Kelompok 6
Annisa : 200101120657
Erpipin Yuliana : 200101120820
Muhammad Irfan Jamarah : 211101120507
Mursidah : 200101120732
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pelanggaran Kode Etik Pustakawan”. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Etika Profesi Pustawakan dengan dosen pengampu ibu Laila
Rahmawati, S.Ag., S.S., M.Hum
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna (masih banyak
kekurangan dan kekeliruan). Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi Mahasiswa serta
bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan meningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan Masalah...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan dan kode etik pustakawan adalah dua unsur penyangga ilmu
pengetahuan. Kedua hal ini dapat dikatakan sebagai gerbangnya sebuah
pendukung masyarakat untuk gemar membaca. Perpustakaan menjadi pusat
sumber daya informasi, sedangkan kode etik pustakawan sebagai pedoman
berjalannya kegiatan perpustakaan. Perpustakaan dikatakan sebagai pusat sumber
daya informasi karena perpustakaan mengelola informasi dari mulai perolehan
sampai pada penyajiannya, sedangkan kode etik mengatur wilayah nilai-nilainya.
1
tidak profesional.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kode etik terdiri dua kosakata yaitu, kode dan etik. Kata kode menurut W.J.S
Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indoneisa (1991:515) berarti
tulisan, kata-kata, tanda yang dengan persetujuan mempunyai arti atau maksud
yang tertentu dan berarti pula aturan. Sedangkan kosakata etik adalah ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak, sikap atau tata krama. Maka, kode etik
secara bahasa berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tata susila dan
akhlaq. Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan di
Bagian III Bab I Pasal I ayat I dinyatakan bahwa Kode etik pustakawan Indonesia
merupakan aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap pustakawan dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pustakawan.1
Menurut Sulistyo Basuki, kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari.2 Lasa mengemukakan bahwa kode etik pustakawan adalah
norma atau aturan yang harus dipatuhi pustakawan untuk menjaga kehormatan,
martabat, citra, dan profesionalisme.3 Anggaran Dasar dan Rumah Tangga
(AD/ART) Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menegaskan bahwa kode etik
pustakawan adalah sebagai panduan perilaku dan kinerja semua anggota
pustakawan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di bidang kepustakawanan.
1
Ismanto. "PENGEMBANGAN KODE ETIK PROFESI PUSTAKAWAN." Buletin
Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, Vol. 3, No.1, 2020, hal. 123.
2
Sulistyo Basuki, Pengantar Dokumentasi (Bandung: Rekayasa Sains, 2004), 436.
3
Lasa HS, Kamus Kepustakawanan Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), 174.
4
Dengan kata lain, kode etik ini penting bagi pustakawan agar dapat bekerja secara
teratur dan professional.4
4
Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
hal. 172-173.
5
Purwono, Profesi Pustakawan (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016), hal. 7.33.
5
Dalam kode etik pustakawan Indonesia Pasal 2, kode etik profesi
pustakawan mempunyai tujuan:
6
Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan terhadap
Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006), hal. 139.
6
Kode etik pustakawan memberikan manfaat terhadap profesi, anggota dan
masyarakat. Secara rinci manfaat kode etik adalah sebagai berikut:
7
c. Manfaat bagi masyarakat
Awalnya kode etik sebagai dasar moral dan pedoman tindakan, tetapi
dapat ditingkatkan menjadi aturan yang memberikan sanksi, baik sanksi hukum
maupun sanksi administratif, Misalnya dalam hal ini jika seorang anggota profesi
bersaing secara tidak adil atau curang dengan sesama anggota profesi, dan jika
dianggap penipuan serius ia dapat dituntut di pengadilan. Namun, karena kode
etik adalah dasar moral dan merupakan pedoman dalam sikap dan tindakan, baik
perilaku maupun tindakan, sanksi untuk pelanggaran kode etik adalah dalam
bentuk sanksi moral. Siapa pun yang melanggar kode etik akan mendapat celaan
dari kolega dalam profesi tersebut sehingga orang tersebut akan merasa malu, jika
sanksi dianggap berat dan mencerminkan organisasi profe sional pelaku dapat
dihapus dari anggota profesi.
8
anggotanya. Pembentukan kode etik biasanya dilakukan di kongres organisasi
profesional. Dengan kata lain, pembentukan kode etik tidak boleh dilakukan oleh
individu secara individu, tetapi oleh orang yang dikirim untuk dan atas nama
anggota professional organisasi. Orang yang bukan atau bukan anggota profesi,
mungkin tidak tunduk pada aturan yang tercantum dalam kode etik. Kode etik
suatu profesi hanya akan memiliki pengaruh kuat dalam menegakkan disiplin di
antara anggota profesi dan jika anggota profesi melakukan pelanggaran serius
terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.8
8
Ismanto. "PENGEMBANGAN KODE ETIK PROFESI PUSTAKAWAN." Buletin
Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, Vol. 3, No.1, 2020, hal. 126-127.
9
Nur’aini, Laila Hadri Nasution. "Kode Etik Pustakawan sebagai Aturan Profesional bagi Profesi
Pustakawan." Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol. 9, No. 2, 2021, hal. 22.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Wiji Suwarno. Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Nasution, Laila Hadri. "Kode Etik Pustakawan sebagai Aturan Profesional bagi
Profesi Pustakawan." Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol. 9,
No. 2, 2021.
11