MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah “pengelolaan
perpustakaan di SD”
OLEH
KELOMPOK 1
Nurkasmi (1647240024)
Wahyunita (1647241012)
2019
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan kepada kelompok kami dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Rasulullah
Saw.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
kami yaitu “pengelolaan perpustakaan di SD” yang memuat tentang profesi
pustakawan dan kode etik pustakawan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentunya juga
bermanfaat bagi penulis. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun,
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun, sampai saat ini masih ada pustakawan yang belum terlalu memahami
kode etik pustakawan sehingga kode etik pustakawan kurang diterapkan di
perpustakaan oleh pustakawan.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud profesi pustakawan dan kode etik pustakawan?
2. Kurangnya penerapan kode etik pustakawan.
3. Solusi untuk mengatasi kurangnya penerapan kode etik pustakawan.
C. Tujuan Penulisan
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan dapat:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi pustakawan dank ode etik
pustakawan.
2. Mengatahui kurangnya penerapan kode etik pustakawan.
3. Mengetahui solusi untuk mengatasi kurangnnya penerapan kode etik
pustakawan.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Keahlian adalah dasar dalam menularkan hasil kerja yang tidak sebarang
orang dapat menghasilkannya, dan dengan keahlian ini pustakawan diharapkan dapat
memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh orang lain. Tanggung jawab,
dalam arti bahwa kegiatan yang dilakukan kegiatan yang bermutu dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan lewat prosedur kerja yang benar.
3
4
2. Profesionalisme Pustakawan
4
5
5
6
Pustakawan sebagai sebuah profesi, memiliki kode etik sebagai aturan norma
dan nilai yang menjaga pustakawan untuk tetap bekerja dan berjalan dalam koridor
profesionalisme. Idealnya, pustakawan harus menunjukkan ekistensinya sebagai
sebuah profesi dalam memberikan layanan dan rasa puas kepada masyarakat,
terutama pemustaka. Sikap dan perilaku pustakawan sangat penting dalam etika
layanan perpustakaan. Dalam prakteknya, sikap dan perilaku menunjukkan
kepribadian seseorang dan citra lembaga perpustakaan. Sikap dan perilaku yang baik,
harus ditunjukkan oleh pustakawan/karyawan perpustakaan, terutama pustakawan
6
7
yang bertugas pada bagian layanan seperti bagian layanan sirkulasi, referensi,
penitipan dan beberapa jenis layanan lainnya.
Permasalahan ini terjasi karena seorang pustakawan kurang atau bahkan tidak
memahami kode etik pustakawan yang menjadi dasar mereka dalam bekerja.
Misalnya, dalam salah satu kode etik pustakawan dikatakan bahwa seorang
pustakawan tidak menyalahgunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecuali
atas jasa profesi. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada pustakawan
yang menggunakan fasilitas perpustakaan untuk kepentingan pribadi misalnya saja
menggunakan computer perpustakaan untuk bermain game, menjelajah internet, serta
kepentingan pribadi lainnya. dengan demikian, maka sebagian orang beranggapan
bahwa mereka (para pustakawan) kurang memahami kode etik yang menjadi
pedoman mereka dalam bekerja.
Seperti juga yang ada di Universitas Negeri Padang yang mempunyai cukup
banyak pustakawa yang memiliki pendidikan perpustakaan, tentu mereka mengetahui
dan memahami tentang kode etik pustakawan. Namun pada kenyataanya, di
Universitas Negeri Padang masih banyak pustakawan yang tidak mengetahui tentang
kode etik sebagai seorang pustakawan, contohnya saja masih banyak pustakawan
yang menelpon saat jam kerja menggunakan nada yang keras sehingga mengganggu
berkonsentrasi pemustaka yang sedang membaca buku. Contoh lainnya yaitu,
pustakawan menggunakan komputer kantor pada saat jam kerja untuk bermain game.
7
8
Meskipun pustkawan tersebut mengetahui kode etik sebagai pustakawan, akan tetapi
mereka belum menerapkan kode etik pustakawan tersebut dalam tugasnya sehari-hari.
Adapun solusi untuk mengatasi kurangnya penerapan kode etik pustakawan yaitu
dengan lebih menegaskan sanksi kepada pustakawan yang melanggar kode etik,
seperti yang dijelaskan pada Kode Etik Pustkawan Indonesia pasal 9 yaitu
“pelanggaran terhadap kode etik ini dapat dikenakan sanksi oleh Dewan Kehormatan
Pustakawan Indonesia yang ditetapkan oleh IPI”.
Selain itu, adapun solusi untuk mengatasi kurangnya penerapan kode etik
pustakawan yaitu: pertama, dengan memberikan pelatihan khusus kepada pustakawan
agar pustakawan dapat mengetahui serta memahami pentingnya kode etik diterapkan
di perpustkaan. Dengan adanya pelatihan, pustakawan dapat lebih memahami
bagaimana hubungan dengan pengguna, sesama rekan, masyarakat, dan dapat
mengatahui sikap dasar sebagai seorang pustakawan.
8
9
Kedua, menanamkan pentingnya kode etik, karena dengan adanya kode etik
sebagai pedoman perilaku dan kinerja pustakawan dalam bertugas, pustakawan dapat
bekerja dengan teratur dan professional.
Ketiga,menerapkan sikap ramah, sopan, santun, senyum, salam, dan sapa dalam
berkomunikasi, karena dengan diterapkan sikap tersebut oleh pustakawan dapat
memberikan kenyamanan kepada pemustaka dan pemustaka juga akan merasa
senang.
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun solusi dari kurangnya penerapan kode etik pustakawan yaitu dengan
lebih menegaskan sanksi bagi pustakawan yang melanggar, memberikan pelatihan
khusus kepada pustakawan, menanamkan pentingnya kode etik, dan menerapkan
sikap ramah, sopan, santum, senyum, salam, serta sapa.
B. Saran
10
11
DAFTAR PUSTAKA
11