Anda di halaman 1dari 9

“ANALISIS KECEMASAN PERILAKU MAHASISWA SEMESTER AKHIR DALAM

MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS HALU OLEO”

NUR HALIZAH

NIM B1A120049

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023

A.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perguruan tinggi sebagai titik tertinggi dari tingkat pendidikan formal dimana mahasiswa
akan mempersiapkan kemampuannya sebelum masuk dalam kehidupan nyata. Secara prosedural,
kemampuan dan kesiapan mahasiswa akan diuji dengan tugas akhir berupa skripsi sebagai syarat
untuk mendapat gelar sarjana. Skripsi merupakan bukti integritas mahasiswa sebagai wujud
implementasi ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinggi. Selain itu, skripsi sebagai karya
tertinggi mahasiswa Strata satu (S-1) yang melibatkan rasa dan karsa serta kemampuan intelijen
dan emosional. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa dituntut tidak hanya memahami teori dan
memilih metode penelitian yang tepat, tetapi juga kemampuan untuk menulis secara ilmiah
(Puspitasari, 2013).
Permasalahan tersebut tidak hanya menguji kecerdasan intelektual mahasiswa, namun juga
menguji kecerdasan emosional mahasiswa. Dengan adanya kondisi seperti ini, bimbingan skripsi
adalah metode yang tepat untuk mencapai hasil maksimal dan berkualitas dari penelitian ilmiah
mahasiswa. Saat ini salah satu faktor yang menjadi penghambat mahasiswa dalam menyusun
skripsi adalah kecemasan. Skripsi tetap menjadi pemicu stres yang dapat memunculkan
kecemasan bagi sebagian mahasiswa khususnya bagi mahasiswa tingkat akhir. Setiap mahasiswa
yang memiliki kecemasan akan dapat menurunkan kemampuan akademisnya karena akan
mengganggu dan menurunkan kinerja memori ketika kecemasan itu muncul dalam diri individu
(Minahan & Rappaport, 2013).
Kecemasan yang semakin meningkat dapat menghambat komunikasi antara dosen
pembimbing dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi (Huerta, Goodson, Beigi & Chlup, 2016).
Interaksi dosen pembimbing dengan mahasiswa dalam bimbingan skripsi memerlukan peranan
komunikasi yang dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan perilaku mahasiswa dalam
menyelesaikan skripsinya (DeVito, 2012). Hawari (2006), menjelaskan bahwa faktor yang
mempengaruhi kecemasan tergantung pada struktur perkembangan kepribadian diri seseorang
yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dukungan sosial dari keluarga, teman dan
masyarakat. Peranan dosen pembimbing diharapkan mampu mengurangi permasalahan yang akan
dialami mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsi, namun terdapat kondisi nyata dimana dosen
pembimbing skripsi menjadi salah satu permasalahan bagi mahasiswa dalam proses pengerjaan
skripsinya.
Pada dasarnya dalam menyusun skripsi, mahasiswa akan melakukan proses bimbingan
skripsi kepada dosen pembimbing. Berdasarkan hasil wawancara salah satu mahasiswa semester
akhir Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Halu Oleo dimana responden
mengatakan bahwa masalah yang sering muncul dalam proses pengerjaan skripsi antara lain
mahasiswa yang tidak fokus pada judul penelitiannya dan masih kesulitan dalam menyusun latar
belakang permasalahan. Selain itu, rendahnya pengetahuan terhadap teori-teori serta metode
penelitian juga sebagai kendala utama mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi yang
sistematis dan terstruktur.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah bagaimana permasalahan yang di
hadapi mahasiswa semester akhir dalam menyelesaikan skripsinya
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini untuk permasalahan yang di hadapi mahasiswa semester akhir dalam
menyelesaikan skripsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku
2.1.1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang
dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015).
Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).Sedangkan menurut
Wawan (2011) Perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan
berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Penting untuk dicatat bahwa perilaku tidak selalu konsisten atau dapat diprediksi
secara sempurna, karena dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan
berubah seiring waktu. Meskipun demikian, memahami perilaku dapat membantu kita
dalam memahami diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita, serta membantu dalam
pengembangan pribadi dan interaksi sosial yang lebih baik.
2.1.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (dalam Notoatmodjo, 2007)
menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
1) Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana keselamatan kerja, misalnya
ketersedianya alat pendukung, pelatihan dan sebagainya.
3) Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi undang-undang,
peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya menurut Notoatmodjo(2007).
Penting untuk dicatat bahwa perilaku tidak selalu konsisten atau dapat diprediksi secara
sempurna, karena dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan berubah
seiring waktu. Meskipun demikian, memahami perilaku dapat membantu kita dalam
memahami diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita, serta membantu dalam
pengembangan pribadi dan interaksi sosial yang lebih baik.
2.2. Konsep Dasar Kecemasan
2.2.1. Definisi Kecemasan
Pada dasarnya kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang yang penuh dengan
rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut dan khawatir akan sesuatu hal yang belum
pasti akan terjadi. Kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman
(anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan
fisiologis (Muyasaroh et al. 2020). Menurut American Psychological Association (APA)
dalam (Muyasaroh et al. 2020), kecemasan merupakan keadaan emosi yang muncul saat
individu sedang stress, dan ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu
merasa khawatir dan disertai respon fisik (jantung berdetak kencang, naiknya tekanan
darah, dan lain sebagainya).
Berdasarkan pendapat dari (Gunarso, n.d, 2008) dalam (Wahyudi, Bahri, and
Handayani 2019), kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas
sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan, merupakan masalah
penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar
dalam menggerakan. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang,
yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari
pertahanan terhadap kecemasan itu. Jelaslah bahwa pada gangguan emosi dan gangguan
tingkah laku, kecemasan merupakan masalah pelik.
2.2.2. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar
tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa - peristiwa atau situasi
khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah
(2003) dalam (Muyasaroh et al. 2020) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi
kecemasan, diantaranya yaitu :
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang
diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang
tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan
kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b. Emosi Yang Ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk
perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa
marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c. Sebab - Sebab Fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan semasa remaja
dan sewaktu terkena suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-
perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.
2.3. Mahasiswa Semester Akhir
Mahasiswa semester akhir merupakan sebutan bagi mahasiswa yang akan segera lulus dari
bangku perkuliahan. Mahasiswa semester akhir berada dalam kategori tingkatan perkembangan
dewasa awal, di mana dewasa awal ini berlangsung pada usia 20 tahun hingga 30 tahun dan
memiliki tugas perkembangan yang harus dijalaninya. Salah satu tugas perkembangan dari
mahasiswa tingkat akhir adalah mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja (Santrock,
1997).
Kesiapan dalam hal pekerjaan merupakan tugas yang sangat banyak, sangat penting, dan
sangat sulit diatasi bagi mahasiswa semester akhir (Hurlock, 1997). Bila mahasiswa semester
akhir percaya bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk menghadapi tantangan yang
dihadapi dalam hidupnya, maka mahasiswa semester akhir tersebut akan merasa semakin cemas
bila menghadapi suatu tantangan, seperti tantangan dalam menghadapi dunia kerja yang akan
dihadapi oleh mahasiswa setelah lulus dari perguruan tinggi (Bandura dalam Nevid, Rathus,
&Greene, 2005).
Mahasiswa semester akhir dalam mempersiapkan diri memasuki dunai kerja haruslah
memiliki kepercayaan diri . Kepercayaan diri seperti yang dikatakan oleh Bandura (dalam
Kumara, 2001) adalah merupakan kondisi psikis yang mendasar guna mencapai keberhasilan
dalam melakukan sesuatu tugas kehidupan seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri merupakan
salah satu bagian dari kunci keberhasilan hidup seseorang.
Rendahnya kepercayaan diri tentu akan menghambat seseorang untuk mencapai
harapannya, bila ia kurang percaya diri, tentu ia kurang berani untuk melakukan sesuatu kegiatan
atau usaha. Rogers (dalam Shinta, 2006) menyatakan bahwa seseorang yang kurang percaya diri
akan merasa dirinya tidak aman, tidak bebas, takut, ragu-ragu, murung, kurang berani, rendah
diri, pemalu, sering membuang-buang waktu dan cenderung menyalahkan suasana luar sebagai
penyebab ketidakmampuannya.
BAB III
METODEOLOGI
3.1. Paradigma Penelitan
Metode penelitan deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa
yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data
atau informasinya dianalisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah peneliti
menggunakan metode desktriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik
dari segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan
interaksi.
Paradigma penelitian yang digunakan dalam analisis kecemasan mahasiswa semester
akhir dalam menyelesaikan skripsi di Universitas Halu Oleo adalah paradigma
konstruktivisme. Paradigma ini memandang bahwa realitas sosial dibangun melalui interpretasi
individu dan interaksi sosial. Dimana paradigma konstruktivisme memandu analisis kecemasan
mahasiswa dengan mengeksplorasi pengalaman, persepsi, dan konstruksi individu terkait
proses penyelesaian skripsi. Peneliti akan melibatkan mahasiswa semester akhir sebagai
informan utama, dengan fokus pada interaksi komunikatif antara mahasiswa dan dosen
pembimbing, serta lingkungan sosial yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa.
3.2. Teknik Pemilihan Informan
Dalam penelitian kualitatif, informan berperan untuk memberi tahu dan menjelaskan apa
yang terjadi. Stake (1995, p. 49) menjelaskan bahwa informan penelitian tidak sekadar
memberikan jawaban ya dan tidak dalam menjawab suatu pertanyaan yang diajukan,
melainkan informan dapat melakukan penjelasan secara rinci terkait suatu kejadian atau
peristiwa tertentu.
Dalam menganalisis kecemasan mahasiswa semester akhir di Universitas Halu Oleo
dalam menyelesaikan skripsi, digunakan teknik pemilihan informan yang cermat. Melalui
proses ini, dilakukan identifikasi dan pemilihan informan yang mewakili berbagai latar
belakang dan pengalaman mahasiswa di berbagai program studi. Metode pemilihan informan
dilakukan dengan memperhatikan beberapa kriteria penting. Pertama, dipilih mahasiswa
semester akhir yang sedang mengalami proses penyelesaian skripsi, terutama pada jurusan
Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan. Kedua, informan yang dipilih memiliki
kecenderungan untuk mengalami kecemasan atau tantangan dalam menyelesaikan skripsi.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Creswell (2014), teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain wawancara mendalam, observasi, studi kasus, dan
dokumentasi.

3.4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merujuk pada metode dan prosedur yang digunakan untuk mengolah,
memeriksa, mengorganisir, dan memahami data yang dikumpulkan dalam konteks penelitian
atau studi. Tujuan dari teknik analisis data adalah untuk menghasilkan informasi yang
bermakna, mengidentifikasi pola atau temuan, dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam
tentang fenomena yang diteliti. Bebrapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis tematik, analisis naratif, dan analisis fenomenologi.
3.5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dapat digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial secara mendalam dan
kontekstual. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan yang mendalam dalam menganalisis
kecemasan, dengan fokus pada konteks sosial dan interaksi antara mahasiswa dan lingkungan
sekitarnya
3.6. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april sampai bulan juni 2023 dengan lokasi penelitian di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo.
3.7. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasi sesuai dengan masalah
penelitian Suharsimi Arikunto (2002:107). Subjek penelitian adalah mahasiswa semester akhir
yang menjadi informan utama dalam penelitian ini. Peneliti akan melakukan pengumpulan data
dari subjek penelitian melalui wawancara, observasi, atau studi kasus. Subjek penelitian ini
adalah 1 mahasiswa semester akhir yang sedang menempuh tugas akhir skripsi diantaranya
yaitu : Husain
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Permasalahan Yang Di Hadapi Mahasiswa Sesesmter Akhir Dalam Menyelesaikan Skripsi
a) Permasalahan Dalam Menentukan Judul
Berdasarkan Hasil Wawancara Dari Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Mengatakan :
“Saya merasa tertekan karena ingin memilih topik yang relevan, menarik, dan memiliki
kontribusi yang signifikan. Kecemasan ini meningkat karena waktu yang terbatas dan
harapan dari dosen pembimbing”12

berdasarkan hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa dalam proses dalam menentuksan judul
mahasiswa merasa kesulitan dalam memilih topik yang relevan sehingga hal tersebut membuat
mahasiswa merasa cemas karena waktu yang terbatas dari tekanan dosen pembimbing.

Anda mungkin juga menyukai