Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

pancasila sebagai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pacasila
Dosen pengampu : Abd Kholis, M.H.

Disusun oleh :
1. Firdaus Ikbal Pratama
2. Maulana Isbat Rosul
3. M Aji Akbar
4. Khoirul Anam
5. Moh Kamil

PRODI EKOMONI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM BANYUANYAR
(STAI DUBA)
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “pancasila sebagai etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam juga kami haturkan kepada junjungan Nabi Agung kita, Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang dengan adanya cahaya Islam seperti saat ini.

Adapun penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembaca tentang “pancasila sebagai
etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”. Dalam perampungan makalah
ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Abd Kholis, M.H. selaku Dosen
pengampu mata kuliah sejarah peradaban islam, serta semua pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan serta bimbingannya
kepada kami.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa
kritik dan saran terhadap makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Jumat 16-deseember-2022

Penyusun.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Konsep Pancasila Sebagai System Etika................................................................................6
1. Pengertian etika...................................................................................................................6
B. Norma Etik Bersumberkan Pancasila....................................................................................7
C. Kode Etik Profesi...................................................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalamhubungannya
dengan pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang salingmelengkapi
sebagai sistem etika.

Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem
nilaiyang menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun
normakenegaraan lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat
kritis,mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran
filsafatadalah suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau


kehidupannyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan dalam norma-
norma yangkemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi :

Norma moral : Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
baik dan buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila

Norma hukum : Sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat
danwaktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman


yanglangsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-
nilaietika yang merupakan sumber norma.

B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah dikemukakan di atas, muncul beberapa
rumusanmasalah yang menarik untuk dikaji

1. Apa pengertian dari etika ?

2. Apa nilai norma etik bersumberkan Pancasila ?

3. Apa kode etik profesi ?

4
C. Tujuan
1.Untuk memahami bahwa Pancasila Sebagai Sistem Etika.

2. Untuk mengetahui norma etika yang bersumber dari Pancasila.

3. Untuk mengetahui kode etik profesi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pancasila Sebagai System Etika


1. Pengertian etika
Istilah “etika” berasal dari bahasa yunani “ethos” yang artinya tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Secara
etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang bisa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,
tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Kebisaan yang
hidup yang baik ini di anut dan di wariskan dari satu generasi ke genarsi yang lain. Dalam
artian ini, etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam artian luar adalah ilmu yang
membahasa tentang kriteria baik dan buruk (bertens, 1997: 4—6). Etika pada umumnya
di mengerti sebagai pemikiran flisofis mengenai segala sesuatu yang di anggap baik dan
buruk dalam prilaku manusia. Kesuluruhan prilaku manusia dengan norma dan prinsip-
prinsip yang mengturny itu kerap kli disebut moralist atau etika (sasstrapratedja,2002: 81)
2. Aliran-aliran etika
Ada beberapa yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika keutamaan,
teolologis, deontologist. Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang
mempelajari keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik
atau buruk. Etika teolologis teori yang menyatakan bahwa dari hasil tindakan moral
menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawnkan dengan kewajiban.
Etika deotologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal
yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat.
3. Etika pancasila
Etika pancasila adalah cabang filsadat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila untuk
mengatur prilku kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etik pancasila tekandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk prilaku manusia Indonesia
dalam semua aspek kehidupannya.
Sila ketuhanan mengandung deminsi moral berupa nilai spiritualitas yang
mendekatkan diri manusia kepada sang pencipta, ketaatan pada ilai agama yang di

6
anutnya. Sila kemanusiaan mengandung deminsi humanus, artiny menjadikan manusi
lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar
sesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai soladaritas, rasa kebersamaan (mitsein),
cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung deminsi nilai berupa sikap menghargai orang
lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendekan kepada orang
lain. Sila keadilan mengandung deminsi nilai mau peduli atas nasib orag lain, kesedian
membantu kesulitan orang lain.
Etika pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika kebajikan,
maskipun corak kedua mainstream yang lain, diontologis dan teleologis termuat pula
didalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan karena etika pancasila tercemin
dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaa, keteguhan, dan keadilan.
Kebijaksaan artinya melakukn suatu tindakan yang di dorog oleh kehendak yang tertuju
pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal – rasa – kehendak yang berupa kepercayaan
yang tertuju pada kenyatan mutlak (tuhan) dengan memelihara nilai-nilai hidup
kemanusiaan dan nilai-nilai hidup relegius. Kesederhanaan artinya membatasi diri dalam
arti tidak melampaui batas dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan
sebagai rasa wajib keada diri sendiri dan manusia lain, seta terhadap tuhan terkain dengn
segala sesuatu yng telah menjadi haknya
B. Norma Etik Bersumberkan Pancasila
Sunoto (1982) memberikan pengertian etika pancasila sebagai filsafat moral atau
filsaft kesusilaan yang berdasarkan atas kepribadian, ideologi, jiwa ddan pandangan hidup
berbangsa Indonesia. Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
pancasila untuk mengatur prilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.
1. Nilai pancasila sebagai sember norma etik
 Ketuhanan yang maha esa
 Kemanusiaan yang adil dan berdab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang di pimpin oleh kebijaksanaan dan permusyawaratan
 Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Etika pancasila dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978
Dalam kedudukan dalam dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila harus
dijabarkan kedalam norma yang menjadi pedoman dalalm penyelenggaraan

7
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan pula

bahwa P4 bukan merupakan tafsir pancasila dasarnegara. Tafsir pancasila dasar


negara adalah sebagaimana termuat dalam UUD 1945yang berisikan norma hukum.
Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa butir butir P4merupakan norma etik dari
pada sila sila pancasila.
Buti buti norma sila pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaan terhadap
tuhan yang maha esa
 Manusia Indonesia percaya takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang adil dan berdab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormti kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan keperyaan terhadap Tuhan Ynag
Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajat, hak, kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama,kepercayaan,jenis kalamin,
kedudukan social, wana kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia.
 Mengembangkan sikap saling tanggung rasa dan tea salira.

8
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tiggi nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membel kebenaran dan keadilan.
 Bengsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, seta kepentingan dan
kesalamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Sungguh rela berkorban untuk kepentigan Negara dan bangsa apabila
diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan perdamaian
abadi, dan keadian social.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar bhineka tunggal ika.
 Memajukan pergulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
 Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputasan untuk
kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaaan.
 Menghormati dn menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawrah.
 Dengan itikad baik dan rasa tnggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
9
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atasa
kepentingn pribadi dan golongan.
 Musyawarh dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhut.
 Keputusan yng diambil harus dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dn martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil – wakil yang di percayai untuk
melaksanakn permusyawaratan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikp adil keada sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka membari pertologan kepada orang lain agar dpat berdiri sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegitan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan social.
3. Etika Pancasila dalam Ketetapan MPR RI No. V/MPR/2001
Kebutuhan akan norma etik disisi norma hukum diawal era reformasi
akhirnyadisadari oleh penyelnggara negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat
menetapkan 2 ketapan berkenaan denga ini, pertama yang khusus berkenaan dengan
penyelenggaraan negara, yaitu ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebaskorupsi, kolusi, dan nepotisme. Kedua,
10
yang bersifat lebih umum, yaitu ketetapan MPR No.VI/MPR/2001 tentang etika
kehidupan berbangsa.
Ada bidang kehidupan yang sangat perlu adanya etika :
 Etika Sosial Dan Budaya
Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan
kembali sika jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling
mencintai, dan tolong menolong di antara sesame manusia dan anak bngsa.
 Etika Pemerintahan Dan Politik
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintaha yag bersih, efisien, dan
efektif, menumbuhkan suasana politik yang demokrasi yang bercirikan
keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat.
 Etika Ekonomi Dan Bisnis
Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dn perilaku ekomoni, baik
oleh pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi, dapat
melahirkan kiondisi dn realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi,
dan kemampun bersaing serta terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan
ekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama secara berkesambungan.
 Etika Penegakan Hokum Yang Berkeadilan
Etika penegakan hokum berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan
kesadaran bahwa tertib sosila, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hokum dan seluruh peraturan yang
ada.
 Etika Keilmuan Dan Disiplin Kehidupan
Etika keilmuan diwujudkan degan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan
dan teknologi agar mampu berfikir rasional, kritis, logis, dan objektif. Untuk
berhasilnya perilaku berdasarkan pada norma-norma etik kehidupan berbngsa dan
bernegara, ada beberpa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut hendaknya menggunakan
bahasa agama dan baasa budaya sehingga menyentuh hati nurani dan
mengundang simpati dan dukungan sseluruh masyarakat.
2. Proses penanaman dan pembudayaan etika di lakukan melalui pendekatan
komunikatif, dialogis, dan persuasif, tidak melalui endekatan indoktrinasi.

11
3. Pelaksanaan geraka nasional etika bangsa, bernegara, dan bermasyarakat
secara senergik dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh potensi
bangsa, pemerintah ataupun masyarakat.
4. Perlu dikembangkan etika-etika profesi, seperti etika profesi hokum, profesi
kedokteran, profesi ekonomi, dan profesi politik yag dilandasi oleh pokok-
pokok etika ini yang perlu ditaati oleh segenap anggotanya melalui erik
profesi masing-masing.
C. Kode Etik Profesi
Isi Etika Kehidupan Berbangsa sebagaiman ketetapan MPR No.
VI/MPR/2001 bersifat garis-garis besar dan pokok-pokoknya saja. Tindak lanjut atau
kaidah pelaksanaan dari pokok-pokok etika ini adalah mengembangkannya ke dalam
etika profesi, seperti etika profesi hukum, politik, ekonomi, kedokteran, guru, dan
jurnalistik. Etika merupakan norma-norma yang dianut oleh kelompok,golongan
atau masyarakat tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Etika adalah refleksi
kritis danrasional mengenai norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia,
baik secara pribadi atau kelompok. sistem etika bagi profesional dirumuskan secara
konkret dalam suatu kode etik profesi yang secara harafiah berarti etika yang ditulis.
Tujuan kode etik adalah menjunjung tingggi martabat profesi atau seperangkat
kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.
Bebrapa contoh kode etik profesi :
1. Profesi hakim
2. Profesi dokter.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendukung dari pancasila sebgai etika adalah pancasila memegang peranan dalm
mewujudkan sebuah system etika yang baik di Negara ini. Di setiap saat dan dimana saja
kita berada diwajibkan untuk beretikan diseiap tingkah laku kita, seperti yang tercantum
di sila kedua pada pancsila, yaitu “kemanusiaan yang adil dan berdab” sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar. Dengan menjiwai butir-butir pancasila masyarakat dat bersikap sesuai etik
baik yang berlaku dalam masyarakat maupun bangsa dan Negara
B. Saran
1. Etika (nilai, norma dan moral) harus senantiasa di terapkan dalam bersikap dan
berprilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud prilaku yang sesuai degan
adat, budaya, dan karakter bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan kesatuan antar
warga Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA
Winarno.2016.Paradigma Baru Pendidikan Pancasila.Jakarta:Bumi Medika

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-
jawa-timur/accounting/makalah-pendidikan-pancasila-sebagai-etika-bangsa/10423659

14

Anda mungkin juga menyukai