DISUSUN OLEH :
NIM : 2173201036
PROGRAM.STUDI.PSIKOLOGI.
FAKULTAS.PSIKOLOGI.DAN.ILMU.SOSIAL.POLITIK
UNIVERSITAS.ABDURRAB
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah.stres.mengacu.pada.gangguan.pikiran.dan.tubuh.yang.disebabkan
keadaan di mana seseorang merasa secara fisik atau psikologis tidak layak untuk
suatu situasi, yang sumbernya terletak pada biologi dan sistem sosial (Sarafino &
melaporkan bahwa pada bulan Februari 2022, seorang mahasiswa tingkat akhir
gantung diri di toilet mushola di Kediri, Jawa Timur. Berdasarkan penelitian
rentan mengalami gangguan jiwa, seperti stres, depresi, dan frustrasi. Sebagian
besar berhubungan dengan masalah tugas dan skripsi. Karena adanya efek negatif
(coping stres). Salah satu cara mengatasi stres pada mahasiswa adalah
Mindfulness.
sadar, dan sengaja mengamati peristiwa, pengalaman, dan perasaan yang terjadi
pada saat ini tanpa memperpanjang dan menilainya (Luken & Sammons, 2016).
seseorang yang ditingkatkan dengan perhatian khusus dan terus-menerus pada saat
ini dan tanpa penilaian (Erford, 2016). Konsep mindfulness berlaku dalam banyak
mindfulness mengalami relaksasi, kesadaran, dan energi positif yang lebih besar
seperti optimisme dan kepercayaan diri. Studi ini menemukan bahwa mindfulness
berperan dalam mengubah keadaan emosi negatif menjadi lebih positif untuk
mengatasi stres sehari-hari. Menggunakan teknik mindfulness seperti latihan
Hidayat.dan.Fourianalistyawati.(2017).melakukan.penelitian mindfulness
dengan.stres.pada.mahasiswa.tingkat.akhir.di.Pekanbaru?
dengan.stres pada.mahasiswa.tingkat.akhir.di.Pekanbaru.
a) Bagi Mahasiswa.
Dapat menjadi referensi dalam meneliti tentang mindfulness dan stres pada waktu
menggunakan teori Brown dan Ryan (2003). Maulinda dan Rahayu (2021)
menggunakan teori Sun, Dunne, dan Hou (2011). Penelitian selanjutnya oleh
data.dalam penelitian.ini.menggunakan.skala.likert.
subjek.dalam.penelitian.ini.adalah.mahasiswa.tingkat.akhir.di.Pekanbaru.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA.
2.1 Stres.
terhadap situasi (Priyoto, 2014). Stres juga dapat diartika sebagai tekanan,
ketegangan.
menimbulkan ketegangan dan perilaku tidak biasa atau tidak normal baik secara
antara tuntutan yang mereka terima dan kemampuan mereka untuk mengatasi
kemampuan.individu.untuk.mengatasinya.
Menurut.Sarafino.dan.Smith.(2012), aspek.stres.terbagi.menjadi.dua,
yaitu:
a. Aspek Fisik
sebagainya.
b. Aspek Psikologis
Aspek psikologis stres yaitu berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres
antara lain:
dan konsentrasi. Gejala kognisi ditandai dengan rendahnya harga diri, takut
2) Gejala Emosi
sebagainya.
a. Gejala fisik adalah gejala stres yang berkaitan dengan kondisi dan
sebagainya.
sebagai berikut:
a. Stresor Fisik
Stresor fisik seperti suhu, suara bising, polusi udara, keracunan, dan
obat-obatan.
b. Stresor Sosial
1) Stresor sosial, ekonomi, dan politik, seperti tidak ada pekerjaan, pajak
3) Jabatan dan karir, seperti hubungan yang merugikan dengan atasan atau
c. Stresor Psikologis
hambatan.
a. Kondisi Biologis
b. Kondisi Psikologis
sehari-hari.
2) Berbagai kondisi yang menyebabkan harga diri rendah, seperti
mempengaruhi stres yaitu stresor fisik, stresor sosial, dan stresor psikologis.
2.2. Mindfulness
yang lebih memperhatikan seberapa sadar untuk merasakan pengalaman disini dan
saat ini dan menerima pengalaman secara terbuka, penuh perhatian, dan
tahun 1990 yang berakar pada filosofi Buddha. Mindfulness adalah keterampilan
yang dapat membantu seseorang menjadi sadar akan pengalaman saat ini dan
Ketika keadaan mindful tercapai, perhatian tidak diarahkan ke masa lalu atau masa
depan, dan individu tidak akan memberikan penilaian apa yang sedang terjadi saat
ini, sehingga individu dapat melihat situasi dengan jelas dan dengan perspektif
ke waktu secara jelas dan seimbang. Ini berarti terbuka terhadap realitas saat ini,
membiarkan semua pikiran, perasaan, dan emosi masuk ke dalam pikiran tanpa
pada pengalaman saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan non-
(2) Melihat informasi yang diberikan dalam situasi tersebut sebagai hal baru.
memperhatikan hal-hal internal dan eksternal seperti suara, bau, pikiran dan emosi
(3) Bertindak dengan kesadaran (acting with awareness), yaitu seberapa sadar
(4) Tidak menghakimi apa yang dirasakan (nonjudging to inner experience), yaitu
merasakan sesuatu tanpa mengevaluasi atau menilai perasaan dan pikiran serta
(5) Tidak menanggapi apa yang dirasakan (nonreacting to inner experience) yaitu
merasakan perasaan dan pikiran tanpa lebih jauh mengikuti atau bereaksi
(1) Kemampuan untuk melihat suatu objek dari berbagai sudut pandang
(3) Mengobservasi pikiran yang datang dan pergi tanpa menghakimi diri sendiri
menghakimi apa yang dirasakan, dan tidak menanggapi apa yang dirasakan.
Di sisi lain, kecenderungan seseorang untuk menjadi mindful, secara proses sosial,
terhadap dunia yang aman (Caldwell & Shaver, 2013). Pandangan tersebut
merupakan kelekatan yang terjadi saat pertama kali bayi melakukan interaksi
dengan orang lain. Hal itu membuat mereka mampu menyadari dan terbuka
terhadap pengalaman tanpa rasa khawatir, sehingga memiliki rasa dan sikap untuk
Di sisi lain, seseorang yang memiliki kelekatan tidak aman, maka dia
Hal ini menunjukkan adanya kekurangan kontrol terhadap atensi, kesadaran diri
maupun rendahnya mindfulness mereka (Caldwell & Shaver, 2013). Hal ini
dikarenakan seseorang yang memiliki kelekatan yang tidak aman, cenderung bias
dalam menghadapi pengalaman karena rasa takut (Caldwell & Shaver, 2013).
Oleh karena itu, kecenderungan untuk menjadi mindfulness ini muncul disebabkan
oleh skema kognitif individu yang aman yang muncul dari interaksi keterikatan
memiliki kesadaran penuh pada pengalaman saat ini secara disengaja dan tanpa
dialami sehari- hari. Mindfulness melibatkan persepsi yang jelas dan seimbang
dari waktu ke waktu. Artinya, terbuka terhadap realitas saat ini, membiarkan
semua pikiran, emosi, dan sensasi memasuki kesadaran tanpa perlawanan (Neff &
Germer, 2018). Konsep mindfulness berlaku dalam konteks yang sangat luas
dalam segala aspek kehidupan. Mindfulness juga merupakan salah satu bentuk
secara fisik maupun psikologi dan sumbernya berasal dari biologi serta sistem
sosial (Sarafino & Timothy, 2012). Menurut Nusran (2019) definisi stres adalah
suatu keadaan yang bersifat internal karena oleh tuntutan fisik (tubuh),
lingkungan, dan sosial yang berpotensi merugikan dan tidak terkendali. Stres
yang tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak negatif bagi individu,
akhir dan hal ini berdampak pada kondisi kesehatan mentalnya. Stres yang
tuntutan, baik eksternal maupun internal. Dampak yang dihasilkan dari stres
tersebut pun beragam mulai dari hal yang ringan, seperti sakit kepala dan tidak
nafsu makan, hingga hal yang paling fatal, yaitu bunuh diri. Mahasiswa tingkat
seperti stres, depresi, dan frustrasi. Dengan melihat ada pengaruh negatif dari
signifikan terhadap stres pada mahasiswa tahun pertama. Pada penelitian ini,
akhir.
mindfulness dapat menurunkan tingkat stres dapat dilihat dari pernyataan Hidayat
akademis.
1. Observasi
2. Deskripsi
3. Bertindak dengan kesadaran
4. Tidak menghakimi apa yang dirasakan
5. Tidak menanggapi apa yang dirasakan
Tinggi Rendah
Keterangan :
: Apabila
: Menghasilkan
hubungan dalam penelitian ini adalah negatif, yaitu semakin tinggi mindfulness
seseorang maka akan semakin rendah tingkat stres pada mahasiswa dan
sebaliknya semakin rendah mindfulness seseorang maka akan semakin tinggi pula
METODE PENELITIAN
dikatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Maka
3.2.1 Mindfulness
dapat meningkatan perhatian terhadap kualitas kesadaran saat ini suatu proses
pada pengalaman saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan non-
judmental dan penerimaan. Mindfulness dalam penelitian ini akan diukur dengan
menggunakan skala mindfulness yang diukur berdasarkan aspek dari Baer. et, al.,
(2008), yang terdiri dari lima aspek, yaitu : mengamati (observing), menjelaskan
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka tingkat mindfulness pada subjek
tinggi dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka tingkat
mindfulness rendah.
3.2.2 Stres
kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres dalam penelitian ini akan diukur
melalui aspek stres menurut Sarafino dan Smith (2012). Aspek-aspek yang diukur
Skor total dari stres merupakan semakin tinggi skor yang diperoleh maka
tingkat stres pada subjek mahasiswa tinggi dan sebaliknya semakin rendah skor
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa tingkat akhir di kota
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang dipilih
berdasarkan pendapat Crocker dan Algina (2008) yang menyatakan bahwa demi
pendapat tersebut, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 subjek
mahasiswa.
sampling kuota, teknik untuk menentukan sampel dan populasi yang mempunyai
kuantitatif, metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan
sampel tertentu (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu
skala mindfulness dan skala stres. Jenis skala yang digunakan adalah skala likert
Alat ukur pada penelitian ini menggunakan skala Mindfulness yang diukur
dengan mengacu pada model skala likert yang ukur berdasarkan aspek-aspek
mindfulness dari Baer et.al (2006) yang terdiri dari lima aspek, yaitu : observasi
(observing), deskripsi (describing), bertindak dengan kesadaran (acting with
experience).
Favorable Unfavorable
22, 24, 31
20, 32
inner experience)
experience)
Total 26 8 34
berdasarkan aspek-aspek stres dari Sarafino dan Smith (2012), yaitu: aspek fisik
dan aspek psikologis. Skala ini dibuat dengan mengacu pada model skala Likert.
Model skala stres yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert yang
mempunyai lima kategori jawaban, yaitu: “1: sangat tidak setuju”, “2: tidak
setuju”, “3: netral”, “4: setuju”, dan “5: sangat setuju”. Skala stres memuat
pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable untuk skor favorable yaitu “1:
sangat tidak setuju”, “2: tidak setuju”, “3: netral”, “4: setuju”, dan “5: sangat
setuju” sedangkan untuk skor unfavorable “5: sangat tidak setuju “4: tidak
Favorable Unfavorable
Psikologis
Total Aitem 23 7 30
karakteristik yang diukur (Azwar, 2018). Uji validitas berfungsi sebagai tujuan
dan pendekatan validasi. Uji validitas yang digunakan yaitu validitas isi. Validitas
isi yakni tes untuk menguji sejauhmana kesesuaian aitem dengan indikator dari
atribut yang diuji. Kecocokan suatu aitem dapat dilakukan dari hasil penilaian
oleh Nurul Aiyuda, M.A dan Itto Nesyia Nasution, M.Psi, Psikolog serta tutor
membedakan antar individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak
memiliki atribusi yang di ukur. Apabila aitem memiliki indeks daya diskriminasi
sama dengan atau lebih besa dari 0,30 dianggap memuaskan. Aitem di bawah 0,30
memiliki daya diskriminasi rendah. Namun demikian apabila jumlah aitem yang
lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan dapat tercapai. Pada penelitian ini,
dinyatakan valid apabila berada pada nilai ≥ 0,30 dan dinyatakan gugur apabila ˂
google form. Skala yang diukur yaitu skala mindfulness dan skala stres.
dipercaya, sehingga membawa data agar lebih reliable. Reliabilitas alat ukur
dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakan analisis teknik alpha chronbach.
Reliabilitas mempunyai koefisien rentang angka dari 0 sampai 1,00. Semakin
reliable. Setelah dilakukan try out pada skala mindfulness dihasilkan reliabilitas
alpha chronbach = 0,9 dan skala stres dengan reliabilitas alpha chronbach = 0,7
sebelum dilakukan try out pada sampel. Setelah dilakukan try out skala stres
Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi yakni uji
1. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan yaitu teknik Skewness-
statistiknya. Data yang berdistribusi normal adalah data yang memiliki angka
2. Uji Linieritas
Teknik yang digunakan yaitu teknik regresi linear. Linearitas bahwa hubungan
antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus (Sugiyono, 2017). Uji
linearitas umumnya melihat signifikansi p < 0,05 maka ada hubungan linier.
Tetapi jika p > 0,05 maka hubungan tidak linear. Ini dilakukan dengan
variabel bebas dengan terikat serta seberapa besar dan apa korelasi atau
dengan cara melakukan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Amutio, A., & Smith, J. C. (2007). The factor structure of situational c and
dispositional versions of the Smith Irrational Beliefs Inventory in a Spanish
student population. International Journal of Stress Management, 14(3), 321–328.
http://dx.doi.org/10.1037/1072-5245.14.3.321
Armajayanthi, E., Victoriana, E., & Ayu, K. L. (2017). Studi Deskriptif mengenai
Coping Stress pada Ibu yang Memiliki Anak dengan Autism Sebuah Penelitian di
Sekolah “X” Bandung. Humanitas (Jurnal Psikologi), 1(1).
Baer, Ruth A. et al. (2008). Construct Validity of the Five Facet Mindfulness
Questionaire in meditating and Non Meditating Samples. Assesment, volume 15,
No.3, September 2008 329-342. DOI:10.1177/1073191107313003.
Caldwell, J. G., & Shaver, P. R. (2013). Mediators of the Link Between Adult
Attachment and Mindfulness. Interpersona: An International Journal on Personal
Relationships, 7(2), 299–310.
Erford, B., (2016). 40 Teknik Yang Harus Dikuasai Konselor. Edisi Ke Dua.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Luken, M., & Sammons, A. (2016). Systematic review of mindfulness practice for
reducing job burnout. American Journal of Occupational Therapy, 70(2),
7002250020p1-7002250020p10.
Safaria, Triantoro & Saputra, Eka, Nofrans. (2012). Manajemen Emosi, Sebuah
Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Sarina N.Y. (2012). Hubungan Antara Stres Akademis dan Psychological