Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ORGANIZATIONAL BEHAVIOR

“Understanding People at Work: Individual Differences and


Perception”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dewi Susita, M.Si

Disusun oleh :

Aprilia Triwiyanti Sholeha (1705621152)


Kintan Adhelia Adha (1705621122)
Muhammad Umar Jaisyurrahman (1705621327)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya junjungkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan paper mata kuliah
Perilaku Keorganisasian dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepadaRasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak

Menerapkan ilmu adalah wujud dari rasa syukur atas didapatinya ilmu sendiri dan
mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari merupakan implementasi rasa
menghargai kepada penulis. Diharapkan setelah membaca ini, kualitas hubungan baik
dengan Tuhan maupun makhluk-Nya semakin membaik, dan dapat meningkatkan
kualitas diri dengan bijak dalam mengambil keputusan dan kedewasaan dalam berpikir.

Penulis menyadari paper berjudul “Organizational Cultured” ini masih memerlukan


penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Penulis menerima segala bentuk kritik dan
saran pembaca demi penyempurnaan paper ini,terkhususnya kepada dosen pengampu
selaku pihak penilai paper ini. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada
paper ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga paper ini dapat
bermanfaat.

Jakarta, 18 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Isi
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3Tujuan Kepenulisan...................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Individu...................................................................................................................4
2.2 Apa itu Persepsi?.......................................................................................................................5
2.3 Perbedaan Persepsi dan Individu.............................................................................................6
2.4 Proses terjadinya Persepsi........................................................................................................6
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi......................................................................................7
2.6 Pengertian Personality..............................................................................................................8
2.7 Pengertian Value........................................................................................................................8
2.8 Indikator Tipe Myers-Briggs........................................................................................................9
2.9 Model Kepribadian Lima Besar...................................................................................................9
2.10 Individu Perilaku organisasi dalam Tempat Kerja.............................................................10
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap usaha untuk mempelajari, mengapa seseorang berprilaku seperti yang
mereka lakukan dalam organisasi mempersyaratkan beberapa bebepara pengertian
mengenai perbedaan individual. Para manajer menghabiskan cukup banyak waktu
untuk menilai kecocokan antara individu, tugas kerja, dan keefektivan, baik
karateristik manajer maupun bawahannya, pasti mempengaruhi penilaian . Tanpa
beberapa pengertian mengenai perilaku, putusan tentang siapa mengerjakan tugas
apa dengan baik dapat nenyebabkan masalah jangka panjang yang berat. Setiap
pekerja bebeda dalam banyak hal, seorang manajer perlu mengetahui bagaimana
perbedaan yang mempengaruhi kinerja dan perilaku bawahannya.
Para manajer harus belajar bagaimana berurusan dengan perbedaan yang akan
mereka temukan pada tenaga kerja yang beragam,. Meningkatnya perbandingan
orang yang berkulit putih dengan hitam ditambah dengan persoalan bahasa dan
pendidikan akan menyebabkan manajer harus lebih giat atau bekerja keras untuk
mencocokan perbedaan ini. Hal ini juga merupakan tugas baru bagi manajer
tetapi, merupakan pengamatan, peratian manajer terhadap para tenaga kerjanya
untuk memudahkan para tenaga kerja menyesuaikan diri atau mencocokan diri
terhadap pekerjaannya atau teman kerjanya.

1.2 Perumusan Masalah


Perilaku Individu dan perbedaannya
1. Dasar memahami perilaku
2. Perbedaan individual
a. Kemampuan dan Keterampilan
b. Ilmu Demografi
c. Keragaman Ras dan Budaya

1.3Tujuan Kepenulisan
Untuk mengetahui apa itu PERILAKU INDIVIDU DAN PERBEDAANNYA dan
bagaimana memahami tentang peranannya dalam penanganan kehidupan
organisasi dan pengaruh kepribadian terhadap prilaku pekerja yang dapat
keberagaman tenaga kerja agar dapat kita pahami secara mudah dan cepat

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Individu
Individu membawa sejumlah perbedaan untuk bekerja, seperti kepribadian yang unik,
nilai, emosi, dan suasana hati. Ketika karyawan baru memasuki organisasi, mereka
karakteristik stabil atau sementara mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku dan
melakukan. Lebih-lebih lagi, perusahaan mempekerjakan orang dengan harapan bahwa
individu tersebut memiliki keterampilan, kemampuan, kepribadian, dan nilai. Oleh karena
itu, penting untuk dipahami karakteristik individu yang penting untuk perilaku karyawan
di tempat kerja.

Individu yang mendapat skor tinggi pada keterbukaan terhadap pengalaman lebih kreatif
dalam sains dan seni daripada mereka yang mendapat skor rendah. Karena kreativitas
penting bagi kepemimpinan, orang yang terbuka lebih mungkin menjadi pemimpin yang
efektif, dan lebih nyaman dengan ambiguitas dan perubahan. Mereka mengatasi lebih
baik dengan perubahan organisasi dan lebih mudah beradaptasi dalam konteks yang
berubah. Terkini bukti juga menunjukkan, bagaimanapun, bahwa mereka sangat rentan
terhadap kecelakaan kerja
2.2 Apa itu Persepsi?
Kata “persepsi” seringkali dan acapkali dipergunakan didalam berkehidupan keseharian.
Akan tetapi, apa makna yang sebenearnya dari persepsi itu sendiri?. Persepsi menurut
Stephen P.Robbins (1999:124) adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
mereka. Sedangkan menurut Manahan, persepsi merupan gambaran seseorang tentang
suatu ojek yang menjadi focus permasalahn yang sedang dihadapi. Dan menurut Sondang
P.Siagian (1989) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan sensorisnya dalam usahanya
memberikan suatu makna tertentu dalam lingkungannya. Menurut Philip Kotler
(2004:193), arti persepsi adalah suatu proses dimana individu melakukan seleksi,
mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti.

Dari pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahali diatas, maka dapat disimpulkan
secara sederhana bahwasannya makna persepsi ialah
Setiap individu akan menerima stimulus ataupun rangsangan berupa suatu informasi,
peristiwa, objek, dan sebagianya yang berasal dari lingkungan sekitar. Apa yang telah
didapatkan tadi berupa stimulus ataupun rangsangan akan diberi makna atau arti oleh
individu. Dan prose pemberian makna atau arti itu sendirilah yang bisa disbut sebagi
persepsi.

2.3 Perbedaan Persepsi dan Individu


Dua perbedaan individu yang berorientasi waktu—urgensi waktu dan perspektif waktu—
mempengaruhi persepsi anggota tim tentang tenggat waktu. Kami menyajikan proposisi
yang menjelaskan bagaimana urgensi waktu dan perspektif waktu memengaruhi persepsi
tenggat waktu individu dan perilaku berorientasi tenggat waktu berikutnya dan bagaimana
persepsi dan perilaku tenggat waktu yang berbeda di antara anggota tim memengaruhi
kemampuan tim untuk memenuhi tenggat waktu.
2.4 Proses terjadinya Persepsi
Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan awa, pembentukan persepsi terjadi dari
pengalaman, diri sendiri, lingkungan seseorang. Menurtu Bimo Walgito, proses
terbentukanya persepsi melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Adanya objek memberikan rangsangan atau stimulus


2. Stimulus tersebut kemudian memicu reseptor (alat indera manusia)
3. Selanjutnya terjadi proses fisiologis, yaitu stimulus yang ditangkap oleh indera akan
dilanjutkan oleh syaraf yang sensorik menuju ke otak
4. Didalam otak akn terjadi proses psikologis, yaitu otak melakukan proses terhadap
stimulus sehingga individu kemudian menyadari, mengartikan, menilai, dan
memahami objek diterima oleh alat inderanya
5. Setelah individu menyadari dan memahami objek yang diterima reseptor, selanjutnya
otak mendapatkan kesimpulan atas informasi yang diterima sehingga menghasilkan
persepsi.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi


Bagaimana kita dapat mengejawantahkan bahwa individu dapat melihat objek yang sama.
Akan tetapi, menafsirkannya secara berbeda. Tentunya sejumlah factor beroperasi untuk
membentuk dan terkadang mengubah persepsi. Menurut Robbins, Faktor pelaku persepsi
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motivasi, kepentingan atau minat,
pengalaman dan pengharapan. Factor lain yang dapat menentukan persepsi adalah umur,
tingkat Pendidikan, latar belang social ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan,
kepribadian, dan pengalaman hidup individu.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :


1. Pelaku persepsi
penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi
oleh krakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat,
pengalaman masa lau, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan
akan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi meraka.
2. Target
Gerakan, bunyi, ukuran, dan latar belakang, kedekatan, kemiripan dan atribut-atribut
lain dari target akan membentuk car akita memandangnya. Missalnya saja suatu
gambar atau lukisan dapat dilihat dari berbagi sudut pandang oleh orang yang
berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan di persepsikansecara Bersama-sama
pula.
3. Situasi
Missal, seorang Wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlihat oleh laki-
laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada di pasar, kemungkinannya sangat
besar bahwa para lelaki akan memandangnya

2.6 Pengertian Personality


Personality atau Kepribadian mencakup perasaan, pikiran, dan pola perilaku yang relatif
stabil yang dimiliki seseorang. Kepribadian kita membedakan kita dari orang lain, dan
memahami kepribadian seseorang memberi kita petunjuk tentang bagaimana orang itu
cenderung bertindak dan merasa dalam berbagai situasi. Untuk mengelola perilaku
organisasi secara efektif, pemahaman tentang kepribadian karyawan yang berbeda sangat
membantu. Memiliki pengetahuan ini juga berguna untuk menempatkan orang dalam
pekerjaan dan organisasi
Ketika kita berbicara tentang kepribadian, kita tidak bermaksud bahwa seseorang
memiliki pesona, yang positif sikap terhadap kehidupan, atau wajah yang selalu
tersenyum. Ketika psikolog berbicara tentang kepribadian, mereka berarti konsep dinamis
yang menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan sistem psikologis
seseorang.

2.7 Pengertian Value


Value atau Nilai mengacu pada tujuan hidup yang stabil yang dimiliki orang,
mencerminkan apa yang paling penting bagi mereka. Nilai-nilai terbentuk sepanjang
hidup seseorang sebagai hasil dari akumulasi pengalaman hidup dan cenderung relatif
stabil. Lusk, E. J., & Oliver, B. L. (1974). Catatan Penelitian. Sistem nilai pribadi manajer
Amerika ditinjau kembali. Jurnal Akademi Manajemen, 17(3), 549–554; Rokeach, M.
(1973). Sifat nilai kemanusiaan. New York: Pers Bebas.

Apa nilai yang dipedulikan orang? Ada banyak tipologi nilai. Salah satu survei yang
paling mapan untuk menilai nilai individu adalah Survei Nilai Rokeach. Rokeach, M.
(1973). Sifat nilai-nilai kemanusiaan. New York: Pers Bebas. Survei ini mencantumkan
18 nilai terminal dan 18 nilai instrumental dalam urutan abjad. Nilai terminal mengacu
pada keadaan akhir yang diinginkan orang dalam hidup, seperti menjalani kehidupan
yang sejahtera dan dunia yang damai. Nilai instrumental berhubungan dengan pandangan
tentang cara perilaku yang dapat diterima, seperti jujur dan etis, dan ambisius

2.8 Indikator Tipe Myers-Briggs


Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah instrumen penilaian kepribadian yang paling
banyak digunakan di dunia. 10 Ini adalah tes kepribadian 100 pertanyaan yang bertanya
kepada orang-orang bagaimana biasanya mereka merasa atau bertindak dalam situasi
tertentu. Istilah-istilah ini adalah didefinisikan sebagai berikut:

 Ekstrovert (E) versus Introvert (I). Individu yang ekstrovert adalah orang yang
ramah, ramah dan tegas. Introvert pendiam dan pemalu.
 Sensing (S) versus Intuitif (N). Jenis penginderaan praktis dan disukai rutinitas
dan ketertiban. Mereka fokus pada detail. Intuitif bergantung pada ketidaksadaran
proses dan melihat "gambaran besar."
 Berpikir (T) versus Merasa (F). Tipe berpikir menggunakan alasan dan logika
untuk menangani masalah. Tipe perasaan bergantung pada nilai dan emosi pribadi
mereka.
 Penilaian (J) versus Persepsi (P). Tipe yang menilai menginginkan kontrol dan
lebih memilih mereka dunia untuk diatur dan terstruktur. Jenis persepsi fleksibel
dan spontan.

2.9 Model Kepribadian Lima Besar


MBTI mungkin kekurangan bukti pendukung yang kuat, tetapi sejumlah besar penelitian
mendukung tesis Model Lima Besar — bahwa lima dimensi dasar mendasari semua yang lain
dan mencakup sebagian besar variasi signifikan pada manusia kepribadian. 12 Selain itu, skor
tes dari sifat-sifat ini melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk memprediksi bagaimana
orang berperilaku dalam berbagai situasi kehidupan nyata. 13 Berikut ini adalah Lima besar
faktor:

 Ekstraversi. Dimensi ekstraversi menangkap tingkat kenyamanan kami dengan


hubungan
 Kesesuaian. Dimensi keramahan mengacu pada kecenderungan untuk tunduk pada
orang lain.
 Kesadaran. Dimensi kesadaran adalah ukuran dari keandalan.
 Stabilitas emosional. Dimensi stabilitas emosional—sering diberi label
 sebaliknya, neurotisisme—menyadap kemampuan seseorang untuk menahan stress
 Keterbukaan terhadap pengalaman. Keterbukaan untuk mengalami dimensi alamat
berbagai minat dan daya tarik dengan hal-hal baru.

Contohnya:

Andrea Jung, ketua dan CEO dari Avon, skor


tinggi untuk semua kepribadian dimensi Model
Lima Besar. Dia mudah bergaul, menyenangkan,
teliti, stabil secara emosional, dan terbuka untuk
pengalaman. Kepribadian ini sifat telah berkontribusi pada Jung's prestasi kerja dan
karir yang tinggi kesuksesan. Sejak bergabung dengan Avon pada tahun 1994, Jung
telah memimpin perubahan haluan yang dramatis dari sebuah perusahaan yang miskin
citra, pertumbuhan lambat, dan penurunan penjualan ke salah satu perusahaan
kosmetik top dunia dan dunia merek penjualan langsung terkemuka. Dia mengubah
Avon dengan mengembangkan dan menjalankan strategi pertumbuhan, meluncurkan
inisiatif merek baru, dan mengembangkan peluang penghasilan bagi wanita di seluruh
dunia.

2.10 Individu Perilaku organisasi dalam Tempat Kerja


a. Memprediksi Perilaku di Tempat Kerja
Hubungan antara dimensi kepribadian ini dan prestasi kerja. 14 As penulis ulasan
yang paling banyak dikutip mengatakan, “Banyaknya bukti menunjukkan bahwa
individu yang dapat diandalkan, dapat diandalkan, hati-hati, teliti, mampu untuk
merencanakan, terorganisir, pekerja keras, gigih, dan cenderung berorientasi pada
prestasi memiliki kinerja pekerjaan yang lebih tinggi di sebagian besar jika tidak

semua pekerjaan.

Orang tidak beradaptasi dengan baik untuk mengubah konteks. Mereka umumnya
berorientasi pada kinerja dan memiliki lebih banyak kesulitan mempelajari
keterampilan yang kompleks di awal proses pelatihan karena fokus mereka adalah
pada kinerja yang baik daripada pada sedang belajar. Akhirnya, mereka seringkali
kurang kreatif dibandingkan orang yang kurang teliti, terutama secara artistik.
Meskipun kehati-hatian paling konsisten terkait dengan kinerja pekerjaan, Ciri-ciri
Lima Besar lainnya juga terkait dengan aspek kinerja dan memiliki implikasi untuk
pekerjaan dan kehidupan. Mari kita lihat mereka satu per satu. Pameran 5-2
merangkum.
Akhirnya, extraversion adalah prediktor yang relatif kuat dari munculnya
kepemimpinan dalam kelompok; ekstrovert lebih dominan secara sosial, "ambil"
mengisi” jenis orang, dan mereka umumnya lebih tegas daripada introvert. Satu
kelemahannya adalah bahwa ekstrovert lebih impulsif daripada introvert; mereka
lebih mungkin untuk absen dari pekerjaan dan terlibat dalam perilaku berisiko.Satu
penelitian juga menemukan bahwa ekstrovert lebih mungkin berbohong selama
bekerja daripada introvert wawancara.

b. Sifat Kepribadian Lain yang Relevan dengan OB

Meskipun sifat Lima Besar telah terbukti sangat relevan dengan OB, mereka tidak
menguras berbagai sifat yang dapat menggambarkan kepribadian seseorang. Sekarang
kita akan lihat atribut lain yang lebih spesifik yang merupakan prediktor kuat perilaku
dalam organisasi. Yang pertama berkaitan dengan evaluasi diri inti kita. Yang lain adalah
Machiavellianisme, narsisme, pemantauan diri, kecenderungan untuk mengambil risiko,
kepribadian proaktif, dan orientasi lainnya. Evaluasi Diri Inti Orang yang memiliki
evaluasi diri inti positif seperti: diri mereka sendiri dan melihat diri mereka sebagai orang
yang efektif, mampu, dan mengendalikan lingkungan.

c. KEPRIBADIAN PREDIKSI KINERJA PENGUSAHA

Studi kembar identic dibesarkan terpisah menyarankan mencolok kesamaan karir — jika
satu kembar menjadi seorang pengusaha, kembaran lainnya adalah lebih mungkin untuk
melakukan hal yang sama. Penjelasannya mungkin terletak pada kepribadian.

Satu analisis terbaru dari 60 studi menghubungkan kepribadian individu dengan niat
mereka untuk melakukan karir kewirausahaan, dan untuk kinerja usaha mereka setelah
mereka membuat keputusan itu. Itu Ciri-ciri kepribadian Lima Besar—kecuali
keramahan, yang tidak masalah diprediksi secara signifikan kewirausahaan niat dan, yang
lebih penting, kinerja perusahaan wirausaha. Yang paling penting adalah keterbukaan
untuk mengalami dan kesadaran, keduanya juga diprediksi perusahaan pertumbuhan dari
waktu ke waktu. Menariknya, risiko kecenderungan—kecenderungan untuk mengambil
dan merasa nyaman dengan mengambil risiko—adalah tidak terkait dengan
kewirausahaan pertunjukan.

D. Persepsi Sosial
Bagaimana kita memandang orang lain di lingkungan kita juga dibentuk oleh nilai-nilai,
emosi, perasaan, dan kepribadian kita. Selain itu, bagaimana kita memandang orang lain
akan membentuk perilaku kita, yang pada gilirannya akan membentuk perilaku orang
yang berinteraksi dengan kita. Salah satu faktor yang membiaskan persepsi kita adalah
stereotip. Stereotip adalah generalisasi berdasarkan karakteristik kelompok. Misalnya,
percaya bahwa wanita lebih kooperatif daripada pria, atau pria lebih asertif daripada
wanita, adalah stereotip. Stereotip bisa positif, negatif, atau netral. Manusia memiliki
kecenderungan alami untuk mengkategorikan informasi di sekitar mereka untuk
memahami lingkungan mereka. Apa yang membuat stereotip berpotensi diskriminatif dan
bias persepsi adalah kecenderungan untuk menggeneralisasi dari suatu kelompok ke
ndividu tertentu. Jika keyakinan bahwa laki-laki lebih asertif daripada perempuan
mengarah untuk memilih laki-laki daripada kandidat perempuan yang setara (atau
berpotensi lebih) memenuhi syarat untuk suatu posisi, keputusan tersebut akan bias,
berpotensi ilegal, dan tidak adil.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pekerja yang bergabung dengan suatu organisasi menyesuaikan diri pada
lingkungan yang baru, bagaimana seorang menyesuaikan diri pada situasi dan
orang lain sangat bergantung pada bebtuk psikologis dan latar belakang pribadi.
2. Tidak ada data pendukung yang menyatakan bahwa pria /wantia adalah pekerja
yang baik, hanya dalam absensi saja kelebihan wanita banyak ditemukan.
Perbedaan kelamin memperlakukan mereka secara berbeda, ada beberapa
[erbedaan dalam bidang-bidang tertentu, jika lebih banyak memberikan
penekanan pada persamaan perlakuan dan kesempatan, banyak perbedaan yang
akan hilang, yang menjadilkan pria dan wanita menjadi lebih sama dalam hal
perilaju ditempat kerja.
3. Banyak orang membuat penilaian positif terhadap orang lain, hal ini disebut
sebagai kondisi umum yang positif/prinsip pollyana. Orang juga mempunyai
kecenderungan untuk keberhsasilan kerja dan menolak tanggung jawab atas
pekerjaan yang buruk hal ini dikenal sebagai penyimpampangan diri.
4. Untuk mengembangkan perilaku individu organisasi dapat membantu
mengembangkan kretivitas dengan cara :
 Menyangga
 Waktu interval organisasi Intuisi
 Sikap inivatif
 Susunan organisasi
5. Machiavellianisme, merupakan suatu konsep berasal dari tulisan seorang filosof
dan ahli tata Negara berkebangasaan italia NICCOLO MACHIAVELLI (1469-
1527) yang merupakan istilah yang digunakan untuk menyesuaikan maneuver
politik dalam organisasi yang digunakan untuk menyesuiakan manipulator dan
menyalah gunakan kepuasan.

3.2 Saran
Dalam suatau organisasi hendaknya tidak ada perbedaan-perbedaan antara individu
yang satu dengan yang lainnya,atau juga antara pekerja yang satu dengan pekerja yang
lain jangan dibedabedakan, karena dari perbedaan itu, akan banyak dampak negatif
yang akan muncul dalam suatu organisasi tersebut, misanya (seorang pekerja tidak
percaya diri untuk datang kekantor karena sering dibeda-bedakan oleh atasannya,
akibat perbedaan ini pekerja akan malas untuk menyelesaikan pekerjaanya, karena
kurangnya konsentrasi pada pekerjaan tersebut) akibat perbedaan ini akan timbul sifat
iri terhadap satu sama lain, yang mengakibatkan perselisihan antara pekerja yang satu
dengan pekerja yang lain. Jadi perbedaan-perbedaan ini hendaknya dihilangkan dalam
suatu organisasi, agar tidak ada perselisihan antara pekerja-pekerja yang lainnya,
supaya para pekerja dapat bekerja bengan nyaman dan percaya diri untuk
menyelesaikan pekerjaanya yang menjadi tanggung jawab pekerja tersebut.

Daftar Pustaka
James, L.Gibson,dkk.PRILAKU ORGANISASI,Jakarta.Binarupa aks ara. 1996.
http//.www.PRILAKU INDIVIDU.com//internet
Greenberg, J. & Baron, R.A., 2000, Behavior in Organizations : Understanding and
Managing the Human Side or Work., 7th Edition, Upper Saddle River, NY : Prentice
Hall.
Robbins, Stephen P., 2001, Perilaku Organisasi, Jilid 1, Alih Bahasa oleh Hadyana
Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Penyunting Tanty Tarigan, Edisi Kedelapan, PT.
Prehallindo, Jakarta
utrisni, Puji. 2010.Perilaku Individu dalam
Organisasi.http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2010/04/perilaku-individu-dalam-
organisasi.html. 18/09/2022. 15:11.
Kuspriatni, Lista. 2010.Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi
.Bandung : Alfabeta.
Dermawan, Risky.
http://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/viewFile/415/387. 18/09/2022.
https://www.studocu.com/row/document/university-of-lusaka/organisational-
behaviour/gbs630-pd-6-2019-2-understanding-people-at-work-individual-differences-
and-perception/6049972
Oganizational Behavior/Stephen B.Robbins, Timothy A. Judge - 15th ed.

Anda mungkin juga menyukai