Anda di halaman 1dari 21

RINGKASAN MATA KULIAH DAN REVIEW ARTIKEL

METODE PENELITIAN KUANTITATIF DALAM AKUNTANSI

“KUISIONER DAN INSTRUMEN”

Disusun oleh Kelompok 4:

Ni PutuTrisna Amarthya Dewi (13)


Ni Luh Gede Dian Anggreni (14)
Putu Tiya Kirana Wibawa (15)
I Dewa Ayu Adnyaswari (16)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
I. FASE 1: MENINJAU KEMBALI PERTANYAAN PENELITIAN HIRARKI
Hirarki pertanyaan manajemen-penelitian adalah kerangka yang sangat penting dalam
proses penelitian, membimbing pengembangan instrumen yang berhasil. Hirarki ini
melibatkan empat tingkat kunci:
1) Pertanyaan Manajemen: Dilema menyeluruh yang disajikan dalam bentuk pertanyaan
yang harus dipecahkan oleh manajer.
2) Pertanyaan Penelitian: Terjemahan berbasis fakta dari pertanyaan manajemen yang
harus dijawab oleh peneliti untuk memberikan kontribusi pada solusi.
3) Pertanyaan Investigasi: Pertanyaan khusus yang memberikan cakupan rinci pada
pertanyaan penelitian, berkembang dari umum menjadi spesifik.
4) Pertanyaan Pengukuran: Pertanyaan yang harus dijawab oleh partisipan untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan dan menyelesaikan pertanyaan manajemen.
Dalam contoh praktis, seperti studi Albany Outpatient Laser Clinic, peneliti dapat
menghadapi tantangan dalam mengidentifikasi tindakan dan sikap staf medis yang
memengaruhi pemulihan klien. Pengembangan pertanyaan investigasi melibatkan eksplorasi
yang signifikan, mengandalkan keahlian peneliti. Setelah hubungan antara pertanyaan
investigasi dan pengukuran dipahami, langkah berikutnya melibatkan strategi survei dan
pertimbangan desain instrumen:
1) Jenis Skala: Menentukan jenis skala yang diperlukan untuk analisis dalam mengatasi
pertanyaan manajemen.
2) Pendekatan Komunikasi: Menentukan pendekatan komunikasi untuk survei.
3) Struktur Pertanyaan: Memilih antara pertanyaan terstruktur, tidak terstruktur, atau
kombinasi dari pertanyaan.
4) Gaya Penanyaan: Menentukan apakah penanyaan harus terbuka atau tersembunyi, dan
sejauh apa.
Teknologi telah memengaruhi proses pengembangan survei, memengaruhi metode
pengiriman survei dan desain instrumen. Alat modern memungkinkan peneliti menulis
kuesioner lebih efisien, membuat instrumen yang menarik secara visual, menggunakan
perangkat lunak kuesioner untuk pengentrian data yang efisien, dan membangun survei yang
memudahkan analisis data yang menghemat waktu.

A. Jenis Skala untuk Analisis yang Diinginkan


Pemilihan jenis skala dalam pengembangan kuesioner dan instrumen penelitian adalah
faktor krusial yang memengaruhi analisis data secara keseluruhan. Jenis skala tidak hanya
1
memengaruhi cara pengumpulan data, tetapi juga menentukan kemungkinan analisis statistik
yang dapat dilakukan. Beberapa poin penting terkait pemilihan jenis skala melibatkan:
1. Jenis Skala dan Kategorinya:
a. Nominal: Memberikan label atau nama pada variabel tanpa tingkatan atau urutan.
b. Ordinal: Memberikan label dengan tingkatan atau urutan, tetapi jarak antar tingkatan
tidak konsisten.
c. Interval: Memberikan label, tingkatan, dan jarak antar tingkatan konsisten tanpa nilai
nol mutlak.
d. Rasio: Memberikan label, tingkatan, jarak antar tingkatan konsisten, dan memiliki
nilai nol mutlak.
2. Pengaruh Jenis Skala Terhadap Analisis:
a. Statistik Deskriptif: Metode analisis merangkum karakteristik dasar data.
b. Uji Hipotesis: Proses menguji asumsi atau pernyataan tentang populasi berdasarkan
sampel data.
c. Pertimbangan Desain Pertanyaan:
a) Struktur Pertanyaan: Menentukan apakah pertanyaan terstruktur, tidak terstruktur,
atau kombinasi.
b) Metode Pengukuran: Pemilihan cara pengukuran, seperti skala Likert, pilihan
ganda, atau metode lainnya.
d. Hubungan dengan Analisis Lanjutan: Keterkaitan dengan Analisis Multivariat, jenis
skala berperan dalam analisis seperti regresi, analisis faktor, atau analisis klaster.
e. Teknologi dan Pengembangan Instrumen: Pengaruh teknologi, seperti perangkat
lunak kuesioner atau perangkat keras kuesioner, dalam pengembangan instrumen.
f. Kaitan dengan Tujuan Analisis dan Penelitian: Pemilihan jenis skala disesuaikan
dengan tujuan analisis dan pertanyaan penelitian.
Dengan pemahaman ini, peneliti dapat membuat keputusan informan dalam merancang
kuesioner dan instrumen penelitian untuk mencapai hasil analisis yang akurat dan bermakna.

B. Pendekatan Komunikasi
Penelitian berbasis komunikasi dapat dilakukan melalui wawancara personal, telepon,
surat, komputer (internet) atau studi hibrida. Pemilihan metode dan lokasi untuk berinteraksi
dengan peserta memengaruhi desain instrumen. Wawancara personal dan survei komputer
memungkinkan penggunaan grafis dan alat pertanyaan lainnya dengan lebih mudah.

2
Mekanisme pengiriman yang berbeda menghasilkan pengantar, petunjuk, tata letak
instrumen, dan kesimpulan yang berbeda.
Desain intersep, seperti melakukan wawancara personal di lokasi sentral, dapat
menimbulkan tantangan. Dalam contoh MindWriter, survei melalui surat digunakan karena
dispersi peserta, pengalaman layanan, dan batasan anggaran. Survei telepon, yang merupakan
satu-satunya cara untuk melakukan tindak lanjut dengan nonpeserta, dapat menjadi masalah
karena kemungkinan kehilangan ingatan akibat waktu antara pengembalian laptop dan kontak
telepon.

C. Menyamarkan Tujuan dan Sponsor


Dalam perancangan instrumen komunikasi, tujuan suatu penelitian sebaiknya
disembunyikan untuk memastikan data yang tidak bias. Pertanyaan yang tersamarkan
seringkali hadir dalam pertanyaan survei untuk melindungi pemberi dukungan dan tujuan
penelitian. Peneliti meyakini bahwa partisipan akan merespons dengan cara yang berbeda jika
keduanya atau salah satunya diketahui. Keputusan untuk menggunakan pertanyaan yang
tersamarkan dalam survei dapat lebih mudah diambil dengan mengidentifikasi empat situasi
di mana menyamarkan tujuan penelitian adalah atau bukan masalah: informasi yang bersedia
dibagikan, informasi tingkat kesadaran, informasi yang enggan dibagikan, dapat diketahui,
informasi tingkat kesadaran terbatas, dan informasi tingkat bawah sadar.
Dalam survei yang meminta informasi tingkat kesadaran yang seharusnya bersedia
dibagikan, baik pertanyaan tersamarkan maupun tidak tersamarkan dapat digunakan, tetapi
situasi tersebut jarang memerlukan teknik yang tersamarkan. Sebagai contoh, dalam studi
MindWriter, pertanyaan-pertanyaan meminta informasi yang seharusnya diketahui oleh
partisipan dan bersedia untuk diberikan. Teknik proyektif sering digunakan saat meminta
pendapat tentang suatu topik di mana partisipan mungkin memiliki pandangan yang tidak
dapat diterima secara sosial. Teknik ini bertujuan untuk memungkinkan partisipan untuk
mengekspresikan perasaan sejati mereka dan menghindari memberikan jawaban yang sudah
umum.

D. Rencana Analisis Awal


Peneliti berfokus untuk memastikan cakupan yang memadai terhadap topik dan
memperoleh informasi dalam format yang paling dapat digunakan. Untuk mengevaluasi
sejauh mana rencana penelitian sejalan dengan tujuan ini, membuat "dummy" tabel yang
menggambarkan data yang diantisipasi adalah pendekatan berharga. Setiap tabel dummy
3
melibatkan penghitungan silang dua atau lebih variabel, memberikan representasi visual dari
data yang diharapkan. Sebagai contoh, dalam studi Parademagazine tentang kebiasaan makan
orang Amerika, sebuah tabel dummy dapat mengeksplorasi hubungan antara usia dan
penggunaan makanan praktis, mencocokkan rentang usia dengan sejauh mana penggunaan
makanan praktis.

Gambar 1.1 Contoh Dummy Tabel


Rencana analisis awal berfungsi sebagai pengecekan untuk mengevaluasi apakah
pertanyaan pengukuran yang direncanakan, seperti skala penilaian untuk penggunaan
makanan praktis dan usia, memenuhi kebutuhan data dari pertanyaan penelitian. Selain itu,
ini membantu peneliti menentukan skala yang tepat untuk setiap pertanyaan, seperti data
ordinal untuk frekuensi penggunaan dan usia. Langkah awal ini sangat penting sebelum
mengembangkan pertanyaan pengukuran untuk pertanyaan penyelidikan. Pengembangan
rencana analisis awal menjadi alat untuk menilai apakah proyek dapat tetap berada dalam
batasan anggaran. Mengelola jam yang dihabiskan untuk analisis data adalah pertimbangan
biaya yang signifikan dalam setiap survei. Rencana analisis yang terlalu luas dapat
mengungkapkan pertanyaan yang tidak perlu. Oleh karena itu, prinsip dasar dalam desain
survei adalah selalu menanyakan hanya tentang informasi yang diperlukan.

II. MENYUSUN DAN MENYEMPURNAKAN PERTANYAAN PENGUKURAN


Proses pembuatan pertanyaan survei melibatkan pengembangan daftar pertanyaan
investigasi dan pengambilan keputusan tentang proses pengumpulan. Prosesnya tepat dan
membutuhkan perhatian terhadap detail. Pada Fase 2, pertanyaan pengukuran spesifik
dihasilkan dengan mempertimbangkan isi subjek, kata-kata, dan strategi respons. Pada Fase
3, urutan topik dan pertanyaan dibahas. Urutan, jenis, dan susunan kata pertanyaan harus
mendorong tanggapan yang akurat, informasi yang memadai, penolakan untuk menjawab,
penghentian partisipasi lebih awal, dan sikap positif terhadap partisipasi survei.
4
A. Kategori dan Struktur Pertanyaan
Kuesioner dan jadwal wawancara dapat terstruktur atau tidak terstruktur. Mereka
berisi tiga kategori pertanyaan pengukuran: pertanyaan administratif, klasifikasi, dan target.
Pertanyaan administratif mengidentifikasi peserta, pewawancara, dan kondisi, sedangkan
pertanyaan klasifikasi mencakup variabel sosiologis-demografis. Pertanyaan target menjawab
pertanyaan investigasi dan dapat terstruktur atau tidak terstruktur. Dalam studi Klinik Albany,
beberapa pertanyaan tidak akan terstruktur untuk mengakomodasi banyak peserta dan
menghindari membebani peneliti dengan terlalu banyak pertanyaan.

B. Isi pertanyaan
Isi pertanyaan dalam sebuah penelitian ditentukan oleh pertanyaan investigasi, yang
memandu perancang kuesioner dalam menyusun pertanyaan target dan klasifikasi. Empat
pertanyaan memandu pemilihan isi pertanyaan yang sesuai: apakah sesuai dengan tujuan
studi, apakah sesuai, apakah peserta dapat menjawab, dan apakah mereka akan menjawab.

C. Kalimat Pertanyaan
Kesalahpahaman terhadap pertanyaan yang ditulis dengan baik adalah masalah
umum karena kurangnya kosa kata yang sama, kalimat yang rumit, dan fraseologi yang
terlibat. Persyaratan desain pertanyaan, seperti kejelasan, alternatif, dan penjelasan,
berkontribusi pada kalimat yang lebih panjang dan lebih terlibat. Kata-kata dalam pertanyaan
merupakan sumber distorsi yang signifikan dalam survei, dengan kesalahan atau bias yang
disebabkan oleh pengambilan sampel dan metode administrasi yang relatif kecil. Untuk
menghindari kebingungan peserta dan kesalahan pengukuran, perancang pertanyaan yang
cermat harus memastikan kosa kata yang sama, makna tunggal, asumsi yang tidak didukung,
kata-kata yang bias, penyesuaian yang benar, dan alternatif yang memadai.

Penelitian Sara terhadap survei Albany Laser Clinic mengungkapkan beberapa


permasalahan, antara lain pertanyaan yang tidak jelas mengenai dokter yang merujuk, tidak
jelasnya arahan tentang riwayat kesehatan masa lalu, dan ketidakakuratan pertanyaan
mengenai kesehatan gigi. Survei tersebut juga tidak mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
yang mengarahkan, yang dapat menimbulkan kesalahan. Kuesioner MindWriter
menyederhanakan proses dengan menggunakan strategi respons yang sama untuk setiap
faktor yang dievaluasi, meminta peserta untuk mengevaluasi program layanan CompleteCare.
5
Pertanyaan terbuka untuk komentar menambah fleksibilitas untuk menangkap keadaan yang
tidak biasa. Kuesioner MindWriter cocok untuk tingkat pendidikan peserta dan dapat
menyertakan gambar visual sebagai bagian dari proses bertanya. Studi ini menunjukkan
bahwa peneliti berbakat tidak merancang kuesioner klinik sebelumnya.

D. Respons Strategy
Perancangan pertanyaan melibatkan penentuan struktur yang dikenakan pada peserta
melalui berbagai strategi respons, termasuk respons tidak terstruktur (terbuka) dan terstruktur
(tertutup). Respon bebas berkisar dari ekspresi ekstensif hingga pilihan terbatas, sedangkan
respons tertutup dikategorikan dalam bentuk dikotomis, pilihan ganda, daftar periksa,
penilaian, atau pemeringkatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan antara lain tujuan
pembelajaran, informasi peserta, proses berpikir, kemudahan komunikasi, dan motivasi.
Kuesioner web dapat menggunakan strategi ini, namun pilihan tata letaknya bervariasi.
Pilihan ganda, dikotomis, daftar periksa, skala penilaian, pertanyaan peringkat, dan jawaban
bebas memiliki pilihan tata letak yang berbeda. Survei web dapat meminta peserta untuk
melengkapi tanggapan ketika mereka mengklik tombol "kirim", sehingga berguna untuk
daftar periksa, skala penilaian, dan pertanyaan pemeringkatan.
1. Pertanyaan Respon Bebas
Pertanyaan dengan jawaban bebas, juga dikenal sebagai pertanyaan terbuka, digunakan
dalam survei untuk mengumpulkan tanggapan peserta, namun peneliti bertujuan untuk
mengurangi jumlah pertanyaan tersebut karena masalah interpretasi dan biaya analisis
data.
2. Pertanyaan Dikotomi
Pertanyaan dikotomi menghadirkan dua pilihan: fakta atau non-fakta, ingatan atau
kehadiran, atau peristiwa atau kehadiran. Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak selalu
menghasilkan tanggapan yang berlawanan, karena alternatif jalan tengah mungkin lebih
tepat. Jika peserta tidak dapat menerima salah satu pilihan, mereka dapat mengubah
pertanyaan menjadi pertanyaan pilihan ganda atau penilaian, dengan menuliskan alternatif
yang mereka inginkan. Dalam beberapa kasus, peserta mungkin lebih memilih pilihan
yang memenuhi syarat, mengubah pertanyaan menjadi pertanyaan pilihan ganda atau
penilaian. Respons tambahan ini harus tercermin dalam rencana analisis yang telah
direvisi.Question Categories And Structure

6
3. Pertanyaan Pilihan Ganda
Pertanyaan pilihan ganda cocok digunakan ketika ada lebih dari dua alternatif atau
ketika kita mencari gradasi preferensi, minat, atau persetujuan; situasi yang terakhir ini
juga membutuhkan pertanyaan penilaian. Meskipun pertanyaan-pertanyaan tersebut
menawarkan lebih dari satu alternatif jawaban, pertanyaan-pertanyaan tersebut meminta
peserta untuk satu pilihan. Pertanyaan pilihan ganda dapat menjadi efisien, tetapi juga
menghadirkan desain dan masalah analisis. Salah satu jenis masalah terjadi ketika satu
atau lebih jawaban belum diantisipasi. Masalah kedua terjadi ketika daftar pilihan tidak
lengkap. Peserta mungkin ingin memberikan jawaban yang tidak ditawarkan sebagai
alternatif. Hal ini dapat terjadi ketika jawaban yang diinginkan adalah jawaban yang
menggabungkan dua atau lebih dari alternatif individu yang terdaftar.
Tantangan lain dalam pemilihan alternatif terjadi ketika pilihan-pilihan tersebut tidak
saling terpisah dari yang lain (peserta berpikir bahwa dua atau lebih tanggapan saling
tumpang tindih). Urutan pilihan yang diberikan juga bisa menjadi masalah. Alternatif
numerik biasanya disajikan dalam urutan besarnya. Urutan pilihan yang diberikan juga
bisa menjadi masalah. Alternatif numerik biasanya disajikan dalam urutan besarnya. Bias
urutan dengan kategori respons nonnumerik sering kali membuat partisipan memilih
alternatif pertama (primacy effect) atau alternatif terakhir (recency effect) daripada
alternatif tengah. Efek keutamaan mendominasi dalam survei visual - yang dikelola sendiri
melalui Web atau surat - sementara efek kemutakhiran mendominasi dalam survei lisan-
survei telepon dan wawancara pribadi. Dengan survei berbantuan komputer, perangkat
lunak dapat diprogram untuk memutar urutan alternatif sehingga setiap peserta menerima
alternatif dalam urutan acak (untuk skala tidak berurutan) atau dalam urutan terbalik
(untuk skala berurutan). Pada sebagian besar pertanyaan pilihan ganda, ada juga masalah
dalam memastikan bahwa pilihannya mewakili satu dimensi-yaitu, alternatif untuk
pertanyaan yang diberikan harus mewakili aspek yang berbeda dari dimensi konseptual
yang sama.

4. Daftar periksa
Ketika Anda ingin peserta memberikan beberapa jawaban untuk satu pertanyaan, Anda
akan mengajukan pertanyaan dengan salah satu dari tiga cara berikut: strategi daftar
periksa, peringkat, atau peringkat. Jika urutan relatif tidak penting, daftar periksa adalah
pilihan yang logis. Tentu saja, Anda bisa saja meminta informasi yang sama dengan

7
serangkaian pertanyaan pilihan dikotomis, satu untuk setiap faktor, tetapi hal ini akan
memakan waktu dan tempat.

5. Pertanyaan Penilaian
Pertanyaan penilaian meminta peserta untuk memposisikan setiap faktor pada skala
pendamping, baik verbal, numerik, atau grafik. Penting untuk diingat bahwa peneliti harus
mewakili hanya satu dimensi respons dalam pilihan respons skala penilaian. Jika tidak,
secara efektif, Anda memberikan peserta dengan pertanyaan berlaras ganda dengan pilihan
yang tidak cukup untuk menjawab kedua aspek tersebut.

6. Pertanyaan Pemeringkatan
Ketika urutan relatif dari alternatif-alternatif yang ada adalah penting, pertanyaan
rangking adalah pertanyaan yang ideal. Strategi daftar periksa akan memberikan tiga
faktor yang mempengaruhi, tetapi kita tidak akan tahu pentingnya yang diberikan oleh
peserta pada setiap faktor. Salah satu kekhawatiran muncul dalam kegiatan pemeringkatan.
Berapa banyak faktor yang disajikan yang harus diberi peringkat? Dalam banyak kasus,
akan sangat membantu untuk mengingatkan diri Anda sendiri bahwa meskipun peserta
mungkin dipilih untuk studi tertentu karena pengalaman atau kemungkinan mereka
memiliki informasi yang diinginkan, ini tidak berarti bahwa mereka memiliki pengetahuan
tentang semua aspek yang mungkin dari suatu masalah, tetapi hanya beberapa. Akan lebih
baik jika peserta hanya diberi peringkat pada elemen-elemen yang mereka kenal.
Pemeringkatan menghasilkan data ordinal. Semua jenis strategi respons memiliki
kelebihan dan kekurangan. Beberapa strategi yang berbeda sering ditemukan dalam
kuesioner yang sama, dan faktor situasional yang disebutkan sebelumnya adalah utama
dalam hal ini. Namun, ada kecenderungan untuk menggunakan pertanyaan tertutup
daripada jenis pertanyaan yang lebih fleksibel daripada jenis pertanyaan terbuka.

7. Sumber-sumber Pertanyaan yang Ada


Alat pengumpulan data harus disesuaikan dengan masalahnya, bukan sebaliknya.
Namun, menciptakan, memperbaiki, dan menguji coba pertanyaan-pertanyaan tersebut
membutuhkan waktu dan usaha yang besar. Untuk beberapa topik, tinjauan yang cermat
literatur terkait dan pemeriksaan terhadap buku-buku sumber instrumen yang ada dapat
mempersingkat proses ini. Tinjauan literatur akan mengungkapkan instrumen yang
digunakan dalam penelitian serupa yang dapat diperoleh dengan menulis surat kepada para
8
peneliti atau, jika memiliki hak cipta, dapat dibeli melalui lembaga kliring. Instrumen-
instrumen tersebut juga tersedia melalui kompilasi dan buku-buku sumber. Meskipun ini
cenderung berorientasi pada aplikasi ilmu sosial, buku-buku tersebut merupakan sumber
ide yang kaya untuk menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan
manajer.
Bahasa, frasa, dan idiom juga dapat menimbulkan masalah. Pertanyaan cenderung
menua atau ketinggalan zaman dan mungkin tidak terlihat (atau terdengar) relevan bagi
peserta seperti pertanyaan yang baru. Mengintegrasikan pertanyaan yang telah digunakan
sebelumnya dan pertanyaan yang telah disesuaikan merupakan hal yang sulit. Seringkali
pertanyaan yang berdekatan dalam satu kuesioner diandalkan untuk membawa konteks.
Jika Anda memilih satu pertanyaan dari serangkaian pertanyaan kontekstual, pertanyaan
yang dipinjam dibiarkan tanpa makna yang diperlukan. Apakah sebuah instrumen dibuat
dengan pertanyaan yang dirancang atau diadaptasi dengan pertanyaan yang dipinjam atau
dilisensikan dari orang lain, pretesting diharapkan.

III. FASE 3: PENYUSUNAN DAN PERBAIKAN INSTRUMEN


Seperti yang digambarkan pada Gambar 13-10, Tahap 3 dari desain instrumen-
penyusunan dan penyempurnaan-adalah sebuah proses yang terdiri dari beberapa langkah.

1) Mengembangkan proses penyaringan peserta (dilakukan terutama dengan survei pribadi


atau telepon, tetapi juga dengan prosedur pemberitahuan awal melalui e-mail dan survei
Web), bersama dengan pengantar.
2) Susunlah urutan pertanyaan pengukuran: (a) Mengidentifikasi kelompok-kelompok
pertanyaan target berdasarkan topik. (b) Menetapkan urutan logis untuk kelompok
pertanyaan dan pertanyaan di dalam kelompok. (c) Kembangkan transisi di antara
kelompok-kelompok pertanyaan tersebut.
9
3) Siapkan dan masukkan instruksi untuk pewawancara-termasuk instruksi penghentian,
petunjuk, dan pertanyaan untuk peserta.
4) Buat dan masukkan kesimpulan, termasuk pernyataan disposisi survei.
5) Pretest pertanyaan-pertanyaan spesifik dan instrumen secara keseluruhan.

A. Penyaringan dan Pengenalan Peserta


Perkenalan harus memberikan motivasi kepada unit sampel untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Pengantar harus mengungkapkan cukup banyak tentang pertanyaan yang akan
diajukan, biasanya dengan mengungkapkan beberapa atau semua topik yang akan peserta
untuk menilai tingkat ketertarikan mereka dan kemampuan mereka untuk memberikan
informasi yang diinginkan. Dalam setiap studi komunikasi, pendahuluan juga
mengungkapkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berpartisipasi. Pendahuluan juga
mengungkapkan organisasi atau sponsor penelitian dan mungkin tujuan penelitian. Dalam
wawancara pribadi atau telepon serta survei melalui email dan dalam survei e-mail dan Web,
pendahuluan biasanya berisi satu atau beberapa pertanyaan saringan atau pertanyaan lanjutan
untuk menentukan apakah calon peserta memiliki pengetahuan atau pengalaman yang
diperlukan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Paling tidak, pewawancara melalui telepon
atau wawancara pribadi akan memberikan nama depannya untuk membantu membangun
hubungan dengan calon peserta.

B. Urutan Pertanyaan Pengukuran


Desain pertanyaan survei dipengaruhi oleh kebutuhan untuk menghubungkan setiap
pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam instrumen. Seringkali isi satu pertanyaan
mengasumsikan pertanyaan lain telah ditanyakan dan dijawab. Urutan psikologis pertanyaan
juga penting; Urutan pertanyaan dapat mendorong atau menghambat komitmen dan
mendorong atau menghambat pengembangan hubungan peneliti-peserta. Prinsip dasar yang
digunakan untuk memandu keputusan urutan adalah: sifat dan kebutuhan peserta harus
menentukan urutan pertanyaan dan pengaturan jadwal wawancara. Lima pedoman disarankan
untuk menerapkan prinsip ini:
1. Membangkitkan Minat dan Motivasi
Kami membangkitkan minat dan merangsang motivasi untuk berpartisipasi dengan
memilih atau merancang pertanyaan yang menarik perhatian dan tidak kontroversial.
Jika pertanyaannya mempunyai nilai kemanusiaan, itu lebih baik. Ada kemungkinan

10
bahwa pertanyaan-pertanyaan awal akan memberikan kontribusi data yang berharga
bagi tujuan studi utama, namun tugas utamanya adalah mengatasi hambatan motivasi.
2. Informasi Sensitif dan Melibatkan Ego
Mengenai pengenalan informasi sensitif yang terlalu dini dalam proses, ada dua bentuk
kesalahan yang umum terjadi. Sebagian besar penelitian perlu menanyakan informasi
klasifikasi pribadi tentang partisipan. Peserta biasanya akan memberikan data ini,
namun permintaan harus dibuat pada akhir survei. Jika dilakukan pada awal survei,
sering kali hal ini menyebabkan peserta merasa terancam, sehingga mengurangi minat
dan motivasi mereka untuk melanjutkan survei. Berbahaya juga jika pada awalnya
menanyakan pertanyaan apa pun yang terlalu pribadi.
3. Sederhana hingga Kompleks
Menunda pertanyaan kompleks atau pertanyaan sederhana yang membutuhkan banyak
pemikiran dapat membantu mengurangi jumlah jawaban “tidak tahu” yang sering
terjadi di awal wawancara.
4. Umum ke Khusus
Prosedur peralihan dari pertanyaan umum ke pertanyaan yang lebih spesifik kadang-
kadang disebut pendekatan corong. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mempelajari
kerangka acuan peserta dan untuk mengekstrak seluruh informasi yang diinginkan
sambil membatasi efek distorsi dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya pada
pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
5. Kelompok Pertanyaan dan Transisi
Pedoman pengurutan pertanyaan terakhir menyarankan penyusunan pertanyaan untuk
meminimalkan pergeseran materi pelajaran dan kerangka acuan. Peserta sering kali
menafsirkan pertanyaan berdasarkan pertanyaan sebelumnya dan melewatkan
perubahan perspektif atau subjek kecuali dinyatakan dengan jelas. Peserta gagal untuk
mendengarkan dengan seksama dan sering mengambil kesimpulan tentang pentingnya
pertanyaan yang diberikan sebelum pertanyaan tersebut diungkapkan secara lengkap.
Jawaban mereka sangat dipengaruhi oleh kerangka acuan mereka. Setiap perubahan
topik yang dilakukan pewawancara tidak akan diterima oleh mereka kecuali jika hal itu
dibuat dengan kuat dan jelas. Sebagian besar kuesioner yang mencakup berbagai topik
dibagi menjadi beberapa bagian dengan transisi antar bagian yang jelas untuk
mengingatkan peserta akan perubahan kerangka acuan.

11
C. Instruksi
Instruksi kepada pewawancara atau peserta berupaya untuk memastikan bahwa semua
peserta diperlakukan sama, sehingga menghindari kesalahan dalam hasil. Dua prinsip
menjadi dasar instruksi yang baik: kejelasan dan kesopanan. Bahasa instruksi harus selalu
sederhana dan sopan. Topik instruksi mencakup topik untuk:
1. Menghentikan peserta yang tidak memenuhi syarat.
Mendefinisikan bagi pewawancara bagaimana cara memberhentikan peserta lain, lihat
ketika peserta tidak menjawab pertanyaan layar atau filter dengan benar.
2. Mengakhiri wawancara yang dihentikan.
Menentukan bagi pewawancara cara menyimpulkan wawancara lihat kapan peserta
memutuskan untuk berhenti.
3. Berpindah antar pertanyaan pada suatu instrument.
Menentukan bagi pewawancara atau peserta bagaimana berpindah antar pertanyaan
atau bagian topik dari suatu instrumen (melewati arah) ketika pergerakan bergantung
pada jawaban spesifik terhadap sebuah pertanyaan atau ketika pertanyaan bercabang
digunakan.
4. Membuang kuesioner yang telah diisi.
Mendefinisikan bagi pewawancara atau partisipan yang mengisi instrumen yang diisi
sendiri bagaimana cara menyerahkan kuesioner yang telah diisi.

D. Kesimpulan
Peran kesimpulan adalah untuk memberikan kesan kepada peserta bahwa
keterlibatannya sangat berharga. Peneliti selanjutnya mungkin memerlukan individu ini untuk
berpartisipasi dalam studi baru. Jika setiap pewawancara atau instrumen mengungkapkan
penghargaan atas partisipasinya, kerjasama dalam penelitian selanjutnya akan lebih mungkin
terjadi.

E. Mengatasi Masalah Instrumen


Tidak ada yang bisa menggantikan pemahaman menyeluruh tentang susunan kata
pertanyaan, isi pertanyaan, dan masalah pengurutan pertanyaan. Namun, peneliti dapat
melakukan beberapa hal untuk membantu meningkatkan hasil survei, di antaranya
membangun hubungan baik dengan peserta, mendesain ulang proses bertanya,
mengeksplorasi strategi respons alternative, menggunakan metode selain survei untuk
mengamankan data, serta menguji terlebih dahulu semua elemen survei.
12
F. Bangun Hubungan dengan Peserta
Sebagian besar informasi dapat diperoleh melalui pertanyaan langsung yang tidak
terselubung jika hubungan telah terjalin. Hubungan baik sangat berguna dalam membangun
minat peserta terhadap proyek, dan semakin banyak minat yang dimiliki peserta, semakin
banyak kerja sama yang akan mereka berikan. Keengganan peserta juga dapat diatasi dengan
memberikan sejumlah kompensasi materi atas kerja sama. Pendekatan ini khususnya berhasil
dalam survei surat dan semakin banyak digunakan dalam survei Web.Jaminan kerahasiaan
juga dapat meningkatkan motivasi peserta. Salah satu pendekatannya adalah dengan
memberikan jaminan yang jelas, baik melalui kata-kata dalam pertanyaan maupun melalui
komentar dan tindakan pewawancara, bahwa semua jenis perilaku, sikap, dan posisi
mengenai subjek yang kontroversial atau sensitif dapat diterima dan normal.
Jika Anda dapat mengatakannya dengan sejujurnya, jaminan bahwa jawaban peserta
hanya akan digunakan dalam total statistik gabungan (data agregat), tidak dicocokkan dengan
masing-masing peserta. Jika peserta yakin bahwa jawaban mereka berkontribusi pada tujuan
penting, mereka akan cenderung jujur, bahkan mengenai topik yang tabu. Jika organisasi
peneliti menggunakan Institutional Review Board untuk meninjau survei sebelum digunakan,
dewan tersebut mungkin memerlukan instruksi yang menunjukkan bahwa tanggapan apapun
bahkan, partisipasi bersifat sukarela. Hal ini sangat penting ketika survei digunakan terhadap
publik internal (karyawan).

G. Mendesain Ulang Proses Bertanya


Anda dapat mendesain ulang proses bertanya untuk meningkatkan kualitas jawaban
dengan memodifikasi proses administrasi dan strategi respons. Sebagian besar survei online,
meskipun sebenarnya tidak anonim karena setiap responden terhubung ke alamat IP, nomor
ponsel, atau email, meninggalkan persepsi bahwa survei tersebut lebih anonim. Untuk survei
kertas, kami dapat menunjukkan bahwa kerahasiaan sangat diperlukan dalam administrasi
survei dengan menggunakan kuesioner yang diberikan secara berkelompok, disertai dengan
prosedur pengumpulan kotak suara. Bahkan dalam wawancara tatap muka, peserta dapat
mengisi bagian kuesioner yang berisi informasi sensitif dan kemudian menyegel seluruh
instrumen dalam amplop. Meskipun hal ini tidak menjamin kerahasiaan, namun hal ini
menyarankan hal tersebut. Selain itu, untuk survei online, kami mungkin meminta responden
memasukkan nomor kode yang diberikan untuk tujuan identitas, bukan informasi pribadi.

13
H. Jelajahi Strategi Respons Alternatif
Saat menyusun pertanyaan awal, cobalah mengembangkan versi positif, negatif, dan
netral dari setiap jenis pertanyaan. Praktik ini mendramatisasi masalah bias, membantu Anda
memilih kata-kata pertanyaan yang meminimalkan masalah tersebut. Kadang-kadang
menggunakan versi pertanyaan yang ekstrim daripada yang diharapkan. Minimalkan tidak
adanya tanggapan terhadap pertanyaan tertentu dengan mengenali sensitivitas topik tertentu.
Dalam instrumen yang dikelola sendiri, misalnya, mengajukan pertanyaan pilihan ganda
tentang pendapatan atau usia, di mana pendapatan dan usia ditawarkan dalam rentang
tertentu, biasanya lebih berhasil daripada menggunakan pertanyaan jawaban bebas.

I. Nilai Pra-Tes
Langkah terakhir menuju perbaikan hasil survei adalah pretesting, penilaian pertanyaan
dan instrumen sebelum memulai penelitian. Ada banyak alasan untuk melakukan pra-tes
pertanyaan individu, kuesioner, dan jadwal wawancara: (1) menemukan cara untuk
meningkatkan minat peserta, (2) meningkatkan kemungkinan bahwa peserta akan tetap
terlibat sampai selesainya survei, (3) menemukan isi pertanyaan, menyusun kata-kata, dan
mengurutkan masalah, (4) menemukan kelompok pertanyaan sasaran yang memerlukan
pelatihan peneliti, dan (5) menjajaki cara-cara untuk meningkatkan kualitas data survei secara
keseluruhan.Meskipun demikian, pengujian awal tidak hanya merupakan praktik yang sudah
mapan untuk menemukan kesalahan tetapi juga berguna untuk melatih tim peneliti.

14
REVIEW ARTIKEL

IDENTITAS ARTIKEL
Judul : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Aker
Solutions Batam
Penulis : Abdul Hamid dan Hazriyanto
Tahun : 2019
Jurnal : Jurnal Benefita
Volume : 4 No.2
Halaman : 326-335

1. ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja
karyawan PT. Aker Solutions Batam. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis
kuantitatif dengan metode eksplanatori dan teknik sampling probability. Pengumpulan
data dilakukan melalui instrumen berupa angket tertutup yang disebarkan kepada
responden. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan kinerja
karyawan berada pada kategori baik, sedangkan analisis statistik menunjukkan adanya
hubungan yang linier antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Studi ini
menemukan adanya hubungan positif antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan di
PT. Aker Solutions Batam, dengan implikasi teoritis dan praktis yang dapat digunakan
untuk memahami dan meningkatkan kinerja karyawan. Implikasi praktisnya adalah
bahwa kepuasan kerja dan kinerja karyawan dalam kondisi baik dan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan.

2. KATA KUNCI
Kepuasan kerja, kinerja karyawan, sumber daya manusia

3. TOPIK RISET
Topik dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana hubungan antara kepuasan
kerja dan kinerja karyawan di PT. Aker Solutions Batam. Teori ini mencakup konsep
kepuasan kerja menurut Kumala (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan
kerja dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan karyawan. Selain itu, teori tentang
kinerja karyawan juga digunakan, seperti konsep kinerja menurut Handoko (2012),
15
Wexley dan Yulk (2003), Robbins (2008), dan Mathis dan Jackson (2012), yang
menunjukkan keterkaitan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan.
4. FENOMENA
Fenomena yang disajikan dalam artikelini adalah pentingnya hubungan antara kepuasan
kerja dan kinerja karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Kepuasan kerja
yang tinggi dapat mempengaruhi positif kinerja karyawan, yang pada gilirannya
berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu, faktor-faktor seperti kerja
sama yang baik antara karyawan, lingkungan kerja, dan ketrampilan individu dapat
memengaruhi kemajuan perusahaan. Setiap karyawan perlu memiliki tingkat kepuasan
kerja yang tinggi untuk mencapai hasil kerja yang baik. Kepuasan kerja dianggap
sebagai motivator yang mendorong karyawan untuk bekerja keras dan mengatasi
kesulitan dalam tugas mereka. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas cenderung sulit
mencapai hasil yang baik dan lebih mudah menyerah dalam menghadapi masalah.
Meningkatkan kepuasan kerja dapat memberikan keuntungan besar bagi perusahaan,
termasuk penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat, pengurangan biaya, dan lainnya.
Namun dalam praktiknya, implementasi laporan keuangan dalam format XBRL
(eXtensible Business Reporting Language) belum sepenuhnya memberikan dampak
yang diharapkan.
5. TUJUAN RISET
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menentukan bagaimana pengaruh
hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan di PT. Aker Solutions Batam.
6. TEORI
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang hubungan antara
kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Teori-teori yang digunakan mencakup konsep
kepuasan kerja, kinerja, dan keterkaitan antara keduanya, yang dijelaskan oleh beberapa
peneliti seperti Handoko (2012), Wexley dan Yulk (2003), Robbins (2008), Mathis dan
Jackson (2012), Indrawati (2013), Candraningtyas dkk (2015), Bartram and Gian
(2007), Stephen, et. all (2007), Zeffane, et all (2008), Yang, Li-Ren (2010), dan Yang,
Feng-Hua (2014).
7. HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian tersebut adalah bahwa terdapat hubungan positif antara
kepuasan kerja dan kinerja karyawan di PT Aker Solutions Batam.

16
8. PENDEKATANPENELITIAN
Pada penelitian ini, digunakan pendekatan eksplanatori (explanatory survey methods)
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel kepuasan kerja dan kinerja
karyawan.
9. UNITAN ALISIS
Unit analisis dalam penelitian ini adalah PT Aker Solutions Batam, dengan karyawan
perusahaan tersebut sebagai responden.

10. DATA
Data penelitian dikumpulkan melalui penyebaran instrumen berupa angket yang
berisikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada karyawan PT Aker Solutions
Batam. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan
statistik deskriptif untuk melihat gambaran secara umum tentang variabel yang diteliti.

11. JENIS DATA


Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer (primary data). Pada
penelitian ini, akan disebar kusioner sebanyak 100 pada 100 karyawan secara acak. Hal
ini dikarenakan rekomendasi pengolahan data menggunakan program SPSS agar
memperoleh hasil yang baik maka data yang diinput minimal 100 sehingga peneliti
menggunakan responden sebanyak 100 karyawan.
12. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara/ teknik komunikasi tidak langsung,
yaitu menggunakan bantuan instrumen yang telah dipersiapkan lebih dahulu. Adapun
instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data/ informasi penelitian adalah:
Angket tertutup berupa sejumlah pernyataan/ pertanyaan penelitian yang diajukan
kepada responden, dengan 5 (lima) alternatif jawaban yang mengacu kepada skala
likert (Sumnimated Rating Scale). Kuesioner ini bersifat tertutup dengan terdapat lima
alternative jawaban yang bisa dipilih responden. Kuesioner digunakan sebagai
instrument pokok untuk mengumpulkan sejumlah data yang relevan dengan kebutuhan
penelitian. Caranya dengan memberikan pertanyaan secara tertulis kepada responden
(kuesioner) yang telah ditentukan alternatif jawabannya dan pertanyaari tersebut.
Altematif jawaban disusun dalam 5 alternatif dan responden dapat memilih salah sath
jawaban yang dianggap benar. Setiap jawaban diberikan bobot nilai seperti berikut.
Sangat Setuju (SS) dengan bobot nilai 5, Setuju (S) dengan bobot nilai 4, Kurang

17
Setuju (KS) dengan bobot nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan bobot nilai 2, dan Sangat
Tidak Setuju (STS) dengan bobot nilai 1.
13. VARIABEL
Penelitian dilakukan pada PT Aker Solutions Batam Jl. Bukit Girang TT II Batu Ampar
Batam. Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini diklasifikasikan
sebagai berikut: Variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel
dependen). Yang merupakan variabel bebas (variabel independen) adalah: Kepuasan
Kerja sedangkan yang merupakan variabel terikat (variabel dependen) adalah Kinerja
Karyawan. Unit observasi dalam penelitian ini adalah PT Aker Solutions Batam dan
adapun penelitiannya dan respondennya adalah karyawan pada PT Aker Solutions
Batam. Penelitian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pengaruhkepuasan
kerja dan kinerja karyawan.
14. TEKNIK ANALISIS DAN ALAT ANALISIS DATA
Penarikan anggota sampel (teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan
ukuran/ anggota sampel penelitian dan ukuran populasi berdasarkan teknik tertentu.
Penarikan anggota sampel dengan teknik sampling, hasilnya diharapkan dapat mewakili
karakteristik anggota populasi penelitian (representative).
15. HASIL PENELITIAN
a. Hasil analisis deskriptif pertama, menunjukan skor rata-rataitem kepuasan kerja
berkisar antara 3.53 hingga 3.87 dan secara keseluruhan variabel kepuasan kerja
3.77 berada pada kategori baik. Hasil tersebut dapat dinyatakan bahawa
berdasarkan analisis deskriptif statistik makakepuasan kerja karyawan PT. Aker
Solutions Batam pada kategori baik.
b. Hasil analisis deskriptif kedua, menunjukan skor rata-rataitem kinerja karyawan
berkisar antara 3.48 hingga 3.87 dan secara keseluruhan variabel kinerja karyawan
3.65 berada pada kategori baik. Dari output tabel Anova (Table 7) diatas dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linearity 0,029. Karena signifikansi kurang
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Kepuasan kerja dan
kinerja terdapat hubungan yang linier. Kemudian dapat dibuat keputusan bahwa F
hitung, Kepuasan kerja adalah 4,883 dengan probabilitas 0,029. Sedangkan nilai
Ftable 2,48 maka F hitung > F table dan karena probabilitas.
c. Dari hasil analisis dan perhitungan pada tabel hasil SPSS menunjukan bahwa
koefisien Padalah senilai 0,369. Untuk mengetahui tingkat signifikansi koefisien β,
dengan melihat hasil uji t yakni menunjukan t hitung sebesar 4,307> t table 1,98
18
dan 2,63 sehingga tolak Ho dan terima H1. Dengan demikian dapat dibuat
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positifantara kepuasan kerja dan kinerja
karyawan. Hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa berdasarkan analisis deskriptif
statistik makakinerja karyawan PT. Aker Solutions Batam pada kategori baik. Hasil
temuan ini mendukung penelitian oleh Rivai dan Mulyadi (2010: 246), berkaitan
dengan kepuasan kerja yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian
dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan
kebutuhannya.
16. SIMPULAN
Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi teoritis yakni konsep yang dapat
digunakan sebagai acuan teoritis untuk memahami dan mengidentifikasi secara empiris
fenomena Kepuasan Kerja dan Kinerja karyawan PT Aker Solutions Batam mendukung
konseps tentang “Kinerja”. Teori diatas menunjukan keeratan dan keterkaitan antara
kepuasan kerja dan kinerja karyawan sesuai dengan peneletian yang dilakukan
sebelumnya, diperoleh hasil tentang arti pentingnya kepuasan kerja dan telah
membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Temuan
ini juga mendukung kajian tentang kepuasan kerja pegawai yang diteliti oleh Kumala
(2016) dimana tingkat kepuasan kerja dipengaruhi oleh salah satunya karakteristik kerja
karwayan. Dan pada penelitian ini hasil yang di dapat adalah dapat dinyatakan bahwa
berdasarkan analisis deskriptif statistik maka kinerja karyawan PT. Aker Solutions
Batam pada kategori baik.
17. KETERBATASAN
Keterbatasan dalam penelitian ini kurangnya bahan referensi dalam kebijakan
perencanaan SDM terutama pada studi kepuasan kerja.
18. SARAN
Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan teori-teori manajemen sumber
daya manusia yang berkaitan dengan konstribusnya temuan penelitian terhadap
pelaksanaan tentang sumber daya manusia didalam organisasi atau perusahaan. Serta
lebih memperkuat dukungan kepada pimpinan dan manajemen perusahaan bahwa
kepuasan kerja dan kinerja karyawan dalam kondisi dan katagori baik dan agar dapat
dipertahankan dan lebih ditingkatkan sehingga tujuan dan pencapaian obejektivitas
perusahaan dapat diraih

19
DAFTARPUSTAKA

Cooper,DonaldR.&PamelaS.Schindler.2014.BusinessResearchMethods,TwelfthEditio
n. New York: McGraw-Hill Companies.

20

Anda mungkin juga menyukai