ORGANISASI
Evaluasi Pendidikan
Disusun Oleh :
Nuhria 20227370130
Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam karna berkat izin
dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini pada tepat
waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Evaluasi
Pendidikan“ . Adapun masalah yang di bahas dalam makalah ini yaitu “ persepsi, Sikap
dan Prilaku individu Dalam organisasi“ .
Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan dikarenakan
kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah sederhana ini.
Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin bahwa
penulisan makalah ini masih banyak memimiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan mohon maaf.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih!
Penulis,
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang sangat unik dimana mereka memiliki berbagai
sifat yang berbeda, prilaku yang berbeda dan persepsi atau pola pikir yang berbeda,
namun karena perbedaan itulah manusia menjadi makhluk yang unik dan berbeda dari
yang lainya. Manusia adalah makhluk yang bersifat sosial dan dalam keshariannya
tentu mereka dipaksa untuk mengikuti dan menyelelaraskan serta menyesuaikan pola
pikir dan sikap agar dapat bertahan di lingkungannya, namun dari berbagai sikap,
prilaku dan pola pikirnya tentu di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
lingkungan masyarakat serta di lingkungan sebuah persatuan atau organisasi.
Dalam sebuah organisasi tentu manusia merupakan salah satu dimensi yang
paling penting. Maka mereka menentukan keberhasilannya dalam sebuah komunitas
atau organisasi mereka. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi
antara individu dengan individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan
perilaku setiap individu itu sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dilihat
dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan,
kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi
affektifnya yang berbeda dengan satu sama lain. Hasil interaksi antara individu-
individu dalam organisasinya disebut perilaku dalam organisasi, oleh karena itu untuk
memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu
sebagai pendukung organisasi tersebut . Setiap individu memerlukan suatu tempat
untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, politik
dan lain sebagainya. Teori perilaku organisasi telah menjelaskan bagaimana
perbedaan kebutuhan antar individu, karakter – karakter setiap individu, dan
komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu. Dinamika
perilaku individu dalam organisasi sangat unik dan menjadi menarik untuk diteliti
sehingga dapat digunakan sebagai ukuran ‘kualitas’ terhadap pencapaian tujuan
1
organisasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat
penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian persepsi, sikap dan perilaku individu dalam organisasi
2. Apa saja Perbedaan individual
3. Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam memahami individu
4. Apa pengertian Persepsi
5. Karakteristik organisasi dan pengaruhnya terhadap individu
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui Pengertian perilaku individu dalam organisasi
2 Untuk mengetahui Apa pengertian Persepsi
3 Untuk mengetahui Apa saja Perbedaan individual
4 Untuk mengetahui Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam memahami individu
5 Mengetahui bagaimana Karakteristik organisasi dan pengaruhnya terhadap
individu
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian prilaku
B. Pengertian Sikap
3
C. Pengertian persepsi
4
BAB III
PEMBAHASAN
1. Persepsi
Hampir setiap saat kita menggunakan kata ‘persepsi’ namun seringkali
tidak tepat untuk mewakili makna sebuah ‘persepsi’. Persepsi adalah proses
internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan
rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita mengubah energi
– energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi
adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin
kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih
pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan
persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan
sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau
kelompok identitas.
Pada kondisi demikian organisasi akan survive, memiliki percepatan-
percepatan yang positif untuk pencapaian tujuan organisasi sebagaimana telah
tertuang dalam visi dan misi organisasi. Unsur lain yang tidak dapat dipisahkan
dari persepsi adalah komunikasi, konon komunikasi ini merupakan first key
segala urusan organisasi. Komunikasi adalah penyampaian suatu informasi dari
seseorang kepada orang lain dan memberikan suatu pemahaman terhadap si
penerima informasi tersebut.
2. Sikap
Dalam sebuah organisai tentu memiliki ciri yang dimiliki dan tentu hal ini
berbeda dengan ciri yang miliki oleh organisai lainnya, meskipun hampir sama
namun tentunya ada perbeda dan tetap ciri yang dapat dilihat dari sebuah organisi
tersebut serta cara setiap anggota organisai dalam mengekspresikan atau
menunjukan eksistensi organisainya berbeda-beda. Sikap seseoarang akan
terpengaruh oleh lingkungan organisasi yang yang membentuknya dan organisai
5
tersebut juga akan semakin baik jika para anggotanya memiliki cara atau aturan
yang mengatur cara-cara apa saja yang semestinya di lakukan dan cara apa saja
yang tidak boleh di lakukan
3. Prilaku individu
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu
dengan individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan perilaku setiap
individu itu sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dilihat dari sifatnya,
perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara
berpikir untuk menentukan pilihan perilaku berbeda satu sama lain. Jadi perilaku
setiap individu itu pasti berbeda beda sehingga dalam satu organisasi pasti akan di
pengaruhi oleh setip individu yang ada didalamnya. maka dari sini jika dalam
satu organisasi tidak memiliki satu visi dan misi yang sama, maka organisasi
yang ada tidak akan efektif, karena organisasi akan efektif jika setiap individu
yang ada dalam satu kelompok yang membentuk organisasi tidak mementingkan
tujuan mereka masing masing. Jika mereka saling memahami satu dengan yang
lain maka akan terbentuklah organisasi yang efektif. Perilaku individu dalam
organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan
karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi akan berperilaku
berbeda satu sama lain. Dan Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang
mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan
hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab.
Perilaku individu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu
beberapa pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu
berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Sebagaimana teori
kebutuhan dari abraham maslow yang menjelaskan 5 tingkatan yang menjadi
kebutuhan manusia. Ketika satu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka akan
beranjak untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat selanjutnya atau berganti
dengan kebutuhan yang lain. Kebutuhan yang sekarang mendorong seseorang,
mungkin akan merupakan suatu hal yang potensial dan juga mungkin tidak, untuk
menentukan perilakunya di kemudian hari.
6
Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
a. Produktivitas kerja
b. Kepribadian
c. Sikap
d. Tingkat absensi
e. Proses belajar
f. Pembelajaran
g. Persepsi
h. Kepuasan kerja
7
atau style yang sesuai dengan tujuan organisasi mampu menekan dan mendominasi
sehingga arah pencapaian tujuan organisasi menjadi jelas dan terarah
B. Perbedaan Individual
Kondisi pada tataran operasional memunculkan realitas bahwa setiap individu
memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung mempengaruhi
tingkat kinerja dan kepuasan anggota organisasi melalui kesesuaian kemampuan –
pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan
berbeda dikarenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda.
Kemampuan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kemampuan fisik
Yaitu kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan,
dan karakteristik serupa. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang
dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan
dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki
kemampuan dasar tersebut secara berbeda-beda.
2. Kemampuan intelektual
Yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental,
menalar, dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat
menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi.
Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu
kelompok. Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk
kemampuan intelektual adalah :kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan
persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif dan visualisasi spasial.
8
C. Pendekatanpendekatan dalam memahami individu
Selanjutnya kita mengenal beberapa pendekatan yang sering dipergunakan untuk
memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan
psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari :
penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu
didalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1. Penekanan.
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan
menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih
penting dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan-reinforcement
menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan
dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan
memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan
sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan
dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya
untuk memuaskan keinginan.
2. Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan
atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari
persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa
perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya
perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh teganga-tensions yang dihasilkan
oleh tidak tercapainya keinginan.
3. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan
pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan
struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian-inconsistency dalam
struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidaksesuaian
tersebut. Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri
individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi
lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa
9
mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan
dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu-ahistoric.
Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku
adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif
seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem. Teori
reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut
pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu
yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan
Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu. 5.
Tingkat dari Kesadaran. Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam
tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti
mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting. Dalam
teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir
dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan
berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku
terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental
adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas
menentukan perilaku.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Diharapkan sesama orang dalam organisasi bisa memotivasi yang lainnya agar
tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan kemampuan yang
ada. Apabila ada kekurangan atau masalah segeralah berunding dengan sesama dan
evaluasi apa saja yang telah dlakukan agar ke depannya bisa menjadi lebih baik.
11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
12