Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN KUANTITATIF DALAM PENELITIAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Metodologi Penelitian”

Disusun Oleh :

Fatimah Arzak Milenia / E.01.18.005

Dosen Pengampu :

Makhda Intan S,S.H.,M.E

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

MULIA ASTUTI (STAIMAS)

WONOGIRI
PENDAHULUAN

Rancangan penelitian dalam artian sempit dimaknai sebagai suatu proses


pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam artian luas rancangan penelitian meliputi proses
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Perancangan dimulai dengan mengadakan observasi
dan evaluasi terhadap penelitian yang dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan
kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan
pelaksanaan penelitian melipti pengamatan serta pengukuran variabel, prosedur dan teknik
sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil
penelitian.

Secara umum metode penelitain diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan data yang langsung dan valid
dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum
diuji validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyeksitas. Secara sederhana
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka – angka. Angka – angka
tersebut digunakan sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam penelitian.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang


berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang pengertian penelitian kuantitatif,
tujuan penelitian kauntitatif, ciri – ciri penelitian kuantitatif, langkah – langkah pokok
penelitian kualitatif, proses pengukuran penelitian kuantitatif, penggunaan metode kuantitatif,
kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-


bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory
analysis). Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada,
mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan mengukur untuk mengumpulkan data di
lapangan, kemudian menganalisis secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran
teori. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik
objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi
dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel,
mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka
dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang
berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel
yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau
penelitian kuantitatif.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery, karena dengan metodeini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek
baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis berupa statistik.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiyah, ( sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal, teknik
pengumpulan dengan tri anggulasi ( gabungan, analisis data bersifat induktif / kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.)
B. Tujuan penelitian kuantitatif
Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-
ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data yang terfokus dari data numerik.
Untuk menguji teori melalui proses berpikir deduktif (umum-khusus).
C. Ciri – ciri penelitian kuantitatif
1. Sifat reakitisnya dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.
2. Hubungan penelitian dengan yang diteliti independen, supaya terbangun objektivitas.
3. Hubungan variabelnya sebab akibat (kasual).
4. Cenderung membuat generalisasi.
5. Cenderung bebas nilai.
D. Langkah – langkah pokok penelitian kuantitatif
Pada prinsipnya penelitian kuantitatif adalah untuk menjawab masalah. Masalah
adalah penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya.
Dari hal tersebut maka kita dapat melakukan beberapa langkah penelitian untuk menjawab
masalah tersebut, antara lain :
1. Tahap Konseptual
Merumuskan dan membatasi masalah, meninjau kepustakaan yang
relevan, mendefinisikan kerangka teoritis, merumuskan hipotesis. Tahap ini termasuk
merenungkan, berpikir, membaca, membuat konsep, revisi konsep, teoritisasi, 
bertukar pendapat, konsul dengan pembimbing, dan penelusuran pustaka.
Mengeksploitasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti. Penelitian
kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat
perhatian peneliti dan kemudian peneliti mendefinisikan serta menformulasikan
masalah penelitian tersebut dengan jelas sehingga mudah di mengerti.
2. Fase Perancangan dan Perencanaan
Memilih rancangan penelitian, mengidentifikasi populasi yang diteliti,
mengkhususkan metode untuk mengukur variabel penelitian, merancang rencana
sampling, mengakhiri dan meninjau rencana penelitian, melaksanakan pilot penelitian
dan membuat revisi.
3. Fase Empirik
Pengumpulan data, penyiapan data untuk analisis atau mengumpulkan data
penelitian dari lapangan.
4. Fase Analitik
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. Data yang dikumpulkan dari
lapangan diolah dan dianalisis untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, yang
diantaranya kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis penelitian.
5. Fase Diseminasi
Pada tahap akhir, agar hasil penelitian dapat dibaca, dimengerti dan diketahui
oleh masyarakat luas, maka hasil penelitian tersebut disusun dalam bentuk laporan
hasil penelitian.
E. Proses pengukuran kuantitatif
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena
hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
F. Proes penelitian kuantitatif
Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya
untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan
gambaran/deskripsi tentang data yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika
peneliti akan memberikan interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari
data yang dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data, bagaimanapun bentuknya data,
perlu ada prosedurnya. Prosedur yang sering dilakukan dalam analisis data adalah sebagai
berikut:
1. Penyusunan Data
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:
a. hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkkan
b. hanya memasukkan data yang bersifat obyektif
c. hanya memasukkan data yang autentik
d. perlu dibedakan antara data informasi dengan kesan pribadi responden.
2. Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data terdiri dari pengklasifikasian data, yaitu
menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya
lebih terbatas. pengklarifikasian perangkat kategori itu penyusunannya harus
memenuhi bahwa setiap perangkat kategori dibuat dengan mendasarkan kriterium
yang tunggal, bahwa setiap perangat kategori harus dibuat lengkap, sehingga tidak
ada satupun jawaban responden yang tidak mendapat tempat, dan kategori yang satu
dengan yang lain harus terpisah secara jelas tidak saling tumpang tindih. Koding,
yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan menandai
masing-masing kode tertentu.Bila analisis kuantitatif maka kode yg diberikan adalah
angka.bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut skor. Tabulasi,
yaitu usaha penyajian data,terutama pengolahan data yg akan memjurus analisis
kuantitatif,biasanya menggunakan tabel,baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel
silang.
Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti akan menarik kesimpulan menjawab
problemantik atau hipotesis atau tujuan penelitian yang diajukan jika analisis data
dilakukan dengan secara statistik, dari uji statistik yang telah
dilakukan kemungkinan kesimpulannya berikut ini, yang pertama hubungan antara
variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti sangat
signifikan atau signifikan. Yang kedua hubungan antara varibel-varibel yang diteliti
atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti tidak signifikan (Sutrisno
Hadi,1981 23-24).
Dalam kemungkinan hasil yang pertama, kemungkinan besar hipotesis
alternatifnya diterima (hipotesis nihil ditolak). Menerima hipotesis alternatif berarti
adanya dugaan hubungan atau adanya perbedaan dinyatakan terbukti. Sebaliknya
dalam kemungkinan hasil yg kedua, hipotesis alternatifnya dinyatakan tidak terbukti.
Kesimpulan, yaitu hasil uji statistik, belumlah merupakan produk terakhir dari
suatu penelitian ilmiah. Pembahasan itu menjadi sangat penting jika ternyata hipotesis
penelitiannya tidak dapat dibuktikan. Dalam keadaan demikian penelitian
berkewajiban mengkaji kemungkinan sebab-sebab tidak terbuktinya hipotesis.
Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis dapat dicari dari:
1. Landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah kedaluarsa; sudah
kurang sahih, atau kurang kuat.
2. Sampel penelitian terlalu kecil.
3. Sampel penelitian tidak diambil secara rambang.
4. Kurang cermatnya mengeleminasi atau menetralisasi variabel-variabel luar atau
ekstrameus.
5. Instrumen atau metode pengumpulan data tidak sahih dan tidak terandalkan.
6. Rancangan penelitian yang digunakan tidak tepat.
7. Perhitungan-perhitungan dalam analisisnya kurang cermat.
8. Hipotesisnya sendiri yang ”palsu”, dan kenyataannya bertentangan dengan
hipotesis itu (SutrisnoHadi, 1981).
Dalam hubungan dengan kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis perlu
dikemukakan bahwa dalam penelitian suatu hipotesis tidak terbukti, itu tidak berarti
bahwa penelitiannya gagal. Sering kali suatu penelitian terdiri dari beberapa hipotesis
dan tidak terbuktinya satu atau dua hipotesis memang jarang terjadi. Walaupun
penelitiannya hanya terdiri dari satu hipotesis, tidak terbuktinya hipotesis itupun tidak
berarti menggagalkan seluruh penelitian. Yang penting peneliti, dalam hal ini, dapat
mengemukakan keterangan atau alasan yang kuat mengenai kemungkinan-
kemungkinan sebab tidak terbuktinya hipotesis tersebut dalam pembahasan atau
diskusi hasil analisisnya. Memang cukup berat bagi peneliti untuk ”mengakui”,
misalnya bahwa instrumen kurang sahih, sampling kurang representatif, pengontrolan
variabel ekstraneus kurang cermat, atau landasan teori-teorinya kurang adekuat.
Kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis ini hendaknya mengingatkan kepada peneliti
agar semua kemungkinan sebab-sebab itu ditutup bocornya sebelum penelitian
dilakukan. Jika saja setelah usaha optimal dan hasilnya memang demikian, peneliti
tinggal  menggali beberapa kemungkinan sebabnya yang secara metodologik lebih
dapat dipertanggungjawabkan, misalnya kurang besarnya sampel atau kemungkinan
tidak sahihnya teori-teori yang ada, sebab seperti telah diketahui bahwa lahirnya teori
baru adalah dari kemungkinan yang terakhir ini. Untuk analisis bukan statistik, barang
kali komponen hasil dikusi dan konklusi itu bergabung menjadi satu. Artinya hasil
analisis adalah sekaligus konklusi penelitian, sebagian dari konsep-konsep yang
dibicarakan dalam hasil analisis statistik diatas tentunya berlaku juga untuk hasil
analisis yang bukan statistik.
G. Penggunaan metode kuantitatif
Metode kuantitatif dapat digunakan apabila :
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris
dan    dapat diukur.
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.
H. Kelebihan dan kekurangan
 Penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan, namun tidak efektif digunakan
dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang berjalan, dinamika, dan
interaksi. Oleh karena itu, di samping mempunyai keunggulan, penelitian kuantitatif juga
mempunyai beberapa kelemahan.
1. Kelebihan metode penelitian kuantitatif
Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu : 
a. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
b. Mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
c. Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih
mudah dianalisis.
d. Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat
diandalkan dalam penelitian ilmiah.
e. Hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
f. Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan dalam menegakkan
objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga
kesimpulan yang dicapainya kuat.
2. Kekurangan metode penelitian kuantitatif
a. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)
b. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
c. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis
data yang populasi atau sampelnya sama.
d. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang
jumlahnya sedikit.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap


bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif
menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang
lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Penelitian kuantitatif lebih
diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Yang mana tujuan penelitian
kuantitatif yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol
kejadian melalui pengumpulan data yang terfokus dari data numerik. Metode penelitian
ini mempunyai kelemahannya sendiri. Sedangkan proses penelitian
kuantitatif pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya
untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan
gambaran/deskripsi tentang data yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika
peneliti akan memberikan interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan
dari data yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu, Hajar. 1996. Dasar – Dasar Metodologi: Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,
Jakarta : PT Raja Grafindo

Sugiyono. 2012. Metodologi Pendidikan: Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, R&D,


Bandung : AFFABETA

Sukanto. 1992. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Grafindo Persada

Sutrisna, Hadi.1981. Metodologi Penelitian Kualintatif, Bandung : Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai