Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK KE -8

METODE RISET

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Aditya Pramana Suhendro (10221056)

Desni Simangunsong (10221523)

Lirvana Diera Shafira (11221063)

Syakinah Triasandy (12221009)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2023
1. Apakah masalah penelitian dan dari manakah sumber masalah penelitian (bidang
Manajemen) didapatkan?

Masalah penelitian dalam bidang manajemen muncul ketika ada kebutuhan untuk
memahami, mengatasi, atau memberikan solusi terhadap suatu tantangan atau situasi
yang kompleks dalam konteks organisasi atau manajemen. Sumber masalah penelitian
dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk:

a. Tantangan Organisasi
Masalah dapat muncul dari tantangan atau permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi, seperti menurunnya produktivitas, konflik antar tim, perubahan dalam
lingkungan bisnis, atau masalah keuangan.
b. Kebutuhan Organisasi
Organisasi sering kali memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, atau
daya saing. Kebutuhan ini dapat mengarah pada pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang memerlukan pemahaman mendalam dan solusi inovatif.
c. Literatur dan Penelitian Terdahulu
Masalah penelitian dapat muncul dari literatur dan penelitian terdahulu. Melalui
tinjauan literatur, peneliti dapat mengidentifikasi celah pengetahuan (gaps) yang
masih perlu dijelajahi atau kontradiksi antar temuan penelitian.
d. Perubahan dalam Lingkungan Bisnis
Perubahan eksternal seperti perkembangan teknologi, perubahan regulasi, atau
perubahan perilaku konsumen dapat menciptakan masalah atau peluang baru yang
memerlukan penelitian.
e. Inovasi dan Pengembangan
Organisasi yang berfokus pada inovasi dan pengembangan sering menciptakan
masalah penelitian untuk mengeksplorasi atau mengevaluasi inovasi-inovasi baru,
baik dalam produk, proses, atau manajemen.
f. Tuntutan Pasar
Persaingan di pasar dapat menimbulkan masalah penelitian terkait dengan strategi
pemasaran, kepuasan pelanggan, atau pengembangan produk baru.
g. Konsultasi dengan Pihak Terkait
Konsultasi dengan manajer, karyawan, atau pihak terkait lainnya dalam organisasi
dapat menghasilkan masalah penelitian yang relevan dengan kebutuhan dan prioritas
mereka.
h. Pemahaman Terhadap Karyawan
Masalah penelitian dapat muncul dari keinginan untuk memahami dinamika internal
organisasi, seperti kepuasan karyawan, motivasi, atau aspek-aspek budaya organisasi.

2. Bagaimana mengenali design penelitian kuantitatif? Jelaskan tentang dan kedudukan


(a) Teori (model penelitian), (b) Variabel penelitian, (c) Data penelitian, (d) Hipotesis
a) Teori (Model Penelitian)
Kedudukan: Pada desain penelitian kuantitatif, teori atau model penelitian memiliki
kedudukan yang sangat penting. Penelitian kuantitatif sering kali didasarkan pada
kerangka teoritis yang mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel tertentu.
Teori ini membantu merumuskan pertanyaan penelitian, menyediakan landasan
konseptual, dan membimbing pemilihan variabel dan metode analisis data.
b) Variabel Penelitian
Kedudukan: Variabel penelitian adalah konsep atau karakteristik yang dapat diukur
dan diobservasi dalam penelitian. Dalam desain penelitian kuantitatif, variabel dibagi
menjadi variabel independen (variabel yang diubah atau dimanipulasi) dan variabel
dependen (variabel yang diukur untuk melihat dampak perubahan variabel
independen). Identifikasi variabel dan hubungannya dengan teori menjadi langkah
kunci dalam desain kuantitatif.
c) Data Penelitian
Kedudukan: Data penelitian dalam penelitian kuantitatif bersifat kuantitatif, artinya
dapat diukur dalam bentuk angka atau data numerik. Metode pengumpulan data
melibatkan instrumen pengukuran, seperti kuesioner, survei, atau pengamatan, yang
dirancang untuk mengumpulkan data numerik yang dapat dianalisis secara statistik.
d) Hipotesis
Kedudukan: Hipotesis dalam desain penelitian kuantitatif merupakan pernyataan yang
dapat diuji mengenai hubungan antara variabel-variabel tertentu. Hipotesis sering kali
berasal dari teori yang mendukung penelitian dan membantu dalam mengarahkan
analisis data. Hipotesis dapat bersifat hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada
efek atau perbedaan, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan adanya efek atau
perbedaan.
3. Apakah kriteria jurnal berkualitas dan tidak berkualitas?
Kriteria jurnal berkualitas dan tidak berkualitas terdiri dari beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
menilai apakah jurnal tersebut berkualitas atau tidak:
 Kaidah Keilmuan: Jurnal ilmiah harus ditulis oleh penulis yang memiliki
kompetensi bidang tersebut dan harus memenuhi kaidah ilmiah dan etika
keilmuan.
 ISSN: Jurnal ilmiah harus memiliki International Standard Serial Number (ISSN)
untuk memudahkan mengidentifikasi terbitan jurnal.
 Terbitan Versi Online: Jurnal ilmiah harus memiliki terbitan versi online untuk
memudahkan akses dan distribusi.
 Aksesibilitas: Jurnal ilmiah harus mudah diakses oleh pembaca, baik melalui
langganan institusi, akses terbuka, atau kebijakan pay-per-view yang terjangkau.
 Peer-Reviewed: Jurnal yang dianggap berkualitas umumnya melibatkan proses
penelaahan oleh para pakar (peer-review), di mana artikel yang diajukan akan
ditinjau oleh para ahli yang independen untuk mengevaluasi keaslian, metode
penelitian, dan kesesuaian dengan standar ilmiah.
 Sumber Referensi: Jurnal ilmiah yang berkualitas harus mencantumkan sumber
referensi yang relevan dan dapat dipercaya, yang membantu pembaca untuk
mengakses informasi tambahan dan memverifikasi klaim yang dibuat dalam
artikel tersebut.
 Publisher: Memilih publisher atau penerbit yang reputasi dan terakreditasi,
sehingga jurnal tersebut dapat dipercaya.

4. Apa sajakah isi kajian literatur (literatur review)?


Isi kajian literatur (literature review) mencakup penjelasan atau pembahasan tentang
teori dari suatu temuan atau topik penelitian, serta ulasan kritis dari apa yang telah
diteliti tentang suatu topik tertentu, baik dari buku, artikel jurnal, atau sumber lain.
Jenis literatur seperti artikel ilmiah, tesis, disertasi, buku teks, dan laporan organisasi.
Metode literature review dapat berupa survei artikel yang terkait dengan isu yang
diminati, evaluasi, dan mendapatkan masukan dari publikasi terbaru hingga terlama.
Tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa
yang sudah pernah dikerjakan peneliti sebelumnya terkait dengan isu yang ingin
diteliti.

5. Bagaimana mengoperasionalisasikan suatu variabel penelitian dan apa sajakah skala


pengukuran?
Untuk mengoperasionalisasikan suatu variabel penelitian, Anda perlu mengukur
variabel tersebut dengan menggunakan skala pengukuran yang sesuai. Skala
pengukuran merupakan konsep penting dalam penelitian dan statistik, digunakan
untuk mengukur variabel dalam sebuah penelitian. Ada empat jenis skala pengukuran
yang sering digunakan: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
 Skala Nominal: Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti
mengelompokkan subyek ke dalam kategori atau kelompok.
 Skala Ordinal: Skala ordinal ialah menggunakan urutan tertentu guna memberi
peringkat dan efektif untuk data yang memerlukan urutan ketika melakukan
evaluasi. Skala ordinal menyediakan informasi tentang bagaimana responden
membedakannya berdasarkan ranking.
 Skala Interval: Skala interval adalah pengukuran dengan skala numerik di mana
nilai-nilai yang berdekatan memiliki jarak yang sama dan diukur sepanjang skala.
Data ini pasti berbentuk angka dan merupakan salah satu skala pengukuran
kuantitatif.
 Skala Rasio: Skala rasio adalah skala pengukuran kuantitatif yang memudahkan
kita untuk mencari perbedaan antar variabel dan memberi urutan data. Skala rasio
memungkinkan untuk melakukan semua jenis perhitungan dan menarik
kesimpulan pasti.
6. Apa sajakah instrument penelitian kuantitatif hubungannya dengan metode
pengumpulan data?
A. Instrumen Tes dan Inventori
Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif karena
instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu,
seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya.
Sedangkan Inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari
individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka yang
nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.
B. Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring
data yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat
pendidikan, umur, penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data
untuk angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan
bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesioner
dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba
terlebih dahulu.
C. Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif
haruslah disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam
pengambilan data yang berupa angka-angka.
D. Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka
dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.

7. Apakah yang dimaksud dengan sampling frame, sampling unit dan unit analisis?
 Sampling frame: Daftar lengkap dari elemen-elemen yang dapat dipilih untuk
diikutsertakan dalam sampel. Misalnya, jika kita ingin menyelidiki pendapat
masyarakat, sampling frame bisa berupa daftar penduduk dalam suatu wilayah.
 Sampling unit: Unit yang diambil dari sampling frame untuk menjadi bagian dari
sampel. Contohnya, jika kita menggunakan daftar penduduk sebagai sampling
frame, maka individu-individu dalam daftar itu adalah sampling unit.
 Unit analisis: Unit yang menjadi fokus analisis dalam penelitian. Ini bisa sama
atau berbeda dengan sampling unit. Sebagai contoh, jika kita mengumpulkan data
tentang pendapatan individu, unit analisisnya adalah individu, meskipun kita
mungkin menggunakan rumah tangga sebagai sampling unit.

8. Jelaskan bagaimana desain eksperimen dengan menggunakan grup eksperimen dan


grup pengendali dengan setting pre test dan post test!
Desain eksperimen dengan menggunakan grup eksperimen dan grup pengendali
dengan setting pre test dan post test adalah metode yang umum digunakan dalam
penelitian ilmiah untuk menguji efek dari suatu intervensi atau perlakuan terhadap
kelompok subjek.

Pada desain ini, subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok pengendali. Kelompok eksperimen akan menerima perlakuan atau
intervensi yang sedang diuji, sedangkan kelompok pengendali tidak menerima
perlakuan tersebut dan digunakan sebagai pembanding.

Pada tahap pre test, kedua kelompok subjek akan diukur variabel yang ingin diteliti
sebelum perlakuan diberikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kedua
kelompok memiliki karakteristik yang serupa sebelum perlakuan diberikan.

Setelah itu, kelompok eksperimen akan menerima perlakuan yang diuji, sementara
kelompok pengendali tetap tidak menerima perlakuan. Setelah perlakuan selesai,
kedua kelompok subjek akan diukur kembali variabel yang sama pada tahap post test.

Dengan membandingkan perubahan variabel dari pre test ke post test antara kedua
kelompok, peneliti dapat menentukan apakah perlakuan atau intervensi memiliki efek
yang signifikan terhadap variabel yang diteliti.
Dengan menggunakan desain ini, peneliti dapat mengontrol faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi hasil penelitian dan juga dapat mengidentifikasi efek langsung
dari perlakuan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai