Oleh:
Ika Putri Nur Anggraini
NIM.1610045
Pembimbing:
Ayu Citra Mayasari, S.Pd., M.Kes
Segala puji dan hormat hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala
Terhadap Kondisi Pasien Kritis Di Ruang ICU RSAL Dr. Ramelan Surabaya”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak agar dapat
ilmu keperawatan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun.
Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan
klinik (rumah sakit dan komunitas) merupakan bagian penting dalam proses
baik (good nursing care), 2) lingkungan yang kondusife, 3) ada role model yang
cukup, 4) tersedia kelengkapan sarana dan prasarana serta staf yang memadai, 5)
tersedia standar pelayanan / SOP keperawatan yang lengkap. Dalam memasuki
juga oleh faktor-faktor non akademik baik yang bersifat eksternal maupun internal.
sistem sosial ekonomi, kondisi alam dan sebagainya. Adapun faktor internal berupa
kondisi kesehatan jasmani maupun kondisi kesehatan psikis atau emosional. Faktor
belajar karena kesehatan psikis seorang mahasiswa dapat berubah dengan adanya
klinik keperawatan yaitu : Kegiatan akademik yang padat berlangsung dari hari
senin sampai jumat tidak hanya pagi hari, tetapi kadang sampai sore hari.
Sedangkan hari sabtu digunakan untuk kegiatan non akademik yaitu organisasi dan
akademik dalam waktu yang sudah ditentukan. Suasana tempat tinggal baru,
penduduk sekitar rumah sakit, hal ini memerlukan proses adaptasi. Tuntutan
mempersiapkan diri secara optimal dan dapat membentuk persepsi yang positif
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
Kecemasan adalah hal yang wajar dan alami terjadi dalam kehidupan
manusia. Apapun, dimanapun dan kapanpun pasti terjadi dan selalu menyertai
hati manusia. Orang yang tidak mempunyai rasa cemas akan digolongkan
abnormal, sebab tidak memiliki atau kehilangan rasa yang telah dianugerahkan
latin anxius dan dalam bahasa Jerman anGst kemudian menjadi anxiety yang
berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang digunakan oleh Freud untuk
yang berasal dari antisipasi bahaya, sumber yang sebagian besar tidak dikenali
atau yang tidak dikenali. Dalam arti tradisional, menurut Ollendick istilah
Anxiety states are then a function of the situations that evoke them and the individual
yang mengeluhkan bahwa suatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak yang dapat
internasional dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang menjadi sumber
kecemasan menghadapi ujian adalah suatu keadaan emosional yang berefek pada
kondisi psikologis seperti adanya perasaan takut, tegang, khawatir, gelisah dan
ujian.
terhadap ego, sehingga kalau tanda itu muncul dalam kesadaran, ego dapat
dari dalam atau dari luar. Sehingga individu dapat menolak atau menghindari
tidak menyenangkan, namun memiliki arti penting bagi individu, yaitu berfungsi
sebagai peringatan bagi individu agar mengetahui adanya bahaya yang sedang
(Koeswara 2013)
Menurut Freud mengatkan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk
mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita
bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu
kecemasan, yaitu :
luar.
b. Kecemasan Neurotis
c. Kecemasan Moral
Kecemasan Moral adalah kecemasan yang timbul dari kata hati terhadap
.
a. Kecemasan Ringan (mild anxiety)
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berpikir
tidak mengetahui dari mana atau apa penyebab kecemasannya. Hal ini
berlangsung secara terus menerus atau pada suatu jangka waktu yang
cukup lama.
b. Anxiety Reaction
c. Panic Reaction
Kecemasan dapat terjadi kapan saja dan disebabkan oleh apa saja yang
mengancam jiwa. Kecemasan dapat ditimbulkan oleh bahaya dari luar, juga bahaya
dari dalam diri dan pada umumnya ancaman itu samar-samar (tidak jelas) bahaya
dari dalam timbul bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya, seperti pikiran,
yang berasal dari dalam tubuh dan tidak bisa dihindari sehingga kecemasan yang
konfersi dan gangguan fisiologis lain. Kecemasan bukan gejala menentukan disebut
Kecemasan dapat dirasakan begitu hebat, sehingga penderita tidak bisa berbuat apa-
apa. Kecemasan takut pada masyarakat atau kecemasan sosial, yaitu terjadi karena
a. Keringat berlebih.
punggung.
lupa.
h. Kikuk, canggung, koordinasi buruk.
umum alam kecemasan, yaitu gejala somatik yaitu gejala fisik yang tampak
pada individu yang sedang mengalami kecemasan, dan gejala psikologis yang
kecemasan, yaitu
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar
dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat
lama.
c. Sebab-sebab fisik
kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama
didefinisikan sebagai pasien yang berisiko tinggi untuk masalah kesehatan aktual
ataupun potensial yang mengancam jiwa. Semakin kritis sakit pasien, semakin
besar kemungkinan untuk menjadi sangat rentan, tidak stabil dan kompleks,
Keluarga dalam lingkup ini diartikan sebagai orang yang berbagi secara intim dan
rutin sepanjang hari kehidupan dalam proses asuhan keperawatan. Orang- orang
area kritis. Siapa saja yang merupakan bagian penting dari pola hidup normal pasien
keluarga merupakan bagian integral dari perawatan pasien di ICU dan telah
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makna serta lingkungan disebut dengan perilaku kesehatan. Respon atau
reaksi manusia baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun
Adapun stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok yaitu:
sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan. Terkait dengan respon
keluarga pada anggota keluarga yang dirawat di ruang intensif, keluarga seringkali
Kecemasan yang tinggi muncul akibat beban yang harus diambil dalam
pengambilan keputusan dan pengobatan yang terbaik bagi pasien. Respon keluarga
terhadap stres bergantung pada persepsi terhadap stress, kekuatan, dan perubahan
gaya hidup yang dirasakan terkait dengan penyakit kritis pada anggota keluarga.
Pada titik kritis ini, fungsi keluarga inti secara signifikan berisiko mengalami
gangguan (Nurhadi, 2014).
keseimbangan dan mendapatkan ketahanan. Menurut Mc. Adam, dkk (2008), dalam
lingkungan area kritis keluarga memiliki beberapa peran yaitu: 1) active presence,
yaitu keluarga sebagai pendorong dan pendukung pasien. Pasien yang berada dalam
memiliki nilai yang sangat tinggi untuk menurunkan level kecemasan dan
Hill. Teori tersebut dikenal dengan model ABCX. Kerangka ABCX memiliki dua
Sumber
Koping (B)
Stressor Krisis atau
Keluarga bukan
(A) krisis (X)
Persepsi
tentang
stressor(C)
Gambar 2.2.4 Teori Stres Keluarga menurut Hill (Friedman, 2010)
Gambar 2.1 menampilkan gambar visual mengenai teori dari adaptasi model
Hill. Faktor A adalah stressor yang atau adanya peristiwa aktual yang memaksa
koping keluarga (B). Jika keluarga tidak menggunakan sumber dan mekanisme
koping, maka hasilnya sama yakni seolah-olah keluarga tidak memiliki sumber
koping. Intervensi lebih mudah pada kasus ini karena tidak terlalu sulit untuk
atau peristiwa stres. Penilaian keluarga terhadap stressor mempengaruhi apa upaya
koping yang digunakan beserta hasilnya nanti. Keluarga yang fungsional akan
mampu melihat peristiwa sebagai sesuatu yang dapat dipahami dan dapat dikelola.
sumber keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang
akan memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup yang
penuh stres. Strategi koping keluarga ketika menghadapi stres dapat dilakukan
pasien merupakan salah satu bentuk dukungan sosial formal. Dukungan sosial yang
diberikan oleh keluarga, teman dan tetangga disebut ‘informational support’ dan
dukungan sosial yang diberikan oleh penyedia layanan formal disebut ‘formal
emosional ini mencakup kebutuhan akan harapan dan jaminan dukungan spiritual.
mengontrol pada situasi rentan dan hal tersebut juga dapat dilakukan oleh petugas
a. Pengertian
sesuatu. Pemberian dukungan informasi merupakan hal yang paling berkaitan erat
negatif terhadap emosi keluarga. Informasi yang tidak lengkap dapat merupakan
ataupun ketidak harmonisan hubungan keluarga dengan tim kesehatan (Mc. Adam,
Arai dan Putillo, 2008). Keluarga dengan kondisi kritis yang disebabkan oleh
alat untuk membantu keluarga pasien dalam mendapatkan pemahaman yang lebih
baik dalam kondisi stress dan menurunkan tingkat kecemasan (Taylor, 2006).
keluarga pasien di ruang intensif juga membantu mereka dalam beradaptasi secara
lebih baik ketika dihadapkan pada kondisi stress dan dapat membawa harapan
mereka terhadap pasien sesuai dengan kenyataan (Yaman dan Bulut, 2010).
ruang intensif adalah langkah nyata yang terdapat dalam literatur rawat intensif.
Pemberian leaflet kepada keluarga pasien mengenai informasi serta orientasi ruang
di ruang intensif, kebijakan di ruang intensif, petugas kesehatan yang ada, dan
peralatan yang digunakan di ruang intensif yang secara signifikan berfungsi untuk
terhadap kebutuhan anggota keluarga pasien yang dirawat di ruang intensif. Pada
tersebut kini dikenal dengan nama Critical Care Family Needs Inventory (CCFNI).
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kinrade, Jackson dan
mungkin
area khusus pada sebuah rumah sakit dimana pasien yang mengalami sakit kritis
atau cidera memperoleh pelayanan medis, dan keperawatan secara khusus (Pande,
Nomor: 1778/ Menkes/ SK/XII/ 2010 mendefinisikan Intensive Care Unit ( ICU)
adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus pula yang ditujukan untuk obervasi, perawatan, dan
terapi pasien- pasien yang menderita penyakit, cidera atau penyulit- penyulit yang
melibatkan berbagai tenaga professional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang
Tabel 2.2 tabel petunjuk panduan bagi seseorang tenaga kesehatan dalam
menentukan tingkat penyakit pasien.
Ruang lingkup pelayanan ruang Intensive Care Unit (ICU) menurut Kemenkes
b. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas sedangkan
kebutuhan pelayanan ICU yang lebih tinggi banyak, maka diperlukan mekanisme
a. Pasien prioritas 1
Kelompok ini merupakan pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif dan tertitrasi seperti: dukungan ventilasi, alat penunjang fungsi organ, infus,
obat vasoaktif/inotropik obat anti aritmia. Sebagai contoh pasien pasca bedah
kardiotoraksis, sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang
mengancam nyawa.
b. Pasien prioritas 2
sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan
intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien yang mengalami
penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau pasien yang telah
Pasien golongan ini adalah pasien kritis, yang tidak stabil status kesehatan
secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di
ICU pada golongan ini sangat kecil. Sebagai contoh antara lain pasien dengan
jalan nafas, atau pesien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai kmplikasi
penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi
kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan
d. Pengecualian
Rawat Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan
dikeluarkan dari ICU agar fasilitas terbatas dapat digunakan untuk pasien prioritas
1,2,3. Sebagai contoh: pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawataan yang aman saja, pasien
dengan perintah “Do Not Resuscitate”, pasien dalam keadaan vegetatif permanen,
pasien yang dipastikan mati batang otak namun hanya karena kepentingan donor
organ, maka pasien dapat dirawat di ICU demi menunjang fungsi organ sebelum
dilakukan pengambilan organ untuk donasi.
Pasien di ruang ICU berbeda dengan pasien di ruang rawat biasa, karena
maupun ketergantungan terhadap alat seperti ventilator. Reaksi pasien yang akan
kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi di masa depan yang tidak
bisa dikendalikan, dan jika itu terjadi akan dinilai menjadi sesuatu yang mengerikan
(Silvatar, 2007 dalam Saragih dan Yulia Suparmi, 2017). Pasien dan keluarga
seringkali menganggap perawatan di ICU adalah suatu tanda penyakit yang kritis
dan suatu tanda kematian akan terjadi. Pemahaman terhadap makna perawatan
4. Manager kasus
5. Rehabilitator
6. Pemberi kenyamanan
7. Pemberi keyakinan
8. Edukator
9. Kolaborator
10. Konsultan
11. Pembaharu
Peranan perawat dalam keperawatan yang dapat menunjang kualitas satndar
kegiatan dalam rangka Akreditasi unit pelayanan, jadi harus lebih meningkatkan
62% perawat rumah sakit merupakan komponen terbesar yang memainkan peranan
semua unit pelayanan kesehatan hampir sama yaitu bagaimana upaya dalam
pasiennya dan biasanya hal tersebut dikaitkan dengan beberapa faktor seperti
jumlah tenaga perawat tidak memadai, ketrampilan dari perawat itu sendiri,
dengan baik.
BAB 3
Pasien Perawat
3.2 Hipotesis
mahasiswa keperawatan terhadap kondisi pasien kritis diruang ICU RSAL Dr.
Ramelan Surabaya
BAB 4
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang metode yang akan digunakan dalam
penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan
konklosif. Desain penelitian konklusif dibagi lagi menjadi dua tipe yaitu dekriptif
dan kasual. Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif.
Penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelediki suatu masalah atau situasi untuk
sectional ini adalah jenis penelitian yang ingin mengentahui tingkat kecemasan
Populasi:
Mahasiswa Keperawatan yang melakukan praktek klinik diruang ICU
RSAL Dr.Ramelan Surabaya berjumlah ..... mahasiswa
Teknik Sampling:
Menggunakan Probability Sampling dengan pendekatan Stratified Random
Sampling
Sampel:
Mahasiswa Keperawatan yang sedang praktek diruang ICU
Desain Penelitian
Analitik korelasi, Cross sectional
Pengumpulan Data
Pengolahan Data :
Editing, Coding, Scoring, Entry Data dan Cleaning
Analisa Data :
Uji statistik korelasi dari Spearman
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-30 Januari 2020 diruang ICU
RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Diruang ICU RSAL Dr. Ramelan Surabaya angka
RSAL Dr. Ramelan Surabaya tersebut banyak terjadi pada mahasiswa keperawatan
populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
contohnya : manusia atau klien. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
keperawatan yang sedang melakukan praktek klinik diruang ICU RSAL Dr.
Ramelan Surabaya.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih secara random atau non
(Swarjana, I Ketut, 2016:11). Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang
2013:171). Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan yang sedang
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (Independent) dan variabel
terikat (dependent.)
dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2013). Variabel bebas pada penelitian
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,
2013). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kondisi pasien kritis diruang ICU
(Nursalam, 2013).
1. Instrumen Penelitian
terhadap kondisi pasien kritis diruang ICU RSAL Dr. Ramelan Surabaya dan
lembar observasi.
a. Lembar Kuisioner
terhadap kondisi pasien kritis diruang ICU RSAL Dr. Ramelan Surabaya
b. Lembar Observasi
tanda vital pasien, hasil balance cairan pasien dan hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital pasien yang telah dilakukan oleh peneliti pada pasien dengan kondisi kritis
Peneliti menyiapkan berkas surat perijinan dari pihak institusi Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya untuk pengambilan data diruang ICU RSAL
1. Pengolahan Data
Lembar Kuisioner tingkat kecemasan yang yang telah terkumpul diteliti kembali
dan diberi kode responden. Variabel kemudian diolah dengan tahap sebagai berikut:
yang telah ditentukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka
diuji/Untestable.
e. Entry data
dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data, dan tersebut telah
f. Cleaning
Data diteliti kembali agar pada pelaksanaan analisa data bebas dari kesalahan.
2 Analisis Statistik
Pada penelitian ini variabel pertama menggunakan skala data nominal dan
yang artinya jika p < 0,05 berarti hipotesa diterima yang artinya ada hubungan
Tuah Surabaya dan izin dari Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.Ramelan
Surabaya.
klinik diruang ICU RSAL Dr. Ramelan Surabaya yang akan diteliti agar responden.
Jika subjek bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan
dan jika subjek menolak diteliti maka peneliti harus menghargai hak-hak sampel.
kerahasiaan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan