Anda di halaman 1dari 168

PENGARUH KUALITAS PRODUK, POTONGAN HARGA,

DAN MOTIVASI BELANJA HEDONIS, TERHADAP


PEMBELIAN IMPULSIF, PADA KONSUMEN TOKO
PAKAIAN BILLABONG SANUR,
DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

OLEH:

NAMA : I DEWA MADE ADHINATA


NPM : 1632121351
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021

i
PENGARUH KUALITAS PRODUK, POTONGAN HARGA,
DAN MOTIVASI BELANJA HEDONIS, TERHADAP
PEMBELIAN IMPULSIF, PADA KONSUMEN TOKO
PAKAIAN BILLABONG SANUR,
DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

NAMA : I DEWA MADE ADHINATA


NPM : 1632121351
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021

i
ii

PENGESAHAAN
Skripsi

PENGARUH KUALITAS PRODUK, POTONGAN HARGA,


DAN MOTIVASI BELANJA HEDONIS, TERHADAP
PEMBELIAN IMPULSIF, PADA KONSUMEN TOKO
PAKAIAN BILLABONG SANUR,
DI KOTA DENPASAR
Di susun oleh :

Nama : I Dewa Made Adhinata


NIM/NPM : 1632121351
Jurusan : Manajemen

Telah Diuji Pada Hari, Tanggal : Jumat 6 Agustus 2021


Dan Telah Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima.
Susunan Dewan Penguji :

1. Ketua Penguji : Dewi Soraya, S.E.,MM.


2. Sekretaris : Ida Ayu Agung Idawati, S.E.,MBA.
3. Anggota : I Made Yogiarta, S.E.,M.M.
4. Anggota : Dr. I.B. Agung Dharmanegara, S.E.,M.Si.
5. Anggota : Dra. Ni Putu Sri Mariyanti, M.M.

Mengetahui
Universitas Warmadewa
Fakultas Ekonomi Dan Binis
Dekan,

Dr.I Made Sara, S.E., MP.


NIK. 230340024
iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I Dewa Made Adhinata

NPM : 1632121351

Jurusan : Manajemen

Alamat : Jl. Sedap Malam, Gg. Tunjung Biru IV A1 No 7.

Menyatakan bahwa memang benar telah melakukan penelitian pada

Billabong Sanur Di Kota Denpasar dengan judul penelitian (skripsi) “Pengaruh

Kualitas Produk, Potongan Harga, Dan Motivasi Belanja Hedonis Terhadap

Pembelian Impulsif Pada Konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur Di Kota

Denpasar”, skripsi yang saya buat merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan

jiplakan ataupun plagiat.

Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan

apabila dikemudian hari terjadi hal–hal yang tidak diinginkan, saya siap

dikenakan sanksi, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Denpasar, Juni 2021


Yang membuat pernyataan

I Dewa Made Adhinata


iv
v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas produk,


potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif
(impulse buying) pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur Di Kota
Denpasar. Maka, peneliti tertarik meneliti mengenai “Pengaruh Kualitas Produk,
Potongan Harga, Dan Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif
Pada Konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur Di Kota Denpasar”. Rumusan
masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah pengaruh kualitas produk,
potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif pada
konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar? (2) Bagaimanakah
pengaruh kualitas produk terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko
Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar? (3) Bagaimanakah pengaruh
potongan harga terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian
Billabong Sanur di Kota Denpasar? (4) Bagaimanakah pengaruh motivasi belanja
hedonis terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong
Sanur di Kota Denpasar?. Data penelitian dikumpulkan dengan penyebaran
kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 99 orang responden. Metode penelitian
menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Alat analisis menggunakan
analisis regresi linear berganda terdiri dari Uji F dan Uji t. Hasil dari analisis
regresi linear berganda menunjukkan bahwa kualitas produk (X1), potongan harga
(X2), dan motivasi belanja hedonis (X3) diasumsikan sama dengan 0 (nol), maka
pembelian impulsif (Y) akan mengalami peningkatan. Uji signifikansi korelasi
berganda menggunakan Uji F, secara simultan kualitas produk, potongan harga,
dan motivasi belajna hedonis berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur Di Kota Denpasar dan
diperoleh bukan secara kebetulan. Uji signifikansi menggunakan Uji t, secara
parsial kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belajna hedonis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif pada Toko
Pakaian Billabong Sanur Di Kota Denpasar.

Kata kunci : kualitas produk, potongan harga, motivasi belanja hedonis, dan
pembelian impulsif
vi

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of product quality, price discounts,
and hedonic shopping motivation on impulse buying on consumers at the
Billabong Sanur Clothing Store in Denpasar City. So, researchers are interested
in researching "The Influence of Product Quality, Price Discounts, and Hedonic
Shopping Motivation on Impulsive Purchases in Consumers at Billabong Sanur
Clothing Stores in Denpasar City". The formulation of the problem in this study
are (1) How is the effect of product quality, price discounts, and hedonic shopping
motivation on impulse purchases to consumers of the Billabong Sanur Clothing
Store in Denpasar City? (2) How is the effect of product quality on impulse
purchases to consumers of the Billabong Clothing Store? Sanur in Denpasar
City? (3) How is the effect of price discounts on impulsive purchases on
consumers of Billabong Sanur Clothing Stores in Denpasar City? (4) How is the
influence of hedonic shopping motivation on impulsive purchases on consumers of
Billabong Sanur Clothing Stores in Denpasar City?. Research data were collected
by distributing questionnaires. The number of samples is 99 respondents. The
research method uses quantitative and qualitative analysis. The analysis tool
using multiple linear regression analysis consists of the F test and t test. The
results of multiple linear regression analysis show that product quality (X1), price
discounts (X2), and hedonic shopping motivation (X3) are assumed to be equal to
0 (zero), then impulsive purchases (Y) will increase. Multiple correlation
significance test using the F test, simulant product quality, price discounts, and
hedonic learning motivation have a positive and significant effect on impulsive
purchases at the Billabong Sanur Clothing Store in Denpasar City and were
obtained not by chance. The significance test using the t test, partially product
quality, price discounts, and hedonic learning motivation have a positive and
significant effect on impulsive purchases at the Billabong Sanur Clothing Store in
Denpasar City.

Keywords: product quality, price discounts, hedonic shopping motivation, and


impulse buying
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Potongan Harga, Dan

Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Pada Konsumen Toko

Pakaian Billabong Sanur Di Kota Denpasar”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas

Warmadewa Denpasar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E.Sp.ParK selaku Rektor

Universitas Warmadewa Denpasar.

2. Bapak Dr. I Made Sara, S.E., M.P selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Warmadewa Denpasar.

3. Bapak Dr. Ida Bagus Agung Dharmanegara, S.E, M.Si selaku Ketua

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa

Denpasar.

4. Bapak I Made Yogiarta S.E.,M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa Denpasar.


viii

5. Bapak Dr. Ida Bagus Agung Dharmanegara, S.E, M.Si selaku Pembimbing

Akademik yang memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal proses

perkuliahan sehingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dewi Soraya , S.E, M.M selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

sabar memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan serta masukan

sampai selesainya penulisan skripsi ini.

7. Ibu Ida Ayu Agung Idawati, SE, MBA selaku Dosem Pembimbing II yang

dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan serta

masukan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Warmadewa Denpasar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

selama perkuliahan.

9. Pimpinan toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar beserta seluruh

staf karyawan yang telah membantu memberikan data-data yang akurat

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

10. Orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan dorongan moril,

material, dan spiritual yang menjadi alasan utama penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

11. Rekan-rekan mahasiswa dan sahabat-sahabat lainya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya, bantuan dan

perhatiannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini karena keterbatasan dari penulis, untuk itu segala bentuk dan isi tulisan ini
ix

menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya. Namun penulis berharapn agar

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang

berkepentingan.

Denpasar, 6 Juni 2021


x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ..xiiiii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 13
BAB II ......................................................................................................................... 15
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 15
A. Landasan Teori ................................................................................................ 15
B. Publikasi Penelitian Sebelumnya .................................................................... 33
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 41
D. Kerangka Konsep ............................................................................................ 43
E. Hipotesis ........................................................................................................... 45
BAB III ........................................................................................................................ 48
METODE PENELITIAN............................................................................................ 48
A. Tempat dan Objek Penelitian ......................................................................... 48
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel ........................................................ 48
C. Identifikasi Variabel ........................................................................................ 49
D. Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 50
E. Jenis Data......................................................................................................... 53
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 55
G. Teknik Analisis Data.................................................................................... 56
xi

BAB IV ........................................................................................................................ 66
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN....................................................... 66
A. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................................... 66
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan ................................................... 67
C. Sumber Daya Manusia .................................................................................... 70
D. Bauran Pemasaran .......................................................................................... 71
BAB V.......................................................................................................................... 74
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 74
A. Deskripsi Data ................................................................................................. 74
B. Analisis Data .................................................................................................... 87
C. Pembahasan ................................................................................................... 106
BAB VI ...................................................................................................................... 110
PENUTUP ................................................................................................................. 110
A. Simpulan ........................................................................................................ 110
B. Saran-Saran ................................................................................................... 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 113
xii

DAFTAR GAMBAR

Kerangka Pemikiran........................................................................................... 42
Kerangka Konsep Penelitian .............................................................................. 43
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (F-test)................................................... 63
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (t-test).................................................... 65
Struktur Organisasi ............................................................................................ 67
Saluran Pemasaran Langsung ............................................................................. 73
Uji Normalitas (Normal Probability Plot) ........................................................... 88
Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) ....................................................... 89
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho ............................................................... 98
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Variabel Kualitas Produk (X1) .... 101
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Variabel Potongan Harga (X2) .... 103
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Variabel Motivasi Belanja Hedonis
(X3) ................................................................................................................. 105
xiii

DAFTAR TABEL

Wawancara mengenai Pembelian Impulsif ........................................................... 3


Rincian Harga Produk pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar...... 5
Volume Penjualan Dan Pendapatan pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota
Denpasar .............................................................................................................. 6
Jumlah Kunjungan Konsumen pada Toko Pakian Billabong Sanur di Kota
Denpasar .............................................................................................................. 7
Volume Penjualan Dan Pendapatan pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota
Denpasar ............................................................................................................ 54
Jumlah Karyawan pada toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ........... 55
Jumlah Karyawan pada toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ........... 70
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 75
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................................ 75
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................... 76
Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian Kualitas Produk (X1) pada
Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ............................................... 78
Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian Potongan Harga (X2) pada
Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ............................................... 80
Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian Motivasi Belanja Hedonis
(X3) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ............................... 81
Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian Pembelian Impulsif (Y)
pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ....................................... 83
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Tentang Kualitas Produk
(X1), Potongan Harga (X2), Motivasi Belanja Hedonis (X3), dan Pembelian
Impulsif (Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar................... 85
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Kualitas Produk (X1),
Potongan Harga (X2), Motivasi Belanja Hedonis (X3), dan Pembelian Impulsif
(Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar ................................ 87
Hasil Uji Normalitas .......................................................................................... 88
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................. 90
Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 92
xiv

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................................................. 94


Hasil Uji Signifikansi (Uji F) ............................................................................. 96
Hasil Uji t (t-test) ............................................................................................... 99
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

banyak pengusaha yang membuka bisnis ritel. Persaingan yang terjadi di

dalam pasar ritel berkembang sangat cepat seiring dengan dinamika

perkembangan masyarakat dan teknologi yang semakin maju. Perusahaan

dimanapun akan dihadapkan pada ancaman produk-produk komoditas di

mana perusahaan lain akan dengan mudah memasuki pasar dengan

menyediakan produk atau jasa kepada konsumen secara lebih baik, lebih

cepat, dan lebih murah. Hal ini dikarenakan peluang masuknya produk-

produk global ke dalam pasar domestik semakin besar. Sehingga

mengakibatkan semakin sulit untuk mendapatkan konsumen yang setia.

Peluang tersebut dimanfaatkan oleh peritel asing untuk masuk ke pasar

domestik sehingga mengakibatkan terjadinya globalisasi. Perusahaan

harus bisa memasarkan produk atau jasa yang diproduksi kepada

konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

Industri ritel di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang

cukup pesat. Angka pertumbuhan industri ritel Indonesia dipengaruhi oleh

kekuatan daya beli masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga

adanya kebutuhan masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi.

Kehadiran industri ritel modern pada dasarnya memanfaatkan pola belanja

masyarakat terutama kelas menengah ke atas yang tidak mau berdesak-

1
2

desakan di dalam pasar tradisional yang biasanya becek atau tidak tertata

rapi. Walaupun kehadiran ritel modern ini disoroti dapat mematikan pasar

tradisional karena mempunyai keunggulan pada banyak faktor,

perkembangannya sendiri dapat dikatakan tidak terbendung. Sejalan

dengan hal tersebut, pertumbuhan industri pariwisata di Bali juga

membawa pengaruh positif terhadap bisnis ritel. Hal tersebut dapat dilihat

dari penambahan outlet atau toko baru di kawasan pariwisata yang

semakin menjamur. Selain itu, perkembangan ritel juga tercermin dari

meningkatnya jumlah pusat perbelanjaan di Bali. Di tahun 2019 terdapat

penambahan satu pusat perbelanjaan baru yakni Trans Studio Mall di Jalan

Imam Bonjol, Kota Denpasar, dan juga Seminyak Village yang terletak di

Jalan Kayu Jati, Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung. Seiring dengan

perkembangan usaha ritel di Bali yang cukup pesat, terutama ritel pakaian

membuat selera masyarakat dalam berbelanja semakin meningkat.

Toko Pakaian Billabong Sanur merupakan salah satu yang bergerak

dalam bisnis ritel. Toko Pakaian Billabong Sanur terletak di Jl. Danau

Tamblingan, Sanur, Denpasar selatan. Toko yang berdiri sejak tahun 2016

ini menawarkan berbagai jenis produk pakaian mulai dari pakaian renang,

atasan, bawahan, bahkan hingga aksesoris. Toko pakaian Billabong Sanur

sendiri menjadi salah satu perusahaan ritel yang cukup terkenal di Bali.
3

Toko ini mampu bersaing dengan toko sejenis lainnya. Dalam dunia bisnis

(ritel khususnya), banyaknya bisnis serupa membuat pelanggan memiliki

banyak opsi dan pilihan untuk memilih produk pakaian yang akan mereka

kenakan. Untuk itu penulis telah melakukan sesi wawancara terhadap

pelanggan yang telah berkunjung dan bertansaksi di Toko Billabong

Sanur. Hal apa saja yang menjadi pertimbangan pelanggan untuk membeli

produk yang ada di Toko Pakaian Bilabong Sanur,

Tabel 1
Wawancara mengenai Pembelian Impulsif Pada Konsumen Toko Pakaian
Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Tidak
No. Pernyataan Setuju Total
Setuju

Konsumen membeli produk yang


tidak direncanakan sebelumnya
1. 8 2 10
ketika berbelanja di Toko Billabog
Sanur.
Konsumen sulit mengendalikan
diri ketika melihat penawaran
2. 8 2 10
produk yang menarik di Toko
Billabong Sanur.
Konsumen membeli produk lebih
daripada yang seharusnya/diluar
kebutuhan, ketika melihat
3. penawaran menarik di Toko 6 4 10
Billabong Sanur.

Konsumen membeli produk di


Toko Billabong Sanur tanpa ragu-
4. ragu, jika saya menyukainya. 6 4 10

Jumlah 28 12 40
Presentase (%) 70% 30% 100%
Sumber : Data Diolah, 2020.
4

Pada tabel 1 menunjukan bahwa 70% jawaban dari para konsumen

selaku responden atas keempat pertanyaan tersebut adalah setuju, sehingga

dapat dikatakan bahwa responden cendrung memiliki perilaku pembelian

yang tidak direncanakan atau impulsif.

Terlebih lagi Toko Pakaian Billabong Sanur tak henti-hentinya

memberikan promosi yang mampu menarik minat pelanggan. Strategi

promosi menjadi salah satu trik untuk menarik banyak minat konsumen.

Karena kepercayaan konsumen akan menimbulkan rasa kesetiaan pada

produk itu sendiri. Promosi yang dilakukan oleh Toko Pakaian Billabong

Sanur ialah pemberian diskon, beli satu gratis satu, kupon belanja, serta

minimum pembelian dengan mendapatkan hadiah tertentu. Pada dasarnya

konsumen di Bali memiliki karakteristik bermacam-macam, termasuk di

dalamnya adalah karakter konsumen yang melakukan pembelian impulsif.

Faktor yang mempengaruhi pembelian secara impulsif yaitu kualitas

produk.
5

Tabel 2

Rincian Harga Produk pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota


Denpasar Pada Tahun 2019
Jenis Harga Setelah
Barang Harga Diskon Diskon
Barang
T-shirt 350.000,00 50% 175.000,00
Kemeja 799.000,00 50% 399.500,00
Atasan
Singlet 299.000,00 50% 149.500,00
Jacket 899.000,00 50% 449.500,00
Boxer 690.000,00 50% 345.000,00
Walkshort 749.900,00 50% 374.950,00
Bawahan
Short Pants 799.000,00 50% 399.500,00
Hot Pants 499.000,00 50% 249.500,00
Bikini Top 689.900,00 50% 344.950,00
Bikini Bottom 499.900,00 50% 249.950,00
Pakaian
Boardshort 799.000,00 50% 399.500,00
Renang
Swim Suit 599.000,00 50% 299.500,00
Diving Suit 999.000,00 50% 499.500,00
Topi 399.000,00 50% 199.500,00
Ikat Pinggang 499.000,00 50% 249.500,00
Sling Bag 299.000,00 50% 149.500,00
Back Pack 1.099.000,00 50% 549.500,00
Aksesoris Dompet 499.000,00 50% 249.500,00
Sandal 399.000,00 50% 199.500,00
Slip On 799.000,00 50% 399.500,00
Travel Bag 499.900,00 50% 249.950,00
Kaos Kaki 349.000,00 50% 174.500,00
Sumber : Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020

Pada tabel 2 dijelaskan bahwa berbagai jenis produk yang

ditawarkan oleh Toko Pakaian Billabong Sanur yang telah diberikan

potongan harga sebesar 50% dari harga aslinya dan potongan ini berlaku

untuk semua produk. Produk yang diberikan potongan harga adalah

produk yang biasanya akan segera habis (last stock) yang nantinya akan

digantikan oleh produk season berikutnya. Potongan harga dimaksudkan

untuk menarik lebih banyak minat konsumen dan diharapkan nantinya

konsumen akan kembali lagi untuk membeli produk yang ditawarkan di


6

toko pakaian Billabong, karena mengingat banyaknya kompetitor serupa

dengan jenis dan kualitas produk yang kurang lebih sama.

Diskon atau potongan harga yang diberikan meliputi pakaian untuk

pria maupun wanita, produk yang ditawarkan mulai dari atasan, meliputi

T-shirt, kemeja, jaket, dan lain sebagainya. Produk jenis bawahan,

meliputi celana pendek, boxer, hotpants, dan lain sebagainya. Produk

berupa perlengkapan pakaian renang, meliputi varian bikini, pakaian

renang, dan diving, yang terakhir adalah produk aksesoris, seperti topi, ikat

pinggang, sling bag, dan lain sebagainya.

Tabel 3
Volume Penjualan Dan Pendapatan pada Toko Pakaian Billabong Sanur
di Kota Denpasar Pada Tahun 2016-2019

Pendapatan
Tahun Penjualan (Unit) Persentase
(Rp)
2016 10.148 3.973.412.320 -
2017 9.050 3.280.087.200 (10,82)
2018 11.051 3.983.687.530 22,11
2019 10.252 4.024.329.520 (7,23)
Rata- 10.125 3.815.379.143 1,35
Rata
Sumber : Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020
Pada tabel 3 di atas dapat disimpulkan jumlah penjualan item

pakaian produk billabong tiap tahunnya rata-rata sebanyak 10.125 item,

dan jumlah pendapatan Toko Billabong Sanur selama empat tahun terakhir

sangat fluktuatif dengan persentase rata-rata sebesar 1,35. Rata-rata

presentase dari hasil penjualan dan pendapatan tidak begitu tinggi tiap

tahunnya mengingat kompetitor menetapkan harga yang tidak berbeda

jauh dengan produk Billabong sehingga pelanggan memliki beberapa


7

pertimbangan ketika akan membeli suatu produk, diantaranya bagaimana

kualitas produk yang ditawarkan serta potongan harga yang dapat

mempengaruhi pembelian impulsif. Pendapatan terendah terjadi pada

tahun 2016, dikarenakan Toko Billabong Sanur baru saja berdiri.

Tabel 4
Jumlah Kunjungan Konsumen pada Toko Pakian Billabong
Sanur di Kota Denpasar Pada Tahun 2016-2019
Jumlah Kunjungan Persentase Perubahan
Tahun
(Orang) (%)

2016 8.555 -
2017 8.653 1,15
2018 8.540 (1,31)
2019 8.436 (1,22)
Rata-Rata 8.546 1,30
Sumber : Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020

Pada tabel 4 dijelaskan jumlah kunjungan konsumen yang

melakukan transaksi pada Toko Billabong Sanur di Kota Denpasar

Denpasar rata-rata pertahun 8.546 orang, yang dimana jumlah kunjungan

terendah terjadi pada tahun 2019 yaitu sebanyak 8.436 orang. Hal ini

menandakan bahwa keputusan pembelian konsumen jatuh pada

kompetitor-kompetitor yang sejenis lainnya. Kualitas produk, potongan

harga, dan motivasi belanja hedonis mempengaruhi pembelian secara

impulsif . Terlebih lagi konsumen disuguhkan berbagai jenis produk

dengan kualitas yang baik, desain yang trendy, serta potongan harga yang

diberikan pada suatu produk, dapat mendorong konsumen cenderung

berperilaku hedonis. Perilaku berbelanja hedonis akan menimbulkan


8

Impluse buying (selanjutnya disebut pembelian impulsif). Pembelian

secara impulsif tidak berfikir untuk membeli produk atau merek tertentu.

Konsumen langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada

merek atau produk saat itu. Menurut Kotler dan Keller (2008:214)

menjelaskan bahwa pembelian secara impulsif merupakan keputusan

pembelian yang dibuat konsumen di tempat setelah melihat barang. Ketika

calon konsumen melihat lebih banyak produk pada sebuah toko, maka

mereka akan terdesak untuk melakukan pembelian secara impulsif (Chan

et al., 2017).

Pembelian secara impulsif bisa terjadi dimana saja dan kapan saja,

termasuk pada saat seorang penjual menawarkan suatu produk kepada

calon konsumen. Terkadang pembelian produk tersebut tidak terfikirkan

sebulmnya dalam benak konsumen. Pembelian secara impulsif terjadi

ketika konsumen melihat produk atau merek tertentu, kemudian konsumen

menjadi tertarik untuk mendapatkannya. Biasanya karena adanya

rangsangan yang menarik dari toko tersebut.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor

yang menjadi alasan mengapa konsumen terdorong untuk melakukan

pembelian tidak terencana atau pembelian secara impulsif diantara adalah

karena faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang ada pada

diri seseorang yaitu pada suasana hati dan kebiasaan mereka berbelanja

yaitu motivasi pembelian hedonis yang muncul dari suasana hati

konsumen yang sedang berbelanja dan pengalaman berbelaja dari

konsumen sendiri yang dapat menimbulkan pembelian secara impulsif.


9

Faktor eksternal yang mempengaruhi pembelian secara impulsif

pelanggan yaitu pada lingkungan toko dan promosi penjualan yang

ditawarkan oleh toko.

Menurut Andriyanto, dkk (2016:45) pembelian secara impulsif bisa

juga dideskripsikan sebagai pembelian yang berbeda, menyenangkan dan

lebih menggunakan emosi dibandingkan logika, dan dikarakterisktikkan

oleh pembuatan keputusan yang cenderung cepat dan bisa subjektif dan

berlaku saat itu juga. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen dalam melakukan pembelian khususnya perilaku pembelian

secara impulsif, salah satunya yaitu kualitas produk. Menurut Assauri

(2015:211) kualitas produk adalah pernyataan tingkat kemampuan dari

suatu merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang

diharapkan. Kotler dan Armstrong (2015:253) mendefinisikan kualitas

produk merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi keinginan

konsumen. Keinginan konsumen tersebut diantaranya daya tahan produk,

keandalan produk, kemudahan pemakaian, serta atribut bernilai lainnya

yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.

Kualitas produk memiliki pengaruh besar terhadap pembelian secara

impulsif, hal ini dikonfirmasi oleh temuan sejumlah penelitian diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Angela dan Paramita (2020) berjudul

“Pengaruh Lifestyle dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Impulse

Buying Konsumen Shopee Generasi Z.” Penelitian ini menyatakan bahwa

kualitas produk berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap

pembelian impulsif . Kemudian Agamsyah (2020) melakukan penelitian


10

yang berjudul “Pengaruh Visual Merchandising, Harga dan Kualitas

Produk Terhadap Impulse Buying Behavior pada Miniso Kota Malang.”

Penelitian ini menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif

signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif.

Selain kualitas produk, yang mempengaruhi pembelian secara

impulsif adalah potongan harga. Belanja dengan harga diskon mudah

ditemui di Indonesia. Diskon seakan menjadi daya tarik utama untuk

menarik minat masyarakat membeli suatu barang. Potongan harga adalah

pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode tertentu.

Menurut Kotler dan Keller (2016:84) price discount, merupakan

penghematan yang ditawarkan pada konsumen dari harga normal akan

suatu produk, yang tertera di label atau kemasan produk tersebut. Menurut

Kotler dan Armstrong dalam Styasih (2017) Diskon adalah penyesuaian

harga untuk pelanggan atas reaksi-reaksi tertentu, seperti pembayaran

tagihan lebih awal, volume pembelian, dan pembelian di luar musim.

Potongan harga memiliki pengaruh besar terhadap pembelian secara

impulsif, hal ini dikonfirmasi oleh beberapa penelitian. Diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh oleh Kusnanto, dkk (2020) berjudul

“Pengaruh Potongan Harga Terhadap Pembelian Impulsif Pada Pengguna

Aplikasi Grab (Grabfood).” Penelitian ini menyatakan bahwa potongan

harga berpengaruh terhadap pembelian impulsif. Penelitian selanjutnya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Maulidyah dan Santoso (2019)

berjudul “Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack Terhadap Perilaku


11

Pembelian Impulsif atau Impulse Buying pada Konsumen Business Center

(BC) Sophie Paris di Kota Batu.” Penelitian ini menyatakan bahwa price

discount berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif . Penelitian

lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dalihade dkk, (2017)

berjudul “Pengaruh Potongan Harga dan Store Atmosphere Terhadap

Impulse Buying pada Matahari Departement Store Mega Mall Manado.”

Penelitian ini juga menyatakan bahwa potongan harga berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pembelian impulsif.

Di sisi lain selain potongan harga, yang mempengaruhi pembelian

secara impulsif adalah motivasi belanja hedonis. Utami (2017:59)

mengatakan bahwa hedonic shopping motivation atau motivsi belanja

hedonis adalah motivasi seseorang dalam berbelanja untuk mendapatkan

suatu kesenangan dan merasa bahwa berbelanja merupakan hal menarik.

Menurut Kaczmarek (2017:1) Motivasi hedonis adalah kemauan untuk

memulai perilaku yang meningkatkan pengalaman positif (pengalaman

yang menyenangkan atau baik).

Motivasi belanja hedonis memiliki pengaruh besar terhadap

pembelian secara impulsif, hal ini dikonfirmasi oleh beberapa penelitian.

Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Maulidya (2016)

berjudul “Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian

Impulsif Melalui Emosi Positif Pelanggan Vans Store Surabaya.”

Penelitian ini menyatakan bahwa motivasi belanja hedonis berpengaruh

signifikan terhadap pembelian impulsif. Penelitian sejenis lainnya adalah


12

penelitian milik Akbar dkk, (2020) berjudul “Pengaruh Display Produk,

Promosi Below The Line dan Motivasi Belanja Hedonis Terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif Pada Distro Spark Store Di Samarinda.”

Penelitian ini menyatakan bahwa motivasi belanja hedonis berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Penelitian selanjutnya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Dewi (2015) berjudul

“Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying Pada

Toko Online: Studi Pada Toko Online Zalora.” Penelitian ini menyatakan

bahwa hedonic shopping motivation atau belanja hedonis berpengaruh

nyata pada pembelian secara impulsif.

Berdasarkan pemaparan faktor-faktor tersebut, maka dapat

dijelaskan bahwa kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja

hedonis menjadi faktor penting mempengaruhi pembelian secara impulsif.

Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Kualitas Produk, Potongan Harga, Dan Motivasi Belanja

Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Pada Konsumen Toko Pakaian

Billabong Sanur Di Kota Denpasar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah yakni:

1. Bagaimanakah pengaruh kualitas produk, potongan harga, dan

motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif pada

konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar?


13

2. Bagaimanakah pengaruh kualitas produk terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar?

3. Bagaimanakah pengaruh potongan harga terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar?

4. Bagaimanakah pengaruh motivasi belanja hedonis terhadap

pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur

di Kota Denpasar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh kualitas produk,

potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar.

b. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh kualitas produk,

terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar.

c. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh potongan harga

terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar.

d. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh motivasi belanja

hedonis terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.


14

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi salah satu

informasi bagi semua pihak terkait untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan dengan pemasaran.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

Untuk mendapatkan pengetahuan atas pengalaman dalam

melakukan penelitian, baik secara teori, maupun praktik serta

menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

diperoleh.

2) Bagi Perusahaan / Toko Pakaian Billabong Sanur

Dari Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan outlet

Billabong Sanur tentang variabel-variabel yang berpengaruh

terhadap keputusan konsumen membeli produk untuk

menentukan strategi pemasarannya.

3) Bagi Fakultas/Universitas

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bahan

bacaan di perpustakaan dan juga sebagai bahan referensi yang

digunakan untuk penelitian sejenis atau penelitian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam

menentukan pemilihan suatu produk oleh konsumen. Produk yang

ditawarkan haruslah suatu produk yang benar-benar teruji dengan

baik mengenai kualitasnya. Karena bagi konsumen yang

diutamakan adalah kualitas dari produk itu sendiri. Konsumen

akan lebih menyukai dan memilih produk yang mempunyai

kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis

yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Menurut Assauri (2015:211) kualitas produk adalah

pernyataan tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk

tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan. Kotler dan

Armstrong (2015:253) mendefinisikan kualitas produk merupakan

kemampuan suatu produk dalam memenuhi keinginan konsumen.

Keinginan konsumen tersebut diantaranya daya tahan produk,

keandalan produk, kemudahan pemakaian, serta atribut bernilai

lainnya yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.

15
16

b. Perspektif terhadap Kualitas Produk

Perspektif kualitas produk merupakan persepsi seorang

konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu

produk atau jasa dengan maksud yang diharapkan atau diinginkan

oleh konsumen. Fandy Tjiptono (2016:117) perspektif kualitas

dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok sebagai berikut:

1) Transcendental approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau

diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut

pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik, drama, seni

tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan

produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat

berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil),

kecantikan wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit

(sabun mandi), dan lain-lain. Dengan demikian fungsi

perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit

sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen

kualitas.

2) Product-based approach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai

karakterisktik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan

dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan

perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang

dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka


17

tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan,

dan preferensi individual.

3) User-based approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualits

tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang

paling memuaskan referensi seseorang (misalnya perceived

quality) merupakan produk yang berkualitas yang paling tinggi.

Perspektif yang subjektif dan demand-oriented juga

menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki

kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas

bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang

dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan berbeda-beda pula,

begitu juga dengan pandangan seseorag terhadap kualitas suatu

produk pasti akan berbeda pula pandangannya. Suatu produk

yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang,

belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain.

4) Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama

memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan

pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sama dengan

persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan kualitas

bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada

penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal,

yang sering kali didorong oleh tujuan peningkatan


18

produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan

kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan,

bukan konsumen yang menggunakannya.

5) Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan

harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan

harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”.

Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk

yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang

paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk

atau jasa yang paling tepat dibeli.

c. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Kotler (2016:203) apabila ingin mempertahankan

keunggulan kompetitifnya dalam pasar maka perusahaan harus

mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen

untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan

produk pesaing. Oleh karena itu kualitas produk dapat dimasukkan

ke dalam sembilan dimensi, yaitu:

1) Bentuk

Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang

lainnya berdasarkan bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.


19

2) Ciri-ciri Produk

Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna

untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-

pilihan produk dan pengembangannya.

3) Kinerja

Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan

merupakan karakteristik utama yang dipertimbangan pelanggan

dalam membeli barang tersebut.

4) Ketepatan atau Kesesuaian

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi

yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik

desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah

ditetapkan.

5) Daya Tahan

Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat

digunakan tanpa menimbulkan masalah pada saat penggunaan.

6) Keandalan

Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu

barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan

dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.


20

7) Kemudahan Perbaikan

Berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas produk jika

rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh

pengguna jika rusak.

8) Gaya

Penampilan produk dan kesan konsumen terhadap

produk.

9) Desain

Keseluruhan keistimewaan produk yang akan

mempengaruhi penampilan dan fungsi produk terhadap

keinginan konsumen.

d. Tingkatan Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2016:390) terdapat lima

tingkatan dalam kualitas produk, yaitu:

1) Manfaat inti (Core Benefit) yaitu jasa atau manfaat inti

sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh oleh konsumen.

Kebutuhan konsumen paling fundamental adalah manfaat, dan

ini merupakan tingkatan paling fundamental dari suatu produk.

Seorang pemasar harus mampu melihat dirinya sebagai

seseorang yang menyediakan manfaat kepada konsumen.

Sehingga konsumen pun pada akhirnya akan membeli produk

tersebut karena manfaat inti yang terdapat didalamnya.

2) Manfaat dasar tambahan (Basic Product) yaitu seorang

pemasar harus mampu merubah manfaat inti menjadi produk


21

dasar. Pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar

produk atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan

konsumen adalah fungsional.

3) Harapan produk (Expected Product) adalah serangkaian

kondisi yang diharapkan, disenangi dan dimiliki atribut produk

tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan. Misalnya

dalam jasa perhotelan harapan konsumen adalah kenyamanan

untuk beristirahat dan menghilangkan kepenatan atas segala

aktivitas yang telah dilakukannya.

4) Kelebihan yang dimiliki produk (Augmented Product) yaitu

salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan

produk tersebut dengan pesaing. Kebutuhan konsumen adalah

kepuasan. Misalnya di perbankan disediakan suatu produk

tabungan berencana, dimana di dalam produk tersebut nasabah

dapat menyimpan dan menginvestasikan dananya sekaligus

mendapatkan jaminan asuransi jiwa dan kesehatan dengan

membayar sejumlah premi tambahan tertentu. Kelebihan

tawaran produk tersebut yang dicari oleh nasabah.

5) Potensi masa depan produk (Potensial Product) artinya

bagaimana harapan masa depan dengan produk tersebut apabila

terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta selera

konsumen. Kebutuhan konsumen adalah masa depan produk.

Misalnya kemudahan untuk membayar tagihan telepon, listrik,

air atau tagihan lainnya.


22

e. Klasifikasi Produk

Produk yang tersedia di pasar sangat beranekaragam. Setiap

produk memiliki ciri masing-masing dan hal itulah yang

menjadikan suatu produk terlihat unik dan berbeda dari yang lain.

Produk dapat menjadi beberapa kelompok yaitu berdasarkan

wujudnya, berdasarkan aspek daya tahan produk dan berdasarkan

kegunaannya. Menurut Kotler dan Keller (2016:391) klasifikasi

produk diataranya:

1) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya

habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

Contohnya adalah sabun mandi, minuman dan makanan ringan,

kapur tulis, gula, garam, serta merica.

2) Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya

bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur

ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau

lebih). Contohnya antara lain televisi, lemari es, mobil, dan

komputer.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya

juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk

apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk

dapat dibedakan menjadi barang konsumen, (costumer’s goods)

dan barang industri (industrial’s goods). Barang konsumen adalah


23

barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen (individu

dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang

konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

1) Convinience Goods

Convinience goods merupakan barang yang pada

umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering

beli), dibutuhkan dalam waktu segera mungkin, dan hanya

memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam

pembandingan dan pembeliannya. Contohnya seperti sabun

mandi, pasta gigi, bateri, makanan, minuman, majalah, surat

kabar, payung, dan jas hujan.

2) Shooping Goods

Shooping goods adalah barang-barang dalam proses

pemilihan dan pembeliannya dibandingkan terlebih dahulu oleh

konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria

perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas, dan model

masing-masing barang. Contohnya pada alat-alat rumah tangga

seperti televisi, mesin cuci, tape recorder, furniture (meuble),

dan pakaian.

3) Specially Goods

Specially goods adalah barang-barang yang memiliki

karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana

sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk


24

membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan

berbagai merek dan model spesifik.

4) Unsought Goods

Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui

konsumen atau kalaupun sudah diketahui akan tetapi konsumen

pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.

Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.

2. Potongan Harga

a. Pengertian Potongan Harga

Menurut Kotler dan Keller (2016:84) potongan harga atau

price discount merupakan penghematan yang ditawarkan pada

konsumen dari harga normal akan suatu produk, yang tertera di

label atau kemasan produk tersebut. Menurut Kotler dan

Armstrong (dalam Styasih, 2017:3) diskon adalah penyesuaian

harga untuk pelanggan atas reaksi-reaksi tertentu, seperti

pembayaran tagihan lebih awal, volume pembelian, dan pembelian

di luar musim.

Belanja dengan harga diskon mudah ditemui di Indonesia.

Diskon seakan menjadi daya tarik utama untuk menarik minat

masyarakat memberli suatu barang. Potongan harga adalah

pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode

tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa potongan harga atau pengurangan harga yang

diberikan oleh penjual kepada pembeli pada suatu saat tertentu.


25

b. Tujuan potongan harga

Menurut Nobel (dalam Sutisna, 2018:3) tujuan pemberian

potongan harga (price discount) adalah :

1) Efektifitas discount atau potongan harga, mengetahui seberapa


besar dampak dari potongan harga yang dibeikan kepada
konsumen
2) Meningkatkan kuantitas pembelian, dengan diberikannya
potongan harga dapat mempengaruhi jumlah barang yang akan
dibeli oleh konsumen
3) Harga, adanya potongan harga yang diberikan secara langsung
dapat mengurangi jumlah pengeluaran konsumen
4) Mengikat pelanggan agar tidak berpindah tempat
5) Mendorong pembelian dilakukan dengan kontan atau waktu

yang pendek

c. Macam-Macam Potongan Harga

Menurut Abdullah dan Tantri (2018:189) penyesuaian harga

disebut diskon dan potongan pembelian, diantaranya:

1) Diskon / potongan kas

Diskon kas adalah pengurangan harga kepada konsumen

yang membayar kewajiban mereka dengan tepat waktu.

2) Diskon / potongan jumlah

Diskon jumlah adalah pengurangan harga bagi pembeli

dalam jumlah besar (tertentu).

3) Diskon / potongan fungsional

Diskon fungsional (juga disebut diskon perdagangan)

ditawarkan oleh produsen kepada anggota saluran perdagangan


26

jika mereka akan membentuk fungsi tertentu, seperti penjualan,

pertokoan, dan penyimpanan. Produsen dapat menawarkan

diskon fungsional yang berbeda kepada saluran perdagangan

yang berbeda karena fungsi-fungsi mereka yang bermacam-

macam, tetapi produsen harus menawarkan diskon fungsional

yang sama kepada setiap saluran perdagangan.

4) Diskon / potongan musiman

Diskon musiman adalah pengurangan harga terhadap

pembeli yang membeli dagangan atau jasa di luar musimnya.

Diskon musiman memungkinkan penjual untuk

mempertahankan produksi yang tetap selama setahun

5) Diskon / potongan pembelian.

Potongan pembelian adalah jenis lain pengurangan dari

harga dasar.

d. Faktor Terjadinya Diskon

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan

memberikan potongan harga kepada produk yang dijualnya.

Menurut Putra, dkk (2016) ada beberapa hal yang menyebabkan

dilakukan pemberian potongan harga kepada konsumen, yaitu:

1) Konsumen membayar lebih cepat dari waktu yang telah

ditentukan.

2) Pembelian dalam jumlah besar.

3) Adanya perbedaan timbangan.


27

e. Indikator Potongan Harga

Menurut Ruslimah (2018:56) potongan harga dibagi menjadi

empat dimensi yaitu:

1) Alasan untuk melakukan pembelian yang tepat

2) Membeli merek yang saat itu terdapat potongan harga

3) Mencoba merek dengan harga lebih murah

4) Lebih suka membeli merek dengan adanya potongan harga

3. Motivasi Belanja Hedonis

a. Pengertian Motivasi Belanja Hedonis

Utami (2017:59) mengatakan bahwa motivasi belanja

hedonis adalah motivasi seseorang dalam berbelanja untuk

mendapatkan suatu kesenangan dan merasa bahwa berbelanja

merupakan hal menarik. Menurut Kaczmarek (2017:1) motivasi

hedonis adalah kemauan untuk memulai perilaku yang

meningkatkan pengalaman positif (pengalaman yang

menyenangkan atau baik).

b. Kategori Motivasi Hedonis

Ada enam kategori motivasi belanja hedonis menurut Utami

(2017), antara lain:

1) Adventure Shopping

Konsumen yang berbelanja karena adanya sesuatu yang

dapat membangkitkan gairah belanjanya, merasakan bahwa

berbelanja adalah pengalaman dan dengan berbelanja adalah

pengalaman dan dengan berbelanja mereka merasa memiliki


28

dunia sendiri. Hal ini yang menjadi dasar terbentuknya

motivasi konsumen hedonis.

2) Social Shopping

Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah konsumen

yang beranggapan bahwa kenikmatan dalam belanja tercipta

saat mereka menghabiskan waktu bersama-sama dengan

keluarga atau teman. Mereka merasa kalau belanja adalah salah

satu kegiatan untuk bersosialisasi antar konsumen atau

konsumen dengan pegawai.

3) Gratification Shopping

Di dalam kategori ini belanja adalah suatu alternatif

untuk mengatasi stres, mengatasi suasana hati yang buruk, dan

sebagai sesuatu yang spesial untuk dicoba serta sebagai sarana

untuk melupakan problem-problem yang sedang dihadapi.

4) Idea Shopping

Pada kategori idea shopping konsumen berbelanja untuk

mengikuti tren model fashion yang baru dan untuk melihat

produk serta inovasi yang baru. Pada kategori ini biasanya

konsumen berbelanja karena melihat iklan-iklan baru yang

ditawarkan di media massa.

5) Role Shopping

Konsumen lebih senang berbelanja untuk orang lain

dibanding untuk dirinya sendiri. Konsumen merasa jika


29

berbelanja untuk orang lain adalah hal yang menyenangkan

dibandingkan berbelanja untuk diri sendiri.

6) Value Shopping

Pada kategori ini konsumen beranggapan bahwa

berbelanja merupakan suatu permainan yaitu saat tawar-

menawar harga, atau saat konsumen mencari tempat yang

menawarkan diskon, obrolan, atau tempat berbelanja yang

harganya murah.

c. Pengukuran Konsumsi Hedonis

Menurut Cahyono (2016) konsumsi hedonis dapat diukur

melalui beberapa indikator, yaitu:

1) Konsumen ingin memuaskan rasa keingintahuannya.

2) Konsumen ingin menawarkan pengalaman baru.

3) Konsumen ingin merasa seperti menjelajahi dunia baru.

4. Pembelian Impulsif

a. Pengertian Pembelian Impulsif

Menurut Saputri (2016:244) pembelian impulsif adalah suatu

kecenderungan perilaku belanja reflektif atau spontan dikarenakan

adanya desakan atau hasrat yang sangat kuat dari dalam diri yang

pada akhirnya memicu pelakunya untuk membeli atau berbelanja

sesuatu berdasarkan keinginan subjektif dari dalam diri atau tidak

melibatkan logika. Perilaku tersebut terjadi karena adanya

dorongan untuk membeli secara spontan dan tanpa banyak

pemikiran. Sehingga konsumen tidak memikirkan konsekuensi dari


30

pembelian yang dilakukan, melainkan konsumen memikirkan

konsekuensinya setelah terjadinya keputusan pembelian (pasca

purchase).

Menurut Andriyanto, dkk (2016:45) pembelian impulsif bisa

juga dideskripsikan sebagai pembelian yang berbeda,

menyenangkan dan lebih menggunakan emosi dibandingkan

logika, dan dikarakterisktikkan oleh pembuatan keputusan yang

cenderung cepat dan bisa subjektif dan berlaku saat itu juga.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelian impulsif (impulsive buying) atau pembelian tidak

terencana merupakan pembelian yang tidak rasional dan terjadi

secara spontan karena munculnya dorongan yang kuat untuk

membeli dengan segera pada saat itu juga dan adanya perasaan

positif yang kuat mengenai suatu benda, sehingga pembelian

berdasar impuls tersebut cenderung terjadi dengan adanya

perhatian dan mengabaikan konsekuensi.

b. Tipe-tipe Pembelian Impulsif

Menurut Utami (2017) ada empat tipe dalam pembelian

impulsif, yaitu:

1) Pure Impulse Buying (pembelian impulsif murni)

Pembelian dilakukan murni tanpa rencana atau terkesan

mendadak. Biasanya terjadi setelah melihat barang yang

dipajang ditoko dan muncul keinginan untuk memilikinya saat

itu juga.
31

2) Reminder Impulse Buying (pembelian impulsif karena

pengalaman masa lampau)

Pembelian dilakukan tanpa rencana setelah diingatkan

ketika melihat iklan yang berada di toko atau tempat

perbelanjaan.

3) Suggestion Impulse (pembelian impulsif yang timbul karena

sugesti)

Pembelian dilakukan tanpa terencana pada saat

berbelanja di pusat perbelanjaan. Pembeli terpengaruh karena

diyakinkan oleh penjualan atau teman yang ditemuinya pada

saat berbelanja.

4) Planned Impulse Buying (pembelian tergantung pada kondisi

penjualan)

Pembeli melakukan pembelian karena sebenarnya sudah

direncanakan tetapi karena barang yang dimaksud habis atau

sudah atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, maka

pembelian dilakukan dengan membeli jenis barang yang sama

tetapi dengan merek atau ukuran yang berbeda.

c. Aspek-Aspek Pembelian Impulsif

Sari dan Handayani (2019) mengatakan bahwa terdapat dua

aspek penting dalam pembelian impulsif yaitu:

1) Kognitif (Cognitive)

Aspek ini fokus pada konflik yang terjadi pada kognitif

individu yang meliputi:


32

a) Kegiatan pembelian yang dilakukan tanpa pertimbangan

harga suatu produk.

b) Kegiatan pembelian tanpa mempertimbangkan kegunaan

suatu produk.

c) Individu tidak melakukan perbandingan produk.

2) Emosional (Affective)

Aspek ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang

meliputi:

a) Adanya dorongan perasaan untuk segera melakukan

pembelian.

b) Adanya perasaan kecewa yang muncul setelah melakukan

pembelian.

c) Adanya proses pembelian yang dilakukan tanpa

perencanaan.

d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembelian Impulsif

Inam, dkk (2016) mengungkapkan faktor-faktor yang

memengaruhi pembelian impulsif yaitu:

1) Produk dengan karakteristik harga murah, kebetulan kecil atau

marginal, produk jangka pendek, ukuran kecil, dan toko yang

mudah dijangkau.

2) Pemasaran dan marketing yang meliputi distribusi dalam

jumlah banyak outlet yang self service, iklan melalui media

massa yang sangat sugestibel dan terus menerus, iklan di titik

penjualan, posisi display dan lokasi toko menonjol.


33

3) Karakteristik konsumen seperti kepribadian, jenis kelamin,

sosial demografi atau karakteristik sosial ekonomi.

e. Karakteristik Pembelian Impulsif

Menurut Rook dan Fisher (dalam Chandra, 2019) pembelian

impulsif memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut:

1) Spontanitas

Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi

konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respon

terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.

2) Kekuatan, Kompulsi, dan Intensitas

Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua

yang lain dan bertindak seketika.

3) Kegairahan dan Stimulasi

Desakan mendadak untuk membeli sering disertai emosi

yang dicirikan sebagai menggairahkan, menggetarkan atau liar.

4) Ketidakpedulian Akan Akibat

Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit

ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.

B. Publikasi Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Angela dan

Paramita (2020) berjudul “Pengaruh Lifestyle dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Impulse Buying pada Konsumen Shopee

Generasi Z.” Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lifestyle


34

dan kualitas produk terhadap keputusan impulse buying pada

konsumen Shopee generasi Z. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam peneilitian ini menggunakan kuesioner. Data primer

dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 220 responden.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan

kriteria sebagai berikut: (1) Konsumen remaja generasi Z yang aktif

menggunakan aplikasi Shopee (2) Pernah melakukan transaksi

pembelian pada platform e-commerce terutama Shopee (3) Remaja

generasi Z yang rentang usianya 17-25 tahun atau yang lahir pada

tahun 1995- 2003. Teknik analisis data yang digunakan adalah

validitas dan reliabilitas. Data dianalisis menggunakan teknik uji

asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F, uji t, dan koefisien

determinasi. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil adanya

pengaruh yang signifikan dengan arah positif dari variabel lifestyle

terhadap variabel impulse buying. Serta, terdapat pengaruh yang

signifikan dengan arah positif antara kualitas produk terhadap impulse

buying.

2. Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Agamsyah

(2020) berjudul “Pengaruh Visual Merchandising, Harga dan Kualitas

Produk Terhadap Impulse Buying Behavior pada Miniso Kota

Malang.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh visual

merchandising, harga dan kualitas produk terhadap impulse buying

behavior pada Miniso Kota Malang. Penelitian ini menggunakan

sampel sebanyak 120 responden dimana penyebaran kuesioner


35

dilakukan di Kota Malang. Pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling. Sampel terdiri dari responden yang pernah

melakukan pembelian di gerai Miniso Malang dan berumur lebih dari

17 tahun. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda

dengan menggunakan SPSS Ver 20. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa dari ketiga variabel yaitu Visual Merchandising, Harga dan

Kualitas Produk, ketiganya memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap perilaku impulse buying.

3. Penelitian sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh Maulidiyah

dan Santoso (2019) berjudul “Pengaruh Price Discount dan Bonus

Pack Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif atau Impulse Buying pada

Konsumen Business Center (BC) Sophie Paris Di Kota Batu.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh potongan harga

dan paket bonus terhadap impulse buying pada konsumen Sophie Paris

Business Center (BC) Kota Batu. Penelitian ini merupakan penelitian

asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Sophie Paris

BC Kota Batu. Sampel diambil sebanyak 90 orang dengan

menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data

dilakukan melalui kuesioner yang telah diverifikasi validitas dan

reliabilitasnya. Regresi berganda digunakan sebagai teknik analisis.

Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif

potongan harga terhadap impulse buying, yang ditunjukkan dengan t-

value = 2,114 dengan nilai signifikansi 0,037 <0,05 dan koefisien

regresi 0,354. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa (2) terdapat


36

pengaruh positif paket bonus terhadap impulse buying, yang

ditunjukkan dengan t-value = 3,008 dengan nilai signifikansi 0,003

<0,05 dan koefisien regresi 0,474. Selain itu, (3) terdapat pengaruh

positif dari potongan harga dan paket bonus terhadap impulse buying,

yang ditunjukkan oleh F-value = 2,730 dengan nilai signifikansi 0,000

<0,05.

4. Penelitian selanjutnya adalah penelitian dilakukan oleh Kusnanto, dkk

(2020) berjudul “Pengaruh Potongan Harga Terhadap Pembelian

Impulsif Mahasiswa Program Studi Manajemen 2017 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang pada

Pengguna Apikasi Grab Food.” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana gambaran dari potongan harga dan pembelian

impulsif pada aplikasi Grab (GrabFood) serta untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh potongan harga terhadap pembelian impulsif

mahasiswa Program Studi Manajemen 2017 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang yang jadi pengguna

apikasi Grab (GrabFood). Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan proporsional

simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 142

orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan

analisis verifikatif. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah

dilakukan dapat dinyatakan bahwa potongan harga berpengaruh positif

dan pembelian impulsif juga berpengaruh positif. Kemudian

berdasarkan hasil analisis verifikatif penelitian ditemukan pengaruh


37

langsung yang menunjukkan bahwa potongan harga akan mendorong

mahasiswa Program Studi Manajemen 2017 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang dalam pembelian tidak

terencana (pembelian impulsif) pada aplikasi Grab (GrabFood) dengan

besar pengaruh potongan terhadap pembelian impulsive sebesar

43,3%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa dalam

pengujian hipotesis maka tolak H0, yang dimana memiliki arti terdapat

pengaruh potongan harga terhadap pembelian impulsif.

5. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dalihade, dkk

(2017) berjudul “Pengaruh Potongan Harga dan Store Atmosphere

Terhadap Impulse Buying pada Matahari Department Store Mega Mall

Manado.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh potongan harga, dan store atmosphere terhadap impulse

buying. Penelitian ini telah menguji adanya dua variabel independen

yaitu potongan harga, dan store atmosphere yang dapat mempengaruhi

variabel dependen yaitu impulse buying. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Sampel pada

penelitian ini diambil sebanyak 100 responden. Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa potongan harga, dan store atmosphere

berpengaruh terhadap impulse buying. Semakin banyak diskon harga

yang diberikan oleh perusahaan akan semakin banyak pula konsumen

yang akan berbelanja di MDS, suasana toko semakin ditingkatkan agar

konsumen merasa nyaman berada dalam MDS. Potongan harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying.


38

Perusahaan tetap memperbanyak diskon dan promosi-promosi agar

supaya dapat menarik minat beli konsumen sehingga konsumen akan

melakukan perbelanjaan di MDS. Store atmosphere berpengaruh

positif dan signifikan terhadap impulse buying.

6. Penelitian dilakukan oleh Akbar (2020) bderjudul “Pengaruh Display

Produk (X1), Promosi Below The Line (X2) dan Motivasi Belanja

Hedonis (X3) Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif (Y) pada Distro

Spark Store Di Samarinda.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Pengaruh Display Produk (X1), Promosi Below The Line (X2) dan

Motivasi Belanja Hedonis (X3) Terhadap Keputusan Pembelian

Impulsif (Y) Pada Distro Spark Store Di Samarinda. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda

mengumpulkan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa display

produk, promosi below the line dan motivasi belanja hedonis secara

simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian impulsif pada distro Spark store dan

antara variabel independen diteliti, menunjukan bahwa variabel

promosi below the line memiliki pengaruh yang dominan terhadap

keputusan pembelian impulsif pada distro Spark store.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2016) berudul “Pengaruh

Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Melalui

Emosi Positif Pelanggan Vans Store Surabaya.” Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui motivasi belanja hedonis mempunyai

pengaruh langsung terhadap pembelian impulsif atau dimediasi oleh


39

emosi positif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini pelanggan

pada Vans Store Surabaya. Teknik pengambilan sampel aksidental

dengan sampel diperoleh sebanyak 100 orang. Teknik analisa yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis jalur. Hasil

pengujian menunjukkan pengaruh motivasi belanja hedonis dan emosi

positif masing-masing berpengaruh signifikan terhadap pembelian

impulsif. Pengaruh motivasi belanja hedonis terhadap emosi positif

menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kondisi ini dapat disimpulkan

bahwa motivasi belanja hedonis dapat berpengaruh langsung terhadap

pembelian impulsif maupun berpengaruh tidak langsung dengan

melewati emosi positif sebagai variabel intervening yang

mempengaruhi pembelian impulsif. Hasil ini menunjukkan bahwa

ketika seseorang melakukan pembelian impulsif (proses terjadinya

pembelian secara tiba – tiba, spontan, tidak direncanakan) bisa

dipengaruhi oleh motivasi belanja hedonis (merasakan akan suasana

termotivasi oleh kebutuhan psikologis dalam berbelanja) dan akan

lebih kuat pengaruhnya bila ditambah dengan variabel emosi positif.

8. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu

dan Dewi (2015) berjudul “Pengaruh Hedonic Shopping Motivation

Terhadap Impulse Buying pada Toko Online: Studi pada Toko Online

Zalora.” Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi

belanja hedonis terhadap proses pembelian impulsif. Dengan

responden sebanyak 100 pembeli Zalora (toko online). Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda


40

mengumpulkan data. Hasil dari penelitian ini menegaskan bahwa

motivasi belanja hedonis berpengaruh signifikan terhadap proses

pembelian impulsif.

9. Penelitian terakhir adalah penelitian milik Adhinata berjudul

“Pengaruh Kualitas Produk, Potongan Harga, dan Motivasi Belanja

Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif pada Konsumen Toko Pakaian

Billabong Sanur, di Kota Denpasar.” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kualitas produk, potongan harga, dan motivasi

belanja hedonis terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar. Metode pengumpulan data

menggunakan kuesioner, dengan sampel yang diambil sebanyak 99

orang yang telah melakukan transaksi pembelian pada Toko Pakaian

Billabong Sanur. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) kualitas produk,

potongan harga, dan motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan

signifikan secara simultan terhadap pembelian impulsif pada Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar. (2) kualitas produk

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pembelian

impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar. (3)

potongan harga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur di

Kota Denpasar. (4) motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap pembelian impulsif pada Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.


41

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini menjelaskan mengenai keterkaitan antar

variabel untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel dalam penelitian

ini. Kerangka pemikiran akan mempermudah pemahaman dalam

mencermati arah-arah pembahasan dalam penelitian ini yang disertai

dengan paradigma penelitian untuk memberikan gambaran yang lebih

rinci dan jelas antara keterkaitan variabel penelitian yang dilakukan.

Kerangka penelitian dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas

(kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja hedonis) yang

mempengaruhi variabel terikat (pembelian impulsif). Peneliti dalam

penelitian ini ingin melihat pengaruh kualitas produk, potongan harga, dan

motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif, sehingga dengan

adanya ketiga hal tersebut akan mendorong pelanggan atau pembeli

melakukan pembelian secara impulsif. Maka peneliti merumuskan

kerangka pemikiran sebagai berikut.


42

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Isu Dan Fenomena

Kajian Teoritis Kajian Empiris


1. Kualitas Produk, Kotler Angela dan Paramita (2020), Agamsyah
dan Armstrong (2015:253) (2020), Maulidyan dan Santoso (2019),
2. Potongan Harga, kotler Kusnanto, dkk (2020), Dalihade, dkk
dan Keller (2016:84)
(2017), Akbar (2020), Puspita (2016),
3. Motivasi Belanja Hedonis,
Kaczmarek (2017:1) Pasaribu dan Dewi (2015)
4. Pembelian impulsif,
Saputri (2016:244)

Rumusan Masalah

Hipotesis

Analisis Data

Pembahasan

Simpulan Dan Saran

Sumber : Data Diolah (2020)


43

D. Kerangka Konsep

Gambar 2

Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Kualitas Produk, Potongan Harga,


Dan Motivasi Belanja Hedonis, Terhadap Pembelian Impulsif pada
Konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur, Di Kota Denpasar.

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4
(X1)
X1.5
Kualias Produk
X1.6

X1.7
H2
X1.8

X1.9

X2.1
H3 Y1.1
X2.2 (X2) (Y)
Potongan Harga Pembelian Y1.2
X2.3 Impulsif
Y1.3
X2.4
H4

X3.1
(X3)
X3.2 Motivasi Belanja
Hedonis
X3.3
H1

Sumber : X1 : Kotler (2016)


X2 : Rusmilah (2018)
X3 : Cahyono (2016)
Y : Inam (2016)
44

Keterangan :
1. Kualitas Produk (X1) pada penelitian ini diukur kedalam 9 indikator

mengacu pada Kotler (2016) yaitu :

a. Bentuk (X1.1)

b. Ciri-ciri Produk (X1.2)

c. Kinerja (X1.3)

d. Ketepatan atau Kesesuaian (X1.4)

e. Daya Tahan (X1.5)

f. Keandalan (X1.6)

g. Kemudahan Perbaikan (X1.7)

h. Gaya (X1.8)

i. Desain (X1.9)

2. Potongan Harga (X2) pada penelitian ini dibagi kedalam 4 indikator

mengacu pada Rusmilah (2018) yaitu :

a. Alasan untuk melakukan pembelian yang tepat (X2.1)

b. Membeli merek yang saat itu terdapat potongan harga (X2.2)

c. Mencoba merek dengan harga lebih murah(X2.3)

d. Lebih suka membeli merek dengan adanya potongan harga (X2.4)

3. Motivasi Belanja Hedonis (X3) pada penelitian ini diukur kedalam 3

indikator mengacu pada Cahyono (2016) yaitu :

a. Konsumen ingin memuaskan rasa keingintahuannya (X3.1)

b. Konsumen ingin menawarkan pengalaman baru (X3.2)

c. Konsumen ingin merasa seperti menjelajahi dunia baru (X3.3)


45

4. Pembelian Impulsif (Y) pada penelitian ini diukur kedalam 3 indikator

mengacu pada Inam (2016) yaitu :

a. Produk dengan karakteristik harga murah (Y1.1)

b. Pemasaran dan marketing (Y1.2)

c. Karakteristik konsumen (Y1.3)

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh kualitas produk, potongan harga dan motivasi belanja

hedonis terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong

Sanur di Kota Denpasar.

Menurut Saputri (2016:244) pembelian impulsif adalah suatu

kecenderungan perilaku belanja reflektif atau spontan dikarenakan

adanya desakan atau hasrat yang sangat kuat dari dalam diri yang pada

akhirnya memicu pelakunya untuk membeli atau berbelanja sesuatu

berdasarkan keinginan subjektif dari dalam diri atau tidak melibatkan

logika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angela dan

Paramita (2020), Agamsyah (2020), Maulidyan dan Santoso (2019),

serta Puspita (2016) menyatakan bahwa kualitas produk, potongan

harga dan motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pembelian impulsif. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis pertama yaitu:


46

H1 : Kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja hedonis

berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap

pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar.

2. Pengaruh kualitas produk terhadap pembelian impulsif pada Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Menurut Assauri (2015:211) kualitas produk adalah pernyataan

tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu dalam

melaksanakan fungsi yang diharapkan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Angela dan Paramita (2020), Agamsyah (2020),

Maulidyan dan Santoso (2019), serta Dalihade, dkk (2017)

menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap

pembelian impulsif. Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut,

maka dapat dirumuskan hipotesis kedua yaitu:

H2 : Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur

di Kota Denpasar.

3. Pengaruh potongan harga terhadap pembelian impulsif pada Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Menurut Kotler dan Keller (2016:84) potongan harga atau price

discount merupakan penghematan yang ditawarkan pada konsumen

dari harga normal akan suatu produk, yang tertera di label atau

kemasan produk tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


47

Maulidyan dan Santoso (2019), Kusnanto, dkk (2020), serta Dalihade,

dkk (2017) menyatakan bahwa potongan harga berpengaruh positif

terhadap pembelian impulsif. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga yaitu:

H3 : Potongan harga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur

di Kota Denpasar.

4. Pengaruh motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif pada

Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Utami (2017:59) mengatakan bahwa motivasi belanja hedonis

adalah motivasi seseorang dalam berbelanja untuk mendapatkan suatu

kesenangan dan merasa bahwa berbelanja merupakan hal menarik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2020), Puspita

(2016), serta Pasaribu dan Dewi (2015) menyatakan bahwa motivasi

belanja hedonis berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis keempat yaitu:

H4 : Motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan signifikan

secara parsial terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Toko Pakaian Billabong Sanur, di Jl.

Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar Selatan.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini berkaitan dengan bidang manajemen

pemasaran yaitu kualitas produk, potongan harga, motivasi belanja

hedonis dan pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur.

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018:130) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen yang pernah berkunjung ke Toko Pakaian Billabong Sanur

di Kota Denpasar tahun 2019 berjumlah 8.436 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2018:131). Sampel dalam

penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan

cara sebagai berikut:

48
49

n : __n__
1+ Ne2
Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Populasi

e = Presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih diiinginkan (tingkat eror 5%).

n= ___8.436___

1+ (8.436x0,102)

__8.436__
n=
85,36

= 98,82 dibulatkan menjadi 99 Orang

Maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

sebanyak 99 orang yang akan disebarkan kepada konsumen yang

melakukan transaksi pembelian di Toko Billabong Sanur di Kota

Denpasar.

C. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independent

variable) dan satu variabel terikat (dependent variable) yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2017:39) variabel bebas atau independent

variable adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable).


50

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X1),

potongan harga (X2), dan motivasi belanja hedonis (X3).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karna adanya variabel bebas

Sugiyono (2017:40). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

pembelian impulsif (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai

penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu penelitian dan

dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang ingin diteliti secara

jelas dapat diterapkan indikatornya, artinya data yang diambil adalah data

yang berhubungan dengan penelitian kualitas produk, potongan harga, dan

motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar. Untuk mendefinisikan suatu variabel

yang terkait dengan objek penelitian maka dibuat beberapa pengertian

batasan operasional yaitu:

1. Kualitas Produk (X1)

Kotler dan Armstrong (2015:253) mendefinisikan kualitas

produk merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi

keinginan konsumen. Menurut Kotler (2016:203). Apabila ingin

mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar maka

perusahaan harus mengerti aspek apa saja yang digunakan oleh


51

konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut

dengan produk pesaing. Oleh karena itu kualitas produk dapat

dimasukkan ke dalam sembilan dimensi, yaitu: bentuk, ciri-ciri

produk, kinerja, ketepatan atau kesesuaian, daya tahan, keandalan,

kemudahan perbaikan, gaya, desain

Produk yang ditawarkan Toko pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar dapat dikategorikan memiliki kualitas dan mutu yang baik

sebagaimana telah dicerminkan ke dalam sembilan dimensi menurut

Kotler.

2. Potongan Harga (X2)

Kotler dan Keller (2016:84) mendefinisikan potongan harga atau

price discount merupakan penghematan yang ditawarkan pada

konsumen dari harga normal akan suatu produk, yang tertera di label

atau kemasan produk tersebut. Menurut Ruslimah (2018:56) potongan

harga dibagi menjadi empat dimensi yaitu:

a. Alasan untuk melakukan pembelian yang tepat

b. Membeli merek yang saat itu terdapat potongan harga

c. Mencoba merek dengan harga lebih murah

d. Lebih suka membeli merek dengan adanya potongan harga

Strategi promosi menjadi salah satu trik untuk menarik banyak

minat konsumen. Karena kepercayaan konsumen akan menimbulkan

rasa kesetiaan pada produk itu sendiri. Promosi yang dilakukan oleh

Toko Pakaian Billabong Sanur ialah pemberian diskon atau potongan


52

harga. Potongan harga diberikan untuk menarik minat konsumen agar

tertarik untuk berbelanja kembali.

3. Motivasi Belanja Hedonis (X3)

Utami (2017:59) mengatakan bahwa motivasi belanja hedonis

adalah motivasi seseorang dalam berbelanja untuk mendapatkan suatu

kesenangan dan merasa bahwa berbelanja merupakan hal menarik.

Menurut Cahyono (2016) konsumsi hedonis dapat diukur melalui

beberapa indikator, yaitu:

a. Konsumen ingin memuaskan rasa keingintahuannya.

b. Konsumen ingin menawarkan pengalaman baru.

c. Konsumen ingin merasa seperti menjelajahi dunia baru.

Dengan diberikannya potongan harga serta diskon-diskon yang

menarik yang ditawarkan Toko Pakaian Billabong Sanur, terlebih lagi

produk yang ditawarkan memiliki mutu serta kualitas yang baik, maka

konsumen akan merasa lebih tertarik untuk berbelanja dan cenderung

menimbulkan prilaku belanja hedonis.

4. Pembelian Impulsif (Y)

Menurut Saputri (2016:244) pembelian impulsif adalah suatu

kecenderungan perilaku belanja reflektif atau spontan dikarenakan

adanya desakan atau hasrat yang sangat kuat dari dalam diri yang pada

akhirnya memicu pelakunya untuk membeli atau berbelanja sesuatu

berdasarkan keinginan subjektif dari dalam diri atau tidak melibatkan


53

logika. Inam, dkk (2016) mengungkapkan faktor-faktor yang

memengaruhi pembelian impulsif yaitu:

a. Produk dengan karakteristik harga murah, kebetulan kecil atau

marginal, produk jangka pendek, ukuran kecil, dan toko yang

mudah dijangkau.

b. Pemasaran dan marketing yang meliputi distribusi dalam jumlah

banyak toko yang self service, iklan melalui media massa yang

sangat sugestibel dan terus menerus, iklan di titik penjualan, posisi

display dan lokasi toko menonjol.

c. Karakteristik konsumen seperti kepribadian, jenis kelamin, sosial

demografi atau karakteristik sosial ekonomi.

Karena kualitas produk yang ditawarkan oleh toko Pakaian

Billabong Sanur memiliki kualitas yang baik, kemudian diskon yang

diberikan cukup menarik maka konsumen akan cenderung berprilaku

berbelanja hedonis dan mengakibatkan pembelian secara impulsif.

E. Jenis Data

1. Data Berdasarkan Sumber

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, yang termasuk data primer disini adalah hasil

observasi, wawancara dengan narasumber, dan hasil dari

penyebaran kuesioner.
54

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan berhubungan dengan persoalan yang diteliti dan data

yang berasal dari manajemen perusahaan.

2. Data Berdasarkan Sifat

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka – angka serta

dapat dihitung seperti data mengenai nilai penjualan baju pada

Toko Pakaian Billabong Sanur Di Kota Denpasar.

Tabel 5
Volume Penjualan Dan Pendapatan pada Toko Pakaian Billabong Sanur di
Kota Denpasar Pada Tahun 2016- 2019

Pendapatan
Tahun Penjualan (Unit) Persentase
(Rp)
2016 10.148 3.973.412.320 -
2017 9.050 3.280.087.200 (10,82)
2018 11.051 3.983.687.530 22,11
2019 10.252 4.024.329.520 (7,23)
Rata- 10.125 3.815.379.143 1,35
Rata
Sumber : Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020
b. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka – angka

serta dan tidak dapat dihitung atau data yang berupa informasi,

seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, deskripsi

jabatan, dan aktivitas pemasaran pada Toko Pakaian Billabong

Sanur Di Kota Denpasar.


55

Tabel 6

Jumlah Karyawan pada toko pakaian Billabong Sanur di Kota


Denpasar Pada Tahun 2020

Jenis Kelamin Tingkat


Jumlah Karyawan
No Jabatan Pendidikan
(orang)
L P
1 Owner 1 S2 1
2 Operasional Manager 1 D2 1
3 Finance Supervisor 1 S1 1
4 Supervisor Store 1 SMK 2
5 Sales/SPG 6 3 SMK 8
Jumlah 9 4 13
Sumber : Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan pengumpulan data melalui

pengamatan secara langsung dan mencatat sesuai dengan permasalahan

yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data serta informasi yang

didapatkan melalui tanya jawab langsung dengan konsumen yang

berhubungan dengan penelitian.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari literatur yang

mendukung atau berkaitan dengan penelitian dan hasil penelitian

sebelumnya.
56

4. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan tipe pilihan, yang

artinya responden telah disediakan pilihan dalam pengisian kuesioner.

Dalam penilaian kuesioner ini menggunakan skala Likert disajikan

dalam bentuk checklist.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan alat analisis yang digunakan untuk

mengukur data yang berupa angka – angka. Sugiyono (2017:56)

menyatakan kegiatan analisis data dalam sebuah penelitian kuantitatif

yaitu mengelompokan data berdasarkan variabel penelitian, membuat

tabulasi data berdasarkan semua variabel yang diteliti pada responden,

menyajikan data dari variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Data yang telah

dituangkan dalam tabulasi data selanjutnya dianalisis dengan analisis

sebagai berikut:

a. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen dalam penelitian ini dikuatkan dengan uji

validitas dan uji reliabilitas. Melakukan uji validitas dan reliabilitas

sangatlah penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan agar hasil

penelitian yang dilakukan valid dan reliabel dan membuktikan

bahwa instrumen yang dipilih layak untuk diteliti.


57

1) Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid menunjukan bahwa alat ukur yang

digunakan untuk memperoleh data tersebut valid. Valid

memiliki pengertian bahwa instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,

2017:121). Ketentuan agar instrumen tersebut dapat dikatakan

valid apabila koefesien kolerasi pearson product moment (r)

tiap faktor tersebut > 0,3 serta memiliki nilai alpha sebesar

0,05, dapat dikatakan bahwa instrument valid.

2) Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan

dan konsitensi responden dalam menjawab hal yang

berkaitan dengan butir pertanyaan atau pernyataan yang

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

bentuk kuesioner (Sugiyono, 2017:126). Uji ini

menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Dalam hal ini uji reliabilitas digunakan

dengan komputerisasi program SPSS dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach, jika nilai pada

hasil reliabilitas > 0,60 maka reliabilitas pernyataan

dapat diterima, sebaiknya apabila nilai pada hasil


58

reliabilitas < 0,60 maka hasil tersebut tidak reliabilitas

atau tidak diterima.

b. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk memberikan kepastian

bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan

dalam estimasi, tidak bisa, dan konsisten. Uji ini digunkan untuk

melihat ada tidaknya penyimpangan asumsi model klasik yakni

dengan pengujian normalitas, multikolonieritas, dan

heteroskedastisitas sebagai berikut :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Cara untuk

mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidaknya

dengan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram

dan normal probability plot (Ghozali, 2018:161). Pengujian

normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test. Ketentuan suatu model regresi berdistribusi

secara normal apabila probability dari Kolmogrov-Smirnov

lebih besar dari (p>0,05). Pengujian distribusi normal

dilakukan dengan cara melihat histogram yang

membandingkan data observasi dengan distribusi yang


59

mendekati normal. Di samping itu digunakan normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Jika distribusi normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.

2) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(Independent). Kriteria pengujian pada uji multikolonieritas,

nilai Tollerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10

menunjukan adanya multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi (Ghozali, 2018:163).

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model yang baik adalah model

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2018: 164).


60

Cara untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas diuji

dengan metode uji glejser dengan cara menyusun regresi antara

nilai absolut residual dengan variabel independen. Jika variabel

independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedatisitas

(Ghozali, 2018:164). Jika probabilitas signifikasinya diatas

tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali,

2018: 165).

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi linier berganda digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang

modelnya sebagai berikut : (Sugiyono, 2017:160).

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e

Keterangan :

Y = Pembelian Impulsif

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

b3 = Koefisien regresi untuk X3


61

X1 = Kualitas produk

X2 = Potongan Harga

X3 = Motivasi Belanja Hedonis

e = Erorr

d. Koefesien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran yang

menunjukan besarnya variasi variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independennya (Ghozali, 2018:97).

Dengan kata lain, koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk

mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam

menerapkan variabel terikatnya.

e. Uji Hipotesis

1) Uji Simultan (F test)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara

bersama-sama antara variable-variabel independen (kualitas

produk, dan harga,) terhadap variabel dependen (keputusan

pembelian). Adapun cara melakukan uji F sebagai berikut:

(Ghozali, 2018:98)

a) Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok

yaitu:
62

H0 : b1, b2, b3, = 0, berarti secara simultan atau bersama-

sama tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3,

terhadap Y.

H1 : b1, b2, b3, > 0, berarti simultan atau bersama-sama ada

pengaruh yang positif dan signifikan X1, X2, X3, terhadap

Y.

b) Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05).

c) Membandingkan tingkat signifikan (α = 0,05) dengan

tingkat signifikan F yang diketahui secara lansung dengan

menggunakan program SPSS dengan kriteria:

(1) Nilai signifikan F <0,05 berarti H0 ditolak dan H1

diterima, hal ini artinya bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

(2) Nilai signifikan F >0,05 berarti H0 diterima dan

H1 ditolak, hal ini artinya bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan tidak

mempengaruhi variabel dependen.

d) Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan

kriteria sebagai berikut :

(1) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima, hal ini artinya bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan


63

mempengaruhi variabel dependen.

(2) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1

ditolak, hal ini artinya bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan tidak

mempengaruhi variabel dependen.

Gambar 3
Daerah Penerimaan dan Penolakan
Ho (F-test)

Sumber : Ghozali (2018:98)

2) Uji Parsial (t test )

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

variabel kualitas produk dan harga (X) secara individual

mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y) (Ghozali,

2018:99).

a) Merumuskan hipotesis untuk masing- masing kelompok

(1) H0 : b1,b2, b3, = 0, berarti secara parsial atau individu


64

tidak ada pengaruh positif dan signifikan (X1,X2,X3)

terhadap (Y).

(2) H1 : b1,b2, b3, > 0, berarti secara parsial atau individu ada

pengaruh positif dan signifikan (X1,X2,X3) terhadap

(Y).

b) Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05).

c) Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan

tingkat signifikan t yang diketahui secara lansung dengan

menggunakan program SPSS dengan kriteria:

(1) Nilai signifikan t <0,05 berarti H0 ditolak dan H1

diterima, hal ini artinya bahwa semua variabel

independen secara individu dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

(2) Nilai signifikan t > 0,05 berarti H0 diterima dan H1

ditolak, hal ini artinya bahwa semua variabel

independen secara individu dan signifikan tidak

memepengaruhi variabel dependen.

d) Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria

sebagai berikut:

(1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima,

hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara

individu dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen.
65

(2) Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak,

hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara

individu dan signifikan tidak mempengaruhi variabel

dependen.

Gambar 4

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (t-test)

Daerah Penolakan

Daerah Ho

Penerimaan Ho

0 t-tabel
t-hitung

Sumber : Ghozali (2018:97)

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk melengkapi analisis

kuantitatif berupa uraian dari hasil uji atas penelitian yang telah

dilakukan. Pada penelitian ini, analisis kualitatif digunakan untuk

menguraikan hasil uji yang telah dilakukan mengenai pengaruh

kualitas produk, potongan harga dan motivasi belanja hedonis terhadap

pembelian impulsif pada konsumen toko pakaian Billabong Sanur di

Kota Denpasar.
BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Penelitian ini dilakukan pada toko pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar. Toko pakaian Billabong Sanur berdiri pada tahun 2016.

Didirikan oleh Kosmas Darmawan selaku owner yang memang sudah

menggeluti dunia retail sejak menjadi karyawan di tempat lamanya

bekerja. Berbekal pengalaman yang cukup di dunia retail, ia

memberanikan diri untuk membuka toko pakaian sendiri yang diberi nama

Billabong Sanur. Toko Pakaian Billabong Sanur terletak di jalan Danau

Tamblingan, Sanur, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Toko pakaian

Billabong Sanur menjual berbagai macam produk seperti baju, mulai dari

atasan, bawahan, pakaian renang, dan juga aksesoris yang menjadi trend

saat ini.

Adapun yang diteliti dalam penelitian ini adalah terkait dengan

strategi pemasaran yang dilakukan toko pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar dalam meningkatkan kepercayaan konsumen. Alasan peneliti

memilih toko pakaian Billabong Sanur dikarenakan toko pakaian ini

merupakan salah satu toko baju di Bali khususnya di Denpasar yang

banyak pengunjungnya walaupun terletak dipinggiran kota. Untuk menarik

minat konsumen, dalam pemasarannya toko pakaian Billabong Sanur di

66
67

Kota Denpasar ini menawarkan produk dengan harga promo yang

menarik, seperti misalnya memberikan diskon hingga 50% bahkan 70%.

Toko pakaian Billabong Sanur selalu berusaha meningkatkan

kinerjanya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan

adanya kerja sama yang baik dari seluruh karyawan dan pimpinan

perusahaan, diharapkan perusahaan mampu merebut pangsa pasar dan

memenangkan persaingan dengan usaha yang sejenis.

B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

1. Struktur Organisasi

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi pada toko pakaian Billabong

Sanur di Kota Denpasar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 5
Struktur Organisasi
Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar

OPERASIONAL
MANAGER

FINANCE SUPERVISOR
SUPERVISOR STORE

SALES/SPG

Sumber: Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020.


68

2. Deskripsi Jabatan

a. Operasional Manager

1) Rekrutment pegawai

2) Memotivasi pegawai.

3) Menjaga toko tetap kondusif.

4) Secara proaktif mendukung manajer distrik dalam

penyampaian rencana strategis ritel yang memberikan tujuan

bisnis perusahaan.

5) Memberikan standar, strategi, dan inisiatif perusahaan untuk

mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

6) Mencapai target penjualan toko dengan memaksimalkan

keuntungan, meminimalkan biaya dan mengelola anggaran

tenaga kerja.

b. Finance Supervisor

1) Membuat laporan keuangan.

2) Melakukan kontrol finance.

3) Melakukan fungsi accounting.

4) Memastikan laporan keuangan tersedia.

5) Memastikan kinerja para admin dan pegawai lain yang secara

hierarki berada dibawahnya benar benar terkordinir dengan

baik.
69

6) Memastikan pendataan terkait informasi finance lainnya

seperti, invoice, account receivable dan account payable, serta

petty cash dan lain-lain tersedia dengan baik.

c. Supervisor Store

1) Melayani konsumen dengan baik.

2) Mengatur kinerja sales.

3) Mengatur toko secara teknis.

4) Memastikan konsumen merasa puas dengan layanan toko.

5) Memastikan penjualan toko mencapai target yang telah

ditentukan.

6) Memastikan para sales mencapai target penjualan seperti yang

diharapkan.

d. Sales/SPG

1) Membantu koordinasi lapangan untuk mengelola produk,

penataan dan penjualan.

2) Mengajak pengunjang untuk mampir ke stand penjualan.

3) Memberikan penawaran sebuah produk.

4) Menjaga kebersihan area penjualan dan promosi.

5) Memberikan informasi yang benar, lengkap dan akurat

kepada konsumen.

6) Menjaga keamanan barang atau produk.


70

C. Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai

tujuan perusahaan karena tanpa tenaga kerja kegiatan operasional

perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Adapun jumlah

tenaga kerja pada toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Jumlah Karyawan pada toko pakaian Billabong Sanur


di Kota Denpasar Pada Tahun 2020

Jenis Kelamin Tingkat


Jumlah Karyawan
No Jabatan Pendidikan
(orang)
L P
1 Owner 1 S2 1
2 Operasional Manager 1 D2 1
3 Finance Supervisor 1 S1 1
4 Supervisor Store 1 SMK 2
5 Sales/SPG 6 3 SMK 8
Jumlah 9 4 13
Sumber : Toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020.

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga

kerja seluruhnya berjumlah 13 orang, sebagian besar adalah laki-laki. Hari

dan jam kerja toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar :

1. Hari kerja toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar selama

satu minggu yaitu dimulai dari hari Senin - Minggu. Dalam seminggu,

karyawan diberikan satu kali libur sesuai jadwal.


71

2. Jam kerja karyawan

Adapun jam kerja karyawan yang telah diatur, berlaku dari jam 09.00

Wita - 22.00 Wita.

D. Bauran Pemasaran

Kegiatan pemasaran adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan

karena dengan adanya pemasaran yang sukses akan dapat mempercepat

perkembangan perusahaan. Pemasaran merupakan suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang meliputi kegiatan merencanakan

produk, menentukan harga jual, mempromosikan dan mendistribusikan

barang.

1. Produk dan Harga

Produk yang ditawarkan oleh toko pakaian Billabong Sanur di

Kota Denpasar adalah berupa atasan, bawahan, pakaian renang, dan

aksesoris. Harga yang ditetapkan untuk atasan mulai dari Rp. 350.000

– Rp. 899.000, harga yang ditetapkan untuk bawahan mulai dari Rp.

499.000 – Rp. 799.000, harga yang ditetapkan untuk pakaian renang

mulai dari Rp. 499.900 – Rp. 999.000, dan harga yang ditetapkan

untuk aksesoris mulai dari Rp. 299.000 – Rp 1.099.000.

Perubahan harga dapat terjadi yaitu meningkat ataupun menurun

tergantung dari kebijakan perusahaan dengan melihat kondisi

persaingan yang dihadapi oleh perusahaan sejenis.


72

2. Promosi

Merupakan suatu usaha dari pemasaran dalam

menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga

tertarik untuk melakukan transaksi atau melakukan pembelian produk

barang atau jasa yang dipasarkan. Promosi yang digunakan toko

pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar adalah dengan

menggunakan social media seperti Instagram , Facebook, Whatsapp,

dan menggunakan beberapa aplikasi e-commerce untuk memudahkan

orang mencari informasi dan melakukan pemesanan.

Selain itu toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar sering

mengikuti berbagai event untuk memperkenalkan hasil produksinya.

Distribusi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang

baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Tanpa adanya distribusi produsen akan kesulitan untuk

memasarkan produknya. Saluran distribusi atau saluran pemasaran

adalah suatu jalur perantara pemasaran baik transportasi maupun

penyimpanan suatu produk barang atau jasa dari tangan produsen ke

tangan konsumen.

Saluran pemasaran yang dipakai dalam memasarkan produknya

ditempuh dengan menggunakan saluran pemasaran langsung. Saluran

ini merupakan saluran pemasaran produk secara langsung dari

produsen ke konsumen.
73

Gambar 6

Saluran Pemasaran Langsung Pada


Toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar

Toko pakaian
Billabong Sanur di Konsumen
Kota Denpasar

Sumber : Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar 2020.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Untuk mengetahui persepsi responden mengenai kualitas produk,

potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar,

maka dilakukan penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner yang

secara umum berisi persepsi responden mengenai kualitas produk,

potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Model kuesioner yang disebar menggunakan metode skala likert 1-5.

Kuesioner diberikan dan disebarkan kepada konsumen Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar yaitu sebanyak 99 responden.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian pengaruh kualitas

produk, potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap

pembelian impulsif dapat dilihat dari beberapa kriteria yaitu: jenis

kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Berikut disajikan karakteristik

responden dari berbagai kriteria tersebut:

74
75

a. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 8
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden
No Jenis Kelamin Jumlah
Persentase (%)
(Orang)
1 Laki-Laki 52 52,5
2 Perempuan 47 47,5
Total 99 100

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 8 di atas dinyatakan bahwa sebanyak 52

orang laki-laki dengan jumlah presentase 52,5% dan sebanyak 47

orang perempuan dengan jumlah presentase 47,5%. Hal ini dapat

dilihat bahwa mayoritas responden yaitu laki-laki sebanyak 52

orang dengan persentase 52,5%.

b. Berdasarkan Usia

Tabel 9
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Responden
Usia
No Jumlah
(Tahun) Persentase (%)
(Orang)
1 >35 22 22,2
2 18-23 29 29,3
3 24-29 20 20,2
4 30-35 28 28,3
Total 99 100

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 3)


76

Berdasarkan tabel 9 di atas dinyatakan bahwa usia >35 tahun

sebanyak 22 orang dengan jumlah persentase 22,2%, usia 28-23

tahun sebanyak 29 orang dengan jumlah persentase 29,3%, usia 24-

29 tahun sebanyak 20 orang dengan jumlah persentase 20,2%, dan

usia 30-35 tahun sebanyak 28 orang dengan jumlah persentase

28,3%. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas responden usia 18-23

tahun sebanyak 29 orang dengan jumlah persentase 29,3%.

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 10
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Responden
Pendidikan
No Jumlah
Terakhir Persentase (%)
(Orang)
1 Diploma 29 29,3
2 S1 29 29,3
3 SMA/SMK 41 41,4
Total 99 100

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 10 dinyatakan bahwa responden

berpendidikan Diploma sebanyak 29 orang dengan jumlah

persentase 29,3%, pendidikan S1 sebanyak 29 orang dengan

jumlah persentase 29,3%, dan pendidikan SMA/SMK sebanyak 41

orang dengan jumlah persentase 41,4%. Hal ini dapat dilihat bahwa

mayoritas responden pendidikan SMA/SMK sebanyak 41 orang

dengan jumlah persentase 41,4%.


77

2. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Jumlah responden sebagai sampel penelitian pada Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar adalah 99 orang. Penelitian ini

menggunakan kuesioner. Setiap jawaban mempunyai bobot atau skor

nilai sebagai berkut :

a. Jawaban SS (Sangat Setuju), mendapat skor 5

b. Jawaban S (Setuju), mendapat skor 4

c. Jawaban CS (Cukup Setuju) skor 3

d. Jawaban TS (Tidak Setuju), mendapat skor 2

e. Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju), mendapat skor 1

Kategori Penilaian

a. 1,00 – 1,80 = Sangat Tidak Setuju

b. 1,81 – 2,60 = Tidak Setuju

c. 2,61 – 3,40 = Cukup Setuju

d. 3,41 – 4,20 = Setuju

e. 4,21 – 5,00 = Sangat Setuju

Adapun jawaban konsumen yang menjadi responden terhadap

variabel kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja

hedonis terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Produk (X1)

Variabel kualitas produk pada penelitian ini merupakan

variabel bebas. Variabel kualitas produk yang disimbolkan dengan


78

X1 serta diukur dengan menggunakan 9 pernyataan yang

ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban 99 responden

terkait variabel kualitas produk disajikan pada lampiran 4, maka

dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban terhadap seluruh responden

untuk masing-masing kategori seperti yang terlihat pada tabel 11

berikut:

Tabel 11
Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian
Kualitas Produk (X1) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota
Denpasar
Jawaban Responden (Skor) Rata-
Jumlah Kategori
No Pernyataan Rata
STS TS CS S SS Skor Penilaian
Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
Produk yang dijual
Cukup
1 mempunyai desain yang 11 28 19 20 21 309 3,12
Baik
unik
Produk yang dijual
mempunyai beberapa
2 5 14 26 27 27 354 3,58 Baik
macam produk sesuai
trend
Bahan yang digunakan
3 mampu memberikan rasa 10 10 28 25 26 344 3,47 Baik
nyaman saat digunakan
Produk yang dijual sesuai
4 dengan standart dan 10 16 21 24 28 341 3,44 Baik
kualitas yang ditawarkan
Produk yang dijual
Cukup
5 menggunakan bahan yang 18 30 20 8 23 285 2,88
Baik
berkualitas
Produk yang dijual bersifat
6 10 13 23 26 27 344 3,47 Baik
limitid edition
Tidak ditemukannya cacat
7 13 6 24 34 22 343 3,46 Baik
produk yang dijual
Memberikan tampilan
8 produk sesuai dengan 9 13 23 27 27 347 3,51 Baik
trend
Desain yang diberikan
9 8 15 20 26 30 352 3,56 Baik
tidak pasaran
Cukup
Rata-rata Skor Total 3,39
Baik
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 4)
79

Berdasarkan tabel 11 menjelaskan bahwa rata-rata dari 9

pernyataan mengenai kualitas produk yaitu sebesar 3,39 yang

termasuk dalam kategori cukup baik. Namun masih ada 2

pernyataan yang mempunyai nilai di bawah rata-rata yaitu produk

yang dijual mempunyai desain yang unik dengan rata-rata 3,12,

dan produk yang dijual menggunakan bahan yang berkualitas

dengan rata-rata 2,88. Hal ini menunjukan Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar belum mampu memberikan

produk dengan desain yang unik dan belum mampu memberikan

produk dengan bahan yang berkualitas.

b. Potongan Harga (X2)

Variabel potongan harga pada penelitian ini merupakan

variabel bebas. Variabel potongan harga yang disimbolkan dengan

X2 serta diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang

ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban 99 responden

terkait variabel potongan harga disajikan pada lampiran 3, maka

dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban terhadap seluruh responden

untuk masing-masing kategori seperti yang terlihat pada tabel 12

berikut:
80

Tabel 12

Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian


Potongan Harga (X2) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota
Denpasar
Jawaban Responden (Skor) Rata-
N Jumlah Kategori
Pernyataan Rata
o STS TS CS S SS Skor Penilaian
Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
Potongan harga dapat
1 menarik konsumen 8 13 27 25 26 345 3,48 Baik
untuk berbelanja
Konsumen akan
membeli barang
Cukup
2 dengan melihat 11 20 22 23 23 324 3,27
Baik
kualitas ketika ada
potongan harga
Konsumen akan
bebrelanja sesuai
dengan kebutuhan dan
3 akan 7 10 33 21 28 350 3,54 Baik
mempertimbangkan
pembelian ketika ada
potongan
Rata-rata Skor Total 3,43 Baik
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel 12 menjelaskan bahwa rata-rata dari

pernyataan mengenai potongan harga yaitu sebesar 3,43 yang

termasuk dalam kategori baik. Namun masih ada 1 pernyataan yang

mempunyai nilai di bawah rata-rata yaitu konsumen akan membeli

barang dengan melihat kualitas ketika ada potongan harga dengan

rata-rata 3,27. Hal ini menunjukan bahwa Toko Pakaian Billabong

Sanur di Denpasar kurang memberikan kualitas barang yang baik

walaupun barang tersebut diberikan potongan harga.

c. Motivasi Belanja Hedonis (X3)

Variabel motivasi belanja hedonis pada penelitian ini

merupakan variabel bebas. Variabel motivasi belanja hedonis yang


81

disimbolkan dengan X2 serta diukur dengan menggunakan 3

pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban 99 responden

terkait variabel motivasi belanja hedonis disajikan pada lampiran

3, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban terhadap seluruh

responden untuk masing-masing kategori seperti yang terlihat

pada tabel 13 berikut:

Tabel 13

Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian Motivasi Belanja


Hedonis (X3) pada Toko Pakaian Billabong Sanur
di Kota Denpasar
Jawaban Responden (Skor) Rata-
Jumlah Kategori
No Pernyataan Rata
STS TS CS S SS Skor Penilaian
Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
Berbelanja di Toko
Pakaian Billabong Sanur
dapat membangkitkan rasa Cukup
1 13 16 27 22 21 319 3,22
penasaran dan Baik
keingintahuan konsumen
tentang berbagai produk
Konsumen berbelanja di
Toko Pakaian Billabong
Sanur untuk memperbaiki
2 8 11 23 28 29 356 3,60 Baik
suasana hati yang sedang
kacau atau menghilangkan
kejenuhan.
Konsumen berbelanja di
Toko Pakaian Billabong
3 10 7 24 29 29 357 3,61 Baik
Sanur untuk mencari
produk terbaru
Rata-rata Skor Total 3,47 Baik
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel 13 menjelaskan bahwa rata-rata dari 3

pernyataan mengenai motivasi belanja hedonis yaitu sebesar 3,47

yang termasuk dalam kategori baik. Namun masih ada 1

pernyataan yang mempunyai nilai dibawah rata-rata yaitu


82

berbelanja di Toko Pakaian Billabong Sanur dapat

membangkitkan rasa penasaran dan keingintahuan konsumen

tentang berbagai produk dengan rata-rata 3,22. Hal ini

menunjukan bahwa Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar belum baik dalam meningkatkan rasa penasaran dan

keingintahuan dalam meningkatkan motivasi belanja pada

konsumen.

d. Pembelian Impulsif (Y)

Variabel pembelian impulsif pada penelitian ini merupakan

variabel tetap. Variabel pembelian impulsif yang disimbolkan

dengan Y serta diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang

ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban 99 responden

terkait variabel pembelian impulsif disajikan pada lampiran 3,

maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban terhadap seluruh

responden untuk masing-masing kategori seperti yang terlihat

pada tabel 14 berikut:


83

Tabel 14

Jumlah Skor, Rata-Rata Skor, dan Kategori Penilaian Pembelian Impulsif


(Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar
Jawaban Responden (Skor) Rata-
Jumlah Kategori
No Pernyataan Rata
STS TS CS S SS Skor Penilaian
Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
Konsumen cenderung
berbelanja dalam
jumlah banyak saat
1 ada tawaran khusus di 7 14 21 30 27 353 3,57 Baik
Toko Pakaian
Billabong Sanur

Saat berbelanja di
Toko Pakaian
Billabong Sanur,
konsumen cenderung Cukup
2 11 17 31 18 22 320 3,23
berbelanja tanpa Baik
berpikir panjang
terlebih dahulu

Konsumen cenderung
terobsesi untuk
membelanjakan uang
3 yang dimiliki untuk 5 14 25 27 28 356 3,60 Baik
pakaian yang dijual di
Toko Pakaian
Billabong Sanur

Rata-rata Skor Total 3,46 Baik


Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel 14 menjelaskan bahwa rata-rata dari 3

pernyataan mengenai pembelian impulsif yaitu sebesar 3,46 yang

termasuk dalam kategori baik. Namun masih ada 1 pernyataan

yang mempunyai nilai dibawah rata-rata yaitu saat berbelanja di

Toko Pakaian Billabong Sanur, konsumen cenderung berbelanja

tanpa berpikir panjang terlebih dahulu dengan rata-rata 3,23. Hal

ini menunjukan Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar

belum dapat memberikan pelayanan dan produk yang baik bagi

konsumen untuk melakukan pembelian secara impulsif.


84

3. Hasil Rumusan Penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur

yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur secara tepat. Validitas suatu instrumen akan

menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan

untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok

pengukuran (Sudarmanto: 2017). Syarat yang harus dipenuhi

memiliki kriteria sebagai berikut :

1) Jika r > 0,30 atau diatas 0,30, maka item-item dari pertanyaan

dari kuisioner adalah valid.

2) Jika r > 0,30 atau dibawah 0,30, maka item-item dari

pertanyaan dari kuisioner adalah tidak valid.

Hasil uji validitas penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 15 berikut

ini:
85

Tabel 15

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Tentang Kualitas


Produk (X1), Potongan Harga (X2), Motivasi Belanja Hedonis (X3), dan
Pembelian Impulsif (Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota
Denpasar
Item Korelasi Item
No Variabel Keterangan
Pernyataan Total
X1.1 0,320 Valid
X1.2 0,393 Valid
X1.3 0,581 Valid
X1.4 0,454 Valid
Kualitas
1 X1.5 0,318 Valid
Produk (X1)
X1.6 0,582 Valid
X1.7 0,463 Valid
X1.8 0,331 Valid
X1.9 0,480 Valid
X2.1 0,660 Valid
Potongan
2 X2.2 0,747 Valid
Harga (X2)
X2.3 0,651 Valid
X3.1 0,730 Valid
Motivasi Belanja
3 X3.2 0,622 Valid
Hedonis (X3)
X3.3 0,749 Valid
Y1.1 0,555 Valid
Pembelian
4 Y1.2 0,706 Valid
Impulsif (Y)
Y1.3 0,612 Valid
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 5)

Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa seluruh koefisien

korelasi dari indikator variabel kualitas produk, potongan harga,

motivasi belanja hedonis dan pembelian impulsif dengan skor total

diatas 0,3 dan semuanya telah signifikan dan di atas alpha 0,05

maka seluruh koefisien korelasi dari indikator kualitas produk,

potongan harga, motivasi belanja hedonis dan pembelian impulsif

dinyatakan valid.
86

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sujarweni (2016), uji reliabilitas merupakan

ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun

dalam suatu bentuk kuisioner. Dasar pengambilan keputusan untuk

pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali: 2018):

1) Jika nilai Cronbach Alpha> 0,60, maka kuisioner yang diuji

dinyatakan reliabel.

2) Jika nilai Cronbach Alpha< 0,60, maka kuisiner yang diuji

dinyatakan tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 14

berikut ini:
87

Tabel 16

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Kualitas Produk


(X1), Potongan Harga (X2), Motivasi Belanja Hedonis (X3), dan Pembelian
Impulsif (Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar

Alpha
No Variabel Keterangan
Cronbach’s
1 Kualitas Produk (X1) 0,669 Reliabel
2 Potongan Harga (X2) 0,765 Reliabel
3 Motivasi Belanja Hedonis (X3) 0,774 Reliabel
Pembelian
3 0,716 Reliabel
Impulsif (Y)
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 6)
Berdasarkan tabel 16 di atas dapat dilihat nilai koefisian

Alpha Cronbach berada di atas 0,60 pada variabel indikator

kualitas produk, potongan harga, motivasi belanja hedonis, dan

pembelian impulsif sehingga instrumen tersebut dapat dinyatakan

reliabel atau handal dan layak dijadikan instrumen penelitian.

B. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini dilakukan uji asumsi klasik untuk

mengetahui kelayakan penggunaan model regresi. Uji asumsi klasik

yang digunakan terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai


88

residual mengikuti distribusi normal. Cara untuk mendeteksi

apakah residul berdistribusi normal atau tidaknya dengan analisis

grafik yaitu dengan melihat grafik histogram dan normal

probability plot (Ghozali, 2013:160). Pengujian normalitas data

menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Ketentuan

suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila probability

dari Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari (p>0,05). Pengujian

distribusi normal dilakukan dengan cara melihat histogram yang

membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati

normal. Disamping itu digunakan normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya

dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.

Tabel 17
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 99
Mean .00000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.886433
Absolute .086
Most Extreme Differences Positive .086
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .858
Asymp. Sig. (2-tailed) .453
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 7)
89

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang ditampilkan pada tabel 17

tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov

adalah sebesar 0,858 > 0,05 maka mengindikasikan bahwa data

yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi normal, sehingga

dapat disimpulkan bahwa model memenuhi asumsi normalitas.

Adapun Grafik normal probability plot dapat ditampilkan dalam

gambar sebagai berikut:

Gambar 7

Uji Normalitas (Normal Probability Plot)

Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2021 (lampiran 7)

Grafik normal probability plot yang ditunjukkan pada

gambar 7, menunjukkan bahwa adanya pola normal dimana data

berupa plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal.Selain menggunakan analisis grafik tersebut.


90

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(Independent). Kriteria pengujian pada uji multikolonieritas, nilai

Tollerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 menunjukan

adanya multikolonieritas antar variabel independen dalam model

regresi (Ghozali, 2013:105). Adapun nilai tolerance dan nilai VIF

ditunjukkan pada tabel 18 berikut:

Tabel 18

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(Constant) 2.688 1.221 2.201 .030
Kualitas Produk .101 .046 .220 2.182 .032 .685 1.459
1 Potongan Harga .209 .086 .234 2.420 .017 .750 1.333
Motivasi Belanja
.239 .085 .276 2.808 .006 .724 1.382
Hedonis
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 8)

Berdasarkan tabel 18 tersebut ditunjukkan bahwa nilai

tolerance dari variabel kualitas produk, potongan harga, dan

motivasi belanja hedonis menunjukkan tolerance untuk setiap

variabel lebih dari 0,10 dan memiliki nilai VIF kurang dari 10,
91

maka dari itu model regresi tidak terdapat masalah

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model yang baik adalah model Homoskedastisitas atau tidak

terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).

Cara untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas diuji

dengan metode uji Glejser dengan cara menyusun regresi antara

nilai absolut residual dengan variabel independen. Jika variabel

independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedatisitas (Ghozali,

2013:142). Jika probabilitas signifikasinya diatas tingkat

kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi

tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:143).


92

Tabel 19

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.466 .752 3.280 .001
Kualitas Produk -.019 .028 -.080 -.653 .515
1
Potongan Harga .001 .053 .003 .023 .982
Motivasi Belanja Hedonis -.043 .052 -.097 -.814 .418
a. Dependent Variable: Abs_e
Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 9)

Berdasarkan tabel 19 tersebut, ditunjukkan bahwa nilai

signifikansi variabel kualitas produk sebesar 0,515, nilai

signifikansi potongan harga sebesar 0,982, dan nilai signifikansi

motivasi belanja hedonis sebesar 0,418. Nilai tersebut memiliki

nilai signifikansi lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja

hedonis yang digunakan pada penelitian ini tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu absolute error,

maka dari itu, penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.

Adapun pengujian melalui grafik scatterplot ditunjukkan pada

gambar 8. Berdasarkan gambar 8 ditunjukkan bahwa titik-titik pada

gambar menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0

pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi ini.


93

Gambar 8

Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot)

Sumber: Hasil Output SPSS, 2021 (Lampiran 9)

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara Kualitas Produk (X1), Potongan Harga (X2), dan

Motivasi Belanja Hedonis (X3) terhadap Pembelian Impulsif (Y).

Selain itu untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara

variabel bebas dan variabel terikat. Adapun bentuk umum persamaan

regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Dimana :

Y = Pembelian Impulsif

α = Konstanta

X1 = Kualitas Produk

X2 = Potongan Harga
94

X3 = Motivasi Belanja Hedonis

β1 = Koefisien regresi variabel X1

β2 = Koefisien regresi variabel X2

β3 = Koefisien regresi variabel X3

e = Standar kesalahan

Adapun hasil analisis regresi dengan program Statitical Pacage

of Social Science (SPSS) versi 20.0 for Windows dapat dilihat pada

tabel 20 berikut:

Tabel 20

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.688 1.221 2.201 .030
Kualitas Produk .101 .046 .220 2.182 .032
1 Potongan Harga .209 .086 .234 2.420 .017
Motivasi Belanja
.239 .085 .276 2.808 .006
Hedonis
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber: lampiran 10

Berdasarkan tabel 20 dapat ditulis persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = 2,688 + 0,101 X1 + 0,209 X2 + 0,239 X3 + e

Persamaan regresi linear berganda tersebut menunjukkan arah

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya.


95

Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

α= 2,688 menunjukkan bahwa kualitas produk (X1), potongan

harga (X2), dan motivasi belanja hedonis (X3) diasumsikan

kurang dari 0 (nol), maka pembelian impulsif (Y) akan

mengalami peningkatan.

b1 = 0,101 menunjukkan bahwa kualitas produk (X1) semakin baik

maka pembelian impulsif (Y) akan mengalami peningkatan.

b2 = 0,209 menunjukkan bahwa potongan harga (X2) semakin baik

maka pembelian impulsif (Y) akan mengalami peningkatan.

b3= 0,239 menunjukkan bahwa motivasi belanja hedonis (X2)

semakin baik maka pembelian impulsif (Y) akan mengalami

peningkatan.

e = Standar kesalahan

a. Uji Signifikansi (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan

seluruh variabel kualitas produk, potongan harga, dan motivasi

belanja hedonis memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif

pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar. Tabel 21

menunjukkan hasil perhitungan uji F dengan menggunakan SPSS

20.0.
96

Tabel 21

Hasil Uji Signifikansi (Uji F)


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 176.891 3 58.964 16.062 .000b
1 Residual 348.746 95 3.671
Total 525.636 98
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belanja Hedonis, Potongan Harga, Kualitas Produk
Sumber: lampiran 10

Adapun langkah-langkah pengujian kualitas produk (X1),

potongan harga (X2), motivasi belanja hedonis (X3) terhadap

pembelian impulsif (Y) secara serempak (uji F) adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan formulasi hipotesis.

Ho : b1,2,3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara kualitas produk, potongan

harga, motivasi belanja hedonis terhadap

pengambilan impulsif pada Toko Pakaian

Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Hi : b1,2,3 > 0 berarti ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara kualitas produk, potongan

harga, dan motivasi belanja hedonis pada

Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar.
97

2) Menentukan level of significance

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% (α = 0,05), derajat bebas pembilang : k dan

derajat penyebut : n – k -1 (99 – 3 - 1 = 95), maka diperoleh

Ftabel 0,05 (3 : 95) = 2,70 (Lampiran 11).

3) Kriteria penerimaan atau penolakan Ho

a) Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel, berarti ada pengaruh yang

signifikan dan Hi diterima

b) Ho diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel, berarti ada pengaruh yang

tidak signifikan dan Hi ditolak.

4) Fhitung

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) version 20,0 for

windows, pada tabel ANOVA diketahui Fhitung sebesar 16,062

(lampiran10).
98

5) Menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan Ho

Gambar 9

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Daerah
Penolakan Ho

Daerah
Penerimaan Ho

2,70 16,062
Ftabel Fhitung

6) Keputusan

Berdasarkan gambar 9 di atas, diketahui Fhitung (16,062)

lebih besar dari Ftabel (2,70) dengan nilai signifikansi F adalah

0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti

bahwa pada taraf α = 5% (0,05) secara simultan variabel

kualitas produk (X1), potongan harga (X2), dan motivasi belanja

hedonis (X3) berhubungan nyata (signifikan) dengan pembelian

impulsif (Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan secara simultan antara kualitas produk, potongan

harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian

impulsif.
99

b. Uji Statistik (Uji t)

Uji statistik (uji t) digunakan untuk menguji pengaruh masing-

masing variabel bebas (variabel kualitas produk, potongan harga,

dan motivasi belanja hedonis) terhadap variabel terikat (pembelian

impulsif). Tabel 22 menunjukkan hasil perhitungan uji t dengan

menggunakan SPSS 20.0.

Tabel 22

Hasil Uji t (t-test)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.688 1.221 2.201 .030
Kualitas Produk .101 .046 .220 2.182 .032
1 Potongan Harga .209 .086 .234 2.420 .017
Motivasi Belanja
.239 .085 .276 2.808 .006
Hedonis
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif

Sumber: lampiran 10

1) Pengaruh kualitas produk (X1) terhadap pembelian impulsif (Y)

pada Toko Pakaian Billabong sanur di Kota Denpasar. Untuk

menguji Ho diterima atau ditolak digunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis.

Ho : β1 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara kualitas produk (X1)

terhadap pembelian impulsif.


100

Hi : β1 > 0, berarti ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara kualitas produk (X1)

terhadap pembelian impulsif.

b) Menentukan level of significance

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan : 99–3-1,

test pada dua sisi (kanan dan kiri), diperoleh nilai tabel

(0,025 ; 95) = 1,985 (lampiran 12).

c) Kriteria penerimaan atau penolakan Ho

Jika thitung ≤ 1,985 maka Ho diterima, berarti pengaruh

tersebut tidak signifikan.

Jika thitung > 1,985 maka Ho ditolak, berarti pengaruh

tersebut signifikan dan Hi diterima.

d) thitung

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) version 20,0

for windows, nilai thitung sebesar 2,182 (lampiran 10).


101

e) Menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan Ho

Dengan pengujian satu sisi, hal ini dapat digambarkan

dengan kurva distribusi t sebagai berikut:

Gambar 10

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Variabel


Kualitas Produk (X1)

Daerah
penolakan H0

Daerah
penerimaan H0

0 ttabel : thitung :
1,985 2,182

f) Keputusan

Berdasarkan gambar 10 di atas dapat dijelaskan bahwa

thitung (2,182) > ttabel (1,985) dengan tingkat signifikansi

0,032 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang

berarti bahwa variabel kualitas produk berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pembelian impulsif. Koefisien

regresi β1 (variabel kualitas produk) sebesar 0,101

menunjukkan bahwa kualitas produk dapat berpengaruh

terhadap pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong

Sanur di Kota Denpasar.


102

2) Pengaruh potongan harga (X2) terhadap pembelian impulsif (Y)

pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar. Untuk

menguji Ho diterima atau ditolak digunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis.

Ho : β2 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara potongan harga (X2)

terhadap pembelian impulsif.

H2 : β2 > 0, berarti ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara potongan harga (X2)

terhadap pembelian impulsif.

b) Menentukan level of significance

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan : 99 – 3 -1,

test pada dua sisi (kanan dan kiri), diperoleh nilai tabel

(0,025 ; 95) = 1,985 (lampiran 12).

c) Kriteria penerimaan atau penolakan Ho

Jika thitung ≤ 1,985 maka Ho diterima, berarti pengaruh

tersebut tidak signifikan.

Jika thitung > 1,985 maka Ho ditolak, berarti pengaruh

tersebut signifikan dan Hi diterima.


103

d) thitung

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) version 20,0

for windows, nilai thitung sebesar 2,420 (lampiran 10).

e) Menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan Ho

Dengan pengujian satu sisi, hal ini dapat digambarkan

dengan kurva distribusi t sebagai berikut :

Gambar 11
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Variabel
Potongan Harga (X2)

Daerah
penolakan Ho
Daerah
penerimaan H0

ttabel : thitung :
0
1,985 2,420

f) Keputusan

Berdasarkan gambar 11 di atas dapat dijelaskan

bahwa thitung (2,420) > ttabel (1,985) dengan tingkat

signifikansi 0,017 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan H2

diterima yang berarti bahwa variabel potongan harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian

impulsif. Koefisien regresi β2 (variabel potongan harga)

sebesar 0,209 menunjukkan bahwa potongan harga dapat


104

berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada Toko

Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

3) Pengaruh motivasi belanja hedonis (X3) terhadap pembelian

impulsif (Y) pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar. Untuk menguji Ho diterima atau ditolak digunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis.

Ho : β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara motivasi belanja hedonis

(X2) terhadap pembelian impulsif.

H3 : β3 > 0, berarti ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara motivasi belanja hedonis

(X3) terhadap pembelian impulsif.

b) Menentukan level of significance

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan : 99 – 3 -1,

test pada dua sisi (kanan dan kiri), diperoleh nilai tabel

(0,025 ; 95) = 1,985 (lampiran 12).

c) Kriteria penerimaan atau penolakan Ho

Jika thitung ≤ 1,985 maka Ho diterima, berarti pengaruh

tersebut tidak signifikan.

Jika thitung > 1,985 maka Ho ditolak, berarti pengaruh

tersebut signifikan dan Hi diterima.


105

d) thitung

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) version 20,0

for windows, nilai thitung sebesar 2,808 (lampiran 10).

e) Menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan Ho

Dengan pengujian satu sisi, hal ini dapat digambarkan

dengan kurva distribusi t sebagai berikut :

Gambar 12
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Variabel Motivasi
Belanja Hedonis (X3)

Daerah
penolakan Ho
Daerah
penerimaan H0

ttabel : thitung :
0
1,985 2,808

f) Keputusan

Berdasarkan gambar 12 di atas dapat dijelaskan

bahwa thitung (2,808) > ttabel (1,985) dengan tingkat

signifikansi 0,006 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan H3

diterima yang berarti bahwa variabel motivasi belanja

hedonis berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembelian impulsif. Koefisien regresi β2 (variabel motivasi

belanja hedonis) sebesar 0,239 menunjukkan bahwa


106

motivasi belanja hedonis dapat berpengaruh terhadap

pembelian impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur di

Kota Denpasar.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan maka dapat

dibuat pembahasan sebagai berikut ini :

1. Pengaruh Kualitas Produk (X1) Terhadap Pembelian Impulsif (Y) Pada

konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Pengaruh kualitas produk (X1) dapat dijelaskan bahwa t hitung

(2,182) > ttabel (1,985) dengan tingkat signifikansi 0,032 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel

kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angela dan Paramita (2017), Agamsyah (2020), Akbar (2020) yang

menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pembelian impulsif.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah indikator-indikator

dari kualitas produk seperti kualitas pemilihan bahan, mutu, desain dan

kenyamanan yang dikategorikan baik sehingga akan mempengaruhi

pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur, di

Kota Denpasar.
107

2. Pengaruh Potongan Harga (X2) Terhadap Pembelian Impulsif (Y) Pada

konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

Pengaruh potongan harga (X2) dapat dijelaskan bahwa t hitung

(2,420) > ttabel (1,985) dengan tingkat signifikansi 0,017 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan H2 diterima yang berarti bahwa variabel

potongan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian

impulsif. Koefisien regresi β2 (variabel potongan harga) sebesar 0,209

menunjukkan bahwa potongan harga dapat berpengaruh terhadap

pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong di Kota

Denpasar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oeh

Maulidiah dan Santoso (2019), Kusnanto, dkk, (2020), dan Dalihade,

dkk, (2017), yang menyatakan bahwa potongan harga berpengengaruh

positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif.

Aspek-aspek yang perlu diperhartikan dalam kebijakan harga

adalah indikator-indikator dari presepsi harga, seperti memastikan

harga terjangkau bagi konsumen, harga yang bersaing dengan

kompetitor, potongan harga yang diberikan sesuai dengan kualitas

yang diberikan sehingga akan mempengaruhi pembelian impulsif pada

konsumen Toko pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

3. Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis (X3) Terhadap Pembelian

Impulsif (Y) Pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota

Denpasar.
108

Pengaruh motivasi belanja hedonis (X2) dapat dijelaskan bahwa

thitung (2,808) > ttabel (1,985) dengan tingkat signifikansi 0,006 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan H3 diterima yang berarti bahwa variabel

motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembelian impulsif. Koefisien regresi β3 (variabel motivasi belanja

hedonis) sebesar 0,239 menunjukkan bahwa motivasi belanja hedonis

dapat berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toko

Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2020), dan Puspita (2016), yang

menyatakan bahwa motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pembelian impulsif.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah indikator-indikator

kualitas produk yang baik, desain yang menarik, harga yang diberikan

terjangkau, ditambah lagi adanya potongan harga atau diskon besar-

besaran yang diberikan oleh toko, sehingga akan mempengaruhi

motivasi belanja hedonis pada konsumen Toko Pakaian Billabong

Sanur, di kota Denpasar.

4. Pengaruh Kualitas Produk (X1), Potongan Harga (X2), dan Motivasi

Belanja Hedonis (X3) Terhadap Pembelian Impulsif (Y) pada

konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar.

Pengaruh kualitas produk (X1), potongan harga (X2), dan motivasi

belanja hedonis (X3) terhadap pembelian impulsif (Y), diketahui Fhitung

(16,062) > (2,70) dengan nilai signifikansi F adalah 0,000 < 0,05,
109

maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa pada taraf α = 5% (0,05)

variabel kualitas produk (X1), potongan harga (X2), dan motivasi

belanja hedonis (X3) terhadap pembelian impulsif (Y) pada konsumen

Toko Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar. Dapat disimpulkan

bahwa kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja hedonis

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif pada

konsumen Toko Pakaian Billabong di Kota Denpasar. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Angela dan Paramita (2020),

Agamsyah (2020) Mauidiah dan Santoso (2019) Kusnanto, dkk,

(2020), Dalihade, dkk, (2017), Akbar (2020) dan Puspita (2016), yang

menyatakan bahwa Kualitas Produk, Potongan Harga, dan Motivasi

Belanja Hedonis, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembelian impulsif.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah, kualitas produk

yang diberikan, mutu dan desain yang diberikan menarik, harga yang

ditawarkan terjangkau bagi konsumen, ditambah lagi adanya potongan

harga atau diskon besar-besaran yang diberikan oleh toko sehingga

akan menyebabkan motivasi belanja hedonis, yang akan berpengaruh

pada pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong

Sanur, di Kota Denpasar.


BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai kualitas

produk, potongan harga, dan motivasi belanja hedonis terhadap pembelian

impulsif pada Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar, maka

dapat disimpulkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kualitas produk, potongan harga, dan motivasi belanja hedonis

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif pada

konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar.

2. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur, di

Kota Denpasar.

3. Potongan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian

impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur, di Kota

Denpasar.

4. Motivasi Belanja Hedonis berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembelian impulsif pada konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur, di

Kota Denpasar.

110
111

B. Saran-Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan

hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas Produk

Untuk kualitas produk disarankan kepada pihak manajemen Toko

Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar lebih menjaga kualitas

desain dan bahan pakaian yang dijual. Desain produk yang dipilih

sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan trend pakaian pada saat

ini agar tidak ketinggalan jaman. Dalam pembelian bahan sebaiknya

lebih diperhatikan kembali kualitasnya agar konsumen lebih tertarik

untuk membeli kembali.

2. Potongan Harga

Untuk potongan harga disarankan kepada pihak manajemen Toko

Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar lebih memperhatikan

kembali pada pakaian yang akan diberikan potongan harga, dengan

tetap menjaga kualitas dan kebersihan dari pakaian tersebut, jika

kualitas pakaian sudah terjaga dengan baik maka konsumen juga akan

melakukan pembelian kembali pada Toko Pakaian Billabong Sanur di

Kota Denpasar.

3. Motivasi Belanja Hedonis

Untuk motivasi belanja hedonis disarankan kepada pihak

manajemen Toko Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar untuk


112

lebih memberikan pelayanan yang lebih baik untuk menarik konsumen

agar mau membeli kembali serta menciptakan suasana toko yang lebih

nyaman untuk berbelanja.

4. Pembelian Impulsif

Untuk pembelian impulsif disarankan kepada pihak manajemen

Toko Pakaian Billabong Sanur, di Kota Denpasar sebisa mungkin

harus sering memberikan promo baik berupa diskon, atau beli satu

gratis satu, menciptakan suasana toko yang nyaman, serta menyajikan

kualitas produk dengan desain yang menarik. Dengan adanya promo,

suasana berbelanja yang nyaman, dan kualitas produk yang ditawarkan

baik, maka konsumen akan cenderung berprilaku hedonis, sehingga

menyebabkan terjadinya pembelian impulsif.

5. Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu menambah

variabel- variabel yang dapat mempengaruhi kepuatusan pembelian

impulsif, mampu untuk memperluas ruang lingkup penelitian yang

tidak hanya terbatas pada Toko Pakaian Billabong Sanur, atau dapat

juga mengganti lokasi penelitian yang tidak hanya terfokus pada suatu

lokasi penelitian, sehingga memberikan suatu pandangan yang lebih

dan mampu diimplementasikan secara umum.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Thamrin dan Tantri Francis. 2018. Manajemen Pemasaran. Jakarta:


Penerbit Raja Grafindo Persada.
Agamsyah, Rafly Putra. 2020. “Pengaruh Visual Merchandising, Harga dan
Kualitas Produk Terhadap Impulse Buying Behavior pada Miniso Kota
Malang”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8
No. 2.
Akbar, Syahrizal Fitrian dkk. 2020. “Pengaruh Display Produk, Promosi Below
The Line dan Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Keputusan Pembelian
Impulsif Pada Distro Spark Store Di Samarinda”. Jurnal Manajemen, Vol.
12 No. 4.

Alma, Buchari. 2018. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :


Alfabeta.

Angela, Veliana dan Eristia Paramita. 2020. “Pengaruh Lifestyle Dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Impulse Buying Konsumen Shopee Generasi Z”.
Jurnal Ekobis: Ekonomi, Bisnis & Manajemen, Vol. 10 No. 2.
Assauri, Sofjan. 2015. Manajemen pemasaran Dasar, Konsep, Strategi. Jakarta :
PT. Rajagrafindo Persada.
Cahyono, Khuzaini dan Widiarto. 2016. “Shopping Lifestyle Memediasi
Hubungan Antara Hedonic dan Utilitarian Value terhadap Impulse
Buying.” Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, Vol. 2, No. 2.

Dalihade, Meigie Putri dkk. 2017. “Pengaruh Potongan Harga dan Store
Atmosphere Terhadap Impulse Buying pada Matahari Departement Store
Mega Mall Manado”. Jurnal Emba, Vol. 5 No. 1.

Della, Ruslimah. 2018. “Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, Dan In-Store
Display Terhadap Keputusan Impulse Buying Pada Giant Ekstra Banjar.”
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 1.

Fahmi, Irham. 2016. Perilaku Konsumen Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Semarang : Badan Penelitian Unive rsitas Diponegoro

Inam, M. Fatkhul dkk, 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Pembelian Impulsif (Survei Pada Pengunjung Yang Melakukan
Pembelian Impulsif Di Distro 3second Cabang Mall Olympic Garden
Malang).” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 36 No. 1.

113
114

Karmila, 2019. Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan


Pembelian Pada Bengkel Las Barokah Di Binuang. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Universitas Islam Kalimantan.

Kaczmarek, Lukasz D. 2017. Hedonic Motivation. Springer International


Publishing. Poland.

Kotler Philip, dan Amstrong, Gary. 2016. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-
13. Jakarta : Erlangga.
Kotler Philip, dan Gary Amstrong. 2018. Principles of marketing, Edisi ke-15.
Global Edition : Person.
Kotler Philip dan Keller, Kevin L. 2016. Marketing Manajement. Edisi ke 15.
Global Edition : Person.
Kusnanto, Danang dkk. 2017. “ Pengaruh potongan harga terhadap pembelian
impulsif pada pengguna aplikasi grab (grabfood)”. Jurnal Manajemen,
Vol. 12 No. 1.
Lukas, Andriyanto. 2016. “Perbedaan Kecendrungan Pembelian Impulsif
Antara Mahasiswa Kos Dan Mahasiswa Tinggal Dengan Orang Tua.”
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Santa Darma Yogyakarta.

Maulidiyah, Suci Nur dan Eko Santoso. 2019. “Pengaruh Price Discount dan
Bonus Pack Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif atau Impulse Buying
pada Konsumen Business Center (BC) Sophie Paris di Kota Batu”. Jurnal
Aplikasi Bisnis, Vol. 5 No. 1.

Maulidya, Eldora. 2016. “Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis Terhadap


Pembelian Impulsif Melalui Emosi Positif Pelanggan Vans Store
Surabaya.” Jurnal Ilmu dan Riset Manejemen, Vol 5 No. 5.

Pasaribu, Lia Octaria dkk. 2016. “Pengaruh Hedonic Shopping Motivation


Terhadap Impulse Buying Pada Toko Online: Studi Pada Toko Online
Zalora.” Jurnal Ilmiah, Vol. 19 No. 2.

Putra, Endhar Widjaya dkk, 2016. “Pengaruh Diskon Terhadap Minat Beli Serta
Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Study Pada Konsumen Yang
Membeli Produk Diskon Di Matahari Department Store Pasar Besar
Malang).” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 38, No. 2.

Rook, Dennis W dan Fisher Robert J. 2019. “Normative Influence on Impulse


Buying Behavior.” Journal of Consumer Research, Vol 22, No. 3.
115

Saputri, Herliana Rahmi. 2016. “Hubungan Antara Keterlibatan Mode dan


Pembelian Impulsif Dengan Harga Diri (Self Esteem) Pada Remaja.” Jurnal
Ilmiah Psikologi, Vol. 3, No. 4.

Sari, Fitria dan Nita Sri Handayani. 2019. “Kontrol Diri Dan Pembelian Impulsif
Pakaian Pada Remaja Penggemar K-Pop.” Jurnal Pikologi, Vol. 12, No. 2.

Siregar, Sofyan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi perbandingan


perhitungan manual dan SPSS. Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Setyasih, Diana Arif. 2017. “Analisis Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, Dan
In-Store Display Terhadap Keputusan Impulse Buying Behavior
Konsumen.” Skrpsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas PGRI
Yogyakarta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


CV Alfabet.
Sutisna, 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, cetakan Ketiga.
Bandung : Remaja Rosdakary.
Tjiptono, Fandy, 2016, Strategi Pemasaran (Edisi III), Andi, Jogjakarta.
Utami, Widya Cristina. 2010, Manajemen Ritel : Strategi san Implementasi
Operasional Bisnis Ritel Modern diindonesia. Jakarta : Salemba Empat.
116

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

PENGARUH KUALITAS PRODUK, POTONGAN HARGA, DAN


MOTIVASI BELANJA HEDONIS TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF
PADA KONSUMEN TOKO PAKAIAN BILLABONG SANUR DI KOTA
DENPASAR

Kepada
Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/i
Di-tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi Program Studi Manajemen Di
Universitas Warmadewa, bersama ini saya
Nama : I Dewa Made Adhinata
NPM : 1632121351
Jurusan : Manajemen
Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Potongan
Harga, dan Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif pada
Konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar” untuk maksud
tersebut, saya mohon ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner
ini dengan lengkap, jujur dan tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dalam
kesempatan ini juga disampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi koesioner
ini dan mohon maaf apabila ada pertanyaan yang kurang berkanan di hati
Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas bantuan Bpak/Ibu Saudara/I saya ucapkan
Terimakasih.

Denpasar, April 2021


Hormat Saya

(I Dewa Made Adhinata)


117

Lanjutan Lampiran 1

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Isilah data yang benar terkait identitas Bapak/Ibu/Saudara/I pada kotak kecil isilah

dengan menggunakan tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang tersedia atau

dengan melingkari pilihn yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.

DATA DIRI RESPONDEN


1 Nama
2 Jenis Kelamin
a. Laki-Laki
b. Perempuan
3 Usia :
a. 18-23 tahun c. 30-35 tahun
b. 24-29 tahun d. >35 tahun
4 Pendidikan terakhir
a. SMA/SMK c. S1
b. Diploma
118

Lanjutan Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dan kelima alternatif jawaban yang sesuai

dengan cara memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom Pada setiap

pertanyaan yang tersedia. Berikut merupakan bobot pilihan jawaban :

(STS) Sangat Tidak Setuju = 1, (TS) Tidak Setuju = 2, (CS) Cukup Setuju = 3 (S)
Setuju= 4, (SS) Sangat Setuju = 5
No Pernyataan SS S CS TS STS
Kualitas Produk (X1)
Produk yang dijual mempunyai
1 desain yang unik
Produk yang dijual mempunyai
2 beberapa macam produk sesuai
trend
Bahan yang digunakan mampu
3 memberikan rasa nyaman saat
digunakan
Produk yang dijual sesuai
4 dengan standart dan kualitas
yang ditawarkan
Produk yang dijual
5 menggunakan bahan yang
berkualitas
Produk yang dijual bersifat
6 limitid edition
Tidak ditemukannya cacat
7
produk yang dijual
Memberikan tampilan produk
8 sesuai dengan trend
Desain yang diberikan tidak
9 pasaran
Potongan Harga (X2)
119

Potongan harga dapat menarik


1
konsumen untuk berbelanja
Konsumen akan membeli
2 barang dengan melihat kualitas
ketika ada potongan harga
Konsumen akan bebrelanja
sesuai dengan kebutuhan dan
3 akan mempertimbangkan
pembelian ketika ada potongan
harga
Motivasi Belanja Hedonis (X3)
Berbelanja di Toko Pakaian
Billabong Sanur dapat
1 membangkitkan rasa penasaran
dan keingintahuan konsumen
tentang berbagai produk
Konsumen berbelanja di Toko
Pakaian Billabong Sanur untuk
2 memperbaiki suasana hati yang
sedang kacau atau
menghilangkan kejenuhan.
Konsumen berbelanja di Toko
3 Pakaian Billabong Sanur untuk
mencari produk terbaru
Pembelian Impulsif (Y)
Konsumen cenderung
berbelanja dalam jumlah
1 banyak saat ada tawaran
khusus di Toko Pakaian
Billabong Sanur
Saat berbelanja di Toko
Pakaian Billabong Sanur,
2 konsumen cenderung
berbelanja tanpa berpikir
panjang terlebih dahulu
Konsumen cenderung terobsesi
untuk membelanjakan uang
3 yang dimiliki untuk pakaian
yang dijual di Toko Pakaian
Billabong Sanur
120

Lampiran 2

Jawaban 99 responden terhadap variabel kualitas produk (X1), potongan harga


(X2), motivasi belanja hedonis (X3), dan pembelian impulsif (Y) pada pada
konsumen Toko Pakaian Billabong Sanur di Kota Denpasar
Kualitas Produk (X1)
No. Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1
1 2 4 5 4 3 4 3 4 3 32
2 5 5 5 4 3 4 5 4 3 38
3 4 3 4 2 2 3 3 5 5 31
4 5 5 3 5 1 3 3 3 4 32
5 2 3 3 3 2 3 4 4 5 29
6 4 4 5 5 5 5 4 3 4 39
7 1 4 3 4 5 5 4 5 5 36
8 4 4 5 3 3 4 3 5 4 35
9 4 5 3 4 1 4 3 5 5 34
10 5 4 3 5 2 3 4 3 3 32
11 5 3 3 2 2 5 3 5 5 33
12 4 5 5 4 5 5 4 3 4 39
13 3 5 5 5 4 4 4 4 4 38
14 5 4 5 5 2 5 4 3 5 38
15 1 5 3 5 5 4 4 3 3 33
16 2 4 4 2 5 5 4 3 3 32
17 5 4 4 5 3 5 5 5 5 41
18 4 4 3 3 3 5 3 4 4 33
19 4 3 4 3 2 5 5 4 5 35
20 2 3 5 3 1 2 3 3 3 25
21 2 3 4 5 2 5 5 4 4 34
22 2 3 3 2 5 5 3 3 4 30
23 2 2 5 4 2 3 4 4 5 31
24 2 3 4 5 3 5 3 5 4 34
25 5 4 4 5 2 5 3 3 3 34
26 2 4 5 4 1 3 4 4 4 31
27 4 5 5 4 5 5 3 4 3 38
28 2 4 5 3 1 5 4 5 5 34
29 1 5 5 3 3 3 3 5 3 31
30 5 4 5 5 5 4 4 4 5 41
31 1 5 5 4 1 3 5 4 5 33
32 3 5 5 3 5 3 5 3 5 37
121

33 2 3 4 1 1 3 3 5 5 27
34 3 4 3 2 3 4 3 5 5 32
Kualitas Produk (X1)
No. Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1
35 3 3 4 4 5 4 3 4 4 34
36 3 4 3 4 1 4 4 5 3 31
37 1 5 4 5 1 4 5 5 4 34
38 4 5 3 2 3 3 5 5 3 33
39 2 3 4 5 5 4 4 5 5 37
40 3 5 5 5 5 3 5 4 3 38
41 3 3 5 5 2 4 4 2 4 32
42 5 5 3 5 3 3 5 4 5 38
43 3 5 4 2 5 5 5 4 4 37
44 4 3 4 4 3 5 4 4 4 35
45 5 3 3 4 4 4 4 4 5 36
46 3 3 4 1 2 5 1 5 4 28
47 2 3 4 5 2 4 4 5 5 34
48 5 3 4 1 2 5 3 5 5 33
49 4 5 5 3 2 5 3 4 4 35
50 4 3 4 2 1 3 5 3 4 29
51 2 2 4 4 3 4 1 3 5 28
52 5 3 4 3 2 4 4 2 5 32
53 2 2 1 4 2 5 5 5 5 31
54 5 2 3 1 4 5 1 1 5 27
55 1 4 3 1 5 5 2 4 4 29
56 4 3 4 2 2 4 5 3 1 28
57 4 5 1 3 2 3 1 3 5 27
58 4 4 1 3 4 2 3 3 2 26
59 4 2 3 5 5 2 1 2 2 26
60 1 2 3 2 1 2 5 3 3 22
61 2 5 2 1 1 4 2 2 4 23
62 3 3 3 5 3 2 4 5 5 33
63 2 4 4 5 3 1 5 2 2 28
64 4 5 2 4 1 5 1 1 1 24
65 2 1 1 3 1 4 4 5 3 24
66 4 4 5 4 5 3 4 2 2 33
67 2 4 5 1 2 4 4 5 1 28
68 3 1 5 4 3 3 4 4 2 29
69 2 4 2 2 2 1 1 2 4 20
70 5 3 2 2 4 2 2 5 2 27
71 2 3 1 3 2 2 4 5 1 23
122

72 3 2 4 3 5 4 4 2 2 29
73 1 5 3 4 3 1 1 4 4 26
Kualitas Produk (X1)
No. Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1
74 2 2 3 1 1 1 5 4 2 21
75 2 3 3 2 2 1 3 3 1 20
76 4 5 5 5 4 5 4 1 2 35
77 1 1 4 2 5 3 3 5 3 27
78 3 5 2 4 2 2 3 1 5 27
79 2 1 1 5 4 2 2 1 4 22
80 3 2 2 5 2 1 1 5 2 23
81 2 2 1 3 3 4 5 2 1 23
82 5 2 3 3 1 3 4 4 3 28
83 2 4 3 5 2 3 4 1 3 27
84 5 4 5 4 2 2 4 1 2 29
85 4 1 3 1 5 1 1 3 2 21
86 5 3 1 4 2 2 4 3 5 29
87 3 2 5 5 4 1 2 4 5 31
88 5 2 4 3 3 4 4 2 5 32
89 2 5 3 3 5 3 3 1 2 27
90 2 4 5 5 5 2 5 3 4 35
91 3 4 3 3 5 5 1 1 2 27
92 3 5 1 5 2 5 5 4 3 33
93 5 4 4 2 2 3 5 2 4 31
94 5 5 1 5 2 1 1 4 3 27
95 3 5 2 2 1 2 2 2 3 22
96 1 3 2 4 5 4 4 3 2 28
97 1 5 3 4 1 1 5 2 1 23
98 5 4 2 3 3 4 3 5 1 30
99 3 2 2 1 3 3 1 3 4 22
Jml. Skor 309 354 344 341 285 344 343 347 352 3019
Rata-Rata 3,12 3,58 3,47 3,44 2,88 3,47 3,46 3,51 3,56 3,39
123

Lanjutan Lampiran 2
Potongan Harga (X2)
No. Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2
1 5 4 4 13
2 3 4 3 10
3 4 4 3 11
4 5 3 3 11
5 3 5 3 11
6 4 3 4 11
7 3 4 3 10
8 5 5 5 15
9 3 4 4 11
10 5 3 3 11
11 5 5 5 15
12 4 5 4 13
13 5 3 3 11
14 3 5 5 13
15 4 3 4 11
16 3 4 4 11
17 5 3 4 12
18 5 4 3 12
19 4 3 5 12
20 3 4 4 11
21 4 5 5 14
22 4 3 5 12
23 5 5 5 15
24 3 5 4 12
25 4 5 5 14
26 3 3 5 11
27 5 5 3 13
28 4 3 3 10
29 5 5 3 13
30 4 4 5 13
31 3 4 3 10
32 5 4 4 13
33 4 3 3 10
34 5 4 5 14
35 3 3 3 9
36 4 4 4 12
124

37 5 5 3 13
38 5 5 4 14
Potongan Harga (X2)
No. Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2
39 4 5 5 14
40 3 4 3 10
41 5 3 3 11
42 4 4 5 13
43 3 3 4 10
44 5 1 3 9
45 4 2 5 11
46 4 2 4 10
47 3 4 5 12
48 5 4 5 14
49 3 2 5 10
50 3 2 4 9
51 5 2 3 10
52 1 2 3 6
53 3 2 4 9
54 1 2 5 8
55 3 1 1 5
56 1 5 2 8
57 3 1 5 9
58 3 2 5 10
59 4 5 4 13
60 4 3 2 9
61 4 2 5 11
62 1 1 2 4
63 3 3 3 9
64 5 4 4 13
65 2 2 1 5
66 2 1 5 8
67 3 3 5 11
68 5 2 1 8
69 2 5 3 10
70 1 3 2 6
71 5 3 1 9
72 2 3 5 10
73 5 4 3 12
74 2 2 2 6
75 2 2 3 7
125

76 2 2 3 7
77 5 2 4 11
Potongan Harga (X2)
No. Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2
78 3 2 3 8
79 2 1 3 6
80 1 1 1 3
81 3 5 3 11
82 2 2 1 5
83 4 2 3 9
84 3 4 5 12
85 2 1 2 5
86 5 5 4 14
87 3 1 4 8
88 2 5 3 10
89 1 5 3 9
90 4 3 2 9
91 2 4 5 11
92 4 4 3 11
93 4 4 1 9
94 2 2 5 9
95 3 1 2 6
96 5 1 2 8
97 4 5 2 11
98 1 5 5 11
99 4 3 3 10
Jml. Skor 345 324 350 1019
Rata-Rata 3,48 3,27 3,54 3,43
126

Lanjutan Lampiran 2
Motivasi Belanja Hedonis (X3)
No. Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3
1 5 5 4 14
2 4 4 5 13
3 4 5 3 12
4 4 3 3 10
5 3 5 3 11
6 3 4 4 11
7 4 5 5 14
8 4 4 5 13
9 4 5 4 13
10 5 4 5 14
11 4 3 3 10
12 3 4 3 10
13 4 4 3 11
14 5 5 4 14
15 3 3 5 11
16 5 4 3 12
17 3 4 5 12
18 3 5 3 11
19 5 3 4 12
20 4 5 4 13
21 5 5 5 15
22 3 4 5 12
23 4 3 5 12
24 3 5 4 12
25 5 4 3 12
26 3 4 5 12
27 4 4 3 11
28 4 3 5 12
29 3 5 5 13
30 5 4 5 14
31 5 4 4 13
32 4 5 3 12
33 5 4 4 13
34 4 5 5 14
35 5 3 3 11
127

36 3 4 4 11
37 5 5 4 14
38 5 4 5 14
Motivasi Belanja Hedonis (X3)
No. Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3
39 4 5 5 14
40 5 3 4 12
41 3 4 4 11
42 1 4 3 8
43 4 5 3 12
44 5 3 4 12
45 1 5 4 10
46 3 3 3 9
47 3 5 3 11
48 2 3 4 9
49 2 5 3 10
50 3 4 4 11
51 2 5 1 8
52 2 4 4 10
53 3 2 4 9
54 1 3 1 5
55 4 4 4 12
56 4 1 5 10
57 2 2 3 7
58 2 2 5 9
59 1 4 3 8
60 4 3 5 12
61 5 3 2 10
62 4 5 5 14
63 2 1 4 7
64 3 4 2 9
65 4 1 1 6
66 5 5 5 15
67 1 5 5 11
68 5 5 5 15
69 5 2 4 11
70 1 2 2 5
71 3 3 3 9
72 5 3 5 13
73 2 5 3 10
74 3 3 3 9
128

75 1 3 3 7
76 2 4 4 10
77 2 4 3 9
Motivasi Belanja Hedonis (X3)
No. Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3
78 1 2 4 7
79 2 1 1 4
80 2 5 5 12
81 3 2 2 7
82 3 1 1 5
83 2 2 2 6
84 1 3 1 5
85 1 4 4 9
86 5 3 5 13
87 3 1 5 9
88 3 5 4 12
89 1 5 1 7
90 2 1 2 5
91 3 3 4 10
92 3 2 5 10
93 3 4 1 8
94 1 3 2 6
95 3 2 1 6
96 2 2 4 8
97 2 3 5 10
98 4 1 4 9
99 1 5 1 7
Jml. Skor 319 356 357 1032
Rata-Rata 3,22 3,60 3,61 3,47
129

Lampiran 2
Pembelian Impulsif (Y)
No. Responden Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1
1 5 5 5 15
2 3 3 3 9
3 4 3 3 10
4 3 4 5 12
5 4 4 3 11
6 3 5 3 11
7 5 3 5 13
8 3 5 5 13
9 4 3 5 12
10 3 5 4 12
11 4 3 4 11
12 5 4 4 13
13 3 5 4 12
14 3 5 5 13
15 3 4 5 12
16 4 4 3 11
17 5 4 5 14
18 5 3 4 12
19 3 3 5 11
20 4 3 4 11
21 4 4 4 12
22 5 5 5 15
23 3 3 3 9
24 5 5 5 15
25 5 3 3 11
26 4 3 5 12
27 5 4 4 13
28 4 5 5 14
29 5 4 4 13
30 3 4 5 12
31 3 4 5 12
32 5 4 4 13
33 3 4 5 12
34 5 3 3 11
35 4 5 5 14
130

36 4 4 3 11
37 4 3 4 11
38 4 5 5 14
Pembelian Impulsif (Y)
No. Responden Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1
39 5 3 3 11
40 3 3 4 10
41 4 3 4 11
42 5 5 4 14
43 3 5 4 12
44 4 3 5 12
45 5 1 4 10
46 4 2 3 9
47 4 4 4 12
48 3 1 5 9
49 4 2 3 9
50 4 3 4 11
51 4 1 3 8
52 2 2 5 9
53 2 3 4 9
54 5 5 3 13
55 3 2 3 8
56 5 3 2 10
57 2 2 5 9
58 5 3 2 10
59 2 5 4 11
60 4 5 5 14
61 3 2 4 9
62 5 1 2 8
63 2 3 4 9
64 4 1 4 9
65 4 2 2 8
66 1 2 5 8
67 5 1 3 9
68 4 5 2 11
69 1 2 5 8
70 4 4 1 9
71 4 1 3 8
72 2 5 3 10
73 5 2 2 9
74 2 1 3 6
131

75 5 5 2 12
76 5 3 2 10
77 2 5 1 8
Pembelian Impulsif (Y)
No. Responden Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1
78 4 4 5 13
79 2 2 5 9
80 4 2 3 9
81 4 3 3 10
82 1 1 4 6
83 2 2 1 5
84 2 5 2 9
85 5 1 3 9
86 1 4 4 9
87 2 1 2 5
88 5 3 3 11
89 2 3 3 8
90 1 3 3 7
91 5 2 5 12
92 5 2 1 8
93 3 3 2 8
94 1 3 2 6
95 4 3 1 8
96 3 3 4 10
97 1 2 2 5
98 2 5 4 11
99 3 2 2 7
Jml. Skor 353 320 356 1029
Rata-Rata 3,57 3,23 3,60 3,46
132

Lampiran 3
Karakteristik Responden

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 52 52.5 52.5 52.5
Valid Perempuan 47 47.5 47.5 100.0
Total 99 100.0 100.0

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
>35th 22 22.2 22.2 22.2
18-23th 29 29.3 29.3 51.5
Valid 24-29th 20 20.2 20.2 71.7
30-35th 28 28.3 28.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Diploma 29 29.3 29.3 29.3
S1 29 29.3 29.3 58.6
Valid
SMA/SMK 41 41.4 41.4 100.0
Total 99 100.0 100.0
133

Lampiran 4

Tabel Frekuensi

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1.1 99 1 5 3.12 1.335
X1.2 99 1 5 3.58 1.179
X1.3 99 1 5 3.47 1.264
X1.4 99 1 5 3.44 1.327
X1.5 99 1 5 2.88 1.431
X1.6 99 1 5 3.47 1.296
X1.7 99 1 5 3.46 1.272
X1.8 99 1 5 3.51 1.273
X1.9 99 1 5 3.56 1.287
Valid N (listwise) 99

X1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 11 11.1 11.1 11.1
2 28 28.3 28.3 39.4
3 19 19.2 19.2 58.6
Valid
4 20 20.2 20.2 78.8
5 21 21.2 21.2 100.0
Total 99 100.0 100.0

X1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 5 5.1 5.1 5.1
2 14 14.1 14.1 19.2
3 26 26.3 26.3 45.5
Valid
4 27 27.3 27.3 72.7
5 27 27.3 27.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
134

Lanjutan Lampiran 4

X1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 10 10.1 10.1 10.1
2 10 10.1 10.1 20.2
3 28 28.3 28.3 48.5
Valid
4 25 25.3 25.3 73.7
5 26 26.3 26.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

X1.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 10 10.1 10.1 10.1
2 16 16.2 16.2 26.3
3 21 21.2 21.2 47.5
Valid
4 24 24.2 24.2 71.7
5 28 28.3 28.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

X1.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 18 18.2 18.2 18.2
2 30 30.3 30.3 48.5
3 20 20.2 20.2 68.7
Valid
4 8 8.1 8.1 76.8
5 23 23.2 23.2 100.0
Total 99 100.0 100.0
135

Lanjutan Lampiran 4

X1.6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 10 10.1 10.1 10.1
2 13 13.1 13.1 23.2
3 23 23.2 23.2 46.5
Valid
4 26 26.3 26.3 72.7
5 27 27.3 27.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

X1.7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 13 13.1 13.1 13.1
2 6 6.1 6.1 19.2
3 24 24.2 24.2 43.4
Valid
4 34 34.3 34.3 77.8
5 22 22.2 22.2 100.0
Total 99 100.0 100.0

X1.8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 9 9.1 9.1 9.1
2 13 13.1 13.1 22.2
3 23 23.2 23.2 45.5
Valid
4 27 27.3 27.3 72.7
5 27 27.3 27.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
136

Lanjutan Lampiran 4

X1.9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 8 8.1 8.1 8.1
2 15 15.2 15.2 23.2
3 20 20.2 20.2 43.4
Valid
4 26 26.3 26.3 69.7
5 30 30.3 30.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X2.1 99 1 5 3.48 1.240
X2.2 99 1 5 3.27 1.323
X2.3 99 1 5 3.54 1.206
Valid N (listwise) 99

X2.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 8 8.1 8.1 8.1
2 13 13.1 13.1 21.2
3 27 27.3 27.3 48.5
Valid
4 25 25.3 25.3 73.7
5 26 26.3 26.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
137

Lanjutan Lampiran 4

X2.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 11 11.1 11.1 11.1
2 20 20.2 20.2 31.3
3 22 22.2 22.2 53.5
Valid
4 23 23.2 23.2 76.8
5 23 23.2 23.2 100.0
Total 99 100.0 100.0

X2.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 7 7.1 7.1 7.1
2 10 10.1 10.1 17.2
3 33 33.3 33.3 50.5
Valid
4 21 21.2 21.2 71.7
5 28 28.3 28.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X3.1 99 1 5 3.22 1.314
X3.2 99 1 5 3.60 1.245
X3.3 99 1 5 3.61 1.260
Valid N (listwise) 99
138

Lanjutan Lampiran 4

X3.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 13 13.1 13.1 13.1
2 16 16.2 16.2 29.3
3 27 27.3 27.3 56.6
Valid
4 22 22.2 22.2 78.8
5 21 21.2 21.2 100.0
Total 99 100.0 100.0

X3.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 8 8.1 8.1 8.1
2 11 11.1 11.1 19.2
3 23 23.2 23.2 42.4
Valid
4 28 28.3 28.3 70.7
5 29 29.3 29.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

X3.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 10 10.1 10.1 10.1
2 7 7.1 7.1 17.2
3 24 24.2 24.2 41.4
Valid
4 29 29.3 29.3 70.7
5 29 29.3 29.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
139

Lanjutan Lampiran 4

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y1.1 99 1 5 3.57 1.230
Y1.2 99 1 5 3.23 1.284
Y1.3 99 1 5 3.60 1.186
Valid N (listwise) 99

Y1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 7 7.1 7.1 7.1
2 14 14.1 14.1 21.2
3 21 21.2 21.2 42.4
Valid
4 30 30.3 30.3 72.7
5 27 27.3 27.3 100.0
Total 99 100.0 100.0

Y1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 11 11.1 11.1 11.1
2 17 17.2 17.2 28.3
3 31 31.3 31.3 59.6
Valid
4 18 18.2 18.2 77.8
5 22 22.2 22.2 100.0
Total 99 100.0 100.0
140

Lanjutan Lampiran 4

Y1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 5 5.1 5.1 5.1
2 14 14.1 14.1 19.2
3 25 25.3 25.3 44.4
Valid
4 27 27.3 27.3 71.7
5 28 28.3 28.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
141

Lampiran 5

Hasil Uji Validitas

Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1
Pearson
1 .072 .026 .044 -.024 .149 -.058 -.090 .109 .320**
Correlation
X1.1
Sig. (2-tailed) .479 .798 .664 .811 .140 .572 .373 .283 .001
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
.072 1 .143 .213* -.019 .140 .126 -.067 .016 .393**
Correlation
X1.2
Sig. (2-tailed) .479 .157 .034 .854 .167 .214 .513 .878 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
.026 .143 1 .141 .168 .241* .299** .097 .181 .581**
Correlation
X1.3
Sig. (2-tailed) .798 .157 .165 .097 .016 .003 .341 .073 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
.044 .213* .141 1 .109 -.005 .233* -.056 .087 .454**
Correlation
X1.4
Sig. (2-tailed) .664 .034 .165 .281 .959 .020 .584 .392 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
-.024 -.019 .168 .109 1 .163 -.081 -.123 -.057 .318**
Correlation
X1.5
Sig. (2-tailed) .811 .854 .097 .281 .106 .426 .225 .574 .001
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
.149 .140 .241* -.005 .163 1 .162 .162 .268** .582**
Correlation
X1.6
Sig. (2-tailed) .140 .167 .016 .959 .106 .109 .108 .007 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
-.058 .126 .299** .233* -.081 .162 1 .143 .028 .463**
Correlation
X1.7
Sig. (2-tailed) .572 .214 .003 .020 .426 .109 .157 .786 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
-.090 -.067 .097 -.056 -.123 .162 .143 1 .263** .331**
Correlation
X1.8
Sig. (2-tailed) .373 .513 .341 .584 .225 .108 .157 .009 .001
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
142

Pearson
.109 .016 .181 .087 -.057 .268** .028 .263** 1 .480**
Correlation
X1.9
Sig. (2-tailed) .283 .878 .073 .392 .574 .007 .786 .009 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Pearson
.320** .393** .581** .454** .318** .582** .463** .331** .480** 1
Correlation
X1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000
N 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
143

Lanjutan Lampiran 5

Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2
*
Pearson Correlation 1 .248 .118 .660**
X2.1 Sig. (2-tailed) .013 .245 .000
N 99 99 99 99
* *
Pearson Correlation .248 1 .253 .747**
X2.2 Sig. (2-tailed) .013 .012 .000
N 99 99 99 99
*
Pearson Correlation .118 .253 1 .651**
X2.3 Sig. (2-tailed) .245 .012 .000
N 99 99 99 99
** ** **
Pearson Correlation .660 .747 .651 1
X2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 99 99 99 99
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3
Pearson Correlation 1 .130 .380** .730**
X3.1 Sig. (2-tailed) .198 .000 .000
N 99 99 99 99
Pearson Correlation .130 1 .197 .622**
X3.2 Sig. (2-tailed) .198 .051 .000
N 99 99 99 99
**
Pearson Correlation .380 .197 1 .749**
X3.3 Sig. (2-tailed) .000 .051 .000
N 99 99 99 99
** ** **
Pearson Correlation .730 .622 .749 1
X3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 99 99 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
144

Lanjutan Lampiran 5

Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1
Pearson Correlation 1 .077 -.038 .555**
Y1.1 Sig. (2-tailed) .446 .712 .000
N 99 99 99 99
*
Pearson Correlation .077 1 .216 .706**
Y1.2 Sig. (2-tailed) .446 .031 .000
N 99 99 99 99
*
Pearson Correlation -.038 .216 1 .612**
Y1.3 Sig. (2-tailed) .712 .031 .000
N 99 99 99 99
** ** **
Pearson Correlation .555 .706 .612 1
Y1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 99 99 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
145

Lampiran 6

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.669 10

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
X1.1 57.87 95.768 .195 .666
X1.2 57.41 94.653 .288 .656
X1.3 57.52 89.354 .489 .631
X1.4 57.55 92.189 .341 .648
X1.5 58.11 95.467 .183 .668
X1.6 57.52 89.028 .488 .631
X1.7 57.53 92.334 .355 .647
X1.8 57.48 95.722 .213 .664
X1.9 57.43 91.779 .373 .645
X1 30.49 25.661 1.000 .461

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
60.99 102.643 10.131 10

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.765 4
146

Lampiran 6

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
X2.1 17.10 19.928 .489 .753
X2.2 17.31 18.381 .594 .707
X2.3 17.05 20.191 .482 .756
X2 10.29 6.719 1.000 .441

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.59 26.878 5.184 4

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.774 4

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
X3.1 17.63 20.114 .579 .732
X3.2 17.25 21.925 .445 .783
X3.3 17.24 20.145 .612 .723
X3 10.42 7.165 1.000 .482

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.85 28.660 5.354 4
147

Lampiran 6

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.716 4

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Y1.1 17.22 16.644 .328 .741
Y1.2 17.56 14.698 .519 .655
Y1.3 17.19 16.136 .411 .707
Y1 10.39 5.364 1.000 .222

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.79 21.455 4.632 4
148

Lampiran 7

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 99
Mean .00000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.886433
Absolute .086
Most Extreme Differences Positive .086
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .858
Asymp. Sig. (2-tailed) .453
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
149

Lampiran 8

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(Constant) 2.688 1.221 2.201 .030
Kualitas Produk .101 .046 .220 2.182 .032 .685 1.459
1 Potongan Harga .209 .086 .234 2.420 .017 .750 1.333
Motivasi Belanja
.239 .085 .276 2.808 .006 .724 1.382
Hedonis
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
150

Lampiran 9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.466 .752 3.280 .001
Kualitas Produk -.019 .028 -.080 -.653 .515
1
Potongan Harga .001 .053 .003 .023 .982
Motivasi Belanja Hedonis -.043 .052 -.097 -.814 .418
a. Dependent Variable: Abs_e
151

Lampiran 10

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .580 .337 .316 1.916
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belanja Hedonis, Potongan Harga,
Kualitas Produk

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 176.891 3 58.964 16.062 .000b
1 Residual 348.746 95 3.671
Total 525.636 98
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belanja Hedonis, Potongan Harga, Kualitas Produk

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.688 1.221 2.201 .030
Kualitas Produk .101 .046 .220 2.182 .032
1
Potongan Harga .209 .086 .234 2.420 .017
Motivasi Belanja Hedonis .239 .085 .276 2.808 .006
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
152

Lampiran 11

Titik Presentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05

df 1 2 3 4
71 3,98 3,13 2,73 2,50
72 3,97 3,12 2,73 2,50
73 3,97 3,12 2,73 2,50
74 3,97 3,12 2,73 2,50
75 3,97 3,12 2,73 2,49
76 3,97 3,12 2,72 2,49
77 3,97 3,12 2,72 2,49
78 3,96 3,11 2,72 2,49
79 3,96 3,11 2,72 2,49
80 3,96 3,11 2,72 2,49
81 3,96 3,11 2,72 2,48
82 3,96 3,11 2,72 2,48
83 3,96 3,11 2,71 2,48
84 3,95 3,11 2,71 2,48
85 3,95 3,10 2,71 2,48
86 3,95 3,10 2,71 2,48
87 3,95 3,10 2,71 2,48
88 3,95 3,10 2,71 2,48
89 3,95 3,10 2,71 2,47
90 3,95 3,10 2,71 2,47
91 3,95 3,10 2,70 2,47
92 3,94 3,10 2,70 2,47
93 3,94 3,09 2,70 2,47
94 3,94 3,09 2,70 2,47
95 3,94 3,09 2,70 2,47
96 3,94 3,09 2,70 2,47
97 3,94 3,09 2,70 2,47
98 3,94 3,09 2,70 2,46
99 3,94 3,09 2,70 2,46
100 3,94 3,09 2,70 2,46
153

Lampiran 12

Titik Presentase Distribusi t


Pr 0,25 0,10 0,05 0,025
Df 0,50 0,20 0,10 0,05
71 0,678 1,294 1,667 1,994
72 0,678 1,293 1,666 1,993
73 0,678 1,293 1,666 1,993
74 0,678 1,293 1,666 1,993
75 0,678 1,293 1,665 1,992
76 0,678 1,293 1,665 1,992
77 0,678 1,293 1,665 1,991
78 0,678 1,292 1,665 1,991
79 0,678 1,292 1,664 1,990
80 0,678 1,292 1,664 1,990
81 0,678 1,292 1,664 1,990
82 0,677 1,292 1,664 1,989
83 0,677 1,292 1,663 1,989
84 0,677 1,292 1,663 1,989
85 0,677 1,292 1,663 1,988
86 0,677 1,291 1,663 1,988
87 0,677 1,291 1,663 1,988
88 0,677 1,291 1,662 1,987
89 0,677 1,291 1,662 1,987
90 0,677 1,291 1,662 1,987
91 0,677 1,291 1,662 1,986
92 0,677 1,291 1,662 1,986
93 0,677 1,291 1,661 1,986
94 0,677 1,291 1,661 1,986
95 0,677 1,291 1,661 1,985
96 0,677 1,290 1,661 1,985
97 0,677 1,290 1,661 1,985
98 0,677 1,290 1,661 1,984
99 0,677 1,290 1,660 1,984
100 0,677 1,290 1,660 1,984

Anda mungkin juga menyukai