Anda di halaman 1dari 1

BAB 4

KODE ETIK PENYUNTINGAN NASKAH

I. PENDAHULUAN
Terdapat pedoman bagi penyunting naskah dalam menyunting naskah disebut dengan Kode
Etik Penyuntingan Naskah.

II. KODE ETIK PENYUNTINGAN NASKAH


1. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum
mulai menyunting naskah.
Bisa didapat melalui 3 cara:
- Menghubungi penulis secara langsung; melalui temu muka, telepon, atau surat
- Melalui editor penerbit bersangkutan yang pernah berhubungan dengan penulis itu
- Melalui penerbit lain yang pernah menerbitkan karya penulis itu

2. Penyunting naskah bukanlah penulis


Penyunting tugasnya memang membantu pengarang, tapi tanggung jawab terkait isi naskah
tetap ada pada penulis, sehingga penyunting naskah sebaiknya tidak mengambil alih
tanggung jawab penulis

3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah


Yang perlu ditonjolkan adalah gaya penulis, bukan gaya penyunting. Penyunting boleh
mengubah naskah terkait kebahasaan, ejaan misalnya.

4. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah


yang disuntingnya
Sebelum naskah terbit, naskah bersifat rahasia. Hanya penulis, penerbit, dan penyunting
yang tahu. Penyunting tidak boleh membocorkan informasi terkait naskah tersebut agar
penerbit lain tidak menerbitkan tema yang sama. Hal semacam ini juga dinilai tidak etis.

5. Penyunting naskah wajib mengkonsultasikan hal-hal yang mungkin akan


diubahnya dalam naskah
Penyunting naskah tidak boleh merasa ‘sok tahu’ karena hal itu merugikan penerbit. Jika
penyunting bersikap sok tahu, bisa saja penulis menarik kembali naskahnya/ tidak mau
menawarkan naskahnya pada penerbit tersebut.

6. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau
telah disuntingnya
Jika naskah tersebut hilang, penulis akan melaporkan penyunting/ penerbit ke pengadilan.
Hal tersebut akan merugikan penyunting/ penerbit

Anda mungkin juga menyukai