Disusun oleh:
Dosen pengampu:
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kedudukan
memenuhi tugas Pak Abdullah Adhha, CHT, S.Psi., M.Psi., Psikolog pada mata
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Adhha, CHT, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan.................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1. Hakikat Manusia................................................................................................4
2.2. Pengertian Organisasi........................................................................................10
2.3. Perubahan Paradigma Orgnaisasi.............................................................. .....12
2.4. Unsur – Unsur Organisasi.................................................................................14
2.5. Perilaku Keorganisasian....................................................................................14
2.6. Kontribusi Berbagai Ilmu Terhadap Perilaku Keorganisasian..........................15
2.7. Faktor Penentu Perilaku Dalam Organisasi......................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................17
DAFTAR PUSAKA................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan
1. Memahami hakikat manusia dalam organisasi
2. Mengerti apa itu organisasi
3. Memahami perubahan paradigma organisasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Individu
4
Manusia didalam mengeksistensikan dirinya sebagai individu
selamanya menginginkan untuk diperlakukan sebagai individu. Hal ini
memberikan kesadaran bahwa dirinya selain berbeda, tetapi juga sama dengan
individu yang lain. Setiap individu menyadari identitasnya yang tidak sama
secara fisik dan psikis dari individu yang lain. Wajahnya atau bahkan hidung,
bibir, mata dan lain-lain sebagian dari wajahnya tidak pernah sama dengan
individu yang lain. Jalan dan gaya pun tidak sama. Demikian pula
kemampuan psikis (jiwa) berupa bakat, inisiatif, kreatifitas, proses berfikir,
sifat-sifat kepribadian (riang, pemarah, pendiam dan lain-lain) tidaklah sama
satu dengan yang lain. Dalam ketidaksamaan itu, setiap manusia tampil
sebagai individualitas, dan memerlukan perlakuan sesuai individualitasnya
masing-masing. Ini berarti setiap individu tidak menginginkan dirinya
dihargai karena orang lain, tetapi dia menginginkan dihargai karena dirinya
sendiri
Dari sisi perlakuan itulah maka setiap manusia memiliki kesamaan
berupa harkat dan martabat sebagai manusia yang memerlukan dihormati dan
dihargai secara wajar dan manusiawi. Dalam perspektifi inilah maka tidak
seorangpun manusia sebagai individu yang menginginkan perlakuan tidak
manusiawi, baik dalam status atau kedudukan di dalam masyarakat. Misalnya
tidak seorangpun menyukai dicaci, dimaki, dan dihina didepan orang banyak,
atau tidak ada yang menyenangi dilecehkan, dicurigai, diabaikan, disisihkan
dari pergaulan dan sebagainya.
2. Hakikat Sosialitas
5
(kebersamaan) berupa kecenderungan untuk berada bersama pada satu tempat
dan waktu yang sama dengan saling berinteraksi.
Kecenderungan inilah yang mendorong manusia hidup berkelompok
yang disebut masyarakat. Semakin besarkelompoknya disebut bangsa, yang
merasa bersatu dengan identitas yang sama atau memiliki kesamaan.
Kecenderungan itu dilakukan manusia juga dengan membentuk kelompok-
kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai tujuan bersama dan disebut
organisasi.
Dengan kata lain organisasi sebagai bentuk perwujudan hakekat sosial
manusia, terbentuk karena sejumlah individu yang memiliki kepentingan
yang sama, bersepakat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan/cita-cita
yang sama. Kepentingan manusia sangat banyak jenisnya dan menyentuh
seluruh aspek kehidupanya. Salah satu kepentingan tersebut berkenan dengan
aspek kehidupan sosial ekonomi, yang mendorong manusia membentuk
organisasi kerja untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi
kebutuhannya. Diantara organisasi itu yang dominan dalam kehidpan
masarakat moderen disebut perusahaan atau badan usaha. Didalam organisasi
itu setiap manusia yang menjadi anggotanya, selalu berharap dan berusaha
untuk dapat mewujudkan seluruh hakekat kemanusiaanya.
3. Hakikat Moralitas
6
batas-batas yang harus dihormati dan di wujudkannya untuk dapat hidup
bersama didalam masarakat, termasuk juga dalam bentuk organisasi. Norma-
norma tersebut berkembang dari waktu kewaktu. Usaha untuk mencari norma
sering mencapai tertinggi dan absolut bahkan ada diantara menjadi suatu
kepercayaan yang secara turun temurun diwariskan pada generasi berikut
sehingga menjadi agama nenek moyangnya. Namun ada pula kelompok lain
memperoleh norma bukan karena usaha pencaharian, tetapi keran petunjuk
sang pencipta alam semesta melalui para Nabi dan Rasul. Norma-norma inilah
sengat besar pengaruhnya dalam aktifitas manusia dan kemanusiaan didalam
mewujudkan eksistensinya baik dalam hakekat individu maupun sosialitasnya
di dalam berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan suatuorganisasi.
3) Kebutuhan Spritual.
Siagian (2003:157) dalam bukunya Teori dan Praktek Kepemimpinan
memandang manusia dalam perspekstif kepemimpinan dikaitkan dengan
kepentingan dan kebutuhannya.
7
Untuk itu Nawawi menganalisis hakekat kemanusia dari sisi manusia
sebagai makhluk politik, manusia sebagai makhluk ekonomi, manusia sebagai
makhluk sosial dan manusia sebagai makhluk individu. Untuk itu
penjelasannya sebagai berikut :
1. Manusia Sebagai Makhluk Politik;
Tak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia beraktivitas dalam
kesehariannya mamupun dalam organisasi memiliki keinginan dan
kepentingan tetentu bahkan kepentingan untuk berkuasa. Itulah sebabnya
mengapa para ilmuan sepakat berpendapat bahwa pada hakekatnya
manusia adalah makhluk politik. Namun demikian apabila dikatakan
bahwa manusia adalah makhluk politikal itu tidak harus semata-mata
dikaitkan dengan pengertian umum tentang politik seperti diartikulasikan,
disosialisasikan dan diperjuangkan oleh organisasi-organisasi politik. Hal
itupun memang termasuk dan bahkan merupakan manifestasi paling nyata
dari kepentingan manusia sebagai makhluk politik.
Karena manusia merupakan mahkluk politik, jelas ia mempunyai
kepentingan dibidang politik. Kepentingan tersebut pada umumnya
tercermin dari keinginannya untuk turut serta-atau diikutsertakan dalam
menentukan nasibnya. Dalam kehidupan bernegara, misalnya, setiap
warga Negara ingin turut berperan dalam kehidupan politik bangsa dan
negaranya. Biasanya keinginan tersebut disalurkannya melalui wakil-
wakilnya yang duduk dilembaga-lembaga perwakilan pada berbagai
tingkat, mulai dari lembaga perwakilan didesa, tingkat local maupun pada
tingkat nasional.
2. Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi
Tidak dapat disangkal bahwa manusia adalah makhluk ekonomi.
Artinya ia mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang bersifat
kebendaan yang ingin dipuaskannya. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat
8
kebendaan itu bukanlah hal yang mudah. Tidak mudah karena banyak
alasan dan pertimbangan, seperti:
a. kemampuan fisik dan intektual yang terbatas,
b. persaingan yang ketat antara banyak orang yang
menginginkan halyang sama atau serupa,
c. terbatasnya kesempatan untuk memuaskannya,
d. terbatasnya persediaan barang atau jasa yang dapat digunakan.
Rumitnya usaha pemuasan kebutuhan yang bersifat kebendaan itu
tampak lebih jelas lagi dalam kenyataan bahwa pada umumnya didalam
diri manusia terdapat keinginan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Keinginan tersebut tercermin pada pendekatan yang sifatnya kuantitatif
didorong oleh keinginan untuk memiliki lebih banyak hal-hal yang
bersifat kebendaan, Sedangkan pendekatan kualitatif terwujud dalam
keinginan memiliki benda-benda tertentu dengan mutu yang semakin
tinggi.
3. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Secara naluriah manusia adalah makhluk sosial. Telah terbukti
bahwa sejak permulaan eksistensinya manusia menyenangi kehidupan
berkelompok. Dalam lingkungan masyarakat disebut primitif sekalipun,
manusia adalah makhluk yang senang pada kehidupan bermasyarakat.
Dikalangan masyarakat yang disebut primitif itu hidup bersama dalam
gua, berburu bersama-sama untuk mencari bahan makanan dan pakaian
adalah bukti-bukti kongkret dari sifat naluriah tersebut. Ternyata pula
bahwa semakin tinggi tingkat kemajuan yang dicapai oleh manusia,
semakin besar pula kebutuhan untuk membentuk berbagai kelompok.
Demikian besarnya kebutuhan itu hingga semakin modern
seseorang semakin banyak pula jenis organisasi yang dimasukinya
sehingga manusia modern dikenal sebagai manusia organisasional.
4. Manusia Sebagai Makhluk Individu
9
Berbagai cabang ilmu-ilmu sosial memberi petunjuk bahwa
manusia, disamping sebagai insan ekonomi dan insan sosial, juga tetap
merupakan individu dengan jati diri yang khas. Prinsip tersebut berarti
antara lain bahwa untuk dapat memperlakukan seseorang secara tepat,
perlu pemahaman tentang apa yang disebut sebagai variabel bebas yang
membuat seseorang itu sebagai insan dengan karakteristik yang khas
sifatnya.
Pemahaman demikian sangat penting apabila dikaitkan dengan
usaha seseorang pimpinan untuk dapat meramalkan perilaku para
bawahannya dan dengan demikian menjadikannya sebagai anggota
organisasi yang mampu memberikan sumbangsih yang diharapkan
daripadanya. Kemampuan seperti itu merupakan refleksi efektivitas
kepemimpinannya.
Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang
yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sejumlah orang yang
bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang
bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan
sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda.
Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh
semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di
semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa
pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan
tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang-
orang yang bekerjasama didalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia
merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.
11
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki
kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai
kepentingan manusia yang terhimpun didalamnya. Hasibuan,2006:6,
mengemukakan bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi
perusahaan (business organization) dan organisasi sosial (public organization).
Organisasi perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya
ekonomi rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang
prinsip kegiatannya ialah pengabdian sosial.
a. Paradigma Klasik
b. Paradigma Human
12
c. Paradigma Kolaborasi
a. Paradigma Klasik
b. Paradigma Human
13
2.4 Unsur-Unsur Organisasi
a. Manusia
Bahwa manusia merupakan unsur yang paling utama dalam aktivitas organisasi,
berbagai tujuan organisasi hanya dapat tercapai berkat aktivitas manusia dalam
menggunakan berbagai sumber dalam organisasi.
a. Kerja sama
Dengan keterbatasan manusia untuk mencapai tujuan dilakukan dengan kerjasama.
b. Tujuan bersama
Setiap organisasi dibentuk pada dasarnya memiliki tujan bersama, tujuan ini
dirumuskan dengan pembentukan visi dan misi.
c. Lingkungan
Organisasi sebagai sistem social memiliki berbagai lingkungan internal dan
eksternal.
d. Sistem
Di dalam organisasi sistem diperlukan sebagai alat untuk mengukur seluruh
aktivitas organisasi dapat berupa berbagai aturan atau kebijakan organisasi.
e. Teknologi (peralatan)
Teknologi pada dasarnya sarana peralatan yang dipergunakan dalam
mempermudah cara kerja manusia dalam aktivitas organisasi.
14
a. Pencapaian tujuan
Dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil atau output dengan
tujuan atau sasaran yang sudah ditetapkan oleh organisasi.
b. Akuisisi sumber daya
Apabila organisasi dapat memperoleh input atau faktor-faktor produksi yang
dibutuhkan seperti bahan baku, modal, keahlian teknis dan manajerial.
c. Proses Internal
Memiliki sistem yang sehat jika informasi mengalir dengan lancer, adanya
komitmen, kepercayaan, loyalitas dan kepuasan karyawan.
d. Kepuasan konstituensi strategis
Konstituensi strategis adalah sekelompok individu yang memiliki andil dalam
organisasi seperti penyedia sumber daya, pengguna produk, produsen output
organisasi, kelompok-kelompok yang kerja samanya pentinguntuk kelangsungan
hidup organisasi.
a. Tingkat Individu
Setiap individu yang memasuki suatu organisasi akan membawa perbedaan-
perbedaan dan dipengaruhi variable antara lain kemampuan, pembelajaran,
kepribadian, persepsi, nilai, sikap, emosi, motivasi dan stress perbedaan ini akan
mempengaruhi perilaku di dalam organisasi khususnya kinerja.
b. Tingkat kelompok
Individu-individu bergabung dengan kelompok dipengaruhi oleh pola-pola
perilaku, jadi apa yang dianggap standart perilaku yang dapat diterima oleh
kelompok dan anggota kelompok saling tertarik meliputi komunikasi, kekuasaan
dan politik, dinamika kelompok, konflik dan negosiasi serta kepemimpinan.
c. Tingkat organisasi
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja secara keseluruhan antara lain desain
dan struktur organisasi,budaya organisasi, kebijakan dan sumber daya manusia,
perubahan organisasi dan manaajemen stress.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam setiap
organisasi apapun bentuknya. Ketika manusia memasuki dunia organisasi dan dia
beraktifitas disana, maka itulah awal perilaku manusia yang berada dalam
organisasi itu. Oleh karen persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang
berdasarkan situasi dan kondisi dan semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-
persoalan organisasi dan khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari
semakin berkembang.
Organisasi selalu ada atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan sejumlah orang yang bekerjasama tadi dengan segala
aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang bertanggung jawab tadi juga harus
mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan sekumpulan orang yang lazimnya
mempunyai kepentingan yang berbeda. Ketentuan yang seharusnya disetujui
bersama, sering tidak diketahui oleh semuanya dan malah mungkin terpaksa
disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di semua organisasi baik pemerintah
maupun swasta. Dengan kata lain bahwa pengertian organisasi akan semakin
kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan tingkat formalitasnya menjadi besar dan
semua itu akan mempengaruhi orang-orang yang bekerjasama didalam organisasi
tersebut. Ini berarti dimensi manusia merupakan hal yang sangat urgen dalam
organisasi.
17
Definisi lain menyebutkan bahwa paradigma adalah kerangka keyakinan
penata (ordering believe framework) yang menjadi bintang pemandu (the guiding
star) yang menuntun kegiatan keilmuan masyarakat keilmuan (Wilardjo, 2000).
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSAKA
Gibson, James. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5.
Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hampden, Charles Turner. (1994). Colporate Culture, London, Judy Piatkus Ltd.
Miftah Thoha. ( 2009). Perilaku Organisasi Konsep dasar dan Aplikasi, Jakarta,
PT.Raja Grafindo Persada.
19