Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KECELAKAAN KERJA

PETUGAS LABORATORIUM
DI RUMAH SAKIT

REVISI 1
-REKOMENDASI
TEORI DOMINO

 ANTON FEBRIYANTO 17311 2600 1200 36


 AZHOMA NAZIRIN 17311 2600 1200 37
 KRISTIAN ANTONIUS T 17311 2600 1200 43
 HIASINTUS WONGA 17311 2600 1200 42
PENYEBAP TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM

 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan kimia dan proses-


proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
 Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya pengawasan
yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
 Kurangnya bimbingan terhadap petugas yang sedang melakukan kegiatan
labolatorium.
 Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
perlindungan kegiatan labolatorium.
 Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus
ditaati.
 Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
 Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :

 Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien.


 Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium
itu sendiri.
DESKRIPSI DAN KRONOLOGI KECELAKAAN

KEADAAN BAHAYA (DANGER)

Petugas Analis Laborat sedang meracik obat dengan mencampur bahan kimia :
Asetilen
CaC2,
Ca3P2,
eter,
alkohol,
aseton
Pada alat Biosafeti Cabinet

Kondisi alat Biosafety Cabinet yang di pakai belum di servis sehingga mudah
mengalami Over Heat
INSIDEN

Ada tumpahan cairan kimia :


asetilen
aseton
CaC2
Ca3P2
pada ruangan laboratorium
Dimana cairan kimia tersebut berada tepat di atas alat Biosafeti
Cabinet

Adapun bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan


dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat
dapat juga menimbulkan ledakan.
Contoh : Al alkil fosfor, fosfor putih, hidrida, asetilen, CaC2, Ca3P2,
eter, alkohol, aseton, benzena, logam
ACCIDENT

Bahan kimia yang tumpah langsung bereaksi dengan oksigen serta panas
(over heat pada alat biosafety) dan menimbulkan ledakan
dan langsung mengeluarkan api

Petugas analis mengalami luka bakar dan terpental


sejauh 3 Meter dari posisi awal
Akibatnya petuagas analis meninggal dunia

RINGAN BERAT FATAL

Fraktura,
Luka bakar
Dislokasi, Kematian
Trauma
Memar otak
Memar
Cacat
PENCEGAHAN

 Inspeksi peralatan secara rutin (Teknisi alat kesehatan/elektromedik )


 Safety sign (rambu – rambu) : “ Bahwa alat dalam kondisi tdak layak pakai”
 Monitoring
 Safety Talk
 APD : Alat pelindung diri
 Pelatihan K3 profesi petugas analis ( petugas LAB)

 Konstruksi bangunan yang tahan api


 Sistem penyimpanan yang baik dan terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
 Pengawasan terhadap terjadinya kemungkinan timbulnya kebakaran didalam
laboratoruim
EFEK DOMINO

Kerugian
Tindakan &
Kondisi Kecelakaan
Kesalahan Berbahaya
( unsafe act & unsafe
Manusia condition)
ANALISIS KASUS BERDASARKAN TEORI DOMINO

KESALAHAN MANUSIA

Menurut kami, jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab
dasar kecelakaan kerja adalah human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak
pada Teknisi elektromedis / teknsi alat kesehatan. Dikarenakan, teknisi alkes
yang kurang teliti dalam melakukan pekerjaannya, hal ini tentunya dipengaruhi
oleh rendahnya pengawasan terhadap pelaksanaan setiap proses kerja, dimana
teknisi tidak memberikan rambu /safety sign “karena kondisi alat yang tidak
layak pakai dan harus segera di servis” sehingga menyebabkan sang petugas
analis laborat tidak mengetahui bahwa alat biosafety sedang rusak dan tidak
layak pakai.
TINDAKAN & KONDISI BERBAHAYA

Berdasarkan kasus tersebut, tindakan tidak aman dan berbahaya adalah


dikarenakan pekerja masih melakukan pekerjaan dengan menggunakan alat
biosafety cabinet tanpa ada pertanda atau simbol yang mengindikasikan bahwa
kondisi alat sedang rusak dan tidak layak pakai. ditambah lagi mengingat lemahnya
pengawasan dan penerapan safety talk dan ini menyebabkan faktor potensial
bahaya semakin besar, ini menjadikan faktor resiko bahaya yang amat besar dapat
terjadi pada pekerja apabila tidak dilakukan sebuah sistem pengawasan terhadap
pelaksanaannya.

Adapun bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan
kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.
Contoh : Al alkil fosfor, fosfor putih, hidrida, asetilen, CaC2, Ca3P2, eter, alkohol,
aseton, benzena, logam
KECELAKAAN

Kecelakaan yang terjadi tentu tidak terlepas dari kelalaian petugas teknisi
alat kesehatan, baik teknisi maupun petugas analis laborat yang
menggunakan alat biosafety cabinet.

Seharusnya teknisi alkes /elektromedik harus lebih teliti, memeriksa


kembali, dan mengawasi setiap prosedur kerja yang sedang dilaksanakan,
serta memberikan rambu /safety sign bahwa alat dalam kodisi rusak dan
tidak layak pakai , sehingga kecelakaan seperti ini tidak terjadi.
KERUGIAN

Dari kecelakaan yang terjadi, banyak kerugian yang ditimbulkan, diantaranya adalah
kerugian dari pekerja laboratorium itu sendiri yang menjadi korban kelalaian dalam
melakukan pekerjaan yang berujung hilangnya nyawa.
Sedangkan bagi perusahaan (rumah sakit ), pekerja merupakan aset berharga yang
harus dijaga kesehatan dan keselamatannya, namun dari kejadian tersebut
perusahaan juga mengalami banyak kerugian, selain kehilangan karyawan yang
dapat diandalkan, perusahaan juga akan mengalami penurunan produktifitas hasil
produksi yang akan berdampak pada benefit perusahaan yang tentunya akan
merugikan perusahaan itu sendiri.
REKOMENDASI

Agar meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan servis dam kalibrasi alat


kesehatan di mana teknisi elektromedis /teknisi alat kesehatan harus melakukan
pemeriksaan dan perawatan alat biosafety cabinet secara periodik sesuai dengan
prosedur dari dinas kesehatan.

Konstruksi untuk lemari untuk menyimpan bahan kimia berbaya ,agar dibuat dengan
bahan yang tahan api dan terisolasi dari panas ataupun kondisi sekitar.

Sangat penting dar pihak teknisi untuk memberikan rambu /safeti sign bahawa alat
sedang rusak dan tidak layak pakai sehingga tidak terjadi diskomunikasi serta hal hal
yang tidak di inginkan

Perlu dibuat standar operasional dan prosedur (sop) bagi pelaksana. Pengujian dan
standarisasi peralatan kesehatan (kalibrasi) agar lebih komprehensif dalam
melaksanakan pengujian dan sertifikasi layak pakai. hal ini harus dilakukan agar sistem
peralatan kesehatan yang tidak layak pakai dan berpotensi menyebabkan terjadinya
kecelakaan, tidak lagi diizinkan untuk dioperasikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai