Nim : 21216159
Kelas : Manajemen 4 ( 13.00 – 15.15 )
Penelitian dapat dipahami sebagai suatu dialog yang terjadi secara terus
menerus antara dua jenis kenyataan, yaitu antara agreement reality dan experiential
reality. Penelitian merupakan suatu usaha menghubungkan kenyataan empirik
dengan teori, apabila teori sudah ada. Mengapa ? Karena dalam penelitian kualitatif,
penelitian dilakukan bukan dalam rangka menguji teori atau hipotesis, melainkan
menemukannya.
Teori dalam penelitian kuantitatif bersifat a priori yang disusun melalui deduktif
dan logis, sedangkan teori dalam penelitian kualitatif disusun melalui dasar (grounded)
ditemukan melalui induktif. Teori yang ditemukan melalui dasar itu memenuhi dua
kriteria, yaitu sesuai dengan situasi empiris dan fungsi teori, yaitu : meramalkan,
menerangkan, menafsirkan, dan mengaplikasikan.
1. kualitatif
Kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menekankan analisis proses dari
proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian
kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, tetapi lebih
ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab
permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada
masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran
teori dari bawah dan menerangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena
yang dihadapi. Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang
digunakan dalam mengungkap permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi
pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni dan
budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi
kesejahteraan bersama.
Menurut sugiyono (2005) masalah dalam penelitian kualitatif bersifat
sementara, tentative, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan. Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah
yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu: (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak
awal sampai akhir penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan
peneliti sama; (2) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian
berkembang, yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan dan tidak
terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan; dan (3)
masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga
harus mengganti masalah, sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama
dan sehingga judulnya diganti.
Menurut Flick (2002) adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan social
yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini
diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi
orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui
pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas social, dan
persepsi sasaran penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami
perilaku manusia, dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni bagaimana pelaku
memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1990) adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata. Kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu
secara holistic (utuh). Untuk itu, tidak diperbolehkan mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi memandang sebagai bagian dari
sesuatu keutuhan.
Imam Gunawan menyimpulkan di dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif
Teori dan Praktik, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan
social, bukan mendeksripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana
dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Penelitian
menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan
sekeliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian
dilakukan dalam latar yang alami bukan hasil perlakuan atau manipulasi variable yang
dilibatkan.
2. kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai
dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut metode
tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode
ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai
(value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-
prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi
kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya
akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul
adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah
yang sesungguhnya.
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.
Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam
beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan
di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan
simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat
di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di
dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu
masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan
akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui
suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika
induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap
keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample”
dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari
kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan
metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih
lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
3.Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1. Penelitian Kuantitatif
2. Penelitian Kualitatif
Ciri khas penlitian kuantitatif adalah adanya sumber teori yang kuat,hipotesis,
definisi operasional, sampling, proses pengumpulan data dengan angket, adanya
pembuatan instrumen, pengujian, perhitungn, pengujian hipotesis dan penelitian
tersebut penuh dengan angka-angka statistik.
Perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu
perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri.
1. Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan kuantitatif
meliputi seperti:
a. Sifat Realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat
perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah dikemukakan dalam
metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang
sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat
dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur
dan diverivikasi.
b. Hubungan peneliti dangan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga peneliti
dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Sedangkan
penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik
pengumpulan data participant observation (observasiberperan serta) dan in depth
interview (wawancara mendalam).
c. Hubungan antar variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada
variabel independen dan dependen. Contohnya pengaruh iklan terhadap nilai
penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin
banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan
sebagai variabel dependen (akibat).
d. Kemungkinan generalisasai
Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi
sehingga metode ini cocok digunakan sebagai populasi yang luas dengan variabel
yang terbatas dan menggunakan data sampel yang diambil dari populasi tersebut
dengan teknik probality sampling (random).
e. Peranan nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti
data dengan sumber data. Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak
berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data sehingga data yang diperoleh obyektif.
2. Karakteristik penelitian
a. Penelitian kuantitatif ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.
b. Penelitian kuantitatif melakukan analisis data secara deduktif.
c. Data yang diperoleh hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen.
d. Teknik pengumpulan data kuantitatif adalah angket, observasi dan wawancara
terstruktur.
e. Tujuan penelitian ini untuk menguji teori, menunjukan hubungan antar variabel,
dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
3. Proses penelitian
Apabila disimak tulisan Bogdan dan Biklen 1982 dalam Faisal 1990:28-30, maka
nampak ada perbedaan baik pada tatanan ilmu atau pun proses penelitiannya. Namun
pada pandangan penulis terlihat rongga-rongga nuansa yang nampak longgar di
mana terjadi saling tumpang tindih antara keduanya. Sekaligus hal ini berarti arah
kesamaan dan arah penggabungan pada kedua pendekatan ini. Ada 15 aspek yang
diperhadapkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada nuansa ketajaman.
Kelima belas aspek tersebut ialah sebagai berikut.
1. Aspek Pendekatan Metodologis
Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah eksperimen,
hard data, empirik, positivistik, fakta nyata di masyarakat dan statistik, eksperimen,
survai, interview terstruktur, dan seterusnya. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis
bidang pendekatan ialah etnografis, tugas lapangan, soft data, interaksionisme
simbolik, naturalistik, deskriptif, pengamatan dengan keterlibatan peran,
phenomenologik, data dokumenter, studi kasus, studi sejarah deskriptif, dan studi
lingkungan kehidupan, observasi, review dokumen, partisipan observer dan story.
2. Aspek Konseptualisasi
Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah variabel,
validitas,reliable, signifikansi, hipotesis, replikasi, dan seterusnya. Pada pendekatan
kualitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah: makna, akal sehat, pengertian, batasan
situasi, fakta kehidupan sehari-hari, proses, kontruksi sosial, dan sebagainya. Pada
umumnya pendekatan kunci berasal dari obyek penelitian alamiah dan biarlah apa
adanya, jangan diintervensi, ataupun diubah.
3. Aspek Tokoh-tokoh Pelopornya
Pada pendekatan kuantitatif, tokoh-tokoh beraliran positivistik seperti Emile
Durkhein, L. Guttman, Fred Kerlinger, Donald Cambell, dan Peter Rossi. Rata-rata
beliau adalah ahli yang percaya pada ilmu pasti dan eksak dengan rumus-rumus
kuantum yang kuat. Pada pendekatan kualitatif, tokoh-tokoh beraliran Pragmatik
seperti Max Weber, Charles Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm
Strauss, Herbert Blumer, Erving Goffman, George H. Mead, dan Burney Glaser.
Kebanyakan dari mereka, walaupun ada yang ahli ilmu-ilmu eksak, ialah dari jenisjenis
ilmu kemanusiaan misalnya kedokteran, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi
dan kebudayaan.
4. Aspek Orientasi Teoretik
Pada pendekatan kuantitatif dasar teorinya ialah struktural fungsional,
positivisme,
behaviorisme, logika empirik dan sistem teoritik. Mereka mengutamakan teori yang
tersistematik, jelas dan pasti. Pada pendekatan kualitatif, dasar teoritiknya ialah
simbolik interaksionisme, etnometodologi, phenomenologik, kebudayaan, dan
sebagainya. Para kualitan ini. mengutamakan bukan teori yang pasti atau mapan,
mereka berteori tentang fenomena-fenomena manusia dari aspek simbol, etnik, dan
seterusnya. Sesuatu yang dapat saja berubah, bahkan ada aliran ekstrim yang
kualitatif dengan meniadakan teori dalam penelitian.
5. Aspek Jenis Ilmunya
Bidang ini agak terbaur dan berubah secara nuansa (range), artinya sulit untuk
menspesifikan (koridor, kotak) ilmunya an sich. Namun kecenderungan ada ilmuilmu
yang memiliki pendekatan ambivalen sekaligus. Kecenderungan kuantitatif terdapat
pada ilmu-ilmu teknik, pasti dan alam, ekonomi, psikologi, sosiologi, computer
science, dan seterusnya. Kecenderungan kuanlitatif terdapat pada ilmu-ilmu
humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi, ilmu kebudayaan, dan seterusnya. Akhir-
akhir ini ada ilmu yang memiliki pendekatan kedua-duanya seperti sosiologi,
kedokteran, perilaku, ekonomi deskriptif, dan seterusnya.
Kriteriakuantitatifdalampengambilankesimpulan(conto
Kriteriakualitatif(contoh:
h: sample representativeness, significance level, inter-subjectivity
dansebagainya). agreement, face
validity).
Analisis data dimulai setelah proses pengumpulan Analisis data dilakukan
data. sepanjang proses
penelitian.
MemilikiteknikVteknikstandarpengukurandananalisis Belum/tidakmemilikiteknik
ata (hypothesis testing, reliabilty, and validity -teknikstandaryang
assessment, etc). diakuibersama.
Ada beberapa sisi yang sama-sama dimiliki oleh kedua desain penelitian ini sebagai
cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu sebagai berikut:
1. Pada tahap awal, kedua peneliti dengan desain yang berbeda ini meneliti satu
tema yang masih bersifat umum.
2. Terkait dengan tema yang akan diteliti, tahap berikutnya adalah membuat
pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk studi pendahuluan.
3. Masing-masing desain telah memiliki asumsi yag mendasari pelaksaan
penelitian tersebut.
4. Dalam proses pelacakan informasi awal, terkadang digunakan metode yang
sama seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi, meski kadar pada
masing-masing penelitian tersebut berbeda.
5. Kebenaran data yang telah diperoleh diperiksa dengan caranya masingmasing.
6. Data yang telah diperoleh diolah dan dibuatlah laporan hasil penelitian yang
telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013)
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Agung Media
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005)
Imam Gunawan, metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013)
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,2005),
50
Alsa, Asmdi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam
penelitian psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006
Margono, Metodologi Peelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 2009, Jakarta: Penerbit
Erlangga
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
R&D), Bandung: Alfabeta, 2010
Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
2007, Malang: PT Bumi Aksara