Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN PENGAJARAN

BAHASA
• Hasil terapan dari kajian linguistik modern
menghasilkan era pengajaran bahasa yang
juga lebih menekankan pada persoalan sistem
struktural/struktur internal bahasa. Pada era
ini metode pengajaran bahasa (khususnya
untuk second language learning) juga
disesuaikan dengan perkembangan trend
kajian bahasa saat itu, yaitu lebih menekankan
pada pembelajaran segmen-segmen struktur
sebuah bahasa. Sebagai contoh bagaimana
sistem morfologi atau sintaksisnya.
• Pengajaran bahasa di era linguistik modern ini
sempat berjaya dan bertahan hingga dekade
1960-an.
• Model pengajaran bahasa yang berkembang
dikenal dengan istilah “Situational Language
Teaching” atau Pengajaran Bahasa Situsional.
Ciri umum dalam model pengajaran bahasa ini
adalah, melatih siswa terhadap struktur-
struktur dasar dalam berbagai aktivitas
bahasa.
• Berbagai kritik muncul, antara lain: Noam
Chomsky (1957) dalam bukunya ”Syntactic
Structures” menyatakan: Teori bahasa
struktural standar terbukti tidak mampu
menjelaskan karakteristik bahasa yang
fundamental, yaitu kreatif dan unik di setiap
kalimat/tuturan.
• Kritik masalah fundamental lain dari pakar
terapan lainnya adalah dimensi fungsional dan
komunikatif yang kurang diperoleh dari
metode pengajaran bahasa dengan
pendekatan struktural.
• Dari berbagai kelemahan dan ketidakpuasan
yang ditemukan, mendorong orang untuk
mengubah dimensi pengajaran bahasa, yaitu
menjadi “Communicative Language Teaching”
atau Pengajaran Bahasa Komunikatif.
• Salah satu ciri utama dalam pengajaran
bahasa komunikatif adalah pemberian
perhatian sistematis terhadap aspek-
aspek fungsional dari struktur bahasa.
Penekanan belajar dalam Situational
Language Teaching:
• Lebih menekankan bentuk dari pada makna.
• Menekankan memorisasi dialog berdasarkan struktur.
• Materi bahasa tidak harus dikontekstualisasikan.
• Pengulangan (drilling) merupakan teknik utama.
• Aktivitas komunikatif baru muncul setelah lama
melakukan proses pengulangan dan latihan-latihan.
• Guru sangat mengontrol agar pembelajar tidak
menyimpang pada teori.
• Penguasaan “Kompetensi Linguistik” sistem bahasa
adalah target utama.
Communicative Language Teaching

• Makna lebih diutamakan.


• Penekanan dialog tidak dihafalkan secara struktural tetapi lebih
ditekankan pada fungsi komunikatifnya.
• Kontekstualisasi selalu menjadi penekanan.
• Pengulangan bisa dipakai tetapi tidak harus dan menjadi sentral
pengajaaran.
• Aktivitas komunikatif didorong sejak awal.
• Guru harus lebih memotivasi pembelajar untuk melakukan
aktivitas komunikasi dengan lebih toleransi terhadap sedikit
penyimpangan.
• Penguasaan “Kompetensi Komunikatif” menjadi target utama.

Anda mungkin juga menyukai