Anda di halaman 1dari 12

Nama : Nada Tria Milana

Nim : 21216159
Kelas : Manajemen 4 ( 13.00 – 15.15 )

Tugas Metodologi Penelitian


Perbedaan Dan Persamaan Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif

Penelitian dapat dipahami sebagai suatu dialog yang terjadi secara terus
menerus antara dua jenis kenyataan, yaitu antara agreement reality dan experiential
reality. Penelitian merupakan suatu usaha menghubungkan kenyataan empirik
dengan teori, apabila teori sudah ada. Mengapa ? Karena dalam penelitian kualitatif,
penelitian dilakukan bukan dalam rangka menguji teori atau hipotesis, melainkan
menemukannya.
Teori dalam penelitian kuantitatif bersifat a priori yang disusun melalui deduktif
dan logis, sedangkan teori dalam penelitian kualitatif disusun melalui dasar (grounded)
ditemukan melalui induktif. Teori yang ditemukan melalui dasar itu memenuhi dua
kriteria, yaitu sesuai dengan situasi empiris dan fungsi teori, yaitu : meramalkan,
menerangkan, menafsirkan, dan mengaplikasikan.

1. kualitatif
Kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menekankan analisis proses dari
proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian
kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, tetapi lebih
ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab
permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada
masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran
teori dari bawah dan menerangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena
yang dihadapi. Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang
digunakan dalam mengungkap permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi
pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni dan
budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi
kesejahteraan bersama.
Menurut sugiyono (2005) masalah dalam penelitian kualitatif bersifat
sementara, tentative, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan. Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah
yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu: (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak
awal sampai akhir penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan
peneliti sama; (2) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian
berkembang, yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan dan tidak
terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan; dan (3)
masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga
harus mengganti masalah, sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama
dan sehingga judulnya diganti.
Menurut Flick (2002) adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan social
yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini
diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi
orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui
pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas social, dan
persepsi sasaran penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami
perilaku manusia, dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni bagaimana pelaku
memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1990) adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata. Kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu
secara holistic (utuh). Untuk itu, tidak diperbolehkan mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi memandang sebagai bagian dari
sesuatu keutuhan.
Imam Gunawan menyimpulkan di dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif
Teori dan Praktik, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan
social, bukan mendeksripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana
dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Penelitian
menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan
sekeliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian
dilakukan dalam latar yang alami bukan hasil perlakuan atau manipulasi variable yang
dilibatkan.

2. kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai
dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut metode
tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode
ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai
(value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-
prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi
kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya
akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul
adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah
yang sesungguhnya.
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.
Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam
beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan
di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan
simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat
di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di
dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu
masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan
akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui
suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika
induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap
keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample”
dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari
kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan
metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih
lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
3.Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak perlu dipertentangkan,


karena saling melengkapi dan masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan.

1. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif biasanya digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk


menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik,
untuk menunjukan hubungan antara variabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan
banyak hal. Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi,
survey,dan korelasi. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap,
rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan
dengan jelas. Pada penelitian kuantitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak
kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan
rumusan hipotesis.
 Metode kuantitatif digunakan apabila

a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.Masalah


merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan
dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya
akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data
orang miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitaif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih luas
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.Untuk
kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.Misalnya pengaruh
jamu tertentu terhadap tingkat kesehatan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari
masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.

2. Penelitian Kualitatif

Penggunaan penelitian kualitatif digunakan oleh seseorang yang ingin tahu


suatu masalah yang terjadi dengan cara “sangat mendalam”. Oleh sebab itu metode
yang digunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, pengamatan,
pencatatan.Bahkan ada peneliti yang merasakan sendiri apa yang terjadi di lapangan
dan mengikuti informannya berada. Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan
yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dijelaskan
kapan metode kualitatif digunakan
a. Bila masalah penelitian belum jelas, Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan
metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek,
melakukan penjelajahan dengan grant tour questions, sehingga masalah akan
ditemukan dengan jelas.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak
bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap
ucapan dan tindakan orang mempunyai makna tertentu. Data untuk mencari
makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode
kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta,
dan dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat
diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan
cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial
tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang
jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti
dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara
mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang
dirasakan orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui
lapangan.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan
kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data
secara trianggulasi atau gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data
tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain),
maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif,
data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data
itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang
tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan
menggunakan data dokumentasi wawancara mendalam kepada pelaku atau
orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan
seseorang.

4. Ciri-Ciri Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

1. Ciri penelitian Kuantitatif

Ciri khas penlitian kuantitatif adalah adanya sumber teori yang kuat,hipotesis,
definisi operasional, sampling, proses pengumpulan data dengan angket, adanya
pembuatan instrumen, pengujian, perhitungn, pengujian hipotesis dan penelitian
tersebut penuh dengan angka-angka statistik.

2. Ciri penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif memliki ciri sebagai berikut :


a. Latar alami (Natural Setting) yaitu kontek alami secara menyeluruh (holistic)
dan tidak dapat disolasi atau dieliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.
b. Instrumen manusia (human instrument) yang berarti merupakan instrumen
kunci (key instrumen) untuk menangka makna, interaksi nilai, nilai local yang
berbeda, yang mana hal ini tidak mungkin ditangkap oleh kuesioner.
c. Memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan karena realitas diasumsikan
mempunyai nuansa ganda yang sulit dipahami tanpa mengekspresikan dengan
dengan yang tak terkatakan.
d. Data kualitatif untuk mengungkapkan realitas ganda, mengungkapkan
hubungan alami antara peneliti dan informan.

5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif

Perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu
perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri.
1. Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan kuantitatif
meliputi seperti:

a. Sifat Realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat
perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah dikemukakan dalam
metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang
sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat
dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur
dan diverivikasi.
b. Hubungan peneliti dangan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga peneliti
dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Sedangkan
penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik
pengumpulan data participant observation (observasiberperan serta) dan in depth
interview (wawancara mendalam).
c. Hubungan antar variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada
variabel independen dan dependen. Contohnya pengaruh iklan terhadap nilai
penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin
banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan
sebagai variabel dependen (akibat).
d. Kemungkinan generalisasai
Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi
sehingga metode ini cocok digunakan sebagai populasi yang luas dengan variabel
yang terbatas dan menggunakan data sampel yang diambil dari populasi tersebut
dengan teknik probality sampling (random).
e. Peranan nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti
data dengan sumber data. Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak
berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data sehingga data yang diperoleh obyektif.

2. Karakteristik penelitian

Karakteristik penelitian menurut kualitatif menurut Bogdan and Biklen (1982)


yaitu:
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung kesumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci.
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat eskritif. Data yang terkumpul berbentuk
katakata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
c. Penelitian kualitatif melakukan analisi data secara induktif.
d. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna.
e. Teknik pengumpulan data kualitatif adalah participant observation, in depth
interview, dan dokumentasi.
Karakteristik penelitian kuantitatif yaitu:

a. Penelitian kuantitatif ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.
b. Penelitian kuantitatif melakukan analisis data secara deduktif.
c. Data yang diperoleh hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen.
d. Teknik pengumpulan data kuantitatif adalah angket, observasi dan wawancara
terstruktur.
e. Tujuan penelitian ini untuk menguji teori, menunjukan hubungan antar variabel,
dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

3. Proses penelitian

a. Proses penelitian kuantitatif

Peneliti kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah.Penelitian


kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk mendapatkan
yang betul-betul masalah. Peneliti harus digali melalui studi pendahuluan melalui
fakta-fakta empiris dan peneliti juga harus menguasai teori melalui membaca berbagai
referensi. Masalah dirumuskan secara spesifik dan dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) peneliti
dapat membaca refrensi teoritis yang relavan dengan masalah dan berfikir. Menguji
hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/desain peneliti
yang sesuai. Metode penelitian kuantitatif yang dapat digunakan adalah metode
survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research, policy research. Setelah
metode penelitian dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian atau alat
pengumpulan data yang berbentuk test, angket, untuk pedoman wawancara atau
observasi. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang berbentuk
populasi atau sampel. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. berdasarkan proses diatas maka tampak jelas
bahwa penelitian kuantitatif bersifat linier, penggunaan konsep dan teori yang relavan
serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian.

b. Proses penelitian kualitatif


Pada tahap pertama disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand tour
question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap informasi
yang diperolehnya. Pada tahap ke dua disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini
peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk
memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap ke tiga adalah tahap selection.
Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.
Ibaratnya pohon, kalau fokus itu baru pada aspek cabang, maka kalau pada tahap
selection peneliti sudah mengurai sampai ranting, daun, dan buahnya. Setelah peneliti
melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh,
maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkostruksikan data yang
diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu yang baru.
Pada tahap ke lima, peneliti mencandra kembali terhadap kesimpulan yang telah
dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak. Jika kesimpulan
telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan
selesai.

 PERBEDAAN PENDEKATAN KUANTITATIF DENGAN KUALITATIF DARI


ASPEK KEILMUAN DAN METODOLOGIS

Apabila disimak tulisan Bogdan dan Biklen 1982 dalam Faisal 1990:28-30, maka
nampak ada perbedaan baik pada tatanan ilmu atau pun proses penelitiannya. Namun
pada pandangan penulis terlihat rongga-rongga nuansa yang nampak longgar di
mana terjadi saling tumpang tindih antara keduanya. Sekaligus hal ini berarti arah
kesamaan dan arah penggabungan pada kedua pendekatan ini. Ada 15 aspek yang
diperhadapkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada nuansa ketajaman.
Kelima belas aspek tersebut ialah sebagai berikut.
1. Aspek Pendekatan Metodologis
Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah eksperimen,
hard data, empirik, positivistik, fakta nyata di masyarakat dan statistik, eksperimen,
survai, interview terstruktur, dan seterusnya. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis
bidang pendekatan ialah etnografis, tugas lapangan, soft data, interaksionisme
simbolik, naturalistik, deskriptif, pengamatan dengan keterlibatan peran,
phenomenologik, data dokumenter, studi kasus, studi sejarah deskriptif, dan studi
lingkungan kehidupan, observasi, review dokumen, partisipan observer dan story.
2. Aspek Konseptualisasi
Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah variabel,
validitas,reliable, signifikansi, hipotesis, replikasi, dan seterusnya. Pada pendekatan
kualitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah: makna, akal sehat, pengertian, batasan
situasi, fakta kehidupan sehari-hari, proses, kontruksi sosial, dan sebagainya. Pada
umumnya pendekatan kunci berasal dari obyek penelitian alamiah dan biarlah apa
adanya, jangan diintervensi, ataupun diubah.
3. Aspek Tokoh-tokoh Pelopornya
Pada pendekatan kuantitatif, tokoh-tokoh beraliran positivistik seperti Emile
Durkhein, L. Guttman, Fred Kerlinger, Donald Cambell, dan Peter Rossi. Rata-rata
beliau adalah ahli yang percaya pada ilmu pasti dan eksak dengan rumus-rumus
kuantum yang kuat. Pada pendekatan kualitatif, tokoh-tokoh beraliran Pragmatik
seperti Max Weber, Charles Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm
Strauss, Herbert Blumer, Erving Goffman, George H. Mead, dan Burney Glaser.
Kebanyakan dari mereka, walaupun ada yang ahli ilmu-ilmu eksak, ialah dari jenisjenis
ilmu kemanusiaan misalnya kedokteran, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi
dan kebudayaan.
4. Aspek Orientasi Teoretik
Pada pendekatan kuantitatif dasar teorinya ialah struktural fungsional,
positivisme,
behaviorisme, logika empirik dan sistem teoritik. Mereka mengutamakan teori yang
tersistematik, jelas dan pasti. Pada pendekatan kualitatif, dasar teoritiknya ialah
simbolik interaksionisme, etnometodologi, phenomenologik, kebudayaan, dan
sebagainya. Para kualitan ini. mengutamakan bukan teori yang pasti atau mapan,
mereka berteori tentang fenomena-fenomena manusia dari aspek simbol, etnik, dan
seterusnya. Sesuatu yang dapat saja berubah, bahkan ada aliran ekstrim yang
kualitatif dengan meniadakan teori dalam penelitian.
5. Aspek Jenis Ilmunya

Bidang ini agak terbaur dan berubah secara nuansa (range), artinya sulit untuk
menspesifikan (koridor, kotak) ilmunya an sich. Namun kecenderungan ada ilmuilmu
yang memiliki pendekatan ambivalen sekaligus. Kecenderungan kuantitatif terdapat
pada ilmu-ilmu teknik, pasti dan alam, ekonomi, psikologi, sosiologi, computer
science, dan seterusnya. Kecenderungan kuanlitatif terdapat pada ilmu-ilmu
humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi, ilmu kebudayaan, dan seterusnya. Akhir-
akhir ini ada ilmu yang memiliki pendekatan kedua-duanya seperti sosiologi,
kedokteran, perilaku, ekonomi deskriptif, dan seterusnya.

6. Aspek Tujuan atau Target


Pada pendekatan kuantitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah melalui uji
teoritik,membangun atau menyusun fakta dan data, deskripsi statistik, kejelasan
hubungan dan prediksi. Berarti tiap langkah mengutamakan aksioma, rumus, dan
soal-soal penyelesaian dan mengatasi persoalan secara langsung. Pada pendekatan
kualitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah membangun teori dari data atau fakta,
mengembangkan sintesa interaksi dan teori-teori yang dibangun dari fakta-fakta
mendasar (grounded) mengembangkan pengertian, dan sebagainya. Berarti tiap
langkah mengutamakan proses, apa adanya dan tanpa dibatasi normanorma, rumus,
dan seterusnya.

7. Aspek Korelasi dengan Responden


Pada pendekatan kuantitatif diperlukan ukuran short term atau long term, jarak
dengan yang diteliti, menilai sebagai peneliti penuh terhadap yang diteliti, dominasi
pada peneliti, dan seterusnya. Mereka menghadapmukakan peneliti orang dan diteliti
obyek dengan aneka ulah, aturan dan norma. Pada pendekatan kualitatif diperlukan
hubungan yang sederajat dan tidak terbatas atau membedakan antara yang meneliti
dan diteliti. Hubungan ialah emphatik, equilitarian, kontak yang intensif, interview
mendalam, dan sebagainya. Mereka yang meneliti harus tenggelam atau sama
derajat dengan yang diteliti. Bila perlu mereka berkedok sebagai informan rahasia di
tengah penelitiannya. Mereka “penetrating” (menembus) di tengah masalahnya.

8. Aspek Instrumen dan Perlengkapan


Pada pendekatan kuantitatif, maka perlengkapan seperti kuesioner,
inventories, komputer, indeks, pengukuran dari rumus-rumus, dan seterusnya. Jelas
mereka menerapkan aplikasi teknik rumus dan kepastian. Pada pendekatan kualitatif,
maka perlengkapan seperti tape recorder, audiovisual, dan seterusnya yang
diperlukan. Mereka menganggap “The researcher is often the only instrument”.

9. Aspek Pendekatan terhadap Populasi


Pada pendekatan kuantitatif dipergunakan rechecking berupa kontrol, validitas,
reification, obtrusiveness, dan seterusnya. Mereka mempergunakan kontrol yangjelas
dengan pengulangan proses menuju pada kebenaran tujuan penelitian. Pada
pendekatan kualitatif dipergunakan time consuming, reduksi data, reliabilitias, dan
seterusnya.
10. Aspek Desain
Pada pendekatan kuantitatif, mereka menginginkan disain yang terstruktur,
terorganisasi, urut, bagan yang sistematik. “Design is a detailed plan of operation”.
Pada pendekatan yang kualitatif, mereka menginginkan disain yang fleksibel, umum,
dan muncul dengan sendirinya. “Design is a punch as to how to you might proceed”.
Oleh karena itu disain pendekatan kualitatif tidak pernah uniform atau seragam.

11. Aspek Penggalian Data Lapangan


Pada pendekatan kuantitatif, penggalian data dilakukan melalui coding
kuantitatif, perhitungan, pengukuran, dan statistik. Kesemuanya diaplikasikan pada
patokan umum dan diukur dengan patokan tersebut, untuk dinyatakan pembuktian
diterima atau ditolak. Pada pendekatan kualitatif, penggalian data dilakukan melalui
deskripsi obyek dan situasi, dokumentasi pribadi, catatan lapangan, fotografis, istilah-
istilah atau jargonjargon kerakyatan, dokumentasi resmi, dan sebagainya. Tidak ada
patokan absah dari peneliti, semua proses dianggap absah asal itu terjadi benar-benar
(empirik) dan patokan baru diadakan setelah semua peristiwa terjadi.

12. Aspek Pengambilan Sampel


Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel harus terseleksi jelas, dengan cara
acak, terstruktur, mana yang kelompok eksperimen dan mana yang kelompok kontrol.
Sampel harus mewakili populasi (representatif). Pada pendekatan kualitatif, jumlah
sampel tidak perlu besar, namun purposiveness, dapat berwujud sistem bola salju,
analisis isi, historiografi, dan biographical evidence.

13. Aspek Analisa Data


Pendekatan kuantitatif memakai penyimpulan analisa data berdasar deduksi,
kesimpulan dari suatu koleksi data, akhirnya dihitung melalui perhitungan statistik.
Analisa data kuantitatif membentuk batasan yang diterima atau ditolak oleh teori
yang telah ada. Pendekatan kualitatif memakai penyimpulan konsep, induktif, model,
tematik, dan sebagainya. Analisa data kualitatif dapat membentuk teori dan nilai yang
dianggap berlaku di suatu tempat.

14. Aspek Keabsahan Data


Pendekatan kuantitatif memakai kontrol berupa alat statistik, pengukuran, dan
hasilhasil yang relevan dengan rumus yang berlaku. Pendekatan kualitatif memakai
kontrol berupa negative evidence, triangulasi, kredibilitas, dependabilitas,
transferabilitas, dan konfirmabilitas. Alat-alat pada pendekatan berupa aktivitas paska
penelitian untuk lebih meyakinkan dengan mengulang pemeriksaan data, bertanya
obyektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasti, kepercayaan yang berulang-
ulang mempola, dan seterusnya.

15. Aspek Penulisan Laporan


Pendekatan kuantitatif menulis laporan menurut bagan formal tetap, isi yang
tetap, lengkap dan merupakan hasil laporan dan hasil uji dengan perhitungan dari
lapanganpenelitian yang empirik.Pendekatan kualitatif menulis laporan menurut logika
penulis dalam urutan laporannya. Isi tidak menurut formalitas yang tetap, namun
berupa rangkaian stories yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti, terdiri dari
story dengan penulisan yang dapat saja saling tumpang tindih namun bermakna.
(Berdasarkan Neumann, 1997)
KUANTITATIF KUALITATIF
Klasifikasi& kuantifikasi fenomenasosial Klasifikasi fenomena
(contoh: interval variabel, kekuatankorelasi sosial (nominal & ordinal
antarvariabel, dansebagainya). variabel tanpa
pengukuran korelasi
statistik).

Kriteriakuantitatifdalampengambilankesimpulan(conto
Kriteriakualitatif(contoh:
h: sample representativeness, significance level, inter-subjectivity
dansebagainya). agreement, face
validity).
Analisis data dimulai setelah proses pengumpulan Analisis data dilakukan
data. sepanjang proses
penelitian.

MemilikiteknikVteknikstandarpengukurandananalisis Belum/tidakmemilikiteknik
ata (hypothesis testing, reliabilty, and validity -teknikstandaryang
assessment, etc). diakuibersama.

6. Persamaan Antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Ada beberapa sisi yang sama-sama dimiliki oleh kedua desain penelitian ini sebagai
cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu sebagai berikut:

1. Pada tahap awal, kedua peneliti dengan desain yang berbeda ini meneliti satu
tema yang masih bersifat umum.
2. Terkait dengan tema yang akan diteliti, tahap berikutnya adalah membuat
pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk studi pendahuluan.
3. Masing-masing desain telah memiliki asumsi yag mendasari pelaksaan
penelitian tersebut.
4. Dalam proses pelacakan informasi awal, terkadang digunakan metode yang
sama seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi, meski kadar pada
masing-masing penelitian tersebut berbeda.
5. Kebenaran data yang telah diperoleh diperiksa dengan caranya masingmasing.
6. Data yang telah diperoleh diolah dan dibuatlah laporan hasil penelitian yang
telah dilakukan.

(Berdasarkan Neumann, 1997)


INFERENSI Melibatkan inferensi dari detil-detil
pengamatan empiris ke suatu
kesimpulan umum … to infer means to
pass a judgement, to use reasoning
process, to reach a conclusion based
on evidence.
KETERBUKAAN Menerapkan suatu metode/proses
pengumpulan data yang sistematis &
terbuka, agar pihak lain bisa
memberikan penilaian (public
method/process of data gathering).

PERBANDINGAN Membandingkan data, mencari


kesamaan dan perbedaan untuk
menemukan pola-pola tertentu dalam
data.

KOREKSI Menggunakan prosedur atau


mekanisme yang bertujuan menghindari
kesalahan analisis dan penarikan
inferensi

DAFTAR PUSTAKA

 Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013)
 Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Agung Media
 Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005)
 Imam Gunawan, metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013)
 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,2005),
50
 Alsa, Asmdi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam
penelitian psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
 Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006
 Margono, Metodologi Peelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 2009, Jakarta: Penerbit
Erlangga
 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
R&D), Bandung: Alfabeta, 2010
 Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
2007, Malang: PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai