Anda di halaman 1dari 6

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran Bahasa Indonesia


yang Dibina oleh Prof. Dr. Syahrul Ramadhan, M.Pd.

Uswatun Hasanah
19016130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Penelitian Kuantitatif

1. Pengertian Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang


spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau
tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode
kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode
discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan
berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan
nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif
akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.

Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat
melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen
masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan
simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan
dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik
perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi.
Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu
masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat
dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam
statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap
keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam
penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari
populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat
diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu.
Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji
teori-teori yang timbul.

Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer


menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti
pemikiran tentan sebab akibat, reduksi kepala variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik,
menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi
penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Penelitian
kuantitatif menggunakan instrument untuk mengumpulkan data atau mengukur status
variabel yang diteliti.

Penelitian ini juga sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Selain itu,
penelitian ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Penelitian ini disebut penelitian kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.

Selain itu, penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang
ingin kita ketahui.

Penelitian kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural,
realisme, positivisme, behaviorisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal
yang bersifat konkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.

2. Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan


pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Filsafat
positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap,
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Ciri-ciri filsafah
positivisme, antara lain:

1) Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara


kuantitatif akan dapat dicari hubungan diantara berbagai variabel.

2) Mencari hukum universal yang dapat mengikuti semua kasus walaupun dengan
pengolahan statistik dicapai tingkat probabilitas dengan mementingkan sampling
untuk mencari generalisasi.

3) Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejala-gejala yang dapat diamati


secara langsung dengan mengabaikan apa yang tidak dapat diamati dan diukur
dengan instrument yang valid dan reliabel.

3. Macam-Macam Penelitian Kuantitatif

1) Penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan suatu pendekatan


penelitian yang berfokus pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul
secara alami. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan
menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih canggih.

2) Penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen bisa diartikan sebagai suatu


penelitian yang sekurang-kurangnya memiliki satu variabel bebas. Tujuan penelitian
eksperimental adalah untuk menentukan hukum sebab-akibat dengan mengisolasi
variabel kausal.

4. Prosedur dan Proses Penelitian Kuantitatif

Masing-masing peneliti mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktifitas


yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Proses penelitian yang dimaksud adalah
kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada
dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian kuantitatif
terdiri dari aktivitas yang berurutan sebagai berikut:

a. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.

b. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.

c. Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.

d. Melakukan pengumpulan data penelitian.

e. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

f. Mendesain laporan hasil penelitian


Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan
menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisi serta memformulasikan
masalah penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian
diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain
inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal
sampai akhir penelitian.

Agar peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan
tujuan penelitian, maka perlu didesain instrument pengumpulan penelitian yang
sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian di lapangan. Alat ini
digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data di lapangan sesuai dengan bentuk
instrument itu. Hasil-hasil penelitian yang telah dihimpun kemudian dianalisis menggunakan
alat analisis statistik untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, beberapa di antaranya
adalah kesimpulanmelalui pengujian hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dapat dimengerti,
diketahui, dibaca orang lain, maka hasil penelitian tersebut didesain dalam model sistematika
tertentu yang disebut dengan laporan penelitian.
KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutama. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Kurnia Offset.

Anda mungkin juga menyukai