kebijakan publik, evaluasi menjadi tahapan akhir yang dilakukan untuk mengetahui apakah
kebijakan atau program yang telah diterapkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Sehingga pemerintah dapat mengetahui bahwa kebijakan tersebut berhasil atau mengalami
evaluasi kebijakan merupakan pandangan bahwa suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan perlu dilakukan penilaian atau pengujian secara kualitas. Penilaian dan pengujian
tersebut dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi dari obyek program, perencanaan dan
teknik pengukuran dan metode analisis yang digukanan serta menekankan pada aspek
penilaian terhadap pencapaian tujuan dari suatu program dan kriteria-kriteria penting di
dalamnya.
Evaluasi kebijakan memiliki beberapa jenis. Lester dan Steward Jr mengelompokkan jenis-jenis
a. Evaluasi proses, yakni evaluasi yang terkait dengan proses implementasi kebijakan
b. Evaluasi dampak, yakni evaluasi yang terkait dengan hasil atau pengaruh dari implementasi
kebijakan
c. Evaluasi kebijakan, yakni evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
d. Evaluasi meta evaluasi, yakni evaluasi yang terkait dengan kegiatan menilai berbagai
a. Efektivitas
Efektivitas merupakan aspek dimana suatu kebijakan yang telah dilaksanakan menunjukkan
pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan ketika kebijakan dirumuskan. Menurut Dunn,
efektivitas berkenaan dengan apakah suatu kebijakan mencapai hasil (dampak) yang
b. Efisiensi
Menurut Dunn efisiensi yakni terkait dengan julah usaha yang diperlukan untuk
menghasilkan efektifitas tertentu. Efisien lebih menekankan pada sisi sumber daya anggaran
Dunn menjabarkan bahwa kecukupukan menyangkut pada seberapa jauh kebijakan yang
diterapkan dapat memenuhi kebutuhan yang dipermasalahkan. Dengan kata lain, kebijakan
yang telah dilaksanakan dapat memenuhi aspek kriteria kecukupan apabila mampu mengatasi
Pemerataan dapat dimaknai bahwa sutau kebijakan yang telah diterapkan harus mampu
menghasilkan lebih banyak distribusi yang adil terhadap sumber yang ada dalam masyarakat.
e.Responsivitas Kriteria selanjutnya dalam evaluasi kebijakan
oleh pemerintah merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan, preferensi, nilai kelompok
mampu merespon permintaan dan kebutuhan publik akan suatu permasalahan yang sesuai
dengan realitas.
f.Ketepatan Kriteria selanjutnya dalam evaluasi kebijakan yakni menyankut aspek ketepatan
atau appropriateness. Aspek ini menilai apakah kebijakan yang diterapkan merupakan pilihan
yang tepat. Aspek ketetapan merupakan gabungan dari beberapa kriteria evaluasi kebijakan
yang sebelum-sebelumnya. Sehingga aspek ini menjadi kesatuan dari beberapa kriteria
sebelumnya.
a.Eksplanasi, melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat
dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas
yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat mengindentifikasi masalah, kondisi dan
b.Kepatuhan, melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh
para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya sesuai dengan standar dan prosedur
tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan.
d.Akunting, dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan tersebut.
1. Fokus Nilai
Evaluasi dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari suatu kebijakan
dan program. Evaluasi terutama merupakan usaha untuk menentukan manfaat atau kegunaan
sosial kebijakan atau program, dan bukan sekedar usaha mengumpulkan informasi mengenai
hasil aksi kebijakan yang terantisipasi dan tidak terantisipasi. Kerena ketepatan tujuan dan
sasaran kebijakan dapat selalu dipertanyakan, evaluasi mencakup prosedur untuk mengevaluasi
2. Interdependensi Fakta-Nilai
Tuntutan evaluasi tergantung baik “fakta” maupun “nilai”. Untuk menyatakan bahwa
kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi (atau rendah)
diperlukan tidak hanya bahwa hasil-hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok
atau seluruh masyarakat; untuk menyatakan demikian, harus didukung oleh bukti bahwa hasil-
hasil kebijakan secara actual merupakan konsekuensi dari aksi-aksi yang dilakukan untuk
memecahkan masalah tertentu. Oleh karena itu, pemantauan merupakan prasyarat bagi
Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil sekarang
dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah aksi- aksi
dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup premis-premis nilai, bersifat prospektif
mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara. Evaluasi sama dengan rekomendasi
sejauh berkenaan dengan nilai yang ada (misalnya, kesehatan) dapat dianggap
sebagai intristik (diperlukan bagi dirinya) ataupun ekstrinsik (diperlukan karena hal itu
suatu hirarki yang merefleksiakan kepentingan relative dan saling ketergantungan antar tujuan
dan sasaran.
Ada beberapa pendekatan evaluasi seperti yang diungkapkan oleh William Dunn (2003), antara
1. Evaluasi Semu
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil
kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil
2. Evaluasi Formal
untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan
tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijaksanaan yang
telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program.
valid mengenai hasil-hasil kebijakan secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku
kebijakan.
pengambilan data dan analisis informasi berkala yang sistematis dan dilakukan secara terus-
menerus terhadap suatu program, kegiatan, atau pekerjaan lainnya untuk memastikan bahwa
Tujuan Monitoring;
Karakteristik atau ciri dari monitoring yang dilakukan dengan baik di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan instansi terkait dan fokus pada
2. Melihat perkembangan program dan kerjasama tim dalam memiliki fungsi yang sangat penting
dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi.
4. Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berskala didukung dengan analisis
3. Assement eksternal
4. Wawancara
5. Diskusi kelompok
7. Survey pengumpulan data dan perbincangan kondisi sebelum dan sesudah intervensi
8. Pengamatan kerja
Prosedur monitoring;
1. Pastikan pelaksanaan monitoring telah membaca, mengerti dan memahami rencana strategi dan
panduan pembinaan.
3. Susunlah kerangka acuan pelaksanaan monitoring terapkan dengan hasil yang diharapkan.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu pengumpulan data dan menganalisis informasi tentang efektivitas dan
dapat dari suatu tahap atau keseluruhan program (Azis, 2016, hlm. 150). Ruang lingkup evaluasi
juga termasuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah dan
Sementara itu menurut Prihatin (dalam Azis, 2016, hlm. 151) evaluasi dilakukan dalam rangka
Tujuan evaluasi
Untuk menelusuri agar proses program atau kegiatan tetap sesuai dengan rencana awal.
2. Pengecekan (checkin-up)
Apakah terdapat kelemahankelemahan dalam pembelajaran yang dialami dalam suatu program.
Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
4. Penyimpulan (summing–up)
Untuk menyimpulkan apakah program telah sesuai dengan berbagai rencana dan aturan yang telah
Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Motivasi
Segala bentuk aktivitas program, kegiatan, maupun pekerjaan harus dipastikan berjalan sesuai
rencana, dan saat evaluasi menyimpulkan hal tersebut, maka hal ini akan memberikan motivasi
Ketuntasan program merupakan faktor terbesar dari suatu program, dan evaluasi berfungsi untuk
memastikannya.
Evalusi dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh efisiensi dan efektivitas program telah
berhasil dilakukan.
Umpan balik terhadap suatu program dapat membantu mengetahui kelemahannya masing-masing
dalam mencapai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan pada program atau kegiatan tujuan
evaluasi.
Untuk menelusuri agar proses program atau kegiatan tetap sesuai dengan rencana awal.
2. Pengecekan (checkin-up)
Apakah terdapat kelemahankelemahan dalam pembelajaran yang dialami dalam suatu program.
Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
4. Penyimpulan (summing–up)
Untuk menyimpulkan apakah program telah sesuai dengan berbagai rencana dan aturan yang telah
Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Motivasi
Segala bentuk aktivitas program, kegiatan, maupun pekerjaan harus dipastikan berjalan sesuai
rencana, dan saat evaluasi menyimpulkan hal tersebut, maka hal ini akan memberikan motivasi
Ketuntasan program merupakan faktor terbesar dari suatu program, dan evaluasi berfungsi untuk
memastikannya.
Evalusi dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh efisiensi dan efektivitas program telah
berhasil dilakukan.
Umpan balik terhadap suatu program dapat membantu mengetahui kelemahannya masing-masing
dalam mencapai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan pada program atau kegiatan.
Prinsip-Prinsip Evaluasi
1. Keterpaduan
Evaluasi harus dilakukan dengan prinsif keterpaduan antara tujuan dan metode pelaksanaan.
Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena pelaksana jugalah yang akan dievalusi dalam
Evaluasi harus berkaitan dan sesuai dengan ranah program, kegiatan, ata pekerjaan yang akan
diukur.
4. Akuntabel
Evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi semua pihak
yang berkepentingan.
1. Adanya sasaran-sasaran yang jelas, tarhget dan indicator serta basis data yang mengandung data
mutakhir.
2. Sasaran diantaranya output, outcome, impact perlu ditetapkan sejak awal yaitu pada saat
3. Monitoring dapat memudahkan kita dalam mengamati terus menerus tren dan masalah, serta
perlu melakukan penyesuaian dalam rencana implementasi atau proses pengelolaan secara tepat
waktu.
4. Monitoring dan evaluasi juga penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil dan
sementara evaluasi adalah penilaian dari suatu program atau kegiatan yang berjalan tersebut
untuk mengetahui kualitas, efektivitas, dan efisiensi dari program yang sedang di monitoring