuskan dan konteks kebijakan diimplementasikan. Sebagian besar dari upaya ini memang jatuh ke sisi deskritif dengan tujuan membangun sebuah pemahaman bersama untuk membangun general wisdom untuk dapat memahami kinerja kebijakan publik. 5. Wiliam dunn (1999) evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment). adalah Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasi kebijakan. Evaluasi memberikan informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik, evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Evaluasi memberikan sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Jadi meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan publik.:
6. Menurut William N. Dunn fungsi evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan, tujuan tertentu dan target tertentu telah dicapai, 2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mengidentifikasikan dan mengoprasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target dalam hubungan dengan masalah yang dituju. Dalam menanyakan kepantasan tujuan dan sasaran, analisis dapat menguji alternatif sumber nilai (kelompok kepentingan, pegawai negeri, kelompok-kelompok klien), maupun landasan mereka dalam berbagai bentuk rasionalitas (teknis, ekonomis, legal, sosial, dan substantif), 3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan, sebagai contoh dengan menunjukkan bahwa tujuan dan target perlu didefinisi ulang. Evaluasi dapat pula menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan dengan menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan diganti dengan yang lain.
7. Yang melaksanakan Evaluasi dan kebijakan yang di evaluasi adalah : Kegiatan evaluasi yang berkaitan dengan kebijakan publik ini, pada umumnya dilaksanakan oleh lembaga penelitian universitas, lembaga Independen yang di tujuk oleh pemerintah dan lembaga penelitian swasta atau LSM. Contoh Kebijakan yang di Evaluasi adalah kebijakan mengenai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) karena Dalam pelaksanaannya, eksekusi daripada BLSM ini menghadapi banyak masalah. Contoh masalahnya adalah Lemahnya pengawasan pemerintah akan bantuan BLSM membuat sebagian warga yang berhak menerima bantuan BLSM malah tidak mendapatkan bantuan BLSM. Sementara itu, sebagian warga yang tidak berhak menerima bantuan BLSM malah mendapatkan bantuan BLSM. Oleh karena itu, terjadilah protes dan demonstrasi yang disebabkan oleh bantuan BLSM yang tidak tepat sasaran. Salah satu dari penyebab tidak sampainya bantuan yang tepat sasaran adalah data yang tidak valid.
8. Model Evaluasi Kebijakan : i. Model evaluasi Ex-Ante atau Assesment : evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. ii. Model evaluasi Ex-post : evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. iii. Model evaluasi akhir (Total komperehensif) : evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program.
9. Contoh Kebijakan Publik adalah Peraturan Daerah (Perda) Kota Palu No. 6 Tahun 2012 tentang Penertiban Hewan Ternak. a. Evaluasi kebijakan : untuk meningkatkan perkembangan peternakan di Kota Palu, perlu diadakan pembinaan, penertiban terhadap pemeliharaan hewan ternak, dalam usaha pembinaan, pemeliharaan dan pengawasan terhadap pemeliharaanhewan ternak, dipandang perlu untuk mencegah berkeliaran hewan ternak yang dapat mengganggu ketertiban umum. Untuk melaksanakan program tersebut perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) b. Argumentasi hasil dari evaluasi kebijakan : Jika dalam perda sebelumnya tidak ada sanksi yang menimbulkan efek jera bagi pemilik ternak yang melakukan pelanggaran. Kini dalam Perda ternak yang baru pemerintah Kota Palu mencoba menjerat pelaku dengan sanksi yang cukup tegas. Yakni akan melelang atau menjual ternak yang berkeliaran apabila dalam seminggu pemilik ternak tidak mengambil ternak yang ditangkap. Sanksi baru ini mendapat respons yang positif dari masyarakat. Dengan harapan sanksi tersebut mampu menekan maraknya ternak-ternak berkeliaran di pusat-pusat kantor pemerintahan, di fasilitas umum maupun di ruang publik dan ruang hijau namun Pemerintah belum bersikap tegas atas sanksi dan belum bekerja maksimal dalam mengawal kebijakan yang terdapat dalam perda itu sebab sampai saat ini hewan ternak banyak yang berkeliaran di jalan dan di pemukiman penduduk. Selain menggagu pengguna jalan, kondisi itu dapat menimbulkan kesemrautan dan pemandangan yang tidak sedap di wilayah Kota Palu.