Anda di halaman 1dari 2

1. Mengapa pendidikan kewarganegaraan masih diperlukan di perguruan tinggi?

Pendidikan Kewarganegaraan masih diperlukan di perguruan tinggi karena mata kuliah ini
merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan mahasiswa
khususnya dalam menghadapi pengaruh globalisasi serta mengukuhkan semangat bela negara.
Selain itu, melalui mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, mahasiswa dituntut untuk melek
hukum dan politik sehingga menjadi lebih demokratis dan kritis terhadap suatu permasalahan. Yang
terpenting ialah tuntunan moral dan sikap yang banyak dipelajari di Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Apa hubungan antara kewarganegaraan dengan perjuangan bangsa Indonesia pada zaman
penjajahan?

3. Apakah ada perbedaan antara kewarganegaraan di SMA dengan kewarganegaraan di perguruan


tinggi?

Pada SMA, pendidikan kewarganegaraan lebih mengajari tentang hubungan internasional dan dari
luarnya saja. Pada perguruan tinggi, pendidikan kewarganegaraan diajarkan sampai ke akar-akarnya dan
meluas ke ranah politik dan demokrasi.

4. Apa saja hal-hal yang menyebabkan kewarganegaraan mengalami perubahan?

Pendidikan Kewarganegaraan selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Bisa
dikatakan, pendidikan Pancasila berubah sesuai zaman.

5. Bagaimana peran atau pengaruh kewarganegaraan di dalam kehidupan mahasiswa nantinya?

Jika dilihat dengan jangka panjang, mahasiswa dapat memiliki perilaku moral yang baik serta sesui
dengan Pancasila. Hal ini memperudah kita dalam melakukan komunikasi sosial antara satu dengan yang
lainnya.

6. Apa tujuan diadakannya pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi?

Kompetensi yang diharapkan setelah mahasiswa mengikuti mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
ialah agar mahasiswa memiliki rasa kebangsaan, cinta tanah air, demokratis, serta nilai moral lainnya.

7. Pada awal pemerintahan Orde Baru, Kurikulum yang berlaku dinamakan Kurikulum 1968. Dalam
kurikulum tersebut terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewargaan dan Negara. Apa teori dan metode
yang dihilangkan pada pelajaran Pendidikan Kewargaan dan Negara pada Kurikulum 1968 dan diubah
menjadi apa?

8. Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013) bangsa Indonesia
akan mendapat bonus demografi sebagai modal Indonesia pada tahun 2045. Jelaskan anda ketahui
mengenai bonus demografi?

Bonus demografi merupakan kondisi dimana Sumber Daya Manusia usia produktif melimpah/lebih
banyak dari yang lainnya. Hal ini dapat dijadikan modal pembangunan bangsa Indonesia untuk
memajukkan bangsa. Indonesia perlu melakukan persiapan yang terencana agar usia produktif akan
bekerja secara optimal. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah meningkatkan pendidikan dan
pelatihan-pelatihan khusus.
9. Pada masa pemerintaha Orde Baru, mata pelajatan PMP ditujukan untuk membentuk manusia
Pancasilais. Indikator apa yang menunjukkan bahwa manusia dapat disebut sebagai manusia yang
Pancasilais?

Manusia dapat disebut sebagai manusia pancasilais jika mampu berpegang teguh pada ideology
pancasila dan mengamalkan nilai-nilai yang ada pada kelima sila dalam Pancasila baik pada nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praktis. Pada masa pemerintahan orde baru, PMP digunakan untuk
mencapai target pembangunan nasional era orde baru sehingga dalam penggunaannya sering disalah
gunakan.

10. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, para siswa sudah mendapatkan pendidikan ksewarganegaraan
melalui mata pelajaran PPKn. Lalu akan mendapatkan pendidikan kewarganegaraan lagi dalam
perkuliahan. Sebenarnya, apa yang membedakan apa yang didapat di bangku sekolah dengan apa yang
didapatkan di bangku perkuliahan, atau esensi apa yang mendasari perlunya melanjutkan pendidikan
kewarganegaraan dari jenjang sekolah menuju jenjang perkuliahan?

Tingkatan kedalaman dan kesulitan pada pelajaran PPKN semakin bertambah selagi bertanbahnya
tingkatan. Pelajaran PPKn di sekolah dasar tentunya berbeda dengan SMP dan SMA bahkan kuliah.
Menurut saya, pendidikan kewarganegaraan perlu dilanjutnya ke jenjang berikutnya karena agar
generasi muda dicetak sebagai individu yang bermoral dan berbukti pekerti.

Anda mungkin juga menyukai