PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemantauan radiasi dan radioaktivitas lingkungan mencakup dua kegiatan utama, yaitu
pemantauan daerah kerja dan pemantauan kawasan. Kedua jenis pemantauan itu merupakan
bagian dari program proteksi radiasi yang harus dilakukan dalam setiap kegiatan pemanfaatan
radiasi. Pemantauan daerah kerja dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa setiap individu
pekerja radiasi terjamin keselamatannya dari bahaya radiasi. Pemantauan ini terdiri atas
pemantauan radiasi dan kontaminasi yang keduanya dapat dipakai untuk memperkirakan
penerimaan dosis oleh para pekerja radiasi.
Jenis pemantauan daerah kerja disesuaikan dengan jenis sumber yang digunakan dan kegiatan
di tempat tersebut. Pada daerah kerja yang hanya menggunakan sumber terbungkus cukup
dilakukan pemantauan radiasi saja. Sedang daerah kerja yang menggunakan sumber radiasi
terbuka dan mempunyai potensi terkontaminasi oleh bahan radioaktif, disamping pemantauan
radiasi perlu juga dilakukan pemantauan kontaminasi. Pemantauan daerah kerja ini bukan
hanya sekadar melakukan pengukuran laju dosis maupun tingkat kontaminasi baik
permukaan udara, tetapi juga menginterpretasikan hasil pengukuran tersebut untuk
dibandingkan dengan batasan dosis yang telah ditetapkan.
Pemantauan radiasi lingkungan memegang peranan yang sangat penting dalam usaha
meningkatkan keselamatan para pekerja dan memperbaiki serta menyempurnakan prosedur
kerja yang digunakan. Agar program pemantauan ini dapat berjalan dengan baik, efektif dan
ekonomis, maka perlu disusun program pemantauan radiasi lingkungan secara rutin dan
berkelanjutan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan potensi bahaya radiasi pada masing –
masing daerah kerja.
Rumusan Masalah
Untuk mempermudah melakukan penulisan ini maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
Tujuan Penulisan
Keselamatan radiasi atau yang lazim disebut dengan proteksi radiasi merupakan salah satu
cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun
lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau sekelompok
orang maupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat
paparan radiasi. Tujuan dari proteksi radiasi ini ialah mencegah terjadinya efek deterministik
yang membahayakan dan mengurangi terjadinya efek stokastik serendah mungkin.
Melalui pemahaman cabang ilmu tersebut, sekelompok orang yang berhubungan atau bekerja
dengan radiasi pengion diusahakan agar:
Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi terutama meliputi:
1. Pada pasien, dosis radiasi yang diberikan harus sekecil mungkin sesuai keharusan
klinis.
2. Pada petugas, dosis radiasi yang diterima harus ditekan serendah mungkin dan dalam
keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang
diperkenankan.
Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari detektor dan peralatan
penunjang, seperti sistem pengukur radiasi lainnya. Alat ukur ini dapat memberikan
informasi dosis radiasi seperti paparan dalam roentgen, dosis serap dalam rad atau gray, dan
dosis ekivalen dalam rem atau sievert.
dosimeter personal
surveimeter
monitor kontaminasi
Dosimeter personal berfungsi untuk “mencatat” dosis radiasi yang telah mengenai seorang
pekerja radiasi secara akumulasi. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja di suatu daerah
radiasi harus selalu mengenakan dosimeter personal. Surveimeter digunakan untuk
melakukan pengukuran tingkat radiasi di suatu lokasi secara langsung sedang monitor
kontaminasi digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pada pekerja, alat maupun
lingkungan.
Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi, dosis radiasi yang
mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan dosis yang telah mengenai
sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan dan berukuran kecil karena alat ini harus
selalu dikenakan oleh setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi.
Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini yaitu:
1. Dosimeter Saku
Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada Gambar
di atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan negatif, sedangkan
sumbu logam dengan jarum ‘quartz’ di bagian bawahnya bermuatan positif. Mula-mula,
sebelum digunakan, dosimeter ini diberi muatan menggunakan charger yaitu suatu catu
daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang
karena perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan
‘charging’ maka penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka nol.
Dalam pemakaian di tempat kerja, bila ada radiasi yang memasuki detektor maka radiasi
tersebut akan mengionisasi gas, sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-
ion ini akan bergerak menuju anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan
potensial antara jarum dan dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial ini
menyebabkan penyimpangan jarum berkurang.
Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan intensitas radiasi
yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan intensitas
radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum tersebut kemudian
dikonversikan menjadi nilai dosis.
Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak
membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter ini
tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang lama
(sifat akumulasi kurang baik)
2. Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat
“menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama film belum
diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya atau telah mengenai
orang yang memakainya– maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin
pekat.
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai
penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka
dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya.
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada dosimeter
saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan
mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku.
Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah mengenainya harus diproses secara
khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu
densitometer.
Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini
adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada
bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering
digunakan untuk TLD adalah CaSO4.
Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian
diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan
dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian
mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk
memproses dosimeter ini adalah TLD reader.
Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada ketelitiannya. Selain
itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses kristal TLD tersebut dapat
digunakan lagi.
Sesuai dengan fungsinya sebagai alat ukur, Surveimeter harus dapat memberikan informasi
laju dosis radiasi pada suatu area secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat
memperkirakan jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi
selama waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap pekerja
dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi batas ambang yang
diizinkan.
Sebagaimana fungsinya, suatu survaimeter harus bersifat portable meskipun tidak perlu
sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi survaimeter terdiri atas detektor dan peralatan
penunjang seperti terlihat gambar berikut. Cara pengukuran yang diterapkan adalah cara arus
(current mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi. Secara
elektronik, nilai intensitas tersebut dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan
satuan roentgent/jam.
Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti detektor isian
gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis, detektor
isian gas Geiger Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga banyak
digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi yang tinggi.
Jenis Surveimeter
Terdapat beberapa jenis survaimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang sesuai
sebagai berikut.
Survaimeter Gamma
Survaimeter Beta dan Gamma
Survaimeter Alpha
Survaimeter neutron
Survaimeter Multi-Guna
Survaimeter gamma merupakan survaimeter yang sering digunakan dan pada prinsipnya
dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Detektor yang sering digunakan adalah
detektor isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).
Berbeda dengan survaimeter gamma biasa, survaimeter beta dan gamma mempunyai
detektor yang terletak di luar badan survaimeter dan mempunyai “jendela” yang dapat
dibuka atau ditutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka jendelanya harus
dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya ditutup.Detektor yang sering
digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau GM.
Survaimeter alpha mempunyai detektor yang terletak di luar badan survaimeter dan
terdapat satu permukaan detektor yang terbuat dari lapisan film yang sangat tipis,
biasanya terbuat dari berrilium, sehingga mudah sobek bila tersentuh atau tergores benda
tajam. Detektor yang digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau detektor
sintilasi ZnS(Ag).
Survaimeter neutron biasanya menggunakan detektor proporsional yang diisi dengan gas
BF3 atau gas Helium. Karena yang dapat berinteraksi dengan unsur Boron atau Helium
adalah neutron termal saja, maka survaimeter neutron biasanya dilengkapi dengan
moderator yang terbuat dari parafin atau polietilen yang berfungsi untuk menurunkan
energi neutron cepat menjadi neutron termal. Moderator ini hanya digunakan bila radiasi
neutron yang akan diukur adalah neutron cepat.
Pada saat ini sudah mulai dipasarkan jenis survaimeter yang serbaguna (multipurpose)
karena selain dapat mengukur intensitas radiasi secara langsung, sebagaimana
survaimeter biasa, juga dapat mengukur intensitas radiasi selama selang waktu tertentu,
dapat diatur, seperti sistem pencacah dan bahkan bisa menghasilkan spektrum distribusi
energi radiasi seperti sistem spektroskopi.
Bila sertifikat kalibrasinya sudah melewati batas waktunya, maka survaimeter tersebut
harus dikalibrasi ulang sebelum dapat digunakan lagi.
Pelajari pengoperasian dan pembacaan:
Langkah ini perlu dilakukan, khususnya bila akan menggunakan survaimeter “baru”. Setiap
survaimeter mempunyai tombol-tombol dan saklar-saklar yang berbeda-beda, biasanya
terdapat beberapa faktor pengalian misalnya x1; x10; x100 dan sebagainya. Sedang display-
nya juga berbeda-beda, ada yang berskala rontgent / jam ; rad / jam ; Sievert /jam atau
mSievert / jam atau bahkan masih dalam cpm (counts per minutes).
Surveymeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu area secara
langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan jumlah radiasi yang akan
diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama waktu tertentu. Dengan informasi yang
ditunjukkan surveymeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan
radiasi yang melebihi batas ambang yang diizinkan.
Sebagaimana fungsinya, suatu surveymeter harus bersifat portable meskipun tidak perlu
sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi surveymeter terdiri atas detektor dan peralatan
penunjang seperti terlihat gambar berikut. Cara pengukuran yang diterapkan adalah cara arus
(current mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi. Secara
elektronik, nilai intensitas tersebut dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan
satuan roentgent/jam.
Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti detektor isian
gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis, detektor
isian gas Geiger Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga banyak
digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi yang tinggi.
Survaimeter gamma merupakan surveymeter yang sering digunakan dan pada prinsipnya
dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Detektor yang sering digunakan adalah
detektor isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).
Berbeda dengan surveymeter gamma biasa, survaimeter beta dan gamma mempunyai
detektor yang terletak di luar badan surveymeter dan mempunyai “jendela” yang dapat
dibuka atau ditutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka jendelanya harus
dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya ditutup.Detektor yang sering digunakan
adalah detektor isian gas proporsional atau GM.
Surveymeter alpha mempunyai detektor yang terletak di luar badan surveymeter dan
terdapat satu permukaan detektor yang terbuat dari lapisan film yang sangat tipis, biasanya
terbuat dari berrilium, sehingga mudah sobek bila tersentuh atau tergores benda tajam.
Detektor yang digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau detektor sintilasi
ZnS(Ag).
Surveymeter neutron biasanya menggunakan detektor proporsional yang diisi dengan gas
BF3 atau gas Helium. Karena yang dapat berinteraksi dengan unsur Boron atau Helium
adalah neutron termal saja, maka surveymeter neutron biasanya dilengkapi dengan moderator
yang terbuat dari parafin atau polietilen yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron
cepat menjadi neutron termal. Moderator ini hanya digunakan bila radiasi neutron yang akan
diukur adalah neutron cepat.
Pada saat ini sudah mulai dipasarkan jenis surveymeter yang serbaguna (multipurpose)
karena selain dapat mengukur intensitas radiasi secara langsung, sebagaimana surveymeter
biasa, juga dapat mengukur intensitas radiasi selama selang waktu tertentu, dapat diatur,
seperti sistem pencacah dan bahkan bisa menghasilkan spektrum distribusi energi radiasi
seperti sistem spektroskopi.