Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONEKTIVITAS TOL LAUT INDONESIA SEBAGAI NEGARA


MARITIM

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh :
NAMA; BURHANUDIN RIFQI

NIM ; B.131.18.0440

Dosen Pengampu :
NURAISYAH BERUTU, S.H. M.H

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan


dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan
adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km).
Menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai
negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang
merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Melihat kondisi geografis Indonesia, Indonesia memiliki potensi besar


menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan
strategis yang diwujudkan untuk menjadi admin konektifitas antar pulau,
pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut
serta fokus pada keamanan maritim.

Fakta dilapangan memperlihatkan bahwa trasnportasi laut di Indonesia


belum menjadi prioritas penggunaan, pengembangan dan perbaikan. Aktivitas
distribusi barang di Indonesia masih menggunakan jalur darat yaitu sebesar
90% sementara jalur laut hanya dimamfaatkan sebesar 9% dan 1 %
menngunakan kereta api (Neraca, 2014). Seharusnya transportasi menjadi
prioritas penggunaan, pengembangan dan perbaikan. Transportasi laut berperan
penting dalam menghubungkan satu daerah dengan pulau lain sehingga dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi daerah (transport promote the trade) serta
menunjang perekonomian yang telah berkembang (trade follow the ship).

Salah satu latar belakang dibentuknya kebijakan Tol Laut adalah adanya
kesenjangan harga yang cukup tinggi antara wilayah Indonesia Bagian Barat
dengan wilayah Indonesia Bagian Timur. Peran pelabuhan laut sebagai
penggerak ekonomi kelautan tidak diragukan lagi, dengan perolehan mamfaat
ekonomi yang bisa di petik dari keberadaan Tol laut. Namun kenyataannya
masih terdapat sejumlah kendala yang muncul, antara lain: efisiensi dan
produktivitas barang-barang yang melalui pelabuhan laut masih sangat rendah
akibat belum siapnya infrastruktur pendukung, seperti tempat penampungan,
baik tetap maupun sementara, waktu bongkar muat yang belum efektif dan
birokrasi yang berbelit-belit. Selain itu konektivitas maritim memiliki sejumlah
permasalahan dalam pengembangannya. Sejumlah kendala utama yang harus
dipecahkan dalam implementasi konsep tol laut berupa (1) ketidakseimbangan
arus muatan, dimana arus muatan dari kawasan timur Indonesia ke kawasan
barat lebih sedikit dibandingkan arah sebaliknya, (2) penggunaan kapal
berukuran 3 ribu TEUs dinilai tidak dimiliki oleh perusahaan pelayaran nasional
(3) kebutuhan pendanaan untuk pengembangan infrastruktue terutama
pelabuhan yang sangat besar. Selain itu, permasalahan lain yang terjadi adalah
arus muatan menuju kawasan timur Indonesia terisi penuh oleh kebutuhan
barang jadi yang akan dikomsumsi oleh masyarakat, namun sekembali dari
kawasan timur tidak maksimal terisi muatan seperti ketika datang. Hal ini
sangat tidak efisien bagi armada perdagnagan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik kesimpulan rumusan


masalah yaitu Bagaimana konektivitas Tol Laut Indonesia sebagai negara poros
maritim?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui potensi wilayah perairan Indoenesia sebagai negara poros
maritim Dunia
2. Mengetahui konektivitas Tol Laut Indonesia

BAB II

ISI
A. Potensi Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang


memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Poros Maritim Dunia
bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat,
makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim,
pengamanan kepentingan dan keamanan maritim memberdayakan potensi
maritim mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

Untuk menuju negara poros maritim dunia akan meliputi


pembangunan proses maritim dari aspek insfrastruktur, politik, sosial
budaya, hukum, keamanan, dan ekonomi. Penegakkan kedaulatan wilayah
laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan
pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan
konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
kelautan, merupakan program-program utama dalam upaya mewujudkan
Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Lima pilar poros maritim dunia

 Pilar pertama : pembangunan kembali budaya maritim Indonesia


 Pilar kedua : berkomitmen dalam menjaga dan mengelola sumber
daya laut dengan fokus membagun kedaulatan pangan laut melalui
pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan
sebagai pilar utama.
 Pilar ketiga : komitmen mendorong pengembangan infrstruktur dan
konektivitas maritim dengan membangun Tol Laut, pelabuhan laut,
logistik, dan industri perkapalan serta pariwisata maritim.
 Pilar kelima : membangun kekuatan pertahanan maritim.

B. Tol Laut sebagai Konektivitas antar pulau


Pengertian Tol Laut oleh Presiden Joko Widodo merupakan suatu
konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititik beratkan pada Indonesia
bagian Timur. Konsep tersebut selain mengkoneksikan jalur pelayaran dari
barat ke timur Indonesia juga akan mempermudah akses niaga dari negara-
negara Pasifik bagian selatan ke negara Asia bagian Timur.

Terbukanya akses regional melalui implementasi konsep tol laut


dapat memberikan peluang industri kargo/logistik nasional untuk berperan
dalam distribusi internasional, dimana saat ini 40% melalui wilayah
Indonesia. Untuk menjadi pemain di negeri sendiri serta mendukung asas
cabotage serta beyond cabotage, maka saat ini Pemerintah telah menetapkan
dua pelabuhan yang berada di wilayah depan sebagai hub-internasional,
yaitu pelabuhan Kuala Tanjung dan pelabuhan Bitung.

Informasi arus perdagangan domestik Indonesia tahun 2009


menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan aktivitas logistik antara wilayah
barat dan wilayah timur Indonesia. Ketimpangan tersebut tidak hanya
terjadi karena sebaran infrstruktur yang belum merata, namun juga akibat
sebaran komoditas dan aktivitas ekonomi yang sebgaian besar berada di
wilayah barat Indonesia. Keadaan tersebut menunjukkan perlunya
pengembangan kegiatan ekonomi (industri, pariwisata, pertanian, dsb),
khususnya diwilayah Papua, Papua barat, Maluku Utara, Maluku, NTB dan
NTT yang terintegrasi dengan pengembangan simpul trasnportasi laut
(pelabuhan) sebagai tulang punggung distribusi logistik.

Output dari program ini yang paling mendasar adalah terjadinya


distribusi barang yang merata dari wilayah barat ke timur dan sebaliknya,
yang mana akan menciptakan harga barang yang sama dari barat hingga ke
timur. khusus wilayah timur Indonesia mengubah karakteristiknya dari
kawasan konsumsi menjadi kawasan produksi yang berarti harus dilakukan
pembangunan industri yang sinergis dengan potensi dan kenbutuhan lokal.
Diperlukan jutaan industri skala lokal oleh pemerintah daerah, pengusaha
daerah. Mereka harus menciptakan pasar sendiri. Menciptakan demand bagi
wilayah lain dengan menciptakan suplai didaerahnya masing-masing.
Harus ada kesadaran yang masif dan progresif dari semua pihak di
daerah. Bukan hanya menunggu pemerintah pusat yang melakukan
akselerasi, tapi juga diperlukan terobosan dari pihak-pihak di daerah.
Mereka harus dibangunkan, disadarkan, untuk kemudian diorganisir untuk
segera mengekar ketertinggalan langkah. Jika industri lokal terbangun
seperti membangun industri perikanan (baik perikanan tangkap maupun
perikanan budidaya), industri mineral (pembangunan industri tambang dan
mineral yang terintegrasi), industri oil dan gas (termasuk terutama
pembangunan industri energi terbarukan) dan industri pariwisata. Jika saja
keempat industri tersebut bergulir maka menjadi tidak sulit bagi daerah
mendapatkan investasi dari luar. Bagaimana investasui bisa masuk jika
tidak ada industri yang dibangun dan berjalan. Jika saja industri terbangun
di berbagai kawasan, maka demand terhadap adanya jasa pengangkutan
lewat laut akan menjadi tinggi. Akan ada banyak barang yang perlu
diangkut dan didistribusikan. Bisnis pelayaran niaga akan bergairah.
Sehingga tidak perlu ada kapal menganggur karena tidak ada barang yang
diangkut. Persoalan menjadi sederhana jika penyelesaiannya komprehensif
dan sistemik. Yang paling mudah begini, pelayaran niaga didalamnya ada
kapal pengangkut barang, barang dihasilkan oleh industri baik industri besar
maupun kecil, industri menghadirkan market yang memunculkan suply dan
demand. Jika ada produksi maka akan ada konsumsi. Jika ada konsumsi
maka akan ada pengangkutan barang produksi.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber


daya alamnya, terlebih lagi 1/3 wilayah Indonesia merupakan wilayah
perairan, seharusnya mampu menjadikan Indonesia sebagai negara
poros maritim dunia. Tol laut merupakan salah satu visi Presiden Jokowi
dalam mewujudkan negara Indonesia sebagai negara poros maritim. Tol
laut yang di canangkan oleh presiden telah berjalan namun ada beberapa
permasalahan seperti tidak seimbangnya antara Indonesia bagian Barat
dan Timur. Tol laut yang dari Indonesia bagian Barat membawa muatan
yang penuh namun sbaliknya dari Indoensia bagian Timur harus
menunggu berhari-hari agar muatan terpenuhi, hal ini membuat Tol Laut
yang di canangkan oleh presiden Jokowi masih belum maksimal.

B. Saran

Masyarakat seharunya mulai berpikir untuk kreatif untuk


membangun wilayahnya bukan hanya sebagai konsumen tapi juga
sebagai wilayah produsen, dari pembangunan industri perikanan (baik
perikanan tangkap maupun perikanan budidaya), industri mineral
(pembangunan industri tambang dan mineral yang terintegrasi), industri
oil dan gas (termasuk terutama pembangunan industri energi
terbarukan) dan industri pariwisata akan menyeimbangkan dan ikut
mensukseskan Indonesia sebagai negara berporos maritim Dunia.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.perumperindo.co.id/publikasi/artikel/21-potensi-indonesia-
sebagai-negara-maritim

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-maritim-
dunia/0/kerja_nyata

http://serikatnews.com/masa-depan-indonesia-poros-maritim-dunia-ditengah-
pertempuran-politik-kepentingan-dan-keringnya-gagasan-penyadaran-
maritim/

https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/302/238

https://www.bappenas.go.id/files/Pengembangan%20Tol%20Laut%20Dalam
%20RPJMN%202015-2019%20Dan%20Implementasi%202015.pdf

Anda mungkin juga menyukai