Anda di halaman 1dari 15

PENYAJIAN DATA PENELITIAN

Dosen Pembimbing :

Abdul Haris Hasmar, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Rizaldi (180201090)

Tasya Khotimatul Husna (180201036)

Rahma Yanti (180201057)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

TAHUN AJARAN

2020
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUANTITATIF
A. Pengertian penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut metode
tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan
metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi
sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific)
karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur,
rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini
dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.1
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji
validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian
rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari
kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.2

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif


a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau topdown), yang berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum
untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari halhal yang bersifat
subjektif.
c. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik yaitu ilmu
yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta
alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang
objektif dan baku.
g. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya
tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
h. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
i. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.

C. Langkah-Langkah pada Penelitian Kuantitatif

Pada prinsipnya penelitian kuantitatif adalah untuk menjawab masalah. Masalah adalah
penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Dari hal
tersebut maka kita dapat melakukan beberapa langkah penelitian untuk menjawab masalah
tersebut, antara lain :

1. Tahap Konseptual

Merumuskan dan membatasi masalah, meninjau kepustakaan yang relevan, mendefinisikan


kerangka teoritis, merumuskan hipotesis. Tahap ini termasuk merenungkan, berpikir, membaca,
membuat konsep, revisi konsep, teoritisasi, bertukar pendapat, konsul dengan pembimbing, dan
penelusuran pustaka. Mengeksploitasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat
perhatian peneliti dan kemudian peneliti mendefinisikan serta menformulasikan masalah
penelitian tersebut dengan jelas sehingga mudah di mengerti.

2. Fase Perancangan dan Perencanaan

Memilih rancangan penelitian, mengidentifikasi populasi yang diteliti, mengkhususkan


metode untuk mengukur variabel penelitian, merancang rencana sampling, mengakhiri dan
meninjau rencana penelitian, melaksanakan pilot penelitian dan membuat revisi.

3. Fase Empirik

Pengumpulan data, penyiapan data untuk analisis atau mengumpulkan data penelitian dari
lapangan.

4. Fase Analitik
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. Data yang dikumpulkan dari lapangan
diolah dan dianalisis untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, yang diantaranya kesimpulan
dari hasil pengujian hipotesis penelitian.

5. Fase Diseminasi

Pada tahap akhir, agar hasil penelitian dapat dibaca, dimengerti dan diketahui oleh
masyarakat luas, maka hasil penelitian tersebut disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian.

D. Penggunaan Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat digunakan apabila :

1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.


2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris
dan dapat diukur.
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori
dan produk tertentu.

E. Proses penelitian Kuantitatif

Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik inferensial.
Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan
atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang data
yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interprestasi
menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.Untuk kepentingan
analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu ada prosedurnya. Prosedur yang sering
dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Data

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:

(a) hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkkan


(b) hanya memasukkan data yang bersifat obyektif
(c) hanya memasukkan data yang autentik
(d) perlu dibedakan antara data informasi dengan kesan pribadi responden.
b. Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data terdiri dari:

(1) Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam
kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. pengklarifikasian perangkat kategori itu
penyusunannya harus memenuhi bahwa setiap perangkat kategori dibuat dengan
mendasarkan kriterium yang tunggal, bahwa setiap perangat kategori harus dibuat
lengkap, sehingga tidak ada satupun jawaban responden yang tidak mendapat tempat, dan
kategori yang satu dengan yang lain harus terpisah secara jelas tidak saling tumpang
tindih
(2) Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan
menandai masing-masing kode tertentu.Bila analisis kuantitatif maka kode yg diberikan
adalah angka.bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut skor
(3) Tabulasi, yaitu usaha penyajian data,terutama pengolahan data yg akan memjurus analisis
kuantitatif,biasanya menggunakan tabel,baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel
silang.

Berdasarkan data yg diperoleh, peneliti akan menarik kesimpulan menjawab problemantik


atau hipotesis atau tujuan penelitian yang diajukan.jika analisis data dilakukan dengan secara
statistik,dari uji statistik yang telah dilakukan kemungkinan kesimpulannya berikut ini:

1) Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel


yang diteliti sangat signifikan atau signifikan.
2) Hubungan antara varibel-varibel yang diteliti atau perbedaan antara sampel-sampel
yang diteliti tidak signifikan (Sutrisno Hadi,1981 23-24).

Dalam kemungkinan hasil yang pertama, kemungkinan besar hipotesis alternatifnya diterima
(hipotesis nihil ditolak). Menerima hipotesis alternatif berarti adanya dugaan hubungan atau
adanya perbedaan dinyatakan terbukti. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yg kedua, hipotesis
alternatifnya dinyatakan tidak terbukti.

Kesimpulan, yaitu hasil uji statistik, belumlah merupakan produk terakhir dari suatu
penelitian ilmiah. Pembahasan itu menjadi sangat penting jika ternyata hipotesis penelitiannya
tidak dapat dibuktikan. Dalam keadaan demikian penelitian berkewajiban mengkaji
kemungkinan sebab-sebab tidak terbuktinya hipotesis. Beberapa sumber tidak terbuktinya
hipotesis dapat dicari dari:

1. Landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah kadaluarsa; sudah
kurang sahih, atau kurang adekuat.
2. Sampel penelitian terlalu kecil.
3. Sampel penelitian tidak diambil secara rambang.
4. Kurang cermatnya mengeleminasi atau menetralisasi variabel-variabel luar atau
ekstrameus.
5. Instrumen atau metode pengumpulan data tidak sahih dan tidak terandalkan.
6. Rancangan penelitian yang digunakan tidak tepat.
7. Perhitungan-perhitungan dalam analisisnya kurang cermat.
8. Hipotesisnya sendiri yang ”palsu”, dan kenyataannya bertentangan dengan hipotesis itu
(SutrisnoHadi, 1981).

Dalam hubungan dengan kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis perlu dikemukakan bahwa
dalam penelitian suatu hipotesis tidak terbukti, itu tidak berarti bahwa penelitiannya gagal.
Sering kali suatu penelitian terdiri dari beberapa hipotesis dan tidak terbuktinya satu atau dua
hipotesis memang jarang terjadi. Walaupun penelitiannya hanya terdiri dari satu hipotesis, tidak
terbuktinya hipotesis itupun tidak berarti menggagalkan seluruh penelitian. Yang penting
peneliti, dalam hal ini, dapat mengemukakan keterangan atau alasan yang kuat mengenai
kemungkinan-kemungkinan sebab tidak terbuktinya hipotesis tersebut dalam pembahasan atau
diskusi hasil analisisnya. Memang cukup berat bagi peneliti untuk ”mengakui”, misalnya bahwa
instrumen kurang sahih, sampling kurang representatif, pengontrolan variabel ekstraneus kurang
cermat, atau landasan teori-teorinya kurang adekuat. Kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis
ini hendaknya mengingatkan kepada peneliti agar semua kemungkinan sebab-sebab itu ditutup
bocornya sebelum penelitian dilakukan. Jika saja setelah usaha optimal dan hasilnya memang
demikian, peneliti tinggal menggali beberapa kemungkinan sebabnya yang secara metodologik
lebih dapat dipertanggungjawabkan, misalnya kurang besarnya sampel atau kemungkinan tidak
sahihnya teori-teori yang ada, sebab seperti telah diketahui bahwa lahirnya teori baru adalah dari
kemungkinan yang terakhir ini. Untuk analisis bukan statistik, barang kali komponen hasil dikusi
dan konklusi itu bergabung menjadi satu. Artinya hasil analisis adalah sekaligus konklusi
penelitian, sebagian dari konsep-konsep yang dibicarakan dalam hasil analisis statistik diatas
tentunya berlaku juga untuk hasil analisis yang bukan statistik.3

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan


KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

A. PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF


Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Untuk dapat
menjadi istrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi objek yang diteliti menjadi
lebih jelas dan bermakna.

B. PENGGUNAAN PENELITIAN KUALITATIF


Penggunaan penelitian kualitatif digunakan oleh seseorang yang ingin tahu suatu masalah
yang terjadi dengan cara “sangat mendalam”. Oleh sebab itu metode yang digunakan
wawancara mendalam, observasi lapangan, pengamatan, pencatatan. Bahkan ada peneliti yang
merasakan sendiri apa yang terjadi di lapangan dan mengikuti informannya berada. Metode
kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan metode
kuantitatif.
Berikut ini dijelaskan kapan metode kualitatif digunakan:
a. Bila masalah penelitian belum jelas, Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode
kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan
penjelajahan dengan grant tour questions, sehingga masalah akan ditemukan dengan
jelas.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa
dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan
tindakan orang mempunyai makna tertentu. Data untuk mencari makna dari setiap
perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai
kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan
serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan
dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan
metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan
observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya.
Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara trianggulasi atau
gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum dapat menemukan
apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data akan lebih terjamin.
Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan
penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh
atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan
data dokumentasi wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang
tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang.

C. PROSES PENELITIAN KUALITATIF


a. Pada tahap pertama disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand tour
question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap
informasi yang diperolehnya.
b. Pada tahap ke dua disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi
segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan
pada masalah tertentu.
c. Pada tahap ke tiga adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan
fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Ibaratnya pohon, kalau fokus itu
baru pada aspek cabang, maka kalau pada tahap selection peneliti sudah mengurai
sampai ranting, daun, dan buahnya. Setelah peneliti melakukan analisis yang
mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat
menemukan tema dengan cara mengkostruksikan data yang diperoleh menjadi
sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu yang baru.
d. Pada tahap ke empat, peneliti memahami kembali terhadap kesimpulan yang telah
dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak. Jika
kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan
data dinyatakan selesai.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF


Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu: wawancara, observasi, dokumentasi, dan diskusi terfokus
(Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks,
meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi
yang alami . Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan
di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan
mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada
bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan
teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung
pada jenis informasi yang diperoleh.
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian
Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan
tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu
atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.

Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan
dalam melakukan wawancara, yaitu:
1) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang
sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal
yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi
tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang
dibutuhkan.
2) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di
dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka,
pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.

b. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan
kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman,
pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau
suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1).


Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok.
Berikut penjelasannya:

1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode


pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian
informan.
2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim
peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
c. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta
yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata,
jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan
teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang
tidak bermakna.

d. Diskusi terpusat

Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah
isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah
oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di
mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk
menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk
kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang
mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
Karakteristik Penelitian Research and Development (R & D)

A. Pengertian Penelitian Research and Development (R & D)


(Research and Development) diartikan sebagai penelitian dan pengembangan,
Penelitian adalah Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pegujian yang
dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dan fenomena
yang terjadi di kehidupan masyarakat.4 Penelitian juga merupakan upaya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan upaya untuk mendapatkan temuan-temuan baru.
Pengembangan diartikan sebagai proses untuk memperluas atau memperdalam pengetahuan
yang telah ada, misal mengembangkan media pembelajaran yang mampu meningkatkan
perhatian siswa.5
Jadi metode penelitian dan pengembangan atau dalam Bahasa Ingrisnya (Research
and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Research and Development adalah metode
penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas
dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.6

B. Karakteristik Penelitian Research and Development (R & D)


Borg and Gall (1989) menjelaskan bahwa ada empat ciri utama di dalam penelitian
R&D, yaitu:
a. Studying research findings pertinent to the product to be develop. Artinya,
melakukan studi atau penelitian awal (pendahuluan) guna mencari temuan-temuan
penelitian yang berhubungan dengan produk yang hendak dikembangkan.
b. Developing the product base on this findings. Artinya, mengembangkan produk
berdasarkan pada hasil temuan penelitian awal (pendahuluan) itu.
c. Field testing it in the setting where it will be used eventually. Artinya, dilakukan
pengujian lapangan dalam setting atau situasi senyata mungkin di mana produk
tersebut nantinya akan dipakai.

4 Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach), (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2018), h. 1.
5 Hanafi, “Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan,” Jurnal Kajian Keislaman, Vol. 4, No. 2, Juli 2017, h.
131.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 407.
d.
Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. Dapat diartikan
bahwa melakukan revisi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan
pada tahap-tahap pengujian lapangan.7
Demikian pula menurut Wayan (2009) ada empat karateristik penelitian
pengembangan, yaitu:
a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
b. Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji
coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik.
d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran
perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis.8

C. Langkah-Langkah Penelitian Research and Development (R & D)


a. Potensi dan Masalah. Penelitian selalu bermula dari adanya potensi atau masalah.
Potensi merupakan segala sesuatu yang jika didayagunakan akan mempunyai nilai
tambah. Dan Masalah akan terjadi bila ada penyimpangan, antara yang diharapkan
dengan keadaan yang terjadi. Nah didalam penelitian R & D ini masalah tidak harus
dicari sendiri tetapi bisa di ambil dari penelitian yang sudah dilakukan secara aktual
dan up to date, dan disini tahap pengembangan dan meghasilkan produk-produk yang
baru.
b. Mengumpulkan Informasi. adalah mengumpulkan berbagai informasi dan studi
literatur yang bisa dipakai sebagai bahan guna merencanakan membuat produk
tertentu yang diharapkan bisa mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan guna

7 Askari Zakariah, Vivi Afriani dan Zakariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Action Research,
Reaseaech and DevelopmenT (R&D), (Kolaka: Yayasan Pondok Pasantren Al Mawaddah Warrahmah, 2020), h. 80.
8 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta : Kencana, 2014), h. 426.
menemukan konsep-konsep maupun landasan-landasan teoretis yang bisa
memperkuat suatu produk, khususnya yang berhubungan dengan produk pendidikan.
c. Desain Produk. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, maka haruslah dibuat
rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga bisa
ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut.
d. Validasi Desain. adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menilai apakah
rancangan produk yang didesain dapat digunakan nantinya saat penelitian
berlangsung, disini si peneliti mempersentasikan desain produknya, dan menjelaskan
keunggulan dari desain produknya tersebut, kemudian para pakar memberi penilain
apakah ada kelemahan atau tidak.9
e. Perbaikan Desain. Sesudah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi bersama
para pakar dan para ahli lainnya. Maka akan bisa diketahui kelemahan-kelemahannya.
Kelemahan tersebut kemudian dicoba untuk dikurangi dengan jalan memperbaiki
desain tersebut. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan
menghasilkan produk tersebut.
f. Uji coba Produk. Desain produk yang sudah dibuat tidak dapat langsung diujicobakan
terlebih dahulu. Akan tetapi, haruslah dibuat terlebih dahulu hingga menghasilkan
produk, dan produk itulah yang diujicobakan. Pengujian bisa dilaksankan melalui
ekperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja yang lama
dengan sistem kerja yang baru.
g. Revisi Produk. Pengujian produk terhadap sampel yang terbatas tersebut dapat
menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik bila
dibandingkan dengan sistem yang lama. Perbedaan yang sangat signifikan, sehingga
sistem kerja baru tersebut bisa diterapkan atau diberlakukan.
h. Ujicoba Pemakaian. maka langkah berikutnya yaitu produk yang berupa sistem kerja
baru tersebut diberlakukan atau diterapkan pada kondisi nyata untuk ruang lingkup
yang luas. Dalam pengoperasian sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai
hambatan atau kekurangan yang muncul guna dilakukan perbaikan yang lebih lanjut.
i. Revisi Produk. Revisi produk ini dilaksanakan, bila dalam perbaikan pada yang
kondisi nyata terdapat kelebihan dan kekurangan. Dalam uji pemakaian produk,

9 Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach)...” h. 54.


sebaiknya pembuat produk selaku peneliti selalu mengevaluasi bagaimana kinerja
dari produknya dalam hal ini yaitu sistem kerja.
j. Pembuatan Produk Masal. Pada tahap pembuatan produk masal ini dilaksanakan bila
produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi secara
masal.10

10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...” h. 408-426.

Anda mungkin juga menyukai