Kristian Antonius
Skema Mesin Kalor
Tidak ada suatu proses yang hasil Tidak ada proses yang hasil akhirnya
akhirnya berupa pengambilan berupa pengambilan kalor dari suatu
sejumlah kalor dari suatu reservoar reservoar kalor bersuhu rendah dan
kalor dan mengkonversi seluruh kalor pembuangan kalor dalam jumlah
menjadi usaha yang sama kepada suatu reservoar
yang bersuhu lebih tinggi
Tidak ada mesin non-reversibel yang beroperasi antara dua reservoar pada suhu
konstan dapat mempunyai efisiensi yang lebih besar dari sebuah mesin reversibel yang
beroperasi antara temperatur yang sama. Selanjutnya, semua mesin reversibel yang
beroperasi antara temperatur yang sama memiliki efisiensi yang sama. Tidak ada
mesin nyata yang beroperasi secara reversibel. Akan tetapi, ide mesin reversibel
memberikan standard yg berguna untuk menilai performansi mesin nyata.
Untuk mesin Carnot, perbandingan antara
kalor yang dibuang QC dengan kalor input
QH dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut:
QC TC
=
QH TH
dengan TC dan TH dalam kelvins (K).
QC TC
e = 1- QH = 1- TH
Entropi dan Hukum II Termodinamika
Entropi termasuk fungsi keadaan, sehingga harga entropi hanya bergantung pada
kedudukan awal dan akhir sistem dan tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh
untuk mencapai keadaan akhir tersebut. Jadi pada proses siklus perubahan entropi sama
dengan nol.
Perubahan entropi suatu sistem didefinisikan sebagai berikut ; namun kita dapat
menyatakan suatu pernyataan tentang sifat pusat yang disebut postulat entropi :
“ Jika suatu proses irreversibel terjadi pada sistem tertutup , entropi S pada sistem selalu
meningkat dan tidak pernah menurun”
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
Entropi sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random,distribusi partikel kurang teratur
Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua proses yang berlangsung dalam arah
spontan akan meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan lingkungan). Ini yang
disebut dengan hukum kedua termodinamika
Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi sistem atau lingkungan, tetapi untuk
perubahan spontan entropi total sistem dan lingkungan harus positif:
∆Suniv = ∆Ssistem + ∆Ssurrounding > 0
Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem menjadi semakin tidak teratur, random dan
energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih besar S disorder > S order
Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya tergantung
pada keadaan awal dan akhir tidak pada bagaimana proses terjadinya
∆Ssis = S final – S initial
Jika entropi meningkat maka ∆Ssis akan positif, sebaliknya jika entropi turun, maka
= ∆Ssis akan negatif.
Hukum II Termodinamika :
Jika suatu proses ireversibel terjadi pada sistem tertutup , entropi S pada
sistem selalu meningkat dan tidak pernah menurun
Total entropi jagad raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi ;
∆S jagad raya = 0 dan bertambah ketika proses irreversibel terjadi ;
∆S jagad raya > 0
Ireversibel: Suatu proses dikatakan Ireversibel jika sistem dan semua bagian
sekelilingnya tidak dapat kembali tepat kepada keadaan awalnya setelah proses
berlangsung. Dalam proses ireversibel entropinya selalu meningkat.
Untuk setiap proses kuasistatis berlaku : ∫dQ/T = 0
𝑓
Perubahan Entropi : ∆S = Sf-Si = 𝑄𝑑 𝑖/T
Nilai Perubahan Entropi : ∆S ≥ 0
REVERSIBEL ∆S = 0
IRREVERSIBEL ∆S > 0
Penerapan Hukum II Termodinamika
Pada Air Conditioner (AC)
Pada komponen AC memiliki 2 koil yang saling terhubung satu sama lain dan secara terus
menerus menyalurkan zat pendingin di dalamnya , untuk koil yang ada didalam ruangan disebut
evaporator dan diluar ruangan disebut kondensor
Pinsipnya adalah terus menjaga agar evaporator tetap dingin/lebih dingin dari suhu ruangan,
dengan hal tersebut sehingga suhu panas ruangan dapat diserap oleh evaporator yang
mengakibatkan ruangan menjadi sejuk/ dingin.
Untuk menghasilkan dingin,maka digunakan gas pendingin(freon) yang dialiri kedalam pipa
dengan bantuan kompresor, kompresor secara terus menerus memompa gas pendingin
ke dalam seluruh jaringan pipa
Kompresor menekan freon sehingga menghasilkan gas freon bertekanan dan bersuhu tinggi yang
panas kemudian dialirkan ke kondensor yang berada pada outdor unit dan untuk menurunkan
suhu yang panas tersebut , digunakan kipas untuk melepaskan panas .
Selama proses pelepasan panas ,gas freon akan berubah wujud menjadi cairan,kemudian dialiri
menuju ke receiver dryer sebagai filter dan kemudian menuju ke katup expansi yang bertujuan
untuk menurunkan tekanan dan pada saat tekanan turun maka
akan berubah menjadi gas freon bertekanan rendah
Kemudian gas freon tadi dialirkan menuju ke evaporator pada unit indoor, sehingga suhu dari
evaporator akan tetap dingin, dan untuk menyebarkan dingin maka digunakan kipas untuk
menghembuskan hawa dingin ke seluruh ruangan
INDOOR OUTDOOR
EXP
QC EVP QH
T
RD
C
O
N
KOM
W
Kesimpulan
Pada mesin pendingin : mesin kalor yang beroperasi secara terbalik. Air conditioner ( AC ) menarik panas dari
tempat dingin (di dalam ruangan) dan melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat. Pada prinsipnya
pendinginan udara pada AC melibatkan siklus refrigerasi, yakni udara didinginkan oleh refrigerant/pendingin
(biasanya freon), lalu freon ditekan menggunakan kompresor sampai tekanan dan suhunya naik, kemudian
didinginkan oleh udara lingkungan sehingga mencair. Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang
sehingga menjadi suatu siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor
dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.
TERIMAKASIH