0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
583 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang prosedur pengumpulan data untuk diagnosis organisasi. Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang disebutkan seperti wawancara, observasi, dan angket. Dokumen juga menjelaskan analisis data dan evaluasi efektivitas pengumpulan data untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan.
Deskripsi Asli:
a) Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang digunakan organisasi.
b) Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi antaranggota kelompok.
c) Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah kewajiban individu dalam organisasi.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang prosedur pengumpulan data untuk diagnosis organisasi. Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang disebutkan seperti wawancara, observasi, dan angket. Dokumen juga menjelaskan analisis data dan evaluasi efektivitas pengumpulan data untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang prosedur pengumpulan data untuk diagnosis organisasi. Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang disebutkan seperti wawancara, observasi, dan angket. Dokumen juga menjelaskan analisis data dan evaluasi efektivitas pengumpulan data untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan.
Nama: I Nengah Sancaya (14) Ni Kadek Ari Ningsih (26) Ni Wayan Willy Widiantari Dewi (39) Kelas : Manajemen A Gianyar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2019 A. Sasaran Pengumpulan Data Untuk menyusun suatu perencanaan perubahan perlu dilakukan suatu diagnosis organisasi. Diagnosis organisasi dapat dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun dengan bantuan pihak luar. Pengumpulan data untuk diagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka dapat dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu: a) Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang digunakan organisasi. b) Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi antaranggota kelompok. c) Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah kewajiban individu dalam organisasi.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka atau tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara: a) Wawancara Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek- aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). b) Observasi Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Macam-Macam Observasi 1. Observasi Partisipatif Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti 2. Observasi Terus Terang atau Tersamar Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian. 3. Observasi tak Berstruktur Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas. c) Angket Atau Kuisioner (Questionnaire) Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Macam-Macam Kuisioner 1. Kuisioner Tertutup Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. 2. Kuisioner Terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden harus memformulasikan jawabannya sendiri. 3. Kuisioner Kombinasi Terbuka dan Tertutup Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka. 4. Kuisioner Semi Terbuka Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
C. Analisis Data dan Efektivitas Pengumpulan Data
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, di mana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu. Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya. Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian lapangan di mana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian. Tujuan evaluasi program adalah berupanya mencari rekomendasi. Rekomendasi ini didapatkan dari hasil telaah analisis data yang didapatkan dari lapangan. Dalam proses analisis, kita melakukan beberapa perlakuan atas data yang didapat, perlakuan ini disebut pengolahan. Pengolahan data merupakan factor yang sangat menentukan kualitas hasil olahannya. Mengolah data adalah suatu proses mengubah wujud data yang diperoleh, biasanya masih termuat didalam instrument atau catatan-catatan yang dibuat peneliti (evaluator), menjadi sebuah sajian data yang dapat disimpulkan dan dimaknai. Analisis data kualitatif dan kuantitatif merupakan topic yang biasa dilakukan dalam metode penelitian lanjut dan evaluasi. Ada beberapa hal yang mendasar yang perlu dipertimbangkan evaluator/peneliti yang bisa membantu dalam memaknai setumpuk data, yaitu sebagai berikut. Ketika menganalisis data (apakah dari tes, kuesioner, wawancara atau lainnya), selalu harus diawali dengan meninjau ulang tujuan evaluasi. Ini akan memudahkan kita dalam menyusun data dan memfokuskan analisis. Miasalnya, bila kita bertujuan untuk meningkatkan program dengan cara mengenali kekuatan dan kelemahan program yang seadang dievaluasi maka kita bisa menyusun data dalam kekuatan program, kelemahan, dan saran untuk meningkatkan kualitas program. Jika kita menghendaki pemahaman menyeluruh mengenai bagaimana program berjalan, kita bisa menyusun data dalam susunan kronologis apa yang dilakukan klien kita yang dievaluasi. Jika kita ingin melakukan evaluasi dampak program, kita menggolongkan data berdasar pada indicator setiap dampak. a) Hal Mendasar Dalam Menganalisis Data Kualitatif 1. Buat salinan data dan simpan master salinannya. Gunakan salinan tersebut untuk pengeditan, pemotongan, atau yang lainnya. 2. Tabulasikan data. 3. Untuk skala penilaian dan ranking, disarankan untuk menghitung rata-rata. Misalnya, untuk pertanyaan nomor 1, rata-rata rankingnya adalah 3,6; ini lebih bermakna dari pada menunjukkan responden mana yang beranking 1, 2, atau 3. 4. Baca semua data secara saksama. 5. Susun semua komentar pada kategori yang sejenis. Misalnya, minat, perhatian, saran, kekuatan atau kelemahan, output, indicator dampak, atau lainnya. 6. Beri nama kategori tersebut. Misalnya, minat, perhatian, saran, dan seterusnya. 7. Usahakan untuk mengenali pola, dan hubungan kausal dari pola tersebut. Misalnya, orang yang terlibat dalam program selalu datang kesiangan memiliki perhatian yang sama, sebagian orang berasal dari daerah yang sama, sebagian orang memiliki rentang pendapat yang sama, atau lainnya. 8. Simpan semua komentar itu untuk beberapa tahun kedepan setelah pelaksanaan evaluasi, siapa tahu dibutuhkan kelak. b) Proses Pengolahan 1. Tabulasi Data Istilah “tabulasi” dapat diartikan “menyusun menjadi tabel”. Pengertian lain, tabulasi adalah pengolahan atau pemrosesan hingga menjadi tabel. Apakah semua data harus diproses menjadi tabel, dan apa sebabnya harus menjadi tabel? Dari pengalaman sehari-hari ketika membaca buku atau terbitan lain, dapat dirasakan bahwa memahami sesuatu dari tabel lebih mudah dan terarah dibandingkan dari uraian narasi yang panjang sajiannya. Tabulasi merupakan coding sheet yang memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisisnya, baik secara manual maupun komputer. Tabulasi ini berisikan variabel- variabel objek yang akan diteliti dengan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori variabel-variabel yang telah diteliti. Memahami tabel cenderung lebih mudah dibandingkan dengan uraian karena tabel memiliki dua dimensi sajian, yaitu dari sajian kiri ke kanan dalam bentuk kolom-kolom, dan sajian dari atas ke bawah dalam bentuk baris-baris. Dengan demikian, gambaran tentang dua dimensi dapat cepat terlihat. Untuk memudahkan pengolahan, kategori-kategori dari indikator komponen atau variabel harus diberi tabel atau kode dalam bentuk angka. Berhubung pilihan-pilihan dalam instrumen di atas tidak seragam berwujud nominal, interval, ataupun ordinal, tetapi bercampur-campur maka harus menyeragamkannya dalam bentuk yang sama dan harus tetap bisa diolah dengan mudah. Artinya, harus dilakukan manipulasi atas indikator-indokator tersebut dengan menggunakan kode/tabel cara temudah adalah melabelnya dengan angka. Dengan memberikan pengkodean langsung pada masing-masing instrumen jelas akan membantu dalam melakukan tabulasi, yaitu hanya dengan melihat kolom kedua, lalu memindahkan angka yang tertera pada kolom itu pada coding sheet, tetapi jika tidak dilakukanpun tidak apa-apa. Instrumen diatas menghasilkan data yang wujudnya angka (nilai) dan tanda check list (√). Data yang berwujud nilai lebih baik jika dibanding dengan data check list. Angka-angka tersebut sudah dapat langsung ditabelkan tanpa perlu diproses ubah dahulu menjadi angka- angka, seperti item umur dan nilai evaluasi hasil belajar. Hal ini akan berbeda dengan data yang yang berwujud kalimat dan bahasa yang sifatnya kualitatif. Data seperti ini, harus diolah dahulu sebelum ditabulasi atau diproses lanjut. Data yang berbentuk kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif ada yang dapat ditabulasi, tetapi ada juga yang sepatutnya tetap berada dalam status kualitatif. Data yang bersifat kualitatif disebut dengan istilah “data narasi”. Dalam pembahasan kali ini, cara mengolah data narasi akan dibedakan dalam dua bentuk, yaitu 1) data narasi berpotensi tabulasi, data 2) data narasi nontabulasi. 1. Data Narasi Berpotensi Tabulasi Data jenis ini mengacu pada jawaban responden yang ditingkat kemunculannya tinggi, artinya jawaban yang sering muncul karena diminati oleh responden. 2. Data Narasi Nontabulasi Data narasi nontabulasi adalah data yang berwujud kalimat atau uraian yang sangat individual dan unik karena merupakan pendapat responden secara perseorangan. Contoh butir pertanyaan di atas menghendaki responden memberikan pendapatnya mengenai perlunya pelatihan di masa yang akan datang dan uraiannya tidak dibatasi. Apapun yang diberikan, evaluator harus bisa menerimanya. Ketepatan dalam memberikan argument merupakan masukan yang sangat berharga bagi pengambil keputusan di dalam menentukan tindak lanjut program pelatihan. Walaupun data narasi nontabulasi tidak dapat diubah dan dimodifikasi, tetapi masih dapat disiasati agar mudah diolah. Pemikiran ini berangkat dari walaupun tingkat keunikan manusia itu tinggi, tetapi jika mendapatkan data dari sekian banyak responden, pasti ada beberapa data yang memiliki kesamaan. Kesamaan inilah yang memberikan peluang untuk melakukan pengelompokkan atas data tersebut, dan kemudian dapat menghitung atau mengolahnya. Misalnya; dari data tabulasi di atas, evaluator program dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang pendapat responden terhadap pelatihan. Jika ada pendapat lain yang munculnya hanya satu kali, tidak perlu ditabulasi, tetapi jika dianggap cukup baik, lebih baik dimasukkan ke dalam tabel sebagai bahan pertimbangan.