Anda di halaman 1dari 15

PERSEPSI, SIKAP DAN PRILAKU INDIVIDU DALAM

ORGANISASI

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah

Evaluasi Pendidikan

Dosen pengampu: Dr. Heru Suparman

Disusun Oleh :

Nuhria 20227370130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam karna berkat izin
dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini pada tepat
waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Evaluasi
Pendidikan“ . Adapun masalah yang di bahas dalam makalah ini yaitu “ persepsi, Sikap
dan Prilaku individu Dalam organisasi“ .
Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan dikarenakan
kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah sederhana ini.
Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin bahwa
penulisan makalah ini masih banyak memimiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan mohon maaf.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih!

Jakarta, Juni 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 3
A. Pengertian prilaku ........................................................................................................................... 3
B. Pengertian Sikap ............................................................................................................................. 3
C. Pengertian persepsi ......................................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A. Persepsi, Sikap dan Perilaku Individu dalam organisasi ................................................................ 5
1. Persepsi ........................................................................................................................................... 5
B. Perbedaan Individual ...................................................................................................................... 8
C. Pendekatanpendekatan dalam memahami individu........................................................................ 9
BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. Simpulan ....................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................. 11
BAB IV ................................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang sangat unik dimana mereka memiliki berbagai
sifat yang berbeda, prilaku yang berbeda dan persepsi atau pola pikir yang berbeda,
namun karena perbedaan itulah manusia menjadi makhluk yang unik dan berbeda dari
yang lainya. Manusia adalah makhluk yang bersifat sosial dan dalam keshariannya
tentu mereka dipaksa untuk mengikuti dan menyelelaraskan serta menyesuaikan pola
pikir dan sikap agar dapat bertahan di lingkungannya, namun dari berbagai sikap,
prilaku dan pola pikirnya tentu di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
lingkungan masyarakat serta di lingkungan sebuah persatuan atau organisasi.

Dalam sebuah organisasi tentu manusia merupakan salah satu dimensi yang
paling penting. Maka mereka menentukan keberhasilannya dalam sebuah komunitas
atau organisasi mereka. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi
antara individu dengan individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan
perilaku setiap individu itu sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dilihat
dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan,
kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi
affektifnya yang berbeda dengan satu sama lain. Hasil interaksi antara individu-
individu dalam organisasinya disebut perilaku dalam organisasi, oleh karena itu untuk
memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu
sebagai pendukung organisasi tersebut . Setiap individu memerlukan suatu tempat
untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, politik
dan lain sebagainya. Teori perilaku organisasi telah menjelaskan bagaimana
perbedaan kebutuhan antar individu, karakter – karakter setiap individu, dan
komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu. Dinamika
perilaku individu dalam organisasi sangat unik dan menjadi menarik untuk diteliti
sehingga dapat digunakan sebagai ukuran ‘kualitas’ terhadap pencapaian tujuan

1
organisasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat
penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian persepsi, sikap dan perilaku individu dalam organisasi
2. Apa saja Perbedaan individual
3. Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam memahami individu
4. Apa pengertian Persepsi
5. Karakteristik organisasi dan pengaruhnya terhadap individu

C. Tujuan
1 Untuk mengetahui Pengertian perilaku individu dalam organisasi
2 Untuk mengetahui Apa pengertian Persepsi
3 Untuk mengetahui Apa saja Perbedaan individual
4 Untuk mengetahui Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam memahami individu
5 Mengetahui bagaimana Karakteristik organisasi dan pengaruhnya terhadap
individu

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian prilaku

Prilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal


dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo,2010). Yang selanjutnya menurut
notoatmojo (2014) ia kembali menuturkan bahwasanya prilaku adalah suatu kegiatan
atau aktivitas organisme (Makhluk hidup) yang bersangkutan. Prilau merupakan hasil
dari segala macam pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya.
Wujudnya bisa berupa pengetahuan, sikap dan tindakan.
Sedagkan menurut wawan (2011) perilaku merupakan suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik di sadari
maupun tidak.

B. Pengertian Sikap

Menurut Damiati,dkk (2017 p.36), sikap merupakan suatu ekspresi perasaan


seseorang yang merefleksikan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap suatu
objek. Sedangkan menurut kolter (2007 p.65) sikap adalah evaluasi, perasaan dan
kecederungan seseorang yang secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu
objek.
Menurut santoso S. Hadidjojo (1974:23) mengatakan bahwasanya sikap sebagai
pengatur proses-proses psikologis seseorag yagng memberikan predisposisi padanya
untuk merespons dengan cara tertetu terhadap suatu obyek atau situasi, selain itu juga
santoso (1974:24) mengungkapkan bahwasanya ia berpendapat bahwa sikap pada
umumnya diidentifikasikan sebagai pengatur predisposisi padanya untuk merespons
dengan cara-cara tertentu terhadap suatu objek tertentu yang diperlukan adanya
pengetahuan serta berbagai informasi dan identifikasi dari objek tertentu.

3
C. Pengertian persepsi

Mohd. Salleh (1995) mengungkapkan bahwa “Persepsi merupakan sesuatu proses


individu mentafsir kederiaan rangsangan dan memberi makna kepadanya. Ia juga
adalah kesedaran dan reaksi seseorang individu merupakan pola-pola yang bermakna.
Sebenarnya ia tidak berlaku secara automatik tetapi mengambil masa yang lama, iaitu
melalui pentafsiran dan pemahaman yang teratur”. Dan menurut Abdullah dan Ainon
(1996) ia berpendapat bahwa “Persepsi ialah tafsiran apa yang dilihat oleh mata, atau
dengan kata lain, persepsi ialah makna yang diberikan pada apa yang mata saksikan”.
Sedangkan Lindzey and Aronson (1985) “Persepsi juga mencakup konteks kehidupan
sosial, sehingga dikenalkan persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses
yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi,
dan menilai orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitinya, ataupun
keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran
mengenai orang lain sebagai objek tersebut”. Serata pendapat Bimo Walgito (1969)
“Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan
diterimanya rangsangan, sampai rangsangan itu disedari dan difahami oleh individu
sehingga individu dapat mengenal dirinya sendiri dan keadaan sekitarnya”.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Persepsi, Sikap dan Perilaku Individu dalam organisasi

1. Persepsi
Hampir setiap saat kita menggunakan kata ‘persepsi’ namun seringkali
tidak tepat untuk mewakili makna sebuah ‘persepsi’. Persepsi adalah proses
internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan
rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita mengubah energi
– energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi
adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin
kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih
pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan
persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan
sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau
kelompok identitas.
Pada kondisi demikian organisasi akan survive, memiliki percepatan-
percepatan yang positif untuk pencapaian tujuan organisasi sebagaimana telah
tertuang dalam visi dan misi organisasi. Unsur lain yang tidak dapat dipisahkan
dari persepsi adalah komunikasi, konon komunikasi ini merupakan first key
segala urusan organisasi. Komunikasi adalah penyampaian suatu informasi dari
seseorang kepada orang lain dan memberikan suatu pemahaman terhadap si
penerima informasi tersebut.

2. Sikap
Dalam sebuah organisai tentu memiliki ciri yang dimiliki dan tentu hal ini
berbeda dengan ciri yang miliki oleh organisai lainnya, meskipun hampir sama
namun tentunya ada perbeda dan tetap ciri yang dapat dilihat dari sebuah organisi
tersebut serta cara setiap anggota organisai dalam mengekspresikan atau
menunjukan eksistensi organisainya berbeda-beda. Sikap seseoarang akan
terpengaruh oleh lingkungan organisasi yang yang membentuknya dan organisai

5
tersebut juga akan semakin baik jika para anggotanya memiliki cara atau aturan
yang mengatur cara-cara apa saja yang semestinya di lakukan dan cara apa saja
yang tidak boleh di lakukan

3. Prilaku individu
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu
dengan individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan perilaku setiap
individu itu sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dilihat dari sifatnya,
perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara
berpikir untuk menentukan pilihan perilaku berbeda satu sama lain. Jadi perilaku
setiap individu itu pasti berbeda beda sehingga dalam satu organisasi pasti akan di
pengaruhi oleh setip individu yang ada didalamnya. maka dari sini jika dalam
satu organisasi tidak memiliki satu visi dan misi yang sama, maka organisasi
yang ada tidak akan efektif, karena organisasi akan efektif jika setiap individu
yang ada dalam satu kelompok yang membentuk organisasi tidak mementingkan
tujuan mereka masing masing. Jika mereka saling memahami satu dengan yang
lain maka akan terbentuklah organisasi yang efektif. Perilaku individu dalam
organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan
karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi akan berperilaku
berbeda satu sama lain. Dan Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang
mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan
hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab.
Perilaku individu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu
beberapa pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu
berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Sebagaimana teori
kebutuhan dari abraham maslow yang menjelaskan 5 tingkatan yang menjadi
kebutuhan manusia. Ketika satu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka akan
beranjak untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat selanjutnya atau berganti
dengan kebutuhan yang lain. Kebutuhan yang sekarang mendorong seseorang,
mungkin akan merupakan suatu hal yang potensial dan juga mungkin tidak, untuk
menentukan perilakunya di kemudian hari.

6
Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
a. Produktivitas kerja
b. Kepribadian
c. Sikap
d. Tingkat absensi
e. Proses belajar
f. Pembelajaran
g. Persepsi
h. Kepuasan kerja

Manusia merupakan unsure utama dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat


tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam
organisasi itu, unsure manusia didalamnya yang menentukan keberhasilannya.
Sehingga berbagai upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas organisiasi harus
dimulai dari perbaikan produktivitas manusianya. Oleh karena itu, pemahaman
tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan
kinerjanya.
Manusia sebagai individu ketika berada dalam organisasi akan membawa
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan
pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individualnya. Oleh karena itu, style
seseorang dalam organisasi akan lebih banyak dipengaruhi masa lalunya, apalagi jika
seseorang itu tidak mau belajar, tidak siap menerima perubahan, lebih- lebih memiliki
post power syndrome maka dinamika dan percepatan perkembangan organisasi
cenderung kearah negative, pada kondisi demikian biasanya organisasi tinggal
menunggu waktu untuk tenggelam. Hal ini dapat dimengerti karena seseorang
biasanya masih membawa sifat-sifat karakteristik individualnya.
Selanjutnya karakteristik ini menurut Thoha (1983), akan berinteraksi dengan
tatanan organisasi seperti: peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung
jawab, sistem kompensasi dan sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut akan
membentuk perilaku-perilaku tertentu individu dalam organisasi. Jika situasi ini telah
dapat dimengerti dan telah tersosialisasikan kepada segenap anggota organisasi, maka
alternative situasinya adalah : apakah style yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi
tetap mendominasi sehingga perjalanan organisasi menjadi tidak stabil dan stagnan

7
atau style yang sesuai dengan tujuan organisasi mampu menekan dan mendominasi
sehingga arah pencapaian tujuan organisasi menjadi jelas dan terarah

B. Perbedaan Individual
Kondisi pada tataran operasional memunculkan realitas bahwa setiap individu
memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung mempengaruhi
tingkat kinerja dan kepuasan anggota organisasi melalui kesesuaian kemampuan –
pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan
berbeda dikarenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda.
Kemampuan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kemampuan fisik
Yaitu kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan,
dan karakteristik serupa. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang
dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan
dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki
kemampuan dasar tersebut secara berbeda-beda.
2. Kemampuan intelektual
Yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental,
menalar, dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat
menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi.
Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu
kelompok. Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk
kemampuan intelektual adalah :kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan
persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif dan visualisasi spasial.

Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan perilaku individu. Pembelajaran


terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Hanya sedikit orang yang menyadari ‘belajar’ dalam persepktif organisasi sehingga ia
dapat bertahan dan berkembang secara positif, namun sebagian besar lainnya adalah
bertahan dan cenderung memaksakan kondisi dirinya untuk dapat diterima oleh anggota
dalam organisasinya. Meski manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh
lingkungan mereka, terlalu sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di
mainkan pada evolusi pembentukan perilaku manusia.

8
C. Pendekatanpendekatan dalam memahami individu
Selanjutnya kita mengenal beberapa pendekatan yang sering dipergunakan untuk
memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan
psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari :
penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu
didalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

1. Penekanan.
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan
menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih
penting dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan-reinforcement
menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan
dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan
memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan
sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan
dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya
untuk memuaskan keinginan.
2. Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan
atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari
persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa
perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya
perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh teganga-tensions yang dihasilkan
oleh tidak tercapainya keinginan.
3. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan
pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan
struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian-inconsistency dalam
struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidaksesuaian
tersebut. Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri
individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi
lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa

9
mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan
dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu-ahistoric.
Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku
adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif
seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem. Teori
reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut
pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu
yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan
Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu. 5.
Tingkat dari Kesadaran. Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam
tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti
mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting. Dalam
teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir
dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan
berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku
terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental
adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas
menentukan perilaku.

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda – beda. Di dalam


organisasi setiap orang mempunyai tujuan yang sama. Seluruh pekerjaan di dalam
organisasi dilakukan para anggota yang akan menentukan keberhasilannya. Jika
seorang ikut dalam organisasi, dia akan memperoleh suatu tujuan yang membuat ia
dapat kepuasan dalam melakukan pekerjaannya.

Organisasi sangat berpengaruh terhadap individu, karena setiap individu


mempunyai kebutuhan - kebutuhan tertentu dalam dirinya demi mempertahankan
kelangsungan hidupnya di masa depan. Karena kebutuhan, setiap individual
berorganisasi. Kebutuhan – kebutuhan tersebut yang membuat mereka termotivasi
untuk melakukan pekerjaan tersebut lebih baik, baik dari dirinya sendiri maupun orang
lain.

B. Saran

Diharapkan sesama orang dalam organisasi bisa memotivasi yang lainnya agar
tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan kemampuan yang
ada. Apabila ada kekurangan atau masalah segeralah berunding dengan sesama dan
evaluasi apa saja yang telah dlakukan agar ke depannya bisa menjadi lebih baik.

11
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

▪ Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.


▪ The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.
▪ Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.
▪ Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. SIUP : Jakarta
▪ Wendell L French; Cecil Bell. Organization development: behavioral science
interventions for organization improvement . Wendell L perancis; Cecil Bell.
Organisasi pengembangan: ilmu perilaku organisasi intervensi untuk perbaikan.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
▪ http://syadiashare.com/panduan-organisasi-pengaruh-prilaku-individu-terhadap-
efektifitas-organisasi.html
▪ http://akuntansi-manajemen2.blogspot.com/2011/07/dasar-dasar-perilaku-individual-
serta.html
▪ http://irasetiawati.wordpress.com/2009/04/30/kepribadian-individu-dan-perilakunya-
dalam-organisasi/
▪ http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/turnover-intentions-definisi-indikasi.htm
▪ http://generasiberpendidikan.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-perilaku-
individu.html
▪ http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-dasar-dasar-prilaku-
individu/

12

Anda mungkin juga menyukai