Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI ETIKA KEHIDUPAN”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pancasila
Dosen Pembimbing:
Ridhatullah Assya’ bani, M. Ag.

Disusun oleh :
Kelompok 11
Khadijah (21.86232.00840)
Khairunnisa (21.86232.00841)
Mahfuzah (21.86232.00855)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul “Pancasila Sebagai Etika Kehidupan” sebagai salah satu tugas pada mata
kuliah Pancasila program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah
Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Amutai dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada
Muallim Ridhatullah Assya’ bani, M. Ag. yang telah banyak memberikan
bimbingan dan petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua
pihak yang telah memberi bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku
dan literatur-literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa
diselasaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran yang
berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, tanggal

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3


A. Pengertian Pancasila Sebagai Etika Kehidupan ........................ 3
B. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila ........................ 5
C. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Etika ......................... 8

BAB III PENUTUP....................................................................................... 11


A. Kesimpulan................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional bangsa Indonesia sebagai dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dilihat dari nilai-nilai yang terdapat pada
pancasila, maka pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai
yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif. Nilai-
nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa
Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai Pancasila
apabila benar benar dipahami, dihayati dan diamalkan, tentu mampu
meningkatkan kesejahteraan, kesatuan dan kecerdasan bangsa.

Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila bangsa
Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Allah, tentu tidak akan mudah
menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan kejahatan
atau keburukan. Kebahagiaan material dianggap segala-galanya dibandingkan
dengan kebahagiaan spritual yang lebih agung, mendalam dan jangka panjang.
Keinginan mendapatkan kekayaan dan kedudukan secara cepat menjadikannya
nilai-nilai agama dikesampingkan. Buah dari penanaman dan penghayatan nilai
ketuhanan ini adalah kerelaan untuk diatur Allah, melakukan yang diperintahkan
dan meninggalkan larangan-Nya.

Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa dalam
konteks Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan organis yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi
kekuatan moral besar manakala keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan
dijadikan landasan moril dan diejawantahkan dalam seluruh lehidupan berbangsa
dan bernegara, terutama dalam pemberantasan korupsi.1 Penanaman nilai
sebagaimana tersebut di atas paling efektif adalah melalui pendidikan dan media.
Pendidikan informal di keluarga harus menjadi landasan utama dan kemudian
1
Prof.Dr. Ngadino Surip, M.S., Dr. Syahrial Syarbaini, M.A., dan Dr.(c) A. Rahman HI,
M.Si, Pancasila Dalam Makna Dan Aktualisasi (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2015), H.182-183.

1
didukung oleh pendidikan formal di sekolah dan nonformal di masyarakat. Media
harus memiliki visi dan misi mendidik bangsa dan membangun karakter
masyarakat yang maju, namun tetap berkepribadian Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai etika kehidupan ?
2. Apa saja nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila ?
3. Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai etika dalam
kehidupan sehari-hari ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian pancasila sebagai etika kehidupan.
2. Mengetahui nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila.
3. Cara menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai etika dalam kehidupan
sehari-hari?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila Sebagai Etika Kehidupan


Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlaq, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu mengenai apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai
yang berhubungan dengan akhlak.2 Etika merupakan cabang falsafah dan
sekaligus merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai
cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan
pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Menurut Kattsoff (1986), etika lebih
banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan
dengan tingkah laku manusia, dan juga berkaitan dengan dasar filosofis dalam
hubungan dengan tingkah laku manusia.3 Secara garis besar etika dikelompokkan
menjadi :

1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap


tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai
individu (etika individual) maupun makhluk sosial (etika sosial)4

Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentanan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, tetapi bagaimana
meninggikan nilai-nilai yang ada menjadi suatu hal yang lebih memberikan
2
Agung D. E., Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2017), H.133.
3
R. Toto Sugiarto dkk, Ensiklopedi Pancasila Tentang Etika dan Nilai Pancasila (Hikam
Pustaka, 2021), H.1.
4
Sri Rahayu Amri, “Pancasila Sebagai Sistem Etika,” 2018, H.5.

3
manfaat kepada yang lain. Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi
nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan
bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga nilai-nilai yang bersifat universal dapat
diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika Pancasila berbicara tentang nilai-
nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Etika Pancasila tentu
menjadi fundamental bangsa dalam rangka penguatan integritas bangsa.5

Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya merupakan sumber dari


segala norma, baik norma hukum, norma moral, maupun norma kenegaraan
lainnya. Norma hukum adalah suatu sistem peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pancasila berkedudukan
sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara Indonesia. Norma moral
berkaitan dengan tingkah laku manusia sebagai manusia untuk mengukur baik
atau buruknya sebagai manusia. Dalam kapasitas inilah nilai-nilai Pancasila telah
dijabarkan dalam norma-norma moralitas atau norma-norma etika sehingga
Pancasila merupakan sistem etika dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Etika Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas
tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan
norma yang berkembang dalam masyarakat. Namun, sebagai suatu kesatuan nilai
yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus pada ke-Indonesia-an.
Pancasila sebagai dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara diberdayakan melalui kebebasan akademik untuk mendasari suatu
sikap mental atau attitude (perilaku).6

Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sama-
sama mengajarkan tentang nilai-nilai yang mengandung kebaikan. Etika Pancasila
adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan dan nilai keadilan.

B. Nilai-Nilai Etika Yang Terkandung Dalam Pancasila.


5
Amri, H.1-3.
6
Deddy Yusuf Yudhyarta, “Pemberdayaan Etika Pancasila Dalam Konteks Kehidupan
Kampus,” 2020, H.1.

4
Pancasila adalah merupakan suatu sistem nilai, artinya setiap sila memang
mempunyai nilai akan tetapi sila – sila tersebut saling berhubungan, saling
ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila dengan sila lainnya
memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang
terkandung dalam pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari
prinsip nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut
berupa nilai religius, nilai adat istiadat, kebudayaan dan setelah disahkan menjadi
dasar Negara terkandung di dalamnya nilai kenegaraan.

Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila


harus dijabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam
penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. Norma
adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat warga masyarakat
atau kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan, padanan dan pengendali
sikap dan tingkah laku manusia.7 Terdapat dua macam norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan norma moral atau etika.
Sebagaimana diketahui sebagai suatu norma hukum positif, maka pancasila
dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang ekplisit, hal itu
secara kongkrit dijabarkan dalam tertib hukum Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya memerlukan suatu norma moral yang merupakan dasar pijak
pelaksanaan tertib hukum di Indonesia. Bagaimanapun baiknya suatu peraturan
perundang-undangan kalau tidak dilandasi oleh moral yang luhur dalam
pelaksanaannya dan penyelenggaraan Negara, maka tentu saja hukum tidak akan
mencapai suatu keadilan bagi kehidupan kemanusian. Nilai-nilai yang dimaksud
ialah :

1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama ini dilambangkan dengan bintang lima sudut. Di mana,
bintang tunggal dalam lambang ini diartikan sebagai cahaya kerohanian
yang dipancarkan Tuhan kepada setiap manusia. Jumlah bintang yang hanya
satu atau tunggal ini juga dilambangkan keesaan Tuhan. Sila pertama ini
mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia mempercayai dan

7
Yudhyarta, H. 10.

5
bertakwa pada Tuhan.Tentunya hal ini disesuaikan dengan agama dan
kepercayaan yang dimiliki oleh setiap individu.8 Secara hierarkis, nilai ini
bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang
bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini (nilai
ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan
dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara empiris
bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah, dan
hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang
antarsesama, akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai
ketuhanan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi.
2. Sila kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dilambangkan dengan rantai emas dengan latar berwarna merah yang
memiliki mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan, mengartikan antar kaum yang harus bersatu, bekerja sama
sehingga kuat seperti rantai. Sila kedua ini kita sebagai warga negara
diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang
sama, sehingga kita harus saling menyanyangi satu sama lain. Kita juga
harus saling menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran dan
keadilan, dan bekerjasama untuk kedamaian negara kita.
Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan
rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan
yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban mengindikasikan keunggulan
manusia dibanding dengan makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, dan
benda tak hidup. Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan
keadaban.9
3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Dilambangkan dengan pohon beringin yang merupakan spesies pohon
kuat, besar dan berdaun rimbun. Pohon beringin diartikan sebagai tempat
berteduh sekaligus bentuk persatuan masyarakat Indonesia yang sangat

8
Arlanda Nissa Rahma dan Dinie Anggraeni Dewi, “Implementasi Pancasila Sebagai
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-Hari,” 2021, H.7.
9
Nissa Rahma dan Anggraeni Dewi, H.8.

6
beragam. Sila ketiga ini berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan,
dan kepentingan negara dari kepentingan masing-masing. Kita harus
mempunyai kepribadian yang rela berkorban demi negara Indonesia,
mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta bangga pada negara. Sangat
mungkin seseorang seakanakan mendasarkan perbuatannya atas nama
agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah
persatuan dan kesatuan maka menurut pandangan etika Pancasila bukan
merupakan perbuatan baik. Dari nilai persatuan menghasilkan nilai cinta
tanah air, pengorbanan, dan lain-lain.10
4. Sila keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng yang memiliki filosofi
sebagai hewan sosial yang suka berkumpul. Berkumpul disini kemudian
diartikan sebagai kegiatan musyawarah antar orang-orang untuk melahirkan
suatu keputusan. Pastinya, secara adil dan atas keputusan bersama semua
pihak. Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksakan
kehendaknya pada orang lain dan mengutamakan kepentingan negara dan
orang lain. Terkadang kita akan menemukan perbedaan pendapat dan cara
pandang, namun kita harus menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah
atau berdiskusi.
5. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima Pancasila ini dilambangkan dengan padi dan kapas yang
melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang.
Pangan diartikan dengan kebutuhan pokok kita yaitu makan dan sandang
kebutuhan pakaian kita. Oleh karena itu, padi dan kapas menjadi simbol
dalam sila kelima ini. Makna dari sila ini berarti mengembangkan perbuatan
luhur dengan cara kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil.
Selain itu, kita harus seimbang antara hak dan kewajiban dengan juga
menghormati hak-hak orang lain.11
Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bertujuan untuk:

10
Surip, M.S., Syarbaini, M.A., dan HI, M.Si, Pancasila Dalam Makna Dan Aktualisasi,
H.180.
11
Nissa Rahma dan Anggraeni Dewi, H.7-10.

7
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika
dan moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. 12

C. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Etika Dalam Kehidupan Sehari-


Hari
Secara spesifik, nilai Pancasila telah tercermin dalam norma seperti norma
agama, kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta norma hukum. Dengan demikian,
nilai Pancasila secara individu hendaknya dimaknai sebagai cermin perilaku hidup
sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan dalam cara bertindak.
Notonagoro juga berpendapat bahwa nilai-nilai Pancasila tergolong nilai-nilai
kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui adanya nilai material dan
nilai vital. Dengan demikian, nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis,baik
nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau nilai estetis, nilai
kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang sistematika– hirarkhis,
yang dimulai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai ‘dasar’ sampai dengan
sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai ‘tujuan’.13

Penerapan nilai-nilai pancasila sebagai etika dalam kehidupan sehari-hari


tentu akan berdampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun
pengamalannya bisa kita lakukan dengan :

1. Pancasila sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”


a. Mengimani adanya Tuhan yang Maha Esa serta mematuhi perintah dan
menjauhi larangan-Nya
b. Menerapkan toleransi antar umat beragama
c. Tidak melakukan pemaksaan dan menghormati kebebasan beragama.
d. Tidak merendahkan atau mencemooh agama maupun pemeluk agama

12
Amri, H.6.
13
Yudhyarta, “Pemberdayaan Etika Pancasila Dalam Konteks Kehidupan Kampus,” H.8.

8
lainnya
e. menjadikan ajaran-ajaran sebagai anutan untuk menuntun ataupun
mengarahkan jalan hidupnya.
2. Pancasila sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
a. Mengakui persamaan hak, kewajiban, dan kedudukan semua orang sama
di mata hukum, agama, sosial, dan lainnya.
b. Saling mengedepankan sikap toleransi atau tenggang rasa antar
masyarakat.
c. Menjalin pertemanan dengan siapa saja tanpa membedakan suku, ras,
agama dan lainnya.
d. Berani menyuarakan kebeneran untuk mempertahannkan keadilan.
3. Pancasila sila ketiga “Persatuan Indonesia”
a. Bangga berbahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia sebegai bahasa
sehari-hari dalam komunikasi masyarakat.
b. Melestarikan budaya Indonesia seperti baju adat, tarian, alat, bahasa, alat
music, dan lain dalam kehidupan sehari-hari.
c. Membantu keluarga, teman, dan kerabat yang mengalami kesulitan.
d. Saling bekerja sma menjaga keutuhan negara NKRI dengan berpegang
teguh pada nilai-nilai Pancasila.
4. Pancasila sila keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
a. Melakukan musyawarah jika antar masyarakat memiliki pendapat yang
berbeda.
b. Mengedepankan toleransi dan keadilan dalam mengemukakan dan
mendengar pendapat dalam musyawarah.
c. Belajar untuk tidak egois
d. Keputusan akhir dalam musyawarah harus disetujui oleh semua pihak
karean atas keputusan bersama.
e. menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lainlain.
5. Pancasila sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
a. Mengedepankan sikap adil antara sesama manusia.
b. Melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain.

9
c. Kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dikedepankan dibandingkan
kemakmuran pribadi atau golongan.14

14
Nissa Rahma dan Anggraeni Dewi, H.7-10.

10
BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Etika Pancasila adalah etika yang
mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.
Etika pancasila sesuai dengan 5 sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jika etika kita dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila, maka akan
menjadikan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan sejahtera. Sebagai
warga negara kita perlu memahami dasar negara kita dan mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari agar nilai-nilai pancasila tetap terjaga keutuhan dan
kesatuan.Karena nilai-nilai pancasila berasal dari kita dan harus dilestarikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sri Rahayu. “Pancasila Sebagai Sistem Etika,” 2018, 8.


D. E., Agung. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2017.
Nissa Rahma, Arlanda, dan Dinie Anggraeni Dewi. “Implementasi Pancasila
Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-
Hari,” 2021, Jawa Barat.
Sugiarto dkk, R. Toto. Ensiklopedi Pancasila Tentang Etika dan Nilai Pancasila.
Hikam Pustaka, 2021.
Surip, M.S., Prof.Dr. Ngadino, Dr. Syahrial Syarbaini, M.A., dan Dr.(c) A.
Rahman HI, M.Si. Pancasila Dalam Makna Dan Aktualisasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2015.
Yudhyarta, Deddy Yusuf. “Pemberdayaan Etika Pancasila Dalam Konteks
Kehidupan Kampus,” 2020, 21.

12

Anda mungkin juga menyukai