Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH RISET PEMASARAN

TENTANG TAHAPAN RISET PEMASARAN

Dosen Pengampu : Totok Wibisono, SE, MM

Anggota Kelompok :

Fenila Diyah Arista B.131.18.0395

Awang Megananda B.131.18.0398

Al Vira Dwi Prsetia B.131.18.0436

Rifki Afif B.131.18.0437

Nur Ella Fitriana B.131.18.0439

Burhanudin Rifqi B.131.18.0440

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kenyataan, sering terjadi ternyata data/informasi tidak mencukupi untuk
mengambil keputusan tertentu. Untuk itu diperlukan riset pemasaran. Yang didefinisikan sebagai
fungsi yang menghubungkan pemasar dengan pelanggan dan khalayak melalui informasi. Ini
digunakan untuk menyidik dan mendefinisikan kesempatan dan masalah pemasaran yang
menghasilkan, menajamkan, dan menilai kegiatan pemasaran. Setiap pemasar memerlukan riset
pemasaran, masing-masing dengan tujuannya sendiri
Agar dapat menghasilkan nilai dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, perusahaan
memerlukan informasi dari semua segi. Selain itu, perusahaan juga memerlukan banyak
informasi tentang pesaing, perantara, dan pemain serta kekuatan di pasar. Pemasaran
memandang informasi bukan hanya sebagai masukan untuk dapat membuat keputusan yang
lebih baik, tetapi sebagai aset strategis dan alat pemasaran.
Riset pemasaran mencakup berbagai kegiatan yang luas, mulai dari potensi dan pangsa
pasar, menaksirkan kepuasan dan perilaku pembelian pelanggan, sampai kepada studi pemberian
harga, produk, distribusi dan kegiatan promosi. Perusahaan dapat melakukan riset pemasarn
dengan tenaga sendiri dan dapat pula oleh pihak luar. Apakah digunakan tenaga sendiri atau dari
luar ini sangat bergantung dari kemampuan dari perusahaan sendiri. Namun ada kecenderungan
menggunakan jasa perusahaan riset. Oleh karena itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mempermudah dalam memahami proses pembelajaran riset pemasaran.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara merumuskan masalah?
Bagaimanakah tahapan menentukan desain riset?
2. Bagaimana cara menentukan metode pengumpulan data riset?
3. Bagaimana cara mendesain formulir pengumpulan data riset?
4. Bagaimana cara untuk mendesain sampel dan dan mengumpulkan data riset?
5. Apa yang dimaksud dengan menganalisis dan menginterpretasi data?
6. Seberapa penting laporan riset?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Merumuskan Masalah

Salah satu peran riset pemasaran yang lebih penting adalah membantu mendefinisikan
masalah pemasaran yang akan dipecahkan. Jika masalahnya telah didefinisikan dengan tepat,
maka riset dapan didesain untuk menyediakan informasi yang berkaitan. Bagian dari proses
pendefinisian masalah mencakup penetapan tujuan dari proyek riset tertentu atau proyek yang
akan mugkin dilakukan. Setiap proyek harus memiliki satu atau lebih tujuan, dan langkah
berikutnya dari proses ini tidak bolehdilakukan sampai tujuan tersebut dapat dinyatakan secara
eksplisit.

2.2. Menentukan Desain Riset

Pemilihan desain riset tergantu seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki tentang
masalah tersebut. Jika pengetahuan yang dimiliki tentang fenomena yang akan diselidiki relatif
sedikit, maka riset eksploratori dapan memberikan hasil yang lebih baik. Pada umumnya riset
eksploratori digunakan apabila masalah yang akan diselesaikan bersifat luas dan tidak jelas.
Riset ini dapat melibatkan penelaahan data yang dipublikasikan, mewawancarai orang yang
memiliki pengetahuan mengenai masalah tersebut, menyelenggarakan diskusi kelompok secara
focus, atau membaca literatur perdagangan yang membahas masalah serupa. Pada beberapa
kasus, salah satu karakteristik paling penting dari riset eksploratori adalah fleksibilitasnya.
Karena para periset hanya memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai permasalahan tersebut,
maka dia harus siap mengikuti intuisinya untuk menentukan wilayah dan taktik yang mungkin
dalam melakukan penyelidikan.

Jika msalahnya tidak terlalu luas dan samar-samar sehingga dapat diformulasikan secara
jelas dan akurat, maka riset deskriptif atau sebab-akibat dapat dilakukan. Pada desain ini
pengumpulan data tidak lagi bersifat fleksibel tetapi ditentukan secara kaku, baik format
pengumpulan data maupun desain sampel. Desain riset deskriptif menekankan pada penentuan
frekuensi kemunculan suatu kejadian atau seberapa luas dua variable mempengaruhi suatu
kejadian. Sedangkan desain riset sebab-akibat menggunakan eksperimen untuk mengidentifikasi
hubungan sebab-akibat antara variable tersebut.

2.3. Menentukan Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah riset, metode pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan riset. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data
diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan
sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar ceklist, kuesioner
(angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo danlainnya.

2.4. Mendesain Formulir Pengumpulan Data

Setelah para periset menentukan metode yang akan digunakan dalam suatu studi, mereka
harus memutuskan jenis observasi atau kuesioner yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek.
Misalnya periset akan menggunakan kesioner. Apakah kuesioner-kuesioner itu harus diisi
dengan pertanyaan-pertanyaanya g mempunyai serangkaian jawaban alternative tetap, atau
dengan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai jawaban terbuka, untuk memungkinkan para
responden mejawab dengan kata-kata mereka sendiri? Apakah tujuan studi itu harus dijelaskan
kepada responden, atau disembunyikan? Apakah beberapa jenis skala peringkat harus
digunakan? Apa jenisnya?

2.5. Mendesain Sampel dan Pengumpulan Data


Selanjutnya periset melakukan pengambilan sampel dan pengumpulan data di lapangan.
Periset bisa melakukan pengambilan sampel didasarkan pada metode sampling yang digunakan,
baik itu probability atau non probability sampling. Beberapa metode pengumpulan data yang
bisa Anda gunakan misalnya wawancara, observasi lapangan, kuesioner, atau studi dokumen
riset lain yang sejenis. Hasil dari pengumpulan data tersebut selanjutnya perlu dihimpun menjadi
sebuah database.

2.6. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data

Para periset dapat menimbun banyak data, namun hal itu tidak akan berarti apa-apa
kecuali temuan-temuan tersebut dianalisis dan hasilnya diinterpretasikan untuk memcahkan
permasalahan yang dihadapi. Analisis data biasanya melibatkan beberapa langkah. Pertama,
formulir pengumpulan data harus diperiksa untuk memastikan bahwa datanya sudah lengkap.
Proses ini disebut dengan editing. Setelah diedit, formulir tersebut harus diberi kode, yang
meliputi pemberian angka-angka pada setiap jawaban sehingga dapat dianalisis oleh computer.
Langkah terakhir dalam menganalisis data adalah tabulasi. Tabulasi mengacu pada kegiatan
penyusunan data secara berurutan dalam bentuk tabel yang dibuat dengan menghitung frekuensi
jawaban terhadap masing-masing pertanyaan. Jawaban para responden dapat diklasifikasikan
silang menurut kelompok umur, tingkat pendapatan dan lain sebagainya.

2.7. Penyusunan Laporan Riset

Laporan riset adalah dokumen yang akan diserahkan kepada manajemen yang
mengikhtisarkan hasil dan kesimpulan riset. Dengan laporan ini Sebagian besar eksekutif akan
mengamati upaya riset dan akan menjadi standar dalam menilai riset. Jadi sangat penting untuk
menyajikan laporan riset secara jelas dan akurat. Karena tidak peduli seberapa baik semua tahap
riset yang sudah dilakukan sebelumnya. Proyek riset tidak akan lebih sukses dari laporan
risetnya. Suatu studi empiris yang menyelidiki factor-faktor yang menentukanseberapa luas hasil
riset digunakan oleh perusahaan menemukan bahwa laporan riset adalah salah satu dari lima
determinan paling penting.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembahasan di atas dapat memberikan beberapa pemahaman tentang tahapan-tahapan


dalam sebuah riset pemasaran. Namun ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, setiap
tahap dalam proses riset pemasaran bersifat lebih rumit dari penjelasan di atas. Kedua, Meskipun
semua tahapan riset sudah disajikan seolah-olah periset akan mengikuti tahapan-tahapan tersebut
dengan kaku Ketika mendesain riset, namun tidak ada hal yang pasti kebenarannya. Ketiga,
kesalahan fatal yang perlu diperhatikan ketika mendesain proyek riset adalah kesalahan total
yang berkaitan dengan proyek tersebut. Semua langkah dalam riset begitu penting dan harus
dilaksanakan. Sehingga akan sangat berbahaya apabila kita lebuh mementingkan salah satu tahap
dengan mengorbankan satu atau lebih tahap lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Churchill, Gilbert. 2001.Dasar-dasar Riset Pemasaran Jilid 1, edisi 4. Jakarta: Erlangga.

https://blog.jejualan.com/tahap-tahap-melakukan-riset-pemasaran/

Anda mungkin juga menyukai