Desain riset adalah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
2. Riset Deskriptif
Desain riset yang lebih menekankan pada penentuan frekuensi terjadinya
sesuatu atau sejauh mana dua variable berhubungan.
B. RISET DESKRIPTIF
Riset deskriptif adalah riset yang bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan suatu karakter / karakteristik atau fungsi dari sesuatu hal. Dalam riset
ini diperlukan informasi lengkap 6W yaitu why, when, who, what, where dan way.
Contoh riset deskriptif adalah seperti bagaimana persepsi konsumen terhadap pelayanan
telepon seluler fren mobile-8.
Karakteristik:
Metode:
C. RISET KAUSAL
Riset kausal adalah riset yang bertujuan untuk menentukan hubungan dari suatu
sebab akibat / causal dari suatu hal. Contohnya seperti bagaimana hubungan antara
harga bbm / bahan bakar minyak terhadap jumlah pengguna sepeda motor.
Tujuan:
1. Untuk memahami variabel mana yang berfungsi sebagai penyebab (variabel
bebas) dan variabel mana yang berfungsi sebagai akibat (variabel tergantung).
2. Untuk menentukan karakteristik hubungan antara variabel penyebab dan efek
yang akan diprediksi.
Karakteristik:
1. Desain terstruktur dan terencana dengan baik.
2. Adanya manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan).
3. Adanya kelompok pengontrol.
4. Dikenakan pendekatan acak atau random dalam menentukan sampel yang akan
diteliti.
Metode:
Eksperimen.
Contoh:
Suatu perusahaan menjual produk yang sama dengan menggunakan warna kemasan
yang berbeda. Akan diteliti mana yang lebih laku di pasar. Misalnya produk minuman
dalam botol warna merah atau warna hijau.
BAB II
RISET PERILAKU KONSUMEN
Dalam menentukan kepuasan pelanggan ada lima faktor yang harus diperhatikan
oleh perusahaan (Lupyoadi, 2001), diantaranya:
1. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila merka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang
diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial atau self esteem yang
membuat pelanggan merasa puas terhadap merek tertentu.
4. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan.
5. Biaya, yaitu pelnggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
puas terhadap produk atau jasa tersebut.
E. MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
Untuk mengendalikan tingkat kehilangan pelanggan dan tetap pada posisi aman,
perusahaan perlu mengambil empat langkah berikut:
1. Menentukan tingkat bertahannya pelanggan.
2. Membedakan berbagai penyebab hilangnya pelanggan dan menentukan
penyebab utama yang bisa dikelola dengan lebih baik.
3. Memperkirakan hilangnya keuntungan dari pelanggan yang hilang.
4. Menghitung berapa biaya untuk mengurang tingkat kehilangan
pelanggan. Selain itu, ada dua cara untuk mempertahankan pelanggan, yaitu:
1. Menyulitkan pelanggan untuk mengganti pemasok.
2. Memberikan kepuasan yang tinggi.
Terdapat lima tingkat hubungan dengan pelanggan, yaitu:
1. Biasa : Wiraniaga menjual produk namun tidak menghubungi pelanggan lagi.
2. Reaktif : Wiraniaga menjual produk dan meminta pelanggan menghubunginya.
3. Bertanggungjawab : Wiraniaga menghubungi pelanggan segera setalah
penjualan untuk menanyakan apakah produk atau jasa tersebut memenuhi
harapan pelanggan atau tidak.
4. Proaktif : Wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu dengan
saran untuk peningkatan penggunaan produk.
5. Kemitraan : Perusahaan terus bekerjasama dengan pelanggan untuk mencapai
penghematan bagi pelanggan atau membantu pelanggan bekerja lebih baik.
BAB III
RISET PEMASARAN INDUSTRI
Pasar Konsumen
Pasar Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
mendapatkan barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
Pengertian pasar secara sempit adalah suatu tempat bertemunya penjual dan
pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan jasa. Sedangkan pengertian pasar
secara luas adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk
menjual barang atau jasa dan pembeli yang mengeluarkan uang untuk membeli barang
dengan harga tertentu.
Pasar Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
mendapatkan barang atau jasa untuk konsumsi pribadi. Sedangkan menurut salah satu
ahli pemasaran pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah
individual yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Pasar industri adalah pasar dimana konsumen membeli suatu produk
industri bukan untuk kepentingan indiividu melainkan untuk kepentingan suatu badan
usaha atau organisasi. Konsumen industri terdiri atas badan usaha perorangan,
perusahaan, lembaga, atau organisasi yang membeli produk industri dengan tujuan
untuk memproduksi produk lainnya, mendapatkan keuntungan, mengurangi biaya-
biaya, dan lain-lain.
Karakteristik Pasar Industri, yaitu :
1. Struktur dan Permintaan Pasar.
a) Pasar Industri memiliki lebih sedikit pembeli tetapi lebih besar nilainya.
b) Pelangan pasar iIndustri lebih terkonsentrasi secara geografis.
c) Permintaan pembeli industri merupakan turunan dari permintaan
konsumen akhir.
d) Permintaan di pasar industri lebih inelastic – kurang terpengaruh oleh
perubahan harga jangka pendek.
e) Permintaan di pasar industri lebih berfluktuatif dan lebih cepat.
B. RISET EKSPLORATORI
Desain riset yang lebih menekankan pada pengumpulan ide-ide dan
masukanmasukan; hal ini khusus berguna untuk memecahkan masalah yang luas dan
samar menjadi sub masalah yang lebih sempit dan lebih tepat. Riset eksploratori ialah
riset awal yang dilakukan untuk mengklarifikasi dan mendefinisikan suatu masalah.
Kegunaannya adalah untuk membantu memformulasikan masalah secara lebih tepat.
Riset ini bersifat fleksibel dan tidak bertujuan untuk mencari kesimpulan akhir. Riset
eksploratori dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya:
1. Pencarian literature (literature search) Pencarian angka-angka statistic, artikel-
artikel jurnal perdagangan, artikel-artikel lain, majalah-majalah, koran-koran,
dan buku-buku untuk data atau masukanmasukan bagi masalah yang ada.
2. Survey pengamatan (experience survey) Wawancara dengan orang yang
memiliki pengetahuan tentang subjek umum yang sedang diselidiki.
3. Kelompok focus Wawancara pribadi yang dilakukan secara bersamaan diantara
sejumlah kecil orang. Wawancara ini lebih mengandalkan pada diskusi
kelompok daripada pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan untuk menghasilkan
data.
4. Analisis atas kasus-kasus tertentu Studi yang intensif atas contoh-contoh
mengenai fenomena yang sedang diselidiki.
3. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama
data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada
peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara
detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat
pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
A. SKALA PENGUKURAN
Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek
sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut. Terdapat empat jenis
skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan skala ratio.
a) Skala nominal Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan
untuk objek atau kelas objek untuk tujuan identifikasi. Nomor jaminan social
seseorang, nomor punggung pemain sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu
skala nominal. Demikian juga, jika dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan
kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk mengetahui jenis kelamin seseorang
adalah melihat apakah orang ini berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak
mewakili hal lain kecuali jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat
angka yang lebih tinggi, tidak berarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih
banyak” dari pria. Kita boleh saja membalik prosedur pemberian kode sehingga
wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
b) Skala ordinal Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan
terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2 lebih besar dari 1,
bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut, dan
semakin besar angkanya semakin besar propertinya. Contoh, angka 1 untuk
mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga,
dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita juga bisa memakai angka 10 untuk
mewakili mahasiswa tahun pertama, 20 untuk tahun kedua, 25 untuk tahun
ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara kedua ini tetap mengindikasikan
level kelas masing-masing mahasiswa dan relative standing dari dua orang, yaitu
siapa yang terlebih dahulu kuliah.
c) Skala interval Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka-angka yang
dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara
angka-angka. Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan 3, selisih
antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2. Contoh adalah
skala temperature, misalnya temperature yang rendah pada suatu hari adalah 40o
F dan temperature yang tinggi adalah 80o F. Disini kita tidak dapat mengatakan
bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih panas dibandingkan temperature
yang rendah karena jika skala Fahrenheit menjadi skala Celsius, dimana C = (5F
– 160) / 9, sehingga temperature yang rendah adalah 4,4o C dan temperature
yang tinggi adalah 26,6o C.
d) Skala ratio Merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah
atau nol absolute, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude
angka-angka absolute. Tinggi dan berat adalah dua contoh nyata disini.
Seseorang yang memiliki berat 100 kg boleh dikatakan dua kali lebih berat
dibandingkan seseorang yang memiliki berat 50 kg, dan seseorang yang
memiliki berat 150 kg tiga kali lebih berat dibandingkan seseorang yang
beratnya 50 kg. Dalam skala ratio nol memiliki makna empiris absolute yaitu
tidak satu pun dari property yang diukur benar-bnar eksis.
B. TEKNIK PENSKALAAN
Terdapat beberapa cara untuk mengukur sikap, diantaranya adalah self-report.
Self report merupakan metode penilaian sikap dimana responden ditanya secara lansung
tentang keyakinan atau perasaan mereka terhadap suatu objek atau kelas objek.
a) Skala Likert summated ratings Merupakan teknik self report bagi pengukuran sikap
dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau
ketidaksetujuan mereka terhadap masingmasing pernyataan. Skala likert adalah
salah satu teknik pengukuran sikap yang paling sering digunakan dalam riset
pemasaran. Dalam pembuatan skala likert, periset membuat beberapa pernyataan
yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta
untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap
masing-masing pernyataan. Contoh:
Sangat
Sangat Tidak
NO. Keterangan Setuju Netral Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1. Bank memberikan pelayanan yang
berkualitas
2. Bank memiliki lokasi yang tidak
menyusahkan
3. Jam operasi bank tidak menyusahkan
b) Skala semantic differential Merupakan salah satu teknik self report untuk
pengukuran sikap dimana subjek diminta memilih satu kata sifat atau frase dari
sekelompok pasangan kata sifat atau pasangan frase yang disediakan yang paling
mampu menggambarkan perasaan mereka terhadap suatu objek. Misalnya kita
kembali menggunakan persoalan pengukuran sikap terhadap bank. Periset perlu
membuat daftar pasangan kata sifat atau pasangan frase berkutub-dua. Skala yang
telah dibuat kemudian disebarkan pada suatu sampel responden. Setiap responden
diminta membaca seluruh frase berkutupdua dan menandai sel yang paling mampu
menggambarkan perasaannya. Responden biasanya diberi tahu bahwa sel-sel ujung
adalah sel-sel objek paling deskriptif, sel tengah adalah sel netral, dan sel-sel antara
sebagai sel agak deskriptif serta sel cukup deskriptif. Jadi sebagai contoh, jika
seorang responden merasa bahwa pelayanan bank A berkualitas sedang, maka dia
akan menandai sel keenam dari kiri.
Contoh:
Pelayanan tidak berkualitas :----:----:----:----:----:----:-----Pelayanan berkualitas
Lokasi tidak menyusahkan :----:----:----:----:----:----:-----Lokasi menyusahkan Jam
kerja menyusahkan :----:----:----:----:----:----:-----Jam kerja tidak menyusahkan
Suku bunga kredit tinggi :----:----:----:----:----:----:-----Suku bunga kredit rendah
BAB VII
PERANCANGAN KUESIONER
B. MERANCANG KUESIONER
1. Tetapkan Informasi Yang Ingin Diketahui.
Setiap informasi yang diperoleh harus dapat menjawab masalah
penelitian sehingga dengan demikian, kuesioner yang diajukan kepada
responden akan lebih fokus. Kuesioner harus dibuat untuk memenuhi target
responden sesuai dengan pengalaman sebelumnya dan tingkat kesulitan
dilapangan. Bahasa yang digunakan dalam kuesioner harus bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti responden (Malhotra, 2012).
9. Lakukan Uji Awal Atas Kuesioner Dan Lakukan Perubahan Jika Perlu.
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, sebaiknya dalam
penelitian ini didahului dengan uji coba kuesioner (pre-testing questionnaire).
Uji coba dilakukan pada sekelompok responden tertentu. Kelompok responden
yang diuji coba harus sama dengan responden yang akan diteliti baik dengan
latar belakang usia, jenis kelamin, frekuensi pembelian (Malhotra, 2012).
BAB VIII
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER : SURVEI DALAM
PEMASARAN
WAWANCARA
Merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara
langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual. Dalam wawancara ditanyai oleh
pewawancara untuk mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap atau keyakinan.
Bentuk wawancara yang terkini memungkinakan pewawancara dan orang yang
diwawancarai tidak bertemu secara fisik. Pemanfaatan teknologi dibidang audio-video
dan internet mampu membuat pewawancara dan partisipan saling berinteraksi di depan
monitor komputer. Hal ini tentunya akan mmberikan efisiensi karena mungkin
perolehan informasi yang lebih cepat dengan jaungkauan yang lebih luas.
BAB IX
PENGUJIAN AWAL KUESIONER
B. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam
hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.
Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi.
Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas
diantaranya adalah rumus Spearman Brown
Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai r
hasil dengan r tabel.
Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Cronbach’s
Alpha”.
Ketentuannya : bila r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.
Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika
instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka
dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable.
Sugiyono (2007: 137)
BAB X
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER: OBSERVASI DALAM
PEMASARAN
Observasi adalah suatu fakta dalam kehidupan sehari-hari. Kita secara tepat
mengamati orang lain dan berbagai peristiwa sebagai suatu alat untuk memperoleh
informasi tentang dunia disekitar kita.
Observasi Terstruktur Versus Observasi Tidak Terstruktur
Observasi terstruktur
Masalah telah ditetapkan setepat mungkin sehingga perilaku yang akan
diamati dapat ditentukan sebelumnya, demikian juga halnya dengan kategori
yang akan digunakan untuk mencatat dan menganalisis situasi.
Observasi tersamar:
Subjek tidak menyadari bahwa mereka sedang diamati. Observasi
tersamar misalnya beberapa perusahaan membayar pengamat yang menyamar
sebagai orang yang berbelanja untuk mengevaluasi pelayanan penjualan dan
perilaku serta keramahan para pegawai.
Latar alami
Subjek diobservasi dalam lingkungan dimana perilaku biasanya terjadi.
Latar buatan
Subjek diobservasi dalam lingkungan yang telah dirancang sebelumnya
untuk mencatat perilaku mereka. Dalam studi pencarian dan pertimbangan
sebelumnya, para periset mungkin memilih membiarkan latar benar-benar alami
dan hanya mempelajari sejumlah aktivitas yang biasanya terjadi dalam
pembelian deterjen. Bila latar buatan yang diinginkan, para periset dapat
membawa sekelompok orang dalam lingkungan yang terkontrol seperti beberapa
produk yang dipajang dalam labotarium dan meminta mereka untuk ikut dalam
beberapa simulasi perilaku belanja, kemudian para periset mempelajari tingkat
pencarian dan pertimbangan yang dilalui masing-masing peserta hingga ia
memutuskan produk yang akan dibelinya.
A. PENGERTIAN SAMPEL
Secara sederhana, pengambilan sampel adalah pengambilan sebagai elemen dari
populasi untuk diamati atau diteliti. Tetapi jika pengamatan atau penelititan dilakukan
terhadap seluruh elemen atau anggota populasi maka kegiatan tersebut mempunyai
istilah khusus, yaitu sensus. Keuntungan ekonomis pengambilan sebagian elemen
tersebut dibandingkan sensus adalah sangat besar, dan hal ini merupakan salah satu
faktor penting yang menjadi pertimbangan mengapa kita melakukan pengmabilan
contoh tersebut. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar dengan
melakukan sensus terhadap seluruh karyawan di Jakarta jika dengan mengamati
sebagian kecil tenaga kerja saja kita bisa memperoleh informasi yang bisa digunakan
untuk menyimpulkan suatu karakteristik tenaga kerja keseluruhan. Misalkan untuk
mengetahui motivasi kerja di suatu perusahaan yang mempunyai tenaga kerja sebanyak
1000 orang, kita bisa melakukan survai hanya kepada 100 orang diantaranya. Atau
jejak pendapat di kalangan profesional dapat dilakukan kepada sebagaian saja
diantaranya.
Deming (1960) di dalam Emory dan Cooper (1992) menyatakan bahwa kualitas
penelitian sering lebih baik dibandingkan dengan melakukan sensus. Dengan
pengambilan sampel kita bisa melakukan investigasi yang lebih lengkap, pengawasan
dan pengolahan data yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa
90 persen galat (error) penelitian disebabkan oleh kesalahan non sampling dan hanya 10
persen yang disebakan kesalahan sampling.
B. TARGET POPULASI
Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi kriteria-kriteria
tertentu. Obyek psikologis bisa merupakan obyek yang bisa diraba atau konkret
(tangible) maupun obyek abstrak (intangible). Misalnya, barang-barang manufakturing
dan fisik orang merupakan contoh obyek yang bersifat konkret, sedangkan motivasi
kerja, kesadaran hukum, atau kredibilitas seorang pemimpin merupakan contoh-contoh
obyek yang bersifat abstrak. Dalam ilmu sosial, misalnya bisnis atau manajemen,
obyek psikologis yang sering diteliti relatif lebih banyak bersifat abstrak.
Banyak obyek psikologis dalam populasi disebut ukuran populasi (population
sample) yang biasanya dilambangkan dengan N. Ukuran populasi ini besarnya bisa
terhitung (countable) maupun tidak terhitung (uncountable). Apabila ukuran populasi
berapapun besarnya tapi masih bisa dihitung maka populasi tersebut dinamakan
populasi terhingga (finite population) sedangkan jika tidak bisa dihitung disebut
populasi tak hingga (infinite population). Contohnya, himpunan bilangan merupakan
populasi tak hingga sedangkan orang merupakan populasi hingga. Dalam penelitian
ilmu sosial, populasi yang dihadapi adalah populasi hingga, misalnya perusahaan-
perusahaan dalam suatu wilayah tertentu, para konsumen, karyawan, barang dan jasa
yang ditawarkan, dan lain-lain.
Seorang peneliti pada langkah pertama strateginya harus menentukan secara
tegas dan jelas populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Identifikasi populasi ini
menyangkut penjelasan atau batasan kriteria yang digunakan salam populasi tersebut.
Populasi sasaran adalah populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan
penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan maka
menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya terbatas pada populasi sasaran yang
telah ditentukan. Beberapa contoh populasi sasaran yang dengan tegas didefinisikan
dalam sebuah penelitan adalah sebagai berikut:
1. Populasi karyawan yang akan diteliliti dengan kriteria (1) karyawan tetap yang
telah bekerja selama minimal satu tahun, (20) berusia antara 17 sampai 55 tahun,
dan (3) bekerja di perusahaan berbadan hukum yang lokasi prabriknya di
wilayah Jabotabek.
2. Populasi keluarga dengan kriteria (1) termasuk kelompok prasejahtera, yang
harus didefinisikan secara tegas, misal berdasarkan definisi dari departemen
sosial atau BKKBN dan (2) mempunyai tempat tinggal atau identitas di wilayah
DKI Jakarta.
3. Populasi konsumen dengan kriteria (1) Wanita berumur 17 sampai 25 tahun, (3)
belum berkeluarga, (3) mempunyai pendidikan formal minimal SMU, dan (4)
tempat tinggal di wilayah propinsi Jawa Barat.
C. KERANGKA SAMPLING
Sampling adalah proses memilih obyek psikologis dari sebuah populasi tertentu.
Segala sesuatu yang oleh peneliti dijadikan kesatuan (unit) yang nantinya akan menjadi
obyek pemilihan tersebut disebut satuan sampling (sampling unit). Satuan sampling
bentuknya bisa individu yang berdiri sendiri atau kumpulan individu. Misalnya, seorang
konsumen, karyawan, keluarga, perusahaan, desa atau kelurahan, kota besar, dan
sebagainya.
Kerangka sampling adalah suatu daftar yang memuat semua seluruh anggota
populasi yang telah ditentukan secara tegas satuan-satuannya. Daftar tersebut meliputi
nomor urut (yang sangat diperlukan untuk proses pemilihan anggota sampel), nama atau
identitas setiap satuan sampling, atau atribut lainyya. Kerangka sampling bisa
berbentuk daftar perusahaan yang tercatat di Departemen Perindustria, daftar mahasiswa
yang tercatat di sebuah perguruan tinggi, daftar karyawan tetap di sebuah perusahaan,
dan sebagainya. Contoh bentuk kerangka sampling dengan satuan samplingnya adalah
mahasiswa sebuah perguruan tinggi disajikan pada data editor SPSS adalah sebagai
berikut:
Penjelasan :
Kita akan membuat kerangka sampling yang memuat seluruh peserta
kursus riset bisnis dengan menggunakan Data Editor pada SPSS. Kerangka
sampling ini akan digunakan selanjutnya pada proses pemilihan beberapa satuan
pengamatan dengan teknik sampling tertentu dan memanfaatkan fasilitas
program SPSS
D. NON-PROBABILITY SAMPLING
Haphazard
Teknik haphazard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan
pengamatannya diperoleh secara sembarangan atau seketemunya. Contohnya
penelitian di bidang sejarah dan arkeologi.
Voluntary
Teknik ini dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar
sukarela. Contohnya banyak digunakan di bidang kedokteran.
Purposive
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan sampling
atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti.
Contohnya, penelitan untuk mengetahui indeks biaya hidup yang dilakukan oleh
para pakar ekonomi.
Snowball
Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil
berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih.
Contohnya adalah penelitian mengenai penyebaran penyakit AIDS, yaitu dengan
menelusuri orang-orang yang diduga mengidap penyekit ini berdasarkan
informasi dari si penderiat pertama yang ditemukan. Informasi tersebut bisa
berupa siapa-siapa saja yang pernah berhubungan dengan si yang sangat
diperlukan untuk melacak penyebaran virus HIV.
Kuota
Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian pasar
dan penelitian pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat.
Teknik dilakukan dengan melakukan penjatahan terhadap kelompok satuan
pengamatan secara berjenjang. Misalnya peneliti menetapkan Kuota 1 yaitu 100
orang eksekutif muda di Jakarta sebagai jumlah sampelnya. Kuota 1 tersebut
selanjutnya dikelompokkan lagi dengan Kuota 2, misalnya 50 eksekutif pria dan
50 eksekutif wanita. Demikian seterusnya pengelompokkan dilakukan sesuai
dengan tujuan penelitiannya.
BAB XII
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang perlu
dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa referensi tentang
metode penelitian ilmiah, ada sejumlah langkah-langkah yang perlu pengolahan data,
yaitu:
1. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan
perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan
(record book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman
wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika di sana sini masih
terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan. Kerja memperbaiki
kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam mengedit data, yaitu:
1) Apakah data sudah lengkap dan sempurna?
2) Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca?
3) Apakah semua catatan dapat dipahami?
4) Apakah semua data sudah cukup konsisten?
5) Apakah data cukup uniform?
6) Apakah ada responsi yang tidak sesuai?
2. Kodefikasi Data
Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau
panjang, ataupun hanya “ya” atau “tidak”. Untuk memudahkan pengolahan,
maka jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban
sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer.
Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban.
Kode dan Jenis Pertanyaan/Pernyataan
Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaan,
jawaban, atau pernyataan. Dalam hal ini dapat dibedakan:
a) Jawaban yang berupa angka
Jawaban responden bisa dalam bentuk angka. Pertanyaan tentang
pendapat perbulan, jawabannya sudah terang dalam bentuk angka.
Misalnya, data berupa jumlah rupiah (Rp. 150,0)
b) Jawaban dari pertanyaan tertutup
Jawaban pertanyaan tertutup adalah jawaban yang sudah
disediakan lebih dahulu, dan responden hanya tinggal mencek saja
jawaban-jawaban tersebut sesuai instruksi. Responden tidak
mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban di luar yang telah
diberikan.
c) Jawaban dari pertanyaan semiterbuka
Pada jawaban semiterbuka, selain dari jawaban yang ditentukan,
masih diperkenankan lagi jawaban lain yang dianggap cocok oleh
responden. Jawaban yang diberada di luar dari yang telah disediakan
perlu diberi angka tersendiri untuk kode.
d) Jawaban pertanyaan terbuka
Pada pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya bebas,
sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penjawab, tanpa ada suatu
batasan tertentu. Untuk membuat kode terhadap jawaban pertanyaan
terbuka, jawaban- jawaban tersebut harus dikategorikan lebih
dahulu, atau dikelompokkan lebih dahulu sehingga tiap kelompok-
kelompok berisi jawaban yang lebih kurang sejenis.
e) Jawaban pertanyaan kombinasi
Jawaban pertanyaan kombinasi hampir serupa dengan jawaban
pertanyaan tertutup. Selain dari jawabannya terpisah secara jelas,
responden masih dapat dijawab kombinasi dari beberapa jawaban.
Tempat Kode
Kode dapat dibuat pada IBM coding sheet, pada kartu tabulasi ataupun pada
daftar pertanyaan itu sendiri. Jika data ingin diolah dengan komputer, maka kode
harus dibuat pada coding sheet.
1) Cooding Sheet
Data untuk diolah dengan komputer kodenya harus dibuat pada
coding sheet yang telah tersedia. Yang sering digunakan adaah IBM
coding sheet. Coding sheet ini adalah lembaran kertas yang mempunyai
80 kolom dan 25 baris. Jika data yang dikode melebihi 80 kolom, maka
cara pengisian kolom adalah:
a. Menyambung data responden tersebut ke baris kedua, atau
b. Menyambung kode pada baris yang sama ke lembaran kedua dari
coding sheet.
Dengan cara pertama, data dari tiap responden dapat dilihat
dengan jelas pada satu lembar coding sheet saja. Untuk memudahkan,
maka kode data untuk tiap variabel sebaiknya dijarangkan satu kolom. Di
lain pihak, cara kedua tidak memperlihatkan data tiap responden pada
satu lembaran kartu kode, tetapi cara ini lebih memudahkan dalam
punching nantinya. Sebelum kode dimasukkan dalam coding sheet, maka
lebih dahulu ditentukan kolom-kolom berapa yang digunakan oleh
variabel, dan bagaimana formatnya. Hal ini diatur dalam buku kode.
Buku kode digunakan sebagai panduan dalam mengisi kode ke dalam
coding sheet. Buku kode harus dibuat lebih dahulu dan berisi:
- nomor halaman daftar pertanyaan atau record book
- nomor pertanyaan-pertanyaan ataupun data
- nomor variabel
- nama variabel atau singkatan variabel
- nomor kolom coding sheet yang digunakan, dan
- format
2) Kartu Tabulasi
Jika data ingin dioleh dengan cara manual, maka kode dapat
dituliskan dalam kartu tabulasi. Kode yang dimasukkan ke dalam kartu
tabulasi sebelumnya, juga telah disusun dalam buku kode. Buku kode
untuk kartu tabulasi sama saja dengan buku kode untuk coding sheet.
3) Membuat Tabulasi
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data.
Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-tabel,
dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam
berbagai kategori. Tabel terdiri dari kolom dan baris (jajar). Tabel yang
sederhana mempunyai 4 bagian penting, yaitu:
a. Nomor dan judul tabel;
Nomor atau judul tabel terletak di bagian paling atas dari
tabel. Judul harus jelas, lengkap, sesuai dengan isi tabel dan tidak
terlalu panjang. Isi tabel harus menyatakan; apa, dimana, dan
bagaimana dari hal-hal yang dinyatakan dalam tabel.
b. Stub;
Stub adalah bagian paling kiri dari tabel, termasuk kepala
kolom, tetapi tidak termasuk jajar (baris) total. Dalam stub,
terdapat keterangan-keterangan yang menjelaskan secara
terperinci tentang hal-hal dan gambaran yang terdapat pada tiap
kolom badan tabel (body).
c. box head;
d. body (badan).
Body (badan tabel) terdiri atas kolom-kolom yang berisi
angka-angka.
Dalam pengolahan data, ada tiga jenis tabel yang sering digunakan,
yaitu:
a. tabel induk (master tabel);
Tabel induk adalah tabel yang berisi semua data yang
tersedia secara terperinci. Tabel ini biasa dibuat untuk melihat
kategori data secara keseluruhan.
b. tabel teks (text tabel);
Tabel teks adalah tabel yang telah diringkaskan untuk
suatu keperluan tertentu. Tabel ini biasanya diletakkan dalam teks
keterangan yang dibuat.
c. tabel frekuensi.
Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali
sesuatu hal terjadi.