Berbagai kondisi permasalahan yang dihadapi tentunya tidak selalu merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi individu, tetapi juga pengalaman yang memicu munculnya stres. Individu harus senantiasa beradaptasi dan mengelola dirinya untuk menghadapi stres, sebab jika tidak diatasi dengan tepat maka stres berpotensi menimbulkan efek negatif bagi individu secara biologis, psikologis, dan sosial. Efek yang dimunculkan stres antara lain membuat individu menjadi lebih rentan terhadap penyakit infeksi, gangguan pernafasan, jantung, dan menimbulkan distres, serta menyebabkan insomnia (Mika, 2016) Kondisi atau kejadian yang dialami oleh beberapa orang secara bersamaan direspons secara berbeda oleh masing-masing individu. Ada individu yang terlihat tetap tenang dalam berbagai keadaan yang sulit dan dapat melewatinya dengan baik, namun ada juga individu yang mudah tertekan dan kesulitan dalam menyesuaikan dirinya maupun mengatasi keadaan yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan individual dalam dinamika respons terhadap stres. Stres merupakan kondisi ketika individu memaknai suatu kejadian sebagai hal yang membahayakan, menantang, atau mengancam individu (Taylor, 2012). Dalam bentuk-bentuk dan indikator dari coping stress terbagi menjadi dua yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Lazarus (dalam Prayascitta,2010) mengartikan bahwa problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah merupakan strategi yang digunakan untuk penanganan stres atau coping yang berpusat atau fokus pada masalah, dimana individu berusaha langsung menghadapi sumber masalah, mencari sumber masalah, mengubah lingkungan yang menyebabkan stres dan berusaha menyelesaikan sehingga pada akhirnya stres berkurang atau hilang. Sedangkan, emotion focused coping atau coping yang berfokus pada emosi merupakan strategi penanganan stres dimana indvidu memberikan respon terhadap situasi stres dengan meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan dimana individu cenderung untuk mengatur emosinya dalam rangka penyesuaian diri. Mahasiswa adalah individu yang sedang menimba ilmu dan menempuh pendidikan disalah satu perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, dalam bentuk universitas, sekolah tinggi, akademik dan politeknik (Hartaji, 2012). Seorang mahasiswa memiliki peranan penting dalam memperdalam dan mengembangkan dirinya didalam bidang ilmu yang ia tekuni. Seorang mahasiswa juga dituntut untuk dapat sesegera mungkin menyelesaikan masa studinya. Untuk itu, pada masa akhir studinya seorang mahasiswa diberikan tugas akhir yang biasanya disebut dengan skripsi. Skripsi wajib untuk dipenuhi dan dilakukan oleh mahasiswa program S1 sebagai syarat kelulusan dan gelar sarjana. Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa melakukannya secara individual. Setiap mahasiswa memiliki fenomena, judul, dan juga jenis skripsi yang berbeda beda. Dalam pengerjaannya juga tentu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda beda pula. Menurut sebagian besar mahasiwa, skripsi merupakan sebuah tugas yang tentu tidak ringan. Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan ataupun masalah dalam proses penyusunan skripsi. Mereka merasa diberikan beban yang berat yang mengakibatkan kesulitan yang dirasakan berkembang menjadi stres dan hilangnya semangat sehingga mengakibatkan mahasiswa menunda-nunda untuk mengerjakan skripsi mereka. Dalam penelitian Ismiati (2015) menjelaskan bahwa penyebab stres mahasiswa yang sedang menyusun skripsi secara garis besar dapat dibagi dalam dua faktor, yaitu : faktor yang pertama adalah faktor internal, yang disebabkan karena ; pengalaman baru, manajemen waktu yang kurang baik, pesimis. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal. Faktor luar yang menyebabkan mahasiswa stres dalam menyusun skripsi adalah sebagai berikut ; lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman, kurang tersedianya referensi atau buku yang terkait dengan penelitian, dan kesulitan menjumpai dosen pembimbing untuk konsultasi. Penelitian yang dilakukan Hermawan (dalam Marbun & Arneliwati, 2017) terhadap 41 orang mahasiswa yang menghadapi skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta menunjukkan bahwa sebanyak 51,2 % mahasiswa mengalami stres sedang, 17,1 % mahasiswa mengalami stres rendah, dan 31,7 % mahasiswa mengalami stres tinggi. Sejalan dengan hasil penelitian Marbun & Arneliwati (2017) yang menjelaskan bahwa stres mahasiswa yang menyusun skripsi sebanyak 73 responden (91,8 %) memiliki stres sedang, (4,1 %) memiliki stres berat, dan (4,1 %) memiliki stres ringan. Dan setelah diteliti lebih lanjut menggunakan metode statistik beberapa faktor yang mempengaruhi stres mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yaitu faktor perilaku mahasiswa, koggnitif mahasiswa, emosional mahasiswa dan lingkungan fisik mahasiswa. Gamayanti, Mahardianisa & Syafei (2018) menjelaskan gejala stres yang muncul umumnya dibagi ke dalam tiga aspek, pertama gejala fisik berupa gangguan tidur (tidak bisa tidur atau terbangun tengah malam dan tidak bisa melanjutkan tidurnya) dan berubahnya selera makan. Gejala emosional berupa perubahan suasana hati, merasa gelisah, mudah marah dan tidak memiliki semangat dalam melakukan akivitas (malas). Gejala berupa tidak bisa fokus dalam berpikir, mudah lupa, sulit menemukan ide, berpikir negatif menjadi meningkat, dan pikiran menjadi kacau. Fenomena yang peneliti amati, stres pada mahasiswa penyusun skripsi terjadi pada mahasiswa tingkat akhir program reguler khusus STIKes Husada Jombang mereka yang menempuh kukliah sambil bekerja dan 97% telah berkeluarga sering berkeluh kesah, sering merasa lelah, pusing, terlihat lesu dan tidak bersemangat, bahkan ada beberapa yang merasa ingin mengakhiri studinya begitu saja atau membuat status di media sosial berisi keluhan tentang perasaannya ketika mengalami kendala dalam menyelesaikan skripsi. Dari latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul hubungan karakteristik kepribadian dengan koping stres pada mahasiswa non reguler stikes husada jombang dalam menghadapi skripsi
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan karakteristik kepribadian dengan koping stres
pada mahasiswa non reguler stikes husada jombang dalam menghadapi skripsi?
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan karakteristik kepribadian dengan koping stres
pada mahasiswa non reguler stikes husada jombang dalam menghadapi skripsi
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi karakteristik kepribadian pada mahasiswa non
reguler stikes husada jombang dalam menghadapi skripsi 2) Mengidengntifikasi koping stres pada mahasiswa non reguler stikes husada jombang dalam menghadapi skripsi 3) Mengidentifikasi hubungan karakteristik kepribadian dengan koping stres pada mahasiswa non reguler stikes husada jombang dalam menghadapi skripsi
1.4 Manfaat
1) Bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan referensi berkaitan dengan karakteristik kepribadian dan mekanisme koping, sehingga dapat memotivasi mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan tugas akhir atau skripsi 2) Bagi peneliti selanjutnya Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai acuan/dasar penelitian lanjutan terkait hubungan karateriktik kepribadian dengan kping stres pada mahasiswa tingkat akhir 3) Bagi Perawat Memberi masukan kepada perawat untuk lebih memperisipkan diri dalam menempuh tugas akhir dengan terencana sehingga tiudak menggangu pelayanan keperawatan di tempat bekerja.