Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI

KEBIJAKAN
PUBLIK (1)
PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK (DUNN, 1998)

Penyusunan
Agenda

Proses Formulasi
Evaluasi
Pembuatan
Kebijakan
Publik

Implementasi Adopsi
Konsep Evaluasi Kebijakan Publik
 Anderson (1975:151) menyatakan evaluasi kebijakan sebagai ”The
appraisal or assessment of policy, including its content implementation
and impact“. Berdasarkan pendapat tersebut, evaluasi kebijakan
merupakan suatu kegiatan yang menyangkut penilaian atau pengukuran
kebijakan termasuk isi, implementasi dan dampaknya.
 Pandangan ini menunjukkan bahwa evaluasi kebijakan merupakan suatu
kegiatan yang bersifat fungsional, dalam arti bahwa evaluasi kebijakan
tidak hanya dilakukan pada tahap akhir melainkan pada seluruh proses
kebijakan sehingga evaluasi kebijakan akan meliputi perumusan masalah-
masalah kebijakan, program program yang diusulkan untuk
menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi maupun dampak
kebijakan.
Jones (1984:199)

 Memberikan definisi evaluasi kebijakan sebagai : “Evaluation is


an activity designed to judge the merits of government programs
which varies significantly in the specification of object, the
techniques of measurement, the method of analysis and the forms
of recomendation“.

 Pemahaman evaluasi kebijakan berdasarkan pandangan tersebut


menunjukkan bahwa evaluasi kebijakan merupakan suatu aktivitas
yang dirancang untuk menilai manfaat dari suatu kebijakan atau
program program pemerintah yang mencakup sub-sub kegiatan
seperti: spesifikasi objeknya, teknik pengukurannya, metode
analisisnya serta rekomendasi yang dihasilkannya.
Weiss (1972)

 The purpose of evaluation research is to measure the


effects of a program againts the goals it set out to
accomplish as a means of contributing to subsequent
decision making about the program and improving
future programming.
 Riset evaluasi bertujuan untuk mengukur dampak
dari suatu program yang mengarah pada
pencapaian dari serangkaian tujuan yang telah
ditetapkan dan sebagai sarana untuk memberikan
kontribusi (rekomendasi) dalam membuat
keputusan dan perbaikan program pada masa
mendatang.
Thomas R. Dye (1987:354)
 Menyempurnakan definisi evaluasi kebijakan dengan
pendapatnya bahwa “Policy evaluation is learning about the
consequences of public policy”.
 Definisi tersebut menunjukkan bahwa evaluasi kebijakan
publik merupakan pembelajaran tentang konsekuensi dari
kebijakan publik.
 Dalam konteks ini adalah penilaian secara menyeluruh melalui
pemeriksaan yang objektif, sistematis dan empiris tentang efek
dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari
tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian, evaluasi
berkenaan dengan tujuan kebijakan meskipun tidak selalu
diketahui tujuan-tujuan kebijakan tertentu atau beberapa
program yang saling bertentangan tujuannya.
 Dari sudut teknik pengukurannya, evaluasi merupakan cara-
cara untuk menilai program-program pemerintah mulai dari
teknik yang bersifat impresionistis (kesan-kesan observatif)
sampai dengan teknik yang ilmiah dan sistematis dengan
segala macam pedoman yang canggih.
 Adapun dari sudut metode analisisnya yaitu bagaimana
menggunakan informasi yang telah terkumpul dalam rangka
menunjukkan hasil akhir (kesimpulan) dari kegiatan menilai
program pemerintah tersebut, apakah program-program
tersebut efektif atau tidak, memberikan dampak positif yang
lebih besar dari dampak negatifnya atau sebaliknya.
 Adapun sebagai langkah akhir dari kegiatan evaluasi adalah
rekomendasi, yaitu penentuan mengenai apa yang harus
dilakukan dimasa yang akan datang.
TUJUAN EVALUASI :
1. MENENTUKAN TINGKAT KINERJA SUATU
KEBIJAKAN SEHINGGA DAPAT DIKETAHUI
DERAJAT PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
KEBIJAKAN

2. MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI SUATU


KEBIJAKAN SEHINGGA DAPAT DIKETAHUI
BERAPA BIAYA DAN MANFAAT DARI SUATU
KEBIJAKAN

3. MENGUKUR TINGKAT KELUARAN (OUTCOME)


SUATU KEBIJAKAN SEHINGGA DAPAT DIKETAHUI
BERAPA BESAR DAN KUALITAS PENGELUARAN
ATAU OUTPUT DARI SUATU KEBIJAKAN
Alasan Evaluasi Kebijakan
1. UNTUK MENGETAHUI TINGKAT EFEKTIVITAS SUATU
KEBIJAKAN YAITU SEBERAPA JAUH SUATU KEBIJAKAN
MENCAPAI TUJUANNYA
2. MENGETAHUI APAKAH SUATU KEBIJAKAN BERHASIL ATAU
GAGAL
3. MEMENUHI ASPEK AKUNTABILITAS PUBLIK, MAKA DAPAT
DIKETAHUI SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN
PEMERINTAH KEPADA PUBLIK SEBAGAI PEMILIK DANA
DAN MENGAMBIL MANFAAT DARI KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMERINTAH
4. MENUNJUKKAN PADA STAKEHOLDER MANFAAT SUATU
KEBIJAKAN , TERUTAMA BAGI KELOMPOK SASARAN
5. AGAR TIDAK MENGULANGI KESALAHAN YANG SAMA,
YANG AKHIRNYA DAPAT MEMBERIKAN MASUKAN BAGI
PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN YANG AKAN DATANG.
Konteks Evaluasi
Manajerial  alat untuk memperbaiki kinerja berbagai
program/kebijakan pembangunan  meningkatkan
efisiensi dan efektivitas intervensi pemerintah.

Governance  menghimpun informasi dari dan


melibatkan stakeholder terutama yang terkena dampak
kebijakan dalam proses penilaian kebijakan  dapat
meningkatkan ownership dan sustaibilitas manfaat
kebijakan.
Rancangan Evaluasi Kebijakan Publik

1. Pendefinisian yg jelas atas berbagai sasaran yang terukur.


Contoh: Evaluasi program-program pengentasan kemiskinan perlu
menetapkan secara jelas tentang ukuran kemiskinan, siapa (kelompok
mana) yang miskin, dan dimana kelompok miskin berada.
2. Sekumpulan indikator yg terstruktur, yg mencakup output barang &
jasa yg dihasilkan oleh kebijakan dan dampaknya terhadap kelompok
sasaran.
(Contoh: indikator output untuk keberhasilan kebijakan perumahan
untuk orang miskin adalah jumlah rumah yang berhasil dibangun
sesuai target, persentase keluarga termiskin (the poorest) yang
menikmati manfaat kebijakan, sementara indikator dampaknya bisa
berupa pengentasan kemiskinan di area yang terkena kebijakan yang
diukur dengan status fisik rumah).
3. Data indikator yg dikumpulkan sebaiknya compatible dengan data statistik
yang ada dan mudah untuk dikumpulkan.
Contoh: kebijakan peningkatan derajat kesehatan dapat menggunakan
indikator-indikator seperti pravelensi Balita Gizi buruk, Ibu Hamil
Kekurangan Energi Kronis (KEK), cakupan air bersih, dsb. Indikator-
indikator ini telah menjadi indikator formal untuk mengukur derajat
kesehatan masyarakat.
4. Model kelembagaan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan
hasil evaluasi dan untuk meningkatkan pengembangan kapasitas, serta
untuk meningkatkan keberlanjutan kegiatan evaluasi.
Contoh: model evaluasi partisipatif akan berbeda dengan model evaluasi
konvensional dalam hal siapa, kapan, bagaimana dan mengapa evaluasi
kebijakan dilakukan.
KEGIATAN EVALUASI KEBIJAKAN : CHARLES O.JONES

1. PENGKHUSUSAN (SPESICATION) YAITU MELIPUTI


IDENTIFIKASI TUJUAN ATAU KRITERIA MELALUI MANA
PROGRAM TERSEBUT AKAN DIEVALUASI

2. PENGUKURAN (MEASUREMENT) YAITU MELIPUTI


AKTIVITAS PENGUMPULAN INFORMASI YANG RELEVAN
UNTUK OBJEK EVALUASI

3. ANALISIS MELIPUTI PENGGUNAAN INFORMASI YANG


TELAH TERKUMPUL DALAM RANGKA MENYUSUN
KESIMPULAN

4. REKOMENDASI YAITU PENENTUAN MENGENAI APA


YANG HARUS DILAKUKAN DI MASA YANG AKAN DATANG
Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Publik
1. Evaluasi Formatif  analisis tentang seberapa jauh sebuah program
diimplementasikan dan apa kondisi yang bisa meningkatkan keberhasilan
implementasi”.
Ada tiga persoalan yang harus dijawab dlm evaluasi formatif yaitu:
 Sejauh mana sebuah program mencapai target yang tepat;
 Apakah penyampaian pelayanannya konsisten dengan spesifikasi
desain program atau tidak;
 Sumberdaya apa yang dikeluarkan dalam melaksanakan program.
2. Evaluasi sumatif  evaluasi dampak adalah evaluasi yang berusaha
mengukur bagaimana kebijakan/program secara aktual berdampak pada
problem yang ditanganinya.
 Evaluasi dimaksudkan untuk memper-kirakan efek dari implementasi
atau intervensi.

Anda mungkin juga menyukai