Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dan begitu pesatnya sektor perekonomian yang
semakin meningkat, dinamis dengan penuh persaingan serta tidak mengenal batas-batas
wilayah. Berbagai bisnis yang dijalankan dengan mudahnya untuk dilaksanakan. Oleh karena
itu bisnis di zaman sekarang ini diperlukannya hukum untuk menaungi dan melindungi
dengan tujuan untuk mewujudkan rasa keadilan sosial dan adanya kepastian hukum, bukan
hanya sekedar mencari keuntungan (profit oriented) tetapi ada pertanggungjawaban terhadap
dampak yang ditimbulkan dari operasional bisnis secara menyeluruh tersebut.
Untuk  mengantisipasi  hal-hal  yang  tidak  diinginkan,  para  bisnisman  dan orang-
orang yang ingin terjun langsung didunia bisnis hendaknya terlebih dahulu mengetahui dan
memahami hukum bisnis secara detail agar bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan
memberikan manfaat bagi dirinya dan menyejahterakan masyarakat pada umumnya.
Di Indonesia seperti kebanyakan negara berkembang yang lain, berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Untuk itu pengembangan pada sektor
ekonomi menjadi tumpuan utama agar taraf hidup rakyat menjadi lebih mapan. Pembangunan
ekonomi merupakan pengolahan kekuatan ekonomi riil  dimana
dapat  dilakukan  melalui  penanaman  modal,  penggunaan teknologi dan kemampuan
berorganisasi atau manajemen.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan waralaba (franchise)?
2.    Apa dasar hukum dan perjanjian waralaba (franchise)?
3.    Apa saja keuntungan dan kerugian waralaba (franchise)?
4.    Apa faktor-faktor penyebab kegagalan franchisor dan franchise?
5.    Apa manfaat dari waralaba (franchise)?
6.    Bagaimana proses penyelesaian kasus persengketaan Mc’Donalds di Indonesia?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengertian dari waralaba (Franchise).
2.    Untuk mengetahui dasar hukum dan perjanjian waralaba (franchise).
3.    Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari waralaba (franchise).
4.   Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dari franchisor dan
franchise.
5.    Untuk mengetahui manfaat dari waralaba (franchise).
6.    Untuk mengetahui kasus dan proses penyelesaian kasus persengketaan Mc Donald’s di
Indonesia.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan


McDonald’s merupakan restoran fast food terbesar di dunia yang diawali pada tahun
1955 di California, Amerika Serikat. Dengan produk unggulan berupa Burger bernama
Bigmac, McDonald’s hingga saat ini telah memiliki ribuan restoran yang tersebar di lebih
dari 100 negara, salah satunya Indonesia. McDonald’s pertama kali masuk ke Indonesia pada
tahun 1991 dengan membuka restoran pertamanya di Sarinah, Thamrin.Pada tahun 2009 PT.
Rekso Nasional Food (RNF) yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Rekso Group
menandatangani Master Franchise Agreement dengan McDonald’s International Property
Company (MIPCO) yang memberikan izin untuk mengoperasikan semua restoran dengan
brand McDonald’s dan membuka restoran baru di seluruh Indonesia. Hingga saat ini PT.RNF
telah membuka sekiranya lebih dari 200 gerai McDonald’s tersebar di berbagai kota di
Indonesia yang didukung dengan lebih dari 14.000 karyawan di seluruh Indonesia. PT. RNF
melalui McDonald’s Indonesia selalu berkomitmen penuh menyuguhkan pelayanan yang
terbaik bagi pelanggan, menghadirkan kualitas makanan terdepan, serta memberikan manfaat
yang besar bagi masyarakat Indonesia.
2.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah keseluruhan yang menunjukkan antara fungsi-fungsi dan
otoritas relatif dan tanggung jawab individu yang memimpin atau bertanggung jawab atas
masing-masing fungsi respektif.

Struktur organisasi yang digunakan oleh McDonald’s adalah struktur organisasi


lini/garis. Dengan menggunakan tipe organisasi ini, maka perintah dalam perusahaan
mengalir dari Store Manager turun ke 1st Asistant Manager turun ke 2nd Asisstant Manager
turun ke Junior Manager turun ke Trainee Manager turun ke Crew Leader dan lini paling
bawah adalah Crew. Di luar lini tersebut juga terdapat STAR, C/S dan VIP yang bertanggung
jawab penuh pada Store Manager. Store Manager selanjutnya bertanggung jawab kepada
Operation Consultant. Operation Consultant akan bertanggung jawab kepada Operation
Manager dan Operation Manager akan bertanggung jawab kepada Head Office Jakarta.
 Store Manager
Store Manager merupakan pemegang jabatan tertinggi di sebuah outlet McDonald’s. Jenjang
pendidikan minimal untuk memegang jabatan ini adalah sarjana S1. Seorang Store Manager
bertanggungjawab terhadap seluruh outlet yang dipimpinnya termasuk staf dan crew,
keuntungan dan kerugian serta memeriksa laporan bulanan.

 First Manager
Posisi First Assistant Manager berada tepat di bawah StoreManager, berjumlah 1
orang. First Assistant Manager bertugas menyelesaikan laporan bulanan, membantu mendidik
Trainee Manager/Manager Junior dan Second Assistant Manager, serta membantu Store
Manager mengontrol semua elemen

 Second Assistant Manager


1. Mencapai standar QSC di semua shift tanpa supervisi.
2. Wawancara dan memilih crew dan melakukan orientasi.
3. Training Crew Trainer dan membantu melatih Trainee Manager dan Swing
Manager.
4. Mendokumentasikan pada file personalia.
5. Memberi input pada penilaian prestasi kerja crew.
6. Menyelesaikan inventori mingguan dan laporan variance / statistik.
 Junior Manager
1. Menggunakan Human Relation dasar, komunikasi, dan kecakapan Follow Up dan
memperlakukancrew sebagai customer.
2. Berbicara dengan pelanggan sesering mungkin untuk mengukur dan meningkatkan
kepuasan merekan terhadap pengalamannya di McDonald’s.
3. Mengelola shift opening dan closing dengan pengawasan dari Secound Assistant
Manager
4. Menjaga standar kritikal untuk holding times, kecepatan, kualitas pelayanan, kualitas
produk mentah dan jadi, kebersihan dan sanitasi.

 Crew Leader
1. Memperagakan secara konsisten keahlian melakukan pekerjaan stasion-stasion yang
dijadwalkan selama shift
2. Menunjukan keahlian melatih crew.
3. Menyelesaikan training untuk tiap-tiap crew yang ditugaskan dengan mengikuti
tiap-tiap langkah sistemtraining crew dengan pendekatan secara bahu membahu.
4. Menentukan apakah petugas crew telah menyelesaikan training dan siap untuk diuji
atau bila diperlukan lebih banyak waktu untuk praktek.

2.3. Bentuk Badan Usaha


Berdiri pada tahun 1940, McDonald telah menjadi bisnis waralaba terbesar di dunia
menurut Entrepreneur.com. Franchise dengan logo M warna kuning tersebut ada dimana-
mana. Dari kota besar hingga kota kecil, McDonald seakan-akan ada di mana-mana.
Berawal dari kisah Dick dan Mac McDonald yang mendirikan bisnis tersebut,
McDonald sempat kesulitan di masa awal berdiri. Akhirnya, Ray Kroc datang dengan
menerapkan sistem waralaba yang membuat McDonald tumbuh kencang dan menjamur
dimana-mana. Hingga kini, jumlah waralaba McD telah mencapai 37.406.
Setiap harinya, ada sekitar 70 juta orang di dunia yang datang ke McD untuk
menikmati kelezatan menu-menu McD menurut Entrepreneur. Bahkan, bisnis waralaba McD
dianggap sebagai bisnis yang pasti sukses.
 Berbagai keunggulan yang dimiliki mc donald :
1. Mc Donald mempunyai a strong global presence dengan kompetiror domestik
terdekat yang hanya berukuran separuhnya, Mc Donald merupakan pemimpin pasar
(market leader) baik secara domestik, maupun internasional.
2. Keuntungan Mc Donald's berasal dari pengurangan biaya melalui skala ekonomi,
karena ukurannya yang sangat besar dan keberadaannya secara global
memungkinkan untuk menetapkan risiko yang bervariasi yang melibatkan keadaan
ekonomi dari negara tertentu.
3. Outlet perusahaan ditempatkan di wilayah yang strategis dan mudah dijangkau.
4. Adanya pengakuan atas merk (brand recognition).
5. Kesuksesan dalam periklanannya, seperti adanya kata “I'm Loving It” dalam setiap
pemasarannya.
6. Adanya kekuatan kerjasama dengan perusahaan lain, seperti dengan Coca-Cola.
7. Tempat penjualan yang bersih dan adanya tempat bermain untuk anak-anak
mempunyai daya tarik tersendiri.
8. Adanya pelatihan yang profesional dengan didirikannya “Hamburger University”
9. Perusahaan yang telah mengglobal.
10. Aktif dalam kegiatan amal untuk anak-anak.
11. Menyesuaikan resep dan produk yang ditawarkan dengan standar kesehatan yang
ditetapkan oleh USDA
12. Pendapatan tidak hanya dari penjualan makanan cepat saji, tapi juga dari investasi
properti, franchiser of restaurant.
13. Adanya sistem delivery order yang mudah digunakan oleh konsumennya yaitu
dengan menelpon 14045.

 Dalam perusahan mc donald memiliki kelemahan sebagai berikut:


1. Harga yang kurang kompetitif, sehingga dapat mengurangi kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan pendapatan.
2. Inovasi terhadap produk kurang memiliki spesifikasi tertentu
3. Management of franchises kurang memperhatikan integritas klien
4. Teknik pemsaran atau periklanan yang hanya diutamakan pada anak-anak.
5. MCD hanya menjual produk-produk yang bersifat junkfood, yang dinilai oleh
sebagian besar masyarakat kurang baik untuk kesehatan.
6. Sebagian besar produk-produk yang di tawarkan oleh MCD berbahan dasar ayam,
dimana bahwa ayam atau unggas itu adalah hewan yang rawan terkena penyakit
yang membayahakan manusia yang mengkonsumsinya.
7. Adanya product tertentu yg hanya bisa dibeli pada jam tertentu, misalnya menu
sarapan yg hanya bisa dinikmati pada jam 05.00 – 11.00.
8. Namun karena banyaknya competitor, menyebabkan McDonalds hanya menguasai
sedikit pangsa pasar.

2.4. Bidang Usaha


McDonald's hanya merupakan restoran Drive In yang pada waktu itu sedang
berkembang pesat trend Drive In. Bangunan restorannya berbentuk persegi delapan, dengan
mengekspose ruangan dapurnya dan tidak memiliki tempat duduk di bagian dalam
restorannya. Kedua bersaudara tersebut kemudian berniat untuk lebih mengembangkan
restoran mereka, yang pada saat itu sudah cukup sukses dan menguntungkan. Fokus
pengembangannya adalah pada kecepatan pelayanan yang diharapkan akan meningkatkan
volume pembelian konsumen. Konsep utama yang diterapkan adalah kecepatan, harga
terjangkau dan volume.

2.5. Wilayah Pemasaran


Restoran fast food McDonald's memang memiliki banyak gerai hampir di seluruh
dunia. Tapi kawasan California tercatat memiliki kedai McDonald's terbanyak. Dilansir dari
Fox News (1/10), berdasarkan data dari situs web fast food ini, 24/7 Wall St. menghitung
bahwa California adalah negara bagian yang memiliki gerai McDonald's terbanyak.
Setidaknya ada 1.295 gerai McDonald's di sini. Sebagai perbandingan, North Dakota adalah
negara dengan gerai McDonald's paling sedikit. Di seluruh negara ini hanya ada 25 gerai
McDonald's saja. Jika dibandingkan antara jumlah gerai resto fast food dan populasi jumlah
penduduk di North Dakota maka akan didapati angka yang unik. Ada 3,3 restoran per
100.000 orang.
Dan jika dibandingkan secara nasional di Amerika Serikat, maka jumlah ini sangat
sedikit. Mengingat setidaknya ada 14.000 gerai McDonald's di seluruh Amerika.
Perbandingan rata-ratanya yakni 4,28 restoran untuk melayani 100.000 penduduk Amerika
secara keseluruhan. Terlepas dari reputasi kesehatan masyarakat California, tampak ini
seperti perbandingan terbalik. Negara bagian ini memiliki gerai restoran fast food terbanyak
namun catatan kesehatan masyarakatnya terbilang bagus. Jumlah penduduknya yang sekitar
39 juta orang ini membuat California tercatat sebagai kawasan paling padat setelah Alaska
dan Texas.
Meskipun memiliki gerai paling banyak di Amerika, tapi masyarakatnya ternyata
sangat memperhatikan kesehatan. Menu paling favorit di gerai-gerai McDonald's California
bukanlah Big Mac tapi menu lebih sehat yang mengandung sayuran. Penduduk California
cenderung memilih menu yang lebih sehat saat mereka datang ke McDonald's. Jadi meskipun
memiliki gerai fast food terbanyak, catatan kesehatan masyarakat di negara bagian ini
terbilang cukup baik. Namun sayangnya tidak ada informasi spesifik soal menu yang banyak
dipesan masyarakat California.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Waralaba (Franchise)


Pengertian Franchise berasal dari bahasa Perancis affranchir yang berarti to free yang
artinya membebaskan. Dengan istilah franchise di dalamnya terkandung makna,  bahwa 
seseorang  memberikan  kebebasan  dari  ikatan  yang  menghalangi kepada  orang untuk
menggunakan  atau  membuat  atau  menjual  sesuatu. Dalam bidang bisnis franchise berarti
kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri suatu usaha tertentu
di wilayah tertentu. Franchise ini merupakan suatu metode untuk melakukan bisnis, yaitu
suatu metode untuk memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Selanjutnya disebutkan
pula bahwa franchise dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemasaran atau distribusi
barang dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada
individu/perusahaan lain yang berskala kecil dan menengah (franchisee), hak- hak istimewa
untuk melaksanakan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama
waktu tertentu, di suatu tempat tertentu.
Dari segi bisnis dewasa ini, istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan
pemasaran dan distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak atau
privelege untuk menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada
individu atau perusahaan yang relative lebih kecil. Franchise merupakan salah satu bentuk
metode produksi dan distribusi barang atau jasa kepada konsumen dengan suatu standard dan
system eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan
dan penggunaan nama perusahaan, merek, serta system produksi, tata cara pengemasan,
penyajian dan pengedarannya.
Sementara itu Munir Fuady menyatakan bahwa Franchise atau sering disebut juga
dengan istilah waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama dibidang bisnis antara 2
(dua) atau lebih perusahaan, dimana 1 (satu) pihak akan bertindak sebagai franchisor dan
pihak yang lain sebagai franchisee, di mana di dalamnya diatur bahwa pihak - pihak
franchisor sebagai pemilik suatu merek dari know - how terkenal, memberikan hak kepada
franchisee untuk melakukan kegiatan bisnis dari atas suatu produk   barang   atau   jasa,  
berdasar   dan   sesuai   rencana   komersil   yang   telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya
dan diperbaharui dari waktu ke waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif atau pun
noneksklusif, dan sebaliknya suatu imbalan tertentu   akan   dibayarkan   kepada   franchisor
sehubungan   dengan hal  tersebut.
Selanjutnya  Munir  Fudy  mengatakan  lagi  bahwa  Franchisee  adalah  suatu  lisensi
kontraktual diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang :
1. Mengizinkan atau mengharuskan franchisee selama jangka waktu franchise, untuk
melaksanakan bisnis tertentu dengan menggunakan nama khusus yang dimiliki atau
berhubungan dengan pihak franchisor.
2. Memberikan hak kepada franchisor untuk melaksanakan pengawasan berlanjut
selama jangka waktu franchise terhadap aktivitas bisnis franchise oleh franchisee.
3. Mewajibkan pihak franchisor untuk menyediakan bantuan kepada franchisee dalam
hal melaksanakan bisnis franchise tersebut semisal memberikan bantuan pendidikan,
perdagangan, manajemen, dan lain-lain.
4. Mewajibkan   pihak   franchisee   untuk   membayar   secara   berkala   kepada
franchisor sejumlah uang sebagai imbalan penyediaan barang dan jasa oleh pihak
franchisor.

Adapun definisi franchise menurut Asosiasi Franchise International adalah “suatu


hubungan berdasarkan kontrak antara franchisor dengan franchisee. Pihak franchisor
menawarkan dan berkewajiban memelihara kepentingan terus–menerus pada usaha franchise
dalam aspek–aspek pengetahuan dan pelatihan. Sebaliknya franchisee memiliki hak untuk
beroperasi dibawah mereka atau nama dagang yang sama, menurut format dan prosedur yang
ditetapkan oleh franchisor dengan modal dan sumber daya franchisee sendiri”.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia yang dimaksud dengan franchise
adalah “suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana
pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu perusahaan untuk melaksanakan
bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu”.

 Beberapa istilah dalam waralaba (franchising), adalah sebagai berikut :


1. Franchise (waralaba) adalah suatu strategi pengembangan produk, jasa atau
teknologi yang saling berkerjasama secara erat antara perusahaan baik secara hukum
maupun financial dan independen yaitu franchisor (pemberi waralaba) dan
franchisee (penerima waralaba).
2. Franchisor (pemberi waralaba) memberikan kepada franchisee hak untuk
menggunakan kekayaan intelektual yang dimilik franchisor dan berkewajiban
mematuhi peraturan yang berlaku.  Franchisor sebagai pemimpin perusahaan yang
harus memiliki keahlian dan kompeten dan menghindari tindakan tanpa
pertimbangan matang. Franchisor juga memberikan teknik secara
berkesinambungan, sesuai dengan kontrak franchise tertulis.
3. Franchisee, dalam memberikan kontribusi keuangan/finansial, baik secara langsung
dan tidak langsung, metode dan teknik komersial, prosedur, dsb.

3.2. Dasar Hukum dan Perjanjian Waralaba (Franchise)


 Dasar Hukum Waralaba (Franchise)
Seperti disebutkan diatas, dasar hukum waralaba di Indonesia adalah Peraturan
Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997 tanggal 18 juni 1997. Sebagai
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah tersebut, telah dikeluarkan Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259/MPP/KEP/7/1997 tanggal 30 juli 1997 tentang
ketentuan dan tata cara pelaksanaan pendaftaran usaha waralaba. Kemudian pada tahun 2007,
PP nomor 16 diperbaharui dengan PP Nomor 42 tahun 2007. Selain itu Peraturan Menteri
Perdagangan RI Nomor 12/M-dag/per/3/2006 kemudian Peraturan Menteri Nomor 31/M-
DAG /PER/2008 tentang penyelenggraan waralaba.

 Perjanjian/Kontrak Waralaba (Franchise)


Walaraba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara pemberi waralaba
dengan penerima waralaba. Didalam pemen nomor 31/M-DAG/PER/2008 secara tegas
dinyatakan bahwa pemberi waralaba memiliki pedudukan hukum yang setara dengan
penerima waralaba dalam suatu perjanjian waralaba. Dengan demikian diharapkan pihak
pemberi waralaba maupun pihak penerima waralaba akan berubah untuk mentaati setiap
kesepakatan dalam perjanjian waralaba.
Selanjutnya untuk sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 Kitab Undang-
Undang HukumPerdata diperlukan empat syarat yaitu :
1. Kesepakatan (toesteming / izin) kedua belah pihak
2. Kecakapan Bertindak
3. Mengenai suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal ( Geoorloofde oorzaak )
Selain hal tersebut, didalam peraturan menteri nomor 31 diatur juga perihal keharusan
bagi pemberi waralaba untuk menyampaikan perjanjian waralaba kepada calon penerima
waralaba paling lambat dua minggu sebelum penandatanganan perjanjian.
Didalam perjanjian waralaba harus disebutkan masa perjanjian yaitu minimal 5 tahun,
dan yang terpenting setiap penerima waralaba baik penerima waralaba utama atau waralaba
lanjutan wajib mendaftarkan perjanjian waralabanya beserta keterangan tertulis kepada
departemen perindustrian dan perdagangan selambat-lambatnya 30 hari terhitung mulai
tanggal berlakunya perjanjian waralaba.
Berakhirnya perjanjian/kontrak merupakan selesai atau hapusnya sebuah kontrak yang
dibuat antara dua pihak tentang sesuatu hal. Sesuatu hal bisa berarti segala perbuatan hukum
yang dilakukan oleh kedua pihak.

Dalam praktek, dikenal pula cara berakhirnya perjanjian/kontrak yaitu :


1. Jangka waktu berakhir;
2. Dilaksanakan obyek perjanjian;
3. Kesepakatan ke dua belah pihak;
4. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak;
5. Adanya putusan pengadilan.

3.3. Keuntungan dan Kekurangan Waralaba (Franchise)


 Keuntungan Waralaba (Franchise)
Adapun keuntungan dari bisnis waralaba (franchise) adalah sebagai berikut :
1. Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan
rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas dari pemberi franchise.
2. Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang
telah ditetapkan.
3. Pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa
meminjam
atau menanggung resiko finansial penting.
4. Tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan volume penjualan, organisasi keseluruhan
bisa mengadakan pengiklanan besar-besaran untuk memperkuat nama franchise.
5. Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah mereka sesuai
dengan persetujuan yang ada.
6. Mendapatkan bantuan modal
7. Profit tinggi karena telah teruji
8. Standarisasi mutu
9. Mendapatkan bantuan manajemen

 Kerugian Waralaba (Franchise)


Adapun kerugian dari bisnis waralaba (franchise) adalah sebagai berikut :
1. Menjadi Independen, terdominasi
2. Tidak mandiri
3. Kreativitas tidak berkembang
4. Rentan terhadap perubahan franchisor

3.4. Faktor Penyebab Kegagalan Franchisor dan Franchise


 Penyebab kegagalan Franchisor
Beberapa penyebab kegagalan franchisor adalah :
1. Uji coba yang tidak memadai
2. Penyeleksian Franchise secara sembrono
3. Pembuatan struktur yang buruk
4. Franchise kekurangan modal
5. Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk

 Penyebab kegagalan Franchise


Beberapa penyebab kegagalan franchise adalah :
1. Franchise yang puas dengan dirinya sendiri
2. Franchise yang penakut
3. Franchise yang tidak mengikuti sistem
4. Franchise yang berharap terlalu  banyak
5. Franchise yang tdk memiliki bakat
6. Campur tangan dari orang lain  yang bermain curang

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk menurunkan atau meminimalisasi resiko


investasi dalam franchising adalah :
1. Melakukan evaluasi diri.
2. Meneliti franchise
3.5. Manfaat Waralaba (Franchise)
Berdasarkan pemahaman mengenai waralaba, dapat diperoleh beberapa manfaat sistem
waralaba ini antara lain :
4. Pemberi waralaba tidak perlu mempersiapkan dana sebagai modal untuk
meningkatkan kecepatan pertumbuhan usahanya.
5. Organisasi pemberi waralaba mampu memperluas jaringan usahanya secara cepat,
tanpa memerlukan modal yang besar.
6. Pemberi waralaba tidak perlu menyiapkan sumber daya manusia yang banyak karena
sumber daya manusia tanggung jawab masing-masing pemilik outlet.
7. Pemberi waralaba tidak memiliki aset berupa outlet-outlet dagang karena outlet
tanggungjawab masing-masing penerima waralaba.

3.6. Kasus dan Proses Penyelesaian Kasus Persengketaan Mc’Donald di Indonesia


 Kasus Persengketaan Hukum McDonald’s Di Indonesia
Kasus persengketaan (hukum) antara Bambang N. Rachmadi yang dipersepsikan
masyarakat sebagai terwaralaba (franchisee) pioneer dalam membuka pasar, sekaligus
memperkenalkan / mempromosikan produk dan merek dagang (brand) serta membesarkan
citra McDonald's di Indonesia dengan McDonald's Corporation, pemilik/pemberi waralaba
(franchisor) dari Amerika, berawal dari diperkecilnya hak Bambang N. Rachmadi sebagai
pemegang saham minoritas (10%) pada PT. Bina Nusa Rama (PT. BNR). melalui PT. Rezeki
Utama di PT. BNR hak-nya dilanggar seenaknya, oleh sebab itu langkah yang dilakukannya
adalah menggunakan hak-nya yang tersisa, yaitu "(hak) menggugat" secara hukum untuk
mendapatkan keadilan.
Persengketaan hukum ini terkait dengan waralaba, karena ditanda tanganinya
perjanjian waralaba utama (master franchise agreemet) antara PT. Rekso Nasional Food (PT.
RNF) dengan McDonald's International Property Company yang mengalihkan hak PT. BNR
membangun restoran siap saji McDonald's di Indonesia kepada PT. RNF – setelah PT. RNF
membeli asset restoran PT. BNR. Bambang N. Rachmadi hanya diberikan hak untuk
mengelola 15 restoran, sedangkan PT. RNF jauh lebih banyak (diperkirakan akan mengelola
lebih kurang 200 restoran). Merasa jasa-jasanya selama ini dalam membesarkan McDonald's
di Indonesia, seperti tersebut di atas, diabaikan Bambang N. Rachmadi merasa dirinya telah
dilecehkan bahkan dianiaya oleh McDonald's Corp.
Demikianlah pokok-pokok yang merupakan latar belakang terjadinya gugatan hukum
yang dilancarkan Bambang N. Rachmadi terhadap McDonald's Corp. salah satu perusahaan
raksasa di dunia dari Amerika Serikat.

 Penyelesaian Kasus
Menurut jalur hukum ada tiga (3) cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan
sengketa waralaba, yaitu :
1. Jalur Pengadilan;
2. Jalur Arbitrase (perwasitan);
3. Jalur Negosiasi (perundingan).

Sedangkan proses penyelesaian atas kasus persengketaan waralaba Mc’Donalds di


Indonesia adalah dengan cara sebagai berikut :
1. Gugatan Bambang N. Rachmadi terhadap McDonald’s corporation atas pemegang
saham minoritas (10%) dan haknya yang hanya mengelola 15 restoran di Indonesia,
sedangkan bambang yang mulai awal merintis usaha ini di Indonesia.
2. Dengan menunjuk Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) menjadi
mediator/pihak penengah dalam upaya damai antara Bambang Rachmadi dengan
pemegang franchise (waralaba) McDonald's Amerika Serikat.
3. Pihak Mc’Donalds Amerika Serikat memberi apreasiasi usaha penyelesaian secara
mediasi dan kekeluargaan
4. Namun, lantaran tak puas dengan kinerja Bina Nusa, McDonald’s mencabut hak
waralabanya dan mengalihkan ke produsen minuman Sosro, Rekso Group, melalui
anak usahanya, PT Rekso Nasional Food, mengambil alih 97 gerai McConald's yang
semula dimiliki Bina Nusa Rama. Sosro juga mengantongi izin mengelola restoran
lama McDonald's dan berhak membuka cabang baru di seluruh Indonesia, hal ini
dilakukan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
5. Atas penjualan itu, Bambang telah mengajukan gugatan hukum terhadap
McDonald's Amerika dan 12 pihak lainnya ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
McDonald's Amerika dituduh mengalihkan hak waralaba dan menjual aset tanpa
sepengetahuan Bambang. Karena tergugat (Mcdonald’s AS) diduga melanggar UU
No 40 Tahun 2007 tentang UU PT, khususnya mengenai pemanggilan kepada
pemegang saham untuk menghadiri rapat RUPS.
6. Sesuai kaidah UU PT, penjualan aset sah dilakukan karena untuk memenuhi
kewajiban pembayaran hutang BNR kepada para kreditur. Jadi intinya tidak ada
yang dilanggar oleh McDonald’s AS atas gugatan dasar UU PT. Selain itu, ada bukti
bahwa MsDonald’s internasional turut mengundang bambang serta pihak-pihak lain
pemegang saham dalam rapat RUPS.
7. Jika dasar gugatan itu UU PT, maka setiap pemegang saham berhak mengajukan
terhadap gugatan perseroan ke pengadilan negeri apabila merasa dirugikan karena
tindakan PT yang tidak adil, namun penggugat telah menyeret pihak-pihak lain
sebagai tergugat dalam masalah ini,
8. Lalu McDonald’s Internasional mencabut hak waralaba dari Ramako/Bina Nusa.
Dampak dari pencabutan hak waralaba tersebut maka 13 outlet tidak boleh lagi
menggunakan brand McDonald’s

 Jadi inti dari proses penyelesaian kasus ini adalah dengan cara :
1. Mediasi melalui pihak penengah / mediator.
2. Melalui pengadilan hukum.
3. Melalui negosiasi dengan jalan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
BAB IV
PENUTUP

4.1. Penutup
Waralaba (Franchise) merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang dilakukan oleh
dua belah pihak, dimana pihak pertama (franchisor) memberikan hak kepada pihak kedua
(franchisee) untuk menjual produk atau jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang
dimiliki oleh pihak pertama (franchisor) sesuai dengan prosedur atau system yang diberikan.
Waralaba merupakan salah satu bentuk perikatan/atau perjanjian dimana kedua belah
pihak harus memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing. Perjanjian
waralaba adalah perjanjian yang tidak bertentangan dengan undang-undang, agama,
ketertiban umum, dan kesusilaan. Kemudian banyak orang yang mengatakan bahwa waralaba
itu sama dengan lisensi, padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda baik dari
segi pengertian maupun dari segi pengaplikasiannya. Lisensi merupakan pemberian hak
merk/hak cipta kepada pihak tertentu dan tidak mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
bimbingan ataupun pelatihan kepada penerima lisensi. Sedangkan di dalam bisnis waralaba,
pihak franchisor mempunyai kewajiban untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada
pihak franchisee.

4.2. Saran
Demikianlah makalah singkat tentang Menganalisis Franchise/Waralaba yang dapat
kami sampaikan, apabila terdapat banyak kesalahan atau kekurangan di dalam penulisan
makalah ini, sudi kiranya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami sangat
mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca yang budiman sekalian yang bersifat
membangun bagi kami demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://subaripemuda.blogspot.co.id/2015/06/makalah-franchise-waralaba-lengkap.html
http://al-poenya.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pelaksanaan-bisnis-waralaba.html.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/103122antisipasi.kasus.mcd.waralaba.html
https://m.tempo.co/read/news/2009/06/09/090180829/bambang-rachmadi-tunjuk-mediator-
kasus-mcdonalds
https://datinnufus.wordpress.com/2016/10/16/mcdonalds-corporation/
http://ekanetaputri.blogspot.com/2015/10/manajemen-strategi-perusahaan-mc-donals.html

http://helmy-chimonberbagiilmu.blogspot.com/2012/05/profil-perusahaan-mcdonalds.html

Anda mungkin juga menyukai