Anda di halaman 1dari 5

NEED ASSESSMENT (Analisis Kebutuhan) A.

Pengertian Need Assessment Didalam ensiklopedia evaluasi yang disusun oleh Anderson dan kawan-kawan, analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata. Analisis kebutuhan sebagai suatu proses formal untuk menentukan jarak atau kesenjangan antara keluaran dan dampak yang nyata dengan keluaran dan dampak yang diinginkan, kemudian menempatkan deretan kesenjangan ini dalam skala prioritas lalu memilih hal yang paling penting untuk diselesaikan masalahnya. Need Assessment dapat diterapkan pada individu, kelompok atau lembaga (institusi). Dalam konteks pendidikan kebutuhan dimaksud diartikan sebagai suatu kondisi yang memperlihatkan adanya kesenjangan antara kenyaataan yang ada dengan kondisi yang diharapkan. Kebutuhan diartikan sebagai jarak antara keluaran yang nyata dengan keluaran yang diinginkan. Penilaian kebutuhan secara objektif dan secara subjektif. Mengenai kesenjangan yang menunjukkan pada need itu sendiri dapat berhubungan dengan dua hal yaitu: 1. Ukuran objektif yaitu membandingkan antara tingkat penampilan hasil pengukuran dengan tingkat penampilan yang dipertimbangkan untuk diterima. 2. Ukuran subjektif yaitu membandingkan tingkat penampilan hasil pengukuran dengan pertimbangan kebutuhan di suatu daerah.

Ukuran objektif dalam need assessment biasanya melalui langkah-langkah berikut: 1. Mengidentifikasi wilayah tujuan yang dipandang penting dalam system pendidikan. 2. Memilih atau menentukan ukuran atau indicator untuk wilayah tujuan tersebut. 3. Menentukan tingkat ukuran. 4. Mengadministrasikan pengukuran. 5. Membandingkan tingkat yang diperoleh dengan tingkat yang diterima sebagai ketentuan. Ukuran subjektif dalam need assessment biasanya berisi sejumlah langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tujuan yang dipandang penting dalam system pendidikan. 2. Mempertimbangkan pilihan : memilih atau mengembangkan ukuran untuk wilayah tujuan atau mengadministrasikannya. 3. Menyusun rating scale untuk mempertimbangkan tingkatan penampilan yang ada dari setiap tujuan yang ditentukan. B. Tahap-tahap Need Assessment Analisis kebutuhan dilakukan secara bertahap; persiapan, pengumpulan data, analisis data dan interpretasi, deseminasi dan pembuatan laporan. 1. Persiapan a) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang audien dan target populasi. b) Mengklarifikasi tujuan analisis kebutuhan yaitu meliputi alasan yang dinyatakan (stated reason) yaitu antara lain seleksi perseorangan atau group untuk berpartisipasi dalam program, alokasi dana, dll. dan alasan yang tidak dinyatakan (unstated reason). c) Menetapkan cakupan dan tempat analisis kebutuhan. d) Menentukan orang yang akan terlibat di dalam pelaksanaan analisis kebutuhan yang meliputi keterlibatan anggota, menjalin komunikasi dengan group tersebut sepanjang studi e) Mengembangkan dan memperhatikan isu-isu politik yang urgen yaitu meliputi pelibatan individu dan grup kunci dalam lingkungannya, komunikasi secara terus-menerus, mengidentifikasi dan pendekatan terhadap orang-orang yang berada dalam lingkungan birokrasi.

f) Mengidentifikasi dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan yang meliputi keadaan, program, biaya, kerangka konsep dan dasar filosofi serta indicator keberhasilan. 2. Pengumpulan Data Mengumpulkan sumber informasi yang relevan. Menentukan sampel. Menentukan prosedur pengumpulan data dan instrument Menetapkan rencana implementasi dan prosedur observasi. Mendokumentasi dan menyimpan informasi. 3. Analisis Data dan Interpretasi a) Meriview dan memperbaharui informasi yang telah dikumpulkan. b) Mereview informasi dengan grup yang relevan. c) Melakukan analisis deskriptik sesuai dengan tipe informasi. d) Menilai informasi yang tersedia. e) Melakukan analisis. 4. Deseminasi Hasil Analisis dan Pembuatan Laporan Data yang telah dianalisis dipresentasikan dan dirumuskan dalam bentuk kebijakan, sebagai rekomendasi. Hasil yang dipresentasikan dalam forum seminar disebut dengan diseminasi hasil evaluasi, dengan peserta, para perencana dan pelaksana program, pimpinan lembaga, pihak sponsor, masyarakat yang terkena program dan stake holder. Adapun standar yang digunakan untuk mereview dan mengevaluasi rencana laporan berdasarkan Standar Evaluasi Analisis Kebutuhan antara lain: a) Standar Kegunaan, yaitu meliputi antara lain: identifikasi audiens, kredibilitas penilai, cakupan informasi, interpretasi penilaian, kejelasan laporan, diseminasi laporan, jadwal laporan dan dampak dari evaluasi. b) Standar Feasibility (Kelayakan) yaitu meliputi prosedur praktis, pengakuan secara politis dan efisiensi biaya. c) Standar Perilaku, yaitu meliputi kewajiban formal, konflik kepentingan, keterbukaan kepada public, HAM, interaksi manusia, laporan secara seimbang antara pusat, daerah, individual dan instansi, serta tanggung jawab atas anggaran. d) Standar Akurasi/Ketepatan, yaitu meliputi identifikasi obyek, analisis konteks, menggambarkan tujuan dan prosedur, kebenaran sumber informasi, pengukuran yang valid dan reliable, control data secara sistematis, analisis informasi kuantitatif, analisis data kualitatif, kesimpulan secara adil dan laporan yang objektif. C. Teknik untuk menyelidiki Kebutuhan Organisasi dan Personal Menggunakan beberapa metode Analisis Kebutuhan. Untuk mendapatkan gambaran yang benar, tidak bergantung pada satu metode. Penting untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dari berbagai sumber dan pandangan. Beberapa teknik dasar Analisis Kebutuhan. Menggunakan kombinasi dari beberapa hal ini, sebagaimana mestinya: Pengamatan langsung . Kuesioner Berkonsultasi dengan orang dalam posisi kunci, dan / atau dengan pengetahuan khusus Tinjauan literatur yang relevan Wawancara Kelompok focus Tes Catatan & laporan studi Bekerja sampel

D. Cara Mengumpulkan Informasi Pengumpulan informasi dimaksudkan mengetahui secara nyata kondisi yang akan diobservasi, bagaimana model observasi dan bagaimana hasil informasi dicatat dan dianalisis. Proses pengumpulan informasi menurut Stufflebeam (1985) dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Adapun ikhtisar informasi analisis analisis kebutuhan menurut Stufflebeam (1985) dapat digambarkan sebagai berikut: Panduan Pertanyaan Analisa Kebutuhan dan Kekuatan Analisa Informasi 1. Hasil apa yang diinginkan dari pendidikan? 2. Hasil yang mana yang diinginkan tercapai dan tidak tercapai? 3. Faktor apa yang mungkin dapat menjelaskan kinerja? Apa yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja agar dapat diterima dan memenuhi syarat untuk meningkatkan kinerja? Jenis informasi yang akan dianalisis Pernyataan misi, rencana pelajaran, tujuan, keputusan kolektif yang dikehendaki tingkat kinerja, posisi jabatan, kebijakan, waktu pertemuan, undang-undang, pengadilan, hasil survei dan rencana pendidikan individu. Nilai ujian, catatan kegiatan, populasi, karakteristik sekolah, kelas, laporan panitia, hasil survei, statistik pelanggaran, keputusan atasan, dan catatan akademik sekolah menengah. Catatan kehadiran, data ekonomi-sosial, laporan kunjungan situs, uji data kumulatif , peta informasi, laporan pengamatan sekolah, laporan iklim sekolah, dan teori pendidikan. Anggaran dan laporan pengeluaran, artikel penelitian, tinjauan penelitian, laporan kunjungan ke kabupaten lain, laporan konsultan, keputusan pengadilan, dan tim advokasi proposal. Tujuan Analisis Untuk mengidentifikasi perbedaan dan melihat persaingan dari apa yang diinginkan autcomes untuk kelompok, dan individu subgroups Untuk menilai, merangkum, dan menafsirkan keputusan deskriptif dan informasi, sehingga perbedaaan kinerja dengan tujuan kelompok, dan individu subgroups Untuk merumuskan dan membuat hipotesis tentang kekuatan dan kelemahan dalam program sekolah yang terkait suatu kinerja yang baik dan dapat diterima atau tidak dapat diterima Untuk mengidentifikasi dan menduga persaingan proposal untuk menangani bertemu dan tidak bertemunya kebutuhan dan memberikan rekomendasi untuk akuisisi sumber daya dan alokasi sumber daya. Membimbing asumsi Hasil yang dikehendaki mungkin akan memiliki legitimasi yang berbeda sebagai fungsi dari nilai dan perbedaan perspektif individu. Alternatif dengan analisis biasanya diminta untuk mengambil rekening relevan nilai dan perspektif perbedaan individu Idealnya, penjelasan kausal harus dikembangkan: realistis . Namun, informasi yang tersedia biasanya hanya diizinkan untuk interpretasi yang beralasan. Sebelum memusatkan pada strategi solusi, kemungkinan alternatif harus dikaji untuk kelayakan mereka dalam memenuhi kebutuhan kelompok, individu, dan subgroups. Teknik yang relevan Analisis konten, teknik Delphi, sistem analisis, pemeriksaan ahli, dan sidang peradilan. Statistik deskriptif, analisis variance, sebuah analisis posteriori, panitia review, norma merujuk analisis, analisis diarahkan pada tujuan-tujuan dan skala analisis. Discriminant fungsi analisis, panitia peninjau, posteriori analisa, meta analisa dan analisis modus operandi. Tim advokasi, musuh / advokasi tinjauan sociodrama, dan analisis biaya.

E. Contoh Peranan Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan perubahan. Perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rosional, perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan warga Negara, kelompok dan individu. Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara seperti apa yang ada dengan bagaimana seharusnya.

Tiga langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam menyiapkan rencana pembelajaran dengan memasukkan unsur analisis kebutuhan yang disisipkan di antara pemilihan materi dengan pemilihan strategi pembelajaran, sebagaimana contoh bagan berikut: Apa yang diajarkan Mengapa mengajarkan yang kita ajarkan? Bagaimana mengajarkan? ( Tujuan) (Analisis Kebutuhan) (Cara/media) Gambar 1.1 Analisis kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar Keterangan: 1. Ketika guru diserahi tugas mengajar dan akan mulai melaksanakan tugas, seorang guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan, lalu memperhatikan materi yang menunjang tujuan serta menentukan cara penyampainnya. 2. Setelah terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa. Inilah inti perbedaan antara perencanaan pengajaran tradisional dengan perencanaan yang memikirkan kebutuhan siswa.Dalam pendidikan inovatif, peserta didik merupakan focus dari seluruh proses kegiatan. 3. Guru yakin terhadap materi, lalu menentukan strategi yang tepat untuk penyampaian materi tersebut, meliputi: pemilihan cara atau metode, pengelolaan kelas dan media yang digunakan untuk mendukung penyampaian. Untuk dapat melaksanakan tugas pendidikan baik guru seyogyanya harus paham tentang alat dan tujuan. Dengan memahami tujuan, maka akan tepat dalam memilih alternative alat untuk mencapainya. Gagal mengidentifikasi apa yang akan dicapai sebelum menentukan bagaimana mencapainya dengan resiko sesedikit mungkin, dengan biaya sehemat mungkin, akan gagal pula mencapai sukses secara optimal. Analisis kebutuhan merupakan seperangkat alat dan teknik formal, serta cara untuk mencermati dunia secara lebih ilmiah karena memandang alat dan tujuan dalam satu perspektif kesatuan yang bermakna.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara. ______________ & Cepi Safrudin Abdul Jabar. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Isaac, Stephen & William B. Michael. 1981. Handbook in Research and Evaluation. California. Edlts Publisher. Soenato. 2005. Handout: Evaluasi Program Pendidikan. Pascasarjanan UNY Stufflebeam, Daniel L. 1985. Conducting Educational Need Assessment. U. S.A : Kluwer Academic Publishers.

Anda mungkin juga menyukai