Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN MEKANISME KOPING INDIVIDU DENGAN KECEMASAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA NERS

Eko Mulyadi, Program Studi Ilmu Keperawatan UNIJA Sumenep,


e-mail; eko.wiraraja@gmail.com
Syaifurrahman Hidayat, Program Studi Ilmu Keperawatan UNIJA Sumenep,
e-mail; sr.hidayat@yahioo.com

ABSTRACT

Anxiety is an individual response to a situation that is not fun and experienced by all living
things in everyday life. One of the causes of anxiety in communication is lack of confidence.
Effective coping produce persistent adaptation is a new and improved habits of the old situation,
while ineffective coping ended with maladaptive behavior is behavior that deviates from normative
desires and may harm themselves or others or objective environment in this study is to determine
the relationship of the individual with anxiety coping mechanisms of interpersonal communication
in Student nurses
This research is a descriptive analytic study using cross-sectional approach. The population in
this study was all students of nurses professional study program Health Faculty Wiraraja University
Sumenep 2013/2014 academic year, amounting to 77 students. The Total sampling was using
sampling. Technical analysis of the data in this study using the Chi-square formula with a
significant level (p) =  = 0.05 or 5%.
The results of the study are the respondents have partially adaptive coping mechanisms and
most respondents had anxiety interpersonal communication with mild anxiety category, with
conclusions There is a relationship with the individual coping mechanisms anxiety interpersonal
communication in Student Nurses Health Faculty Wiraraja Sumenep.

PENDAHULUAN melingkupi tindak penyampaian pesan


Kecemasan muncul ketika orang (Santoso,dkk,1988).
menghadapi bahaya atau stressor. Stres dan Satu alasan mengapa komunikasi tidak
kecemasan merupakan bagian dari kehidupan efektif menurut Peplau (1988, cit Ellis, 2000)
manusia, merupakan gejala normal. Faktor- adalah kurangnya kesadaran akan aspek-
faktor yang dapat menimbulkan stress disebut aspek diri sendiri yang akan sangat
stressor (Suliswati., dkk, 2004). Stress mempengaruhi interaksi dengan orang lain,
memiliki ciri identik dengan perilaku sisi-sisi yang tidak terkendali yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan, lingkungan menambah dan meyakinkan meskipun
ini bisa berupa hal diluar diri (outer world) dengan baik, faktor-faktor yang
tetapi juga bisa dari dalam diri (inner world) mempengaruhi komunikasi adalah nilai-nilai
jadi orang dikatakan adaptif bila individu bisa kepercayaan, perasaan, dan perilaku.
atau mampu menyesuaikan diri dengan Kecemasan komunikasi dipengaruhi oleh
tuntutan orang lain, tetapi individu juga bisa faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal
memenuhi kebutuhan sendiri (Wiramihardja, adalah lingkungan yang berpengaruh pada
2005). komunikasi seseorang, misalkan disini pada
Kecemasan dalam berkomunikasi mahasiswa baru yang pertama kali masuk
sebenarnya merupakan suatu bentuk perilaku perguruan tinggi, secara otomatis pertama kali
yang normal bagi setiap orang. Dalam lingkup akan merasa cemas dan sulit dalam
akademis misalnya, seorang mahasiswa berkomunikasi apabila dihadapkan dalam
sering memiliki kecemasan yang berlebihan situasi yang baru, baik komunikasi yang
ketika akan mempresentasikan tulisan bersifat formal maupun informal dengan
ilmiahnya sehingga materi yang sudah individu ataupun kelompok yang memiliki latar
dikuasainya tidak bisa disampaikan dengan belakang budaya yang berbeda, sedangkan
baik. Kecemasan tersebut bisa disebabkan faktor internal adalah genetik (turunan),
oleh faktor internal (pribadi) mahasiswa itu mekanisme koping individu, dan pengalaman
sendiri ataupun timbul karena situasi yang individu. Salah satu faktor dalam keluarga
yang mempunyai peranan penting dalam

54
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 55

pembentukan pribadi (faktor internal) percaya diri, merasa cemas, gugup dalam
seseorang adalah pola asuh orang tua menyampaikan suatu gagasan atau ide.
kepada anaknya (Croskey,dalam Tiatri, 2004). Keadaan dimana mahasiswa dalam
Salah satu faktor penyebab dari mengikuti program profesi ners dapat
kecemasan dalam berkomunikasi adalah dianggap sebagai stressor, kecemasan yang
kurangnya kepercayaan diri. Keinginan untuk terjadi pada mahasiswa dapat mempengaruhi
menutup diri, selain karena konsep diri yang mentalnya sehingga dapat menimbulkan
negatif timbul dari kurangnya kepercayaan stress dan berpengaruh terhadap kemampuan
kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak berfikir mahasiswa. Bila cemas yang
menyenangi dirinya merasa tidak akan berlangsung lama dan terus menerus, akan
mampu mengatasi persoalan. Orang yang menyebabkan ketegangan pada mahsiswa
kurang percaya diri akan cenderung sedapat (Keliat, 1998).
mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia Pada mahasiswa yang mengikuti program
takut orang lain akan mengejeknya atau profesi ners sering kali mengalami kecemasan
menyalahkannya. Dalam diskusi akan lebih dimana stressor tersebut baru pertama dialami
banyak diam, dalam pidato ia akan berbicara dikarenakan belum pernah mempunyai
terpatah-patah (Maltz, 1970 cit Ellis, 2000) pengalaman praktek di rumah sakit, sehingga
Adaptasi sebagai suatu bentuk respon ketika mengikuti praktek klinik di rumah sakit,
yang sehat terhadap stress telah ditegaskan mahasiswa sering kali tremor dalam melakukan
sebagai suatu perbaikan homeostatis pada asuhan keperawatan kepada klien dan bila
system lingkungan internal. Hal ini termasuk kecemasan terus menerus di alami mahasiswa
akan mengganggu konsentrasinya bahkan
respon pada proses penstabilan biologis
dapat mempengaruhi jiwa dan mentalnya.
internal dan pemeliharaan psikologis dalam
Masalah kecemasan yang sering kali terjadi
hal jati diri dan rasa harga diri. ditemui pada lingkungan baru, banyak hal para
Koping yang efektif menghasilkan ahli atau peneliti yang mengadakan penelitian
adaptasi yang menetap yang merupakan tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi kecemasan, dimana faktor kecemasan telah
yang lama, sedangkan koping yang tidak dianggap sebagai bagian dari hidup yang tidak
efektif berakhir dengan perilaku maladaptif akan lepas dari berbagai masalah sehari - hari,
yaitu perilaku yang menyimpang dari sehingga faktor kecemasan akan dialami saat
keinginan normative dan dapat merugikan diri mahasiswa program profesi ners melakukan
sendiri maupun orang lain atau lingkungan praktek keperawatan di rumah sakit, klinik atau
(Rasmus, 2004). di masyarakat.
Berdasarkan studi pendahuluan di bulan Untuk itu peneliti tertarik melakukan
April 2014 dengan cara observasi dan penelitian tentang hubungan mekanisme koping
wawancara pada mahasiswa program profesi individu dengan kecemasan komunikasi
ners, ditemukan beberapa masalah yang telah interpersonal pada Mahasiswa Ners Fakultas
di ungkapkan oleh 12 mahasiswa, bahwa Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.
pada saat mengikuti praktek klinik di rumah
sakit, mahasiswa merasa ketakutan dan panik METODE PENELITIAN
dalam berkemunikasi dengan petugas Jenis penelitian ini adalah penelitian
kesehatan di Rumah sakit. Disamping itu juga descriptive analitik dengan menggunakan
mahasiswa merasa bingung ketika harus pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian
melakukan tindakan asuhan keperawatan ini di Progam Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu
kepada klien, bahkan mahasiswa Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep dan
mengungkapkan bahwa ada mahasiswa yang penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
tidak mengerjakan tugas dalam melakukan Juni 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah
praktek asuhan keperawatan kerena panik mahasiswa program study profesi ners
hingga mengalami ketegangan dalam bentuk Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
gelisah. Mahasiswa mengatakan stress Sumenep. Pengambilan sampel
dengan teguran atau didikan dari perawat menggunakan random sampling berjumlah 77
rumah sakit (instruktur klinik) yang terkesan mahasiswa, dalam penelitian ini,
keras kepada mahasiswa program profesi menggunakan teknis analisis dengan rumus
ners saat paraktek.Dari sebagian besar Chi square, digunakan untuk mengetahui
mahasiswa yang merasa cemas dalam hubungan dua variabel, dengan taraf
berkomunikasi disebabkan karena kurang signifikan (p) = 0,05 atau  = 5%.
56 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa Ners
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 60 77,9%
2 Perempuan 17 22,1%
Total 77 100%
Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagain besar responden berjenis kelamin laki-laki sebesar
77,9%.
b. Umur
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan UmurPada Mahasiswa Ners
No Umur Responden Jumlah Persentase
1 24 tahun 36 46,8%
2 25 tahun 14 18,2%
3 26 tahun 6 7,8%
4 27 tahun 3 3,9%
5 29 tahun 2 2,6%
6 30 tahun 7 9,1%
7 31 tahun 3 3,9%
8 32 tahun 3 3,9%
9 33 tahun 1 1,3%
10 34 tahun 2 2,6%
Total 77 100%
Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagain besar responden berumur 24 tahun sebesar 46,8%
dan sebagain kecil berumur 33 tahun sebesar 1,3%.
c. Status Perkawinan
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Pada Mahasiswa Ners
No Status Perkawinan Jumlah Persentase
1 Belum menikah 51 66,2%
2 Menikah 26 33,8%
Total 77 100%
Tabel 3. menunjukkan sebagaian besar responden mempunyai status belum menikah sebesar
66,2%.

Mekanisme Koping
Tabel 4. Frekuensi Mekanisme Koping Pada Mahasiswa Ners
No Mekanisme Koping Jumlah Persentase
1 Adaptif 59 76,6%
2 Maladaptif 18 23,4%
Total 77 100%
Tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai mekanisme koping adaptif
sebesar 76,6%.

Kecemasan Komunikasi
Tabel 5. Frekuensi Kecemasan komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Ners
No Kecemasan Komunikasi Jumlah Persentase
1 Kecemasan Ringan 56 72,7%
2 Kecemasan Sedang 19 24,7%
3 Kecemasan Berat 2 2,6%
Total 77 100%
Tabel 5. menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan komunikasi
interpersonal dengan kategori kecemasan ringan sebesar 72,7%.
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 57

Tabulasi Silang Hubungan Mekanisme Koping Individu Dengan Kecemasan Komunikasi


Interpersonal
Tabel 6.Tabulasi Silang Hubungan Mekanisme Koping Individu Dengan Kecemasan Komunikasi
Interpersonal
KecemasanKomunikasi
Interpersonal
No MekanismeKoping Total %
Ringan Sedang Berat
∑ % ∑ % ∑ %
1 Adaptif 55 71,4% 4 5,2% 0 0% 59 76,6%
2 Maladaptif 1 1,3% 15 19,5% 2 2,6% 18 23,4%
Hasil UjiChi-Square dengan p value = 0,000 (<0,05)
Tabel 6. menunjukkan bahwa sebagai besar responden memiliki mekanisme koping adaptif
dengan mengalami kecemasan komunikasi interpersonal pada kategori kecemasan ringan
sebesar 71,4%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan dua variabel,
dengan N= 77 yaitu hasilp value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan secara statistik
antara mekanisme koping individu dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa
Ners.

PEMBAHASAN dalam menghadapi stressor. Proses yang


Mekanisme Koping Individu dilalui oleh individu dalam menyelesaikan
Hasil prosentase responden sebagian situasi stressful, koping merupakan respon
besar responden mempunyai mekanisme individu yang muncul dan dapat di gunakan
koping adaptif sebesar 76,6%, hal ini di saat situasi yang mengancam dirinya baik fisik
dukung oleh tingkat pendidikan pada maupun psikologik (Struart dan Sundeen,
responden yaitu lulusan Sarjana 2002).
Keperawatan, sehingga responden bereaksi Responden yang bereaksinegatif
positif (adaptif) dalam menghadapi praktik (maladaptif) dalam mengikuti praktik profesi
profesi Ners dan memiliki strategi koping ners sebagaian kecil sebanyak 23,4%, hasil
adaptif yang efektif untuk menurunkan ini dikarenakan pada situasi atau lingkungan
kecemasan dalam berkomunikasi (Keliat, yang baru dihadapi oleh individu yaitu saat
2005). pertama kali responden melaksanakan praktik
Mekanisme koping adaptif yang ruangan baru, diman responden
digunakan oleh responden mampu melaksanakan prakti sesuai jadwal yang telah
menghasilkan kebiasaan baru dan perbaikan di tentukan institusi dengan mengikuti rotasi
dari situasi serta masalah yang dihadapi ruangan tiap dua minggu.
seperti halnya mekanisme koping adaptif yang Mekanisme koping maladaptif yang di
digunakan oleh respon den dengan supresi gunakan tersebut respondeng menggunakan
dengan pendekatan proses pengendalian diri strategi mekanisme koping fiksasi dimana
yang terang-terangan ditujukan menjaga agar dalam menghadapi kegiatan praktik Ners
impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang sehari-hari individu dihadapkan pada suatu
ada tetap terjaga (mungkin dengan cara situasi menekan yang membuatnya frustrasi
menahan perasaan itu secara pribadi tetapi dan mengalami kecemasan, sehingga
mengingkarinya secara umum). Individu membuat individu tersebut merasa tidak
sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan- sanggup lagi untuk menghadapinya dan
ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik membuat perkembangan normalnya terhenti
beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran- untuk sementara atau selamanya. Dengan
pikiran yang ditindas (supresi) tetapi kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu
umumnya tidak menyadari akan dorongan- tahap perkembangan karena tahap berikutnya
dorongan atau ingatan yang ditekan (Rasmus, penuh dengan kecemasan. Individu yang
2004). sangat tergantung dengan individu lain
Mekanisme koping adaptif yang merupakan salah satu contoh pertahan diri
digunakan oleh responden dapat mendukung dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya
fungsi integrasi, pertumbuhan belajar untuk untuk menjadi mandiri (Rasmus, 2004).
mencapai tujuan dimana dapat di tandai Menurut Struart dan Sundeen (2002)
dengan mampu berbicara dengan orang lain, menyatakan bahwa koping merujuk pada
dapat memecahkan masalah dengan efektif, pengatasan suatu situasi yang menimbulkan
dan dapat melakukan aktifitas konstruktif ancaman terhadap individu sehingga
58 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

mengatasi perasaan tidak nyaman seperti secara statistik antara mekanisme koping
anxietas, rasa takut, berdukadan rasa individu dengan kecemasan komunikasi
bersalah sedangkan koping maladaptive interpersonal pada mahasiswa Ners.
dapat menghambat fungsi integrasi, Rasmus (2004) mengungkapkan koping
menurunkan otonomi dan cenderung yang efektif menghasilkan adaptasi yang
menguasai sepertihalnya bekerja berlebihan, menetap yang merupakan kebiasaan baru
menghindar atau kehilangan kendali. dan perbaikan dari situasi yang lama,
Kecemasan Komunikasi Interpersonal sedangkan koping yang tidak efektif berakhir
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perilaku maladaptive yaitu perilaku
sebagian besar responden mengalami yang menyimpang dari keinginan normative
kecemasan komunikasi interpersonal pada dan dapat merugikan diri sendiri maupun
kategori kecemasan ringan sebesar 72,7%. orang lain atau lingkungan.
Dimana menurut Struart dan Sundeen (2002) Hasil penelitian responden memiliki
menyatakan kecemasan ringan merupakan mekanisme koping maladaptive dan
kecemasan normal, individu meningkatkan mengalami kecemasan berat sebanyak 2,6%,
motivasi sehingga dapat menyiapkan untuk hal tersebut dikarenakan mahasiswa memiliki
bertindak, rangsangan siap di internalisasikan kemampuan yang berbeda-beda baik dari
dapat memotivasi individu dalam kehidupan segi intelegensi, nilai kepercayaan, budaya
dan mampu memecahkan masalah secara emosi, kognitif,support system dan
efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan lingkungan (Nazila, 2001).
kretifitas dalam berkomunikasi. Brilhart and Galanes, (2001)
Bonner (2001) menyatakanbahwa mengungkapkan bahwa kecemasan dapat
kecemasan komunikasi interpersonal menjadi salah satu barier terbesar dalam
merupakan fenomena yang secara nyata komunikasi. Kecemasan komunikasi memberi
mempengaruhi kualitas hidup seseorang. reaksi negatif yang lebih besar dalam situasi
Kecemasn dapat dipengaruhi oleh berbagai kelompok bila dibandingkan dengan situasi
factor psikologis maupun factor fisik atau lain. Kecemasan yang dialami memberi
kombinasi dari factor-faktor tersebut dimana pengaruh dalam proses berfikir (kognitif) dan
kecemasan merupakan pengalaman subjektif menimbulkan gejala seperti ketidakmampuan
dari individu yang merupakan suatu keadaan berkonsentrasi, pemikiran irasional dan
emosi tanpa subjek yang spesifik. mengurangi kemampuan membuat argumen.
Kecemasan komunikasi interpersonal Kecemasan komunikasi dapat
yang digunakan mahasiswa saat mengikuti dihubungkan dengan kecerdasan setiap
praktik profesi Ners merupakan motivasi individu. Seseorang mungkin cerdas pada
penting untuk melakukan strategi-strategi satu situasi tetapi tidak pada situasi yang lain.
koping untuk menurunkan tingkat kecemasan Sebagai tambahan, komunikasi tidak dibatasi
komunikasi interpersonal, Ellis (2000) hanya dengan berbicara, sebagai contoh
mengungkapkan hal yang sangat penting menjadi cemas untuk berbicara atau
namun tampak sepele dalam kelangsungan berkomunikasi dengan lancar tetap merasa
komunikasi adalah lingkungan. Baik itu nyaman dengan menulis (Effendy, 2005).
lingkungan fisik, sebisa mungkin menciptakan Mahasiswa yang mampu menciptakan
lingkungan yang tenang dan nyaman dalam strategi-strategi koping yang baik (adaptif)
melakukan komunikasi. Lingkungan baru akan dapat menurunkan tingkat kecemasan dalam
mengganggu proses komunikasi, sehingga mengikuti praktik Ners seperti yang telah
sebisa mungkin diperlukan kebiasaan untuk diungkapkan oleh Keliat (2005) pada rentang
beradaptasi. respon kecemasan dapat di
Hubungan Mekanisme Koping Individu konseptualisasikan dalam rentang respon
dengan Kecemasan Komunikasi koping yang digambarkan pada model
Interpersonal perawatan dari fenomena sehat sakit. Respon
Hasil penelitian sebagaibesar responden kecemasan dapat digambarkan dalam
memiliki mekanisme koping adaptif dengan rentang respon adaptif maka kecemasan akan
mengalami kecemasan komunikasi semakin ringan dan bila individu
interpersonal pada kategori kecemasan ringan menggunakan strategi koping mal adaptif
sebesar 71,4%. Berdasarkan hasil uji Chi- maka kecemasan akan semakin berat dan
Square untuk mengetahui hubungan dua panik.
variabel, dengan N= 77yaitu hasil p value = Menurut Hidayat (2008) menyatakan
0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan bahwa semakin adaptif mekanisme koping
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 59

yang digunakan mashasiwa maka tingkat Notoatmojo, S. 2005. Metodelogi Penelitian


kecemasan akan semakin berkurang dan Kesehatan. Cetakan Ketiga Rineka
semakin maladaptive mekanisme koping Cipta: Jakarta
mahasiswa maka kecemasan akan semakin Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
tinggi Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
KESIPULAN Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik.
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik Edisi 2, EGC: Jakarta
deskriptif dan inferensial dapat diambil Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. 2002.
kesimpulan bahwa ada hubungan mekanisme Principles and Practice of Psychiatric
koping individu dengan kecemasan Nursing. Sixth Edition. St. Louis : Mosby
komunikasi interpersonal pada mahasiswa Year Book.
Ners, Sebagian besar responden mempunyai Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian.
mekanisme kopingadaptif dan sebagian besar CV Alfabeta: Bandung
responden mengalami kecemasan komunikasi Wiramihardja, S.A. 2005. Pengantar Psikologi
interpersonal dengan kategori kecemasan Abnormal. Refika Aditma: Bandung
ringan

SARAN
a. Bagi mahasiswahendaknya melakukan
modifikasi perilaku kognitif untuk
mengurangi kecemasan dengan
menggunakan strategi koping yang adaptif.
b. Bagi peneliti selanjutnya perlu penelitian
lebih lanjut mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan komunikasi
dengan metode dan instrument penelitian
yang lebih baik, missal dengan
menambahkan metode observasi dan
wawancara mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (edisi 6). Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Azwar, S. (2005). Penyusunan Skala
Psikologi. Cetakan ketujuh Pustaka
Pelajar: Yogyakarta
Carpenito, L.J., 2001. Diagnosa Keperawatan.
EGC: Jakarta
Effendy,U. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Ellis, Roger, dkk,2000, Komunikasi
Interpersonal dalam Keperawatan :
Teori dan Praktek, EGC, Jakarta
Hardjana, M.A (2003). Komunikasi
Intrapersonal dan
Interpersonal.Yogyakarta: Kanisius
Keliat, B.A. (1999). Penatalaksanaan Stress.
Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta
Maramis, W.F. 2000. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Airlangga Universitay
Press: Surabaya

Anda mungkin juga menyukai