Anda di halaman 1dari 2

Nurul Auliyah 121711133056

Penyuntingan Bahasa Kelas A

BAB IV

KODE ETIK PENYUNTINGAN NASKAH

Dalam penyuntingan naskah ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan oleh seorang
penyunting naskah sebelum melakukan penyuntingan naskah. Rambu-rambu ini merupakan
pedoman/ pegangan bagi penyunting dalam menyunting naskah, atau yang biasa disebut
dengan “Kode Etik Penyuntingan Naskah”. Kode etik ini juga termuat dalam buku Mien A.
Riefai (1995).

Berikut kode etik penyuntingan naskah:

1. Wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum memulai penyuntingan


naskah.
Ada 3 cara yaitu:
a. Menghubungi penulis secara langsung melalui telepon, tatap muka, atau surat
b. Melalui editor penerbit bersangkutan, yang pernah berhubungan dengan
penulis itu
c. Melalui penerbitan lain, yang pernah menerbitkan karya penulis itu.

Ketiga cara itu bisa memberikan gambaran atau kesan mengenai penulis.

2. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah


Tugas penyunting adalah membantu penulis dalam memperbaiki ejaan atau
tata bahasanya, namun tanggung jawab isi/ materi naskah tetap ada pada penulis
naskah itu. Penulis adalah penulis, dan penyunting adalah penyunting.
3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah
Yang perlu ditonjolkan dalam naskah adalah gaya bahasa penulis naskhanya
sendiri, bukan penyunting. Penyunting tidak boleh mengubah naskah seenaknya,
kecuali jika memang dibutuhkan dan menjadi tugasnya untuk memperbaiki.
4. Penyunting wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang
disuntingnya.
Sebelum diterbitkan, naskah itu bersifat rahasia, hanya penulis dan penerbit
saja yang tahu. Penyunting tidak boleh membocorkan informasi agar tidak ada buku
yang terbit dengan tema yang sama. hal ini penting untuk diperhatikan.
5. Penyunting wajib mengkonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubah pada naskah
Penyunting memiliki hak untuk mengubah tata bahasa/ ejaan pada naskah,
hanya jika ia sudah meminta izin kepada penulis, karena hal ini demi terciptanya
tulisan yang baik dan benar.
6. Penyuting tidak boleh menghilangkan naskah
Penyunting wajib menjaga naskah selama naskah itu akan, sedang atau telah di
suntingnya, karena hal itu adalah tanggung jawabnya. Jika sampai lalai dan naskah itu
hilang maka penulis bisa melaporkan hal ini kepada pengadilan. Tentu ini akan
merugikan penerbit.

Tiga Macam Penulis

1. Penulis profesional
 Sudah berpengalaman
 Naskahnya sudah matang
 Jarang ditemukan kesalahan atau kejanggalan.
 Tingkat kesulitan pengeditan naskah ringan
2. Penulis semi profesional
 Belum terlalu berpengalaman
 Naskahnya masih bisa ditemui kesalahan
 Tingkat kesulitan pengeditan naskah sedang atau lumayan
3. Penulis amatir
 Bisa jadi baru pertama menulis
 Terlihat banyak kelemahan dan kekurangan
 Tingkat kesulitan pengeditan naskah berat
 Diperlukan campur tangan penulis bisa dikatakan naskah kerja sama
dengan penyunting. Sehingga nama penyunting layak dicamtumkan
sebagai penulis juga.

Anda mungkin juga menyukai