Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU INDIVIDU DALAM BERORGANISASI

“UCAPAN TERIMAKASIH ATAU KURANG PERCAYA DIRI”

Disusun Oleh:
Mochamad Rizky Syawaludin
202031700001 (P)
Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan

banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Ucapan Terimakasih atau Kurang Percaya Diri ” dengan baik tanpa adanya

halangan. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Organisasi yang

di ampuh dosen Bapak Drs. R. Hartopo Eko Putra, M.Si. Selain itu, makalah ini bertujuan

untuk menambah wawasan tentang pentingnya berperilaku dengan baik bagi para pembaca

dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. R. Hartopo Eko Putra, M.Si.

selaku dosen Mata Kuliah Komunikasi Organisasi yang telah memberikan tugas makalah ini

dengan penjelasan yang detail. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah

ini.

Selain itu, saya hanyalah seorang manusia biasa yang menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun

isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya selaku penyusun menerima segala

kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu

pengetahuan dan memberikan manfaat untuk pembaca.

Mojokerto, 03 Desember 2021

Mochamad Rizky Syawaludin


ii

DAFTAR ISI
Cover Sampul Depan …………………………………………………………………….... i

Kata Pengantar…………………………………………………………………………...... ii

Daftar Isi…………………………………………………………...…………………….... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………...……...… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………..…………………... 2

C. Tujuan……………………………………………………………..…………….… 2

D. Manfaat…………………………………………..…………………………...…… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Perilaku Individu dalam Organisasi.…………………………………….. 3

B. Apa Saja Tingkatan Analisa dalam  Perilaku Individu dalam Organisasi……...… 4

C. Bagaimana Pendekatan untuk Memahami Perilaku Individu……………….….... 4

D. 5 Konsep Perilaku Individu dalam Organisasi………………………………….... 5

E. Perilaku Individu Dalam Organisasi ………………………...………………...… 9

BAB III PENUTUPAN

A. Simpulan……………………………………………………….…………………..… 10

B. Saran…………………………………………………………...…………………...… 11

Daftar Pustaka………………………………………………………………………....… 12

 
iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia individu adalah merupakan bagian penting dalam organisasi tertentu,

terutama dalam organisasi perusahaan. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja

individu yang ada di dalamnya. Misalnya seluruh bidang dalam pekerjaan dalam perusahaan

itu, para karyawan lah yang menentukan keberhasilannya atau tidaknya. Sehingga berbagai

upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas

karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting

dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

Perilaku merupakan hal yang sangat menarik untuk dipelajari baik perilaku individu

ataupun perilaku kelompok, mungkin kedengarannya asing untuk mempelajari perilaku itu

sendiri, namun hal ini sangat penting karena dengan mengetahui arti dari perilaku kita dapat

mengetahui apa yang di inginkan oleh individu tersebut, hal ini bertujuan agar apa yang kita

harapkan dapat tercapai dengan kerja sama setiap individu dengan berbagai macam

perilakunya. Selain itu perilaku dalam sebuah organisasi sangat mempengaruhi jalannya

suatu organisasi tersebut.

Oleh karena itu, saya mengamati karyawan baru di kantor yang ada perusahaan saya.

Ada yang terlampau aktif bahkan pasif. Hal ini dapat di mengerti karena karyawan baru

biasanya masih membawa sifat-sifat karakteristik individualnya dan ada juga sifat yang

semena-mena, seperti bermalas-malasan tidak dapat bekerja dengan tim atau rekan kerjanya,

hal ini disebabkan ketika bergabung dengan perusaahaan lewat orang dalam atau disebut
masih merupakan bagian dari keluarga besarnya. Seharusnya bekerja meskipun di lingkup

keluarga tidak ada bedanya, semua karyawan sama sesuai tugasnya dan jabatannya masing-

masing.

~1~

B. RUMUSAN MASALAH

A. Definisi perilaku individu dalam organisasi ?

B. Apa saja tingkatan analisisa dalam perilaku organisasi ?

C. Bagaimana pendekatan untuk memahami perilaku individu ?

D. 5 konsep perilaku individu dalam organisasi ?

E. Bagaimana perilaku individu yang seharusnya dalam organisasi ?

C. TUJUAN

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah komunikasi organisasi.

2. Untuk memahami konsep mengenai perilaku individu dalam organisasi.

3. Untuk mengetahui sejauh mana peranan organisasi dalam individu.

D. MANFAAT

Penulisan makalah ini tentu bukan tidak memiliki manfaat tentu saya selaku penyusun

mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, antara lain manfaatnya adalah :

1. Tidak hanya memenuhi tugas mata kuliah dari dosen pengampu tapi juga dapat mengetahui

konsep yang dijelaskan dalam makalah ini.

2. Tidak hanya mengetahui akan tetapi juga dapat benar-benar memahami apa yang telah

dijelaskan dalam makalah ini.


~2~

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI


Perilaku individu merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi

individu kepada invidu lain bahkan dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang

perilaku, struktur dan proses bagaimana sifat individu itu sangat penting bagi individu lain

ataupun dalam organisasi. Perilaku individu juga dapat di artikan sebagai suatu fungsi dari

interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi

berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa

lainnya.

Perilaku individu dapat diartikan sebagai interaksi yang dilakukan oleh manusia atau

individu dengan individu lain bahkan kelompok lain  di lingkungan sekitarnya. Perilaku

setiap individu sangatlah berbeda, hal ini sangat wajar karena dipengaruhi oleh lingkungan

dimana individu tersebut tinggal, perilaku yang berbeda akan bisa mengakibatkan berbedanya

kebutuhan setiap individu, untuk itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan yang berbeda

tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu.

Perilaku individu akan membentuk pada perilaku organisasi. Organisasi diciptakan

oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, danpada saat yang sama manusia juga

membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi

dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan.


~3~

B. APA SAJA TINGKATAN ANALISA DALAM PERILAKU ORGANISASI

Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat di analisis

dari tiga tingkatan analisis, yaitu : Tingkat individu, kelompok dan organisasi.

a) Pada tingkat individu

Kejadian yang terjadi dalam organisasi di analisis dalam hubungannya dengan

perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang

dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda beda yang

mempengaruhinya dalam berperilaku.

b) Pada tingkat kelompok

Perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan

kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.

c) Pada tingkat organisasi

Kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi

seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setia pinteraksi sosial dalam organisasi.

C. BAGAIMANA PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU

Untuk memahami perilaku individu dapat menggunakan pendekatan yang dikelompokan

menjadi tiga pendekatan, yaitu:


1. Pendekatan Kognitif

Suatu perilaku oleh suatu rangsangan, dimana perilaku individu terjadi atau timbul di

karenakan adanya rangsangan sehingga timbulah respon atas rangsangan tersebut. Contohnya

jika kita bertemu dengan teman dia baik ke kita tentu saja kita pun akan bersikap baik pula.

~4~

2. Pendekatan Penguatan

Suatu perilaku dipengaruhi oleh gerakan reflex yang digerakkan oleh system syaraf

motorik yang ada diotak kita.Contohnya jika tangan kita terkena api maka secara otomatis

kita menjauhkan atau menarik tangan dari api tersebut.

3. Pendekatan psikoanalitis

Suatu perilaku dipengaruhi oleh kepribadiannya, sedangkan individu yang memiliki

pribadi yang baik adalah individu yang telah matang yaitu orang yang dapat membedakan

mana yang baik ataupun tidak baik bagi dirinya dan lingkungannya, orang yang tidak semata-

mata mementikngkan kepentingan pribadinya saja melainkan mementingkan kepentingan

lingkungannya.

D. 5 KONSEP PERILAKU INDIVIDU DALAM KELOMPOK

1. Konsep Persepsi

Menurut Robbins dan Judge (2009), persepsi dapat diartikan sebagai cara individu

menganalisis dan mengartikan pengamatan indrawi mereka dengan tujuan untuk memberikan

makna terhadap lingkungan sekitar mereka. Seorang individu akan memandang segala

sesuatu dengan persepsi mereka sendiri yang mungkin saja berbeda dengan persepsi orang

lain. Ada beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang,

yaitu :
 Faktor Penerima Persepsi (receiver): Berupa sikap individu, kesukaan, motif individu,

pengalaman, dan penghargaan.

 Faktor Target yang dipersepsikan: Berupa suara, ukuran, gerakan, latar belakang, dan

kesamaan.

~5~

 Faktor Situasi: Berupa waktu, tempat, dan kondisi social ketika proses penganalisaan

terjadi.

Salah satu teori yang mencoba menjelaskan mengapa persepsi manusia berbeda-beda

terhadap suatu hal adalah teori atribusi. Teori ini menjelaskan ketika seorang individu

mengamati sebuah perilaku, mereka mencoba menentukan apakah perilaku tersebut

disebabkan oleh internal diri si individu ataukah disebabkan oleh factor eksternal.

2. Konsep Nilai

Nilai adalah keyakinan dasar akan segala sesuatu yang dianggap baik dan benar.

Robbins dan Judge (2009) membagi nilai menjadi dua, yaitu nilai instrumental dan nilai

terminal. Nilai instrumental adalah nilai-nilai yang dianut dalam berperilaku untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Sementara nilai terminal adalah nilai-nilai dari suatu tujuan yang

dianggap baik dan ingin dicapai. Contoh: Saya ingin menjadi pintar (nilai terminal), oleh

karena itu saya harus rajin belajar (nilai instrumental).

Sifat - sifat nilai:

i. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Hal yang dapat

diamati hanyalah objek yang bernilai itu.


Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak

bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.

ii. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu

keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal. Nilai diwujudkan dalam bentuk norma

sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang

berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.nilai

terminal suatu.

~6~

iii. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung

nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.

Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk

bisa mencapai derajat ketakwaan.

3. Konsep Sikap (Attitude)

Sikap atau attitude diartikan sebagai pernyataan evaluasi atau penilaian terhadap suatu

objek, orang atau peristiwa. Sikap berbeda dari perilaku. Sikap masih berupa penilaian

abstrak. Penilaian tersebut menjadi kongkrit dalam perilaku. Misal kita mempunyai sikap

bahwa korupsi itu tidak baik, penilaian kita tersebut menjadi nyata ketika kita mewujudkan

sikap tersebut ke dalam perilaku tidak melakukan korupsi. Robbins dan Judge (2009)

mengungkapkan ada tiga komponen yang membangun sikap, yaitu:

a) Komponen Kognitif: Komponen ini merupakan komponen inti dari sikap yang berupa

penjelasan atau kepercayaan tentang suatu hal.

b) Komponen Afektif: Merupakan komponen sikap yang bersifat emosional atau

bagaimana seseorang merasakan sesuatu hal. Seperti apakah ia merasa senang atau

tidak.
c) Komponen Perilaku: Yaitu intense untuk berperilaku tertentu terhadap seseorang atau

suatu hal yang didasarkan pada keyakinan dan perasaan yang dimiliki individu

terhadap seseorang atau suatu hal tersebut.

Tiga komponen sikap tersebut memberikan pemahaman bahwa sikap individu

dibentuk oleh kognisi dalam menggunakan rasio yang dikombinasikan dengan kekuatan

emosi yang akan mendorong seseorang individu untuk menunjukkan perilaku tertentu.

~7~

4. Konsep Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja diartikan sebagai sikap individu terhadap pekerjaannya. Seseorang

yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya.

Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak puas akan memiliki sikap yang negative terhadap

pekerjaannya.

Kepuasan kerja seseorang dapat diukur dengan menggunakan pendekatan summation

score. Pendekatan ini mencoba mengukur kepuasan kerja seseorang dilihat dari enam elemen

kunci pekerjaan, yaitu : pekerjaan saat ini, atasan, teman sekerja, gaji yang diperoleh,

kesempatan promosi dan pekerjaan secara umum. Individu diminta merespon keenam hal

tersebut apakah ia merasa puas ataukah tidak. Respon-respon tersebut kemudian dijumlahkan

untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja secara keseluruhan.

Kepuasan kerja memiliki pengaruh dan dampak-dampak terhadap tingkat

produktivitas, tingkat absensi dan tingkat turnover.

5. Konsep Stress
Stress adalah suatu perasaan tertekan yang dialami seseorang karena adanya

Ketidakpastian atau Opportunity. Hal ini akan disertai dengan suatu kegagalan (frustrasi) atau

keberhasilan (sukses).

Pengaruh Stress :

 Kontruktif adalah stress yang memberikan dampak positif atau yang bersifat

membangun seperti kemampuan adaptasi, tingkat performance yang tinggi.

 Destruktif adalah stress yang memberikan dampak negatif atau merusak jika tidak

adanya daya tahan mental individu terhadap beban yang dirasakan.

~8~
E. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
KURANG PERCAYA DIRI AKHIRNYA CURANG
Perilaku kurang percaya diri ini tidak percaya-nya dengan kemampuan yang dimiliki

setiap individu. Biasanya perilaku ini muncul ketika ingin bergabung ke dalam organisasi

besar, misalnya organisasi perusahaan. Perusahaan merupakan organisasi yang besar. Ketika

kemampuan (skill) individu mencukupi tapi ia kurang percaya diri untuk melamar pekerjaan

sendiri maka tidak ada hasil untuk dapat bergabung di perusahaan tersebut. Tetapi kurangnya

percaya diri ini dapat ditutupi dengan perilaku curang, contoh ketika melamar pekerjaan

cukup hanya menitipkan berkas lamaran dan temui orang dalam lalu bawakan ayam

panggang atau bisa nominal uang (admin) sebagai tanda ucapan terima kasih telah ditolong

untuk dapat bergabung di perusahaan tersebut. Hal ini sudah tidak familiar karena hal ini bisa

dikatakan tradisi turun temurun. Istilah lain tanda ucapan terima kasih bisa dikatakan

menyogok dengan cara halus karena kejadian ini termasuk perilaku curang.

Memang untuk saat ini melamar pekerjaan tanpa orang dalam ataupun bahkan bisa

dikatakan tanpa uang (admin) memang susahnya minta ampun. Meskipun transkip nilai

bagus, ada sertifikat keahlihan bahkan ada surat pengalaman kerja bertahun-tahun akan kalah
dengan titipan orang dalam. Karena titipan orang dalam sangat mempengaruhi hasil

keputusan kerja. Ada kejadian nyata akhir-akhir ini kebetulan di perusahaan saya bekerja.

Ketika musim pandemi banyak karyawan yang di rumahkan bahkan di pecat karena bahan

dari produksi perusahaan tidak bisa di kirim, produksi sarung tangan. Sarung tangan rata-rata

kirim ke luar negeri lalu di pelabuhan ditutup tidak bisa kirim akhirnya karyawan yang kena

imbasnya keluar dari perusahaan. Lalu uniknya ketika tidak ada lowongan kerja ada

seseorang menaruh berkas lamaran di pos satpam. Lalu hari keesokannya orang tersebut

sudah bekerja di perusahaan dan pihak personalia bicara orang yang melamar itu masih

keluarga besarnya, hal ini sangat curang.

~9~

BAB III
PENUTUPAN
A. SIMPULAN

Perilaku individu dalam organisasi dipengaruhi oleh persepsi, kepribadian dan emosi

individu tersebut, dimana kita dapat menilai atau menafsirkan perilaku dengan cara

mengamati pola kebiasaan dan peraturan-peraturan yang ada. Perilaku setiap individu satu

dengan yang lainnya berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan untuk menyatukan

individu-individu tersebut agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama, adapun selain

dari menafsirkan perilaku individu untuk mengetahui tujuan individu tersebut bisa

menggunakan komunikasi sebagai media untuk mengetahuiindividu tersebut. Terdapat

beberapa perbedaan karakteristik yang terdapat pada dirisetiap individu. Diantara

beberapa karakteristik itu yaitu perbedaan mengenai kecerdasan dan potensi yang dimiliki

oleh masing-masing individu.

Diatas telah dipaparkan beberapa kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, hal

itu merupakan acuan bagi seorang personalia agar dapat memahami apa saja yang perlu
dilakukan dalam mengorganisir setiap individu yang ada dalam setiap organisasi dengan

mengoptimalkan semua kecerdasan yang ia miliki serta menyesuaikan setiap perilaku yang

tercermin sesuai dengan kecerdasan yang masing-masing individu miliki. Dengan perbedaan

kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, makaperilaku yang akan terwujud pun akan

berbeda pada setiap diri individu tersebut. Dengan setiap perbedaan kecerdasan yang dimiliki

oleh setiap individu akan mempengaruhi kepada setiap perilaku individu.

~ 10 ~

B. SARAN

Sebagai mahasiswa hendaknya tidak hanya sekedar mengerti akan teori-teori yang

dijelaskan sebelumnya, akan lebih baik jika kita dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari dimulai dari hal terkecil dalam sebuah organisasi yang dapat menjadi sebuah

bekal untuk masa depan mengahadapi situasi sesungguhnya. Maka kita harus memaknai

setiap kalimat yang tertulis didalam makalah yang telah dijelaskan sebelumnya untuk

mendapatkan manfaat dari kegiatan membaca makalah ini dan dapat menerapkannya

dikehidupan yang sesungguhnya. Dan tidak hanya menguasai materi akan tetapi sulit untuk

membawanya di dunia kerja kelak saat menghadapi masa kerja setelah lulus dari perguruan

tinggi.
 

~ 11 ~ 

DAFTAR PUSTAKA
 
Robbin, Stephen P. 2003. “Organizational Behavior, Thent Edition. New Jersey: Pearson

Education”, Inc. alih bahasa: Molan, Benyamin. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta:

Gramedia

Afandi, Risky. 2012. “Penjelasan Mengenai Perilaku Individu dan Contoh Kasusnya”.

http://rizkiafandi.blogspot.co.id/2012/03/penjelasan-mengenai-perilaku-individu.html.

Sutrisni, Puji. 2010. “Perilaku Individu dalam Organisasi”.

http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/perilaku-individu-dalam-organisasi.html.
Kuspriatni, Lista. 2010. “Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap  organisasi”.

Bandung :Alfabeta.

~ 12 ~

Anda mungkin juga menyukai