Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

“Pancasila Sebagai Sistem Etika”


Dosen pengampu : Dra. Rosita Adiani, M.A

Disusun oleh :

1. Alda Fuadiyah 1705621017


2. Ilhan Kurniawan 1705621001
3. Julian Aldi Pramono 1705621087
4. M Rafli Putra S 1705621007
5. Namira Putri Rinjani 1705621009

pg. i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ...................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Etika ................................................................................. 3
B. Pancasila Sebagai Sistem Etika............................................................................................... 5
BAB III................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 8
B. SARAN ................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9

pg. i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “ PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA”

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi yang
disajikan dalam makalah ini Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dan harapan kami semoga makalah ini bermanfaat sehingga dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta menjadi referensi pembelajaran para
mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam


pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 14 November 2021

Tim Penyusun

pg. ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila Suatu sistem filsafat yang pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik,norma hokum, norma kenegaraan, dan
lainnya. Didalam filsafat pancasia terkandung di dalam nya suatu pemikiran-pemikiran yang
bersifat kritis, mendasar,rasional,sistematis,dan komperhensif yang merupakan suatu system
pemikiran suatu nilai.

Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia yang memegang peranan penting
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia salah satunya adalah “Pancasila sebagai
suatu sistem etika”. Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara
yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah, sopan santun, dll.

Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri
sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti
dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat
(jasmani –rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi
berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis sebagai kesatuan


Pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa Indonesia sehingga
bangsa Indonesia dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia
.Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat
ditinggalkan dan di tinggalkan, karena pancasila wajib diamalkan oleh warga Negara
Indonesia. Alasan lain karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan
etika bukan hal yang susah dan gampang untuk dilakukan, karena etika berasal dari tingkah
laku, perkataan, perbuatan, serta hati nurani kita masing-masing.

pg. 1
B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dari Pancasila sebagai sistem etika?


 Bagaimana pemahaman konsep dan teori dari etika?
 Apa yang dimaksud dengan nilai,norma,moral yang terdapat dalam etika?
 Seberapa penting urgensi Pancasila sebagai sistem etika

C. Tujuan Makalah

 Untuk mengetahui maksud dari Pancasila sebagai sistem etika


 Untuk memahami konsep dan teori etika
 Untuk memberikan informasi mengenai pentingnya Pancasila sebagai sistem etika

pg. 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Etika

1. Pengertian Etika

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata
cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik
ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.

Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam arti yang luas ialah
ilmu yang membahas tentang kriteria baik dan buruk (Bertens, 1997: 4--6). Etika pada
umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik
atau buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-
prinsip yang mengaturnya itu kerap kali disebut moralitas atau etika (Sastrapratedja, 2002: 81).

Sebagai cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku manusia, etika memberikan
standar atau penilaian terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, etika terbagi menjadi empat
klasifikasi yaitu:

 Etika Deskriptif: Etika yang hanya menerangkan apa adanya tanpa memberikan
penilaian terhadap objek yang diamati.
 Etika Normatif: Etika yang mengemukakan suatu penilaian mana yang baik dan buruk,
dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh manusia.
 Etika Individual: Etika yang objeknya manusia sebagai individualis. Berkaitan dengan
makna dan tujuan hidup manusia.

pg. 3
 Etika Sosial: Etika yang membicarakan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial
dan hubungan interaksinya dengan manusia lain. Baik dalam lingkup terkecil, keluarga,
hingga yang terbesar bernegara.

Klasifikasi di atas menegaskan bahwa etika erat kaitannya dengan penilaian. Karena pada
hakikatnya etika membicarakan sifat manusia sehingga seseorang bisa dikatakan baik, bijak,
jahat, susila atau sebagainya. Secara khusus etika ada pada prinsip manusia sebagai subjek
sekaligus objek, bagaimana manusia berperilaku atas tujuan untuk dirinya sendiri dan tujuan
untuk kepentingan bersama (Amri, 2018).

2. Etika Pancasila

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam
semua aspek kehidupannya.

a. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan
diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya.
b. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih
manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar
sesama.
c. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta
tanah air.
d. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
e. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan
membantu kesulitan orang lain.

pg. 4
B. Pancasila Sebagai Sistem Etika

1. Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Nilai sila Pancasila ialah suatu metode nilai, maka disini setiap sila memiliki nilai
namun sila tersebut berkaitan, bertautan dan terhubung dengan nilai yang lainnya serta
memiliki kedudukan yang sama. Menurut (Christian Siregar, 2014) Pancasila sebenarmya
sebagai fondasi bersama bagi setiap komponen untuk menjadi bagian dari masyarakat
Indonesia untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi ataupun
bersosial.Oleh karena itu pada kaitannya menggunakan nilai etika ini lah yang tercantum pada
pancasila adalah sekumpulan bidang yang di angkat berdasarkan prinsip nilai kehidupan dan
berkembang dalam masyarakat (Putri & Dewi, 2021).

Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut
(Taufiqurrahman, 2018) :

a. Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara
harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap
prinsip moral yang berlandaskan pada norma agama,
b. Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia
yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus
homini, yaitu tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung
implikasi moral diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan beradab sehingga
menjamin tata pergaulan antarmanusia dan antarmakhluk yang bersendikan nilai-nilai
kemanusiaan yang tertinggi, yaitu kebajikan dan kearifan.
c. Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai
warga bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok. Sistem etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas
sosial akan melahirkan kekuatan untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat
memecah belah bangsa.
d. Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
e. Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
perwujudan dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata

pg. 5
(deontologis) atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih
menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri

2. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Menurut Regina Audri (2021) karakter nilai sila Pancasila hendak terintegrasi menjadi
guiding principles atau kaidah penuntun bagi generasi muda dalam menhamparkan jiwa
kepandaiannya. Jika dilihat Pancasila sebagai sistem etika ini adapun masalah yang terjadi bagi
bangsa Indonesia yakni

a. Pertama, banyaknya masalah penggelapan yang mewabah di negeri Indonesia sehingga


akibatnya bisa melunturkan sendi-sendi kehidupan warga negara.
b. Kedua, masih terjadinya aksi pelaku terror atau terorisme yang menggunakan simbol
kepercayaan sehingga dapat menghambat semangat toleransi dalam kehidupan antar
umat beragama, budaya, golongan, mengancam disintegrasi bangsa dan persatuan.
c. Ketiga, masih banyaknya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan
berbangsa.
d. Keempat, kesenjangan antara kelompok sosial masyarakat antara yang kaya dan miskin
masih menandai kehidupan warga Indonesia sehingga tidak sama rata.
e. Kelima, ketidakadilan aturan yang masih terjadi pada proses peradilan di Indonesia,
masih ada hukum yang tidak seimbang dan kadang melihat jabatan dan adanya
kesenjangan antara miskin dan kaya.

Berdasarkan permasalahan di atas menunjukkan pentingnya peranan Pancasila serta


kedudukan Pancasila menjadi sistem etika lantaran Pancasila menjadi arahan atau sebagai
prinsip utama bagi warga negara untuk beraktivitas dalam kehidupani dengan menggunakan
nilai-nilai Pancasila (Putri & Dewi, 2021).

Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem etika
meliputi hal-hal sebagai berikut (Taufiqurrahman, 2018) :

a. Pertama, meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan


Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warga negara.

pg. 6
b. Kedua, Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga negara
sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional,
regional, maupun internasional.
c. Ketiga, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari semangat
negara kebangsaan yang berjiwa Pancasilais.
d. Keempat, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak
globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.

pg. 7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pancasila dan etika ialah dua gambaran yang tidak boleh disisihkan lantaran Isinya ialah
suatu sistem yang menciptakan suatu kepaduan yang utuh serta bertautan antara dengan lainnya
yang dijadikan panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Implementasi Pancasila sebagai
sistem etika mampu terbentuk jika pemerintah serta masyarakat bisa melaksanakan nilai serta
sila yang terdapat pada Pancasila dengan mementingkan asas kesamarataan warga negara.
Pancasila sebagai sistem etika menggambarkan bahwa nilai sila Pancasila melaksanakan
aktivitas kehidupan warga negara. Dengan demikian pada etika Pancasila ini di dalamnya
tercantum nilai-nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan, serta
keadilan. Kelima nilai tersebut menciptakan budi pekerti warga negara pada seluruh aspek
kehidupannya. Dengan begitu pula kesalahan dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya
penyelewengan (penyalahgunaan kekuasaan) dapat di hilangkan. Sebagai masyarakat
Indonesia perilaku tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan harus bisa meninggikan
nilai-nilai yang ada menjadi suatu hal yang lebih memberikan faedah kepada banyak orang.

B. SARAN

Pancasila seharusnya menjadi asas serta pijakan bagi Bangsa Indonesia dalam
berperilaku serta perbuatan. Sehingga diharapkan bisa terbentuk warga negara yang adil dan
makmur, serasi dengan maksud negara Indonesia. Pada setiap aktivitas kehidupan di Indonesia,
warga negara harus bisa melaksanakan perilaku nilai sila pancasila baik dalam kehidupan
pribadi atau bersosialisasi serta aturan yang berlaku sehinga terbentuk perilaku etika yang
memuliakan nilai kesusilaan sebagai pelaksanaan dari identitas serta karakter dari warga negara
Indonesia.

pg. 8
DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. R. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Etika. Voice of Midwifery, 8(01), 760-768.

Christian Siregar. (2014). Pancasila, Keadilan Sosial, dan Persatuan Indonesia. Pancasila,
Keadilan Sosial, Dan Persatuan Indonesia., Humaniora, 5(1), 107-112.

Putri, F. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila sebagai Sistem Etika.
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 176–184.

Taufiqurrahman. (2018). Pendidikan Pancasila.

pg. 9

Anda mungkin juga menyukai