FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu
organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam
organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang
kemudian menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang
kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan
kinerja setiap anggota.
Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang
kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi
dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu organisasipun
sedikit-banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di
suatu organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan
tersebut ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya
satu ras saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada prestasi,
kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan menurunkan
kualitas suatu perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh perusahaan lain yang
lebih merekrut karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras, agama atau warna
kulit.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak
hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang
harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan
menumbuh-kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.
Selain fungsi dan peran dari adanya budaya organisasi secara umum yang telah
disebutkan di atas, beberapa tokoh juga menyebutkan pendapatnya masing-masing tentang
fungsi dan peran budaya organisasi ini. Adapun peran dan fungsi budaya organisasi menurut
beberapa ahli ini adalah sebagai berikut;
Menurut Siagian
Siagian menyebutkan ada 5 fungsi atau peran pokok budaya organisasi yaitu sebagai
berikut:
1. Sebagai alat pengendali perilaku setiap anggota organisasi yang bersangkutan
2. Untuk menumbuhkan komitmen dalam diri setiap anggota bahwa kepentingan bersama
di atas kepentingan personal.
3. Menumbuhkan rasa memiliki serta jati diri sebuah organisasi dan anggotanya.
4. Sebagai alat untuk memperkuat ikatan seluruh anggota organisasi
5. Sebagai batasan-batasan perilaku dalam arti menentukan apa yang benar dan yang salah
dilakukan dalam lingkungan organisasi tersebut.
Menurut Robbins
Robbins mengemukakan pendapatnya tentang fungsi dan peran budaya organisasi
adalah sebagai berikut:
1. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial
2. Menjadi identitas bagi suatu anggota organisasi
3. Berperan untuk menetapkan tapal batas perilaku anggota
4. Untuk mempermudah munculnya komitmen dalam setiap anggota organisasi.
Menurut Ndraha
Sedangkan peran dan fungsi budaya organisasi menurut Ndraha terbagi menjadi
beberapa fungsi yaitu:
1. Sebagai warisan
2. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
3. Sebagai pengganti formalitas
4. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
5. Sebagai sumber daya
6. Untuk mengikat suatu masyarakat
7. Sebagai identitas dan citra
8. Menjadi kekuatan penggerak
9. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
10. sebagai panduan pola perilaku anggota.
Dari semua pendapat para hebat diatas sanggup disimpulkan bahwa terdapat beberapa
karakteristik budaya organisasi, yaitu penemuan dan pengambilan resiko, perhatian pada
detail, orientasi hasil, orientasi kepada para individu, orientasi kepada tim, keagresifan, serta
stabilitas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan teori-teori di atas, maka sanggup ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma sikap yang diterima dan dipahami
bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar hukum sikap di dalam organisasi.
2. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara: Pertama, pendiri hanya merekrut dan
mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri
melaksanakan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada
karyawan. Terakhir, sikap pendiri sendiri bertindak sebagai model kiprah yang mendorong
karyawan untuk mengidentifikasi diri.
3. Terdapat beberapa tingkatan pada budaya organisasi, menurut Schein (dalam Mohyi 1996:
85) : artefak, nilai, asumsi dasar. Sedangkan menurut Lundberg (dalam Mohyi,
1999:196) : artefak, perspektif, nilai, asumsi.
4. Terdapat banyak sekali fungsi pada budaya organisasi ini menurut beberapa ahli yang
perlu anda ketahui, pelajari dan pahami.
5. Dalam buku yang dikarang oleh Noe dan Mondy, menyebutkan bahwa budaya organisasi
terbagi menjadi dua tipe yaitu; Open and Participative Culture dan Closed and Automatic
Culture
6. Terdapat 7 karakteristik dalam organisasi, yaitu: orientasi hasil, orientasi orang, orientasi
tim, keagresifan, kemantapan/stabilitas, penemuan dan keberanian mengambil resiko, dan
perhatian pada hal-hal yang lebi rinci.
7. Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan oleh seorang pemimpin untuk membuat
budaya organisasi yang etis, yaitu menjadi model kiprah yang visible,
mengkomunikasikan harapan-harapan yang etis kepada karyawan, memperlihatkan
training etis, memperlihatkan penghargaan atas tindakan etis dan eksekusi terhadap
tindakan yang tidak etis secara nyata, dan memperlihatkan mekanisme perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://mataseluruhdunia106.blogspot.com/2018/10/makalah-budaya-organisasi.html
http://subektiheru.blogspot.com/2008/03/indikator-kinerja.html
http://www.psychologymania.com/2013/01/indikator-budaya-organisasi.html
https://misbahulilmi.blogspot.com/2015/10/makalah-budaya-organisasi.html
https://moondoggiesmusic.com/budaya-organisasi/