Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FARMAKOTERAPI

“ANXIENTY DISORDER”
Dosen Pengampu:

apt. Anna pradiningsih, M.Sc

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Muhammad faiz irvansyah


2. Liza intan fatmala
3. Lina Fauziah
4. Johratu
5. Lalu Teguh Winatra

PRODI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Kecemasan....................................................................................................................................5
B. gangguan kecemasan (Anxienty Disorder)....................................................................................5
C. stress.............................................................................................................................................5
D. Terapi stress..................................................................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................7
A. Kesimpulan....................................................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................8

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Taufik, Hidayah serta kekuatan kepada kami sampai saat ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Anxienty Disorder”

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen serta semua pihak yang turut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Farmakoterapi serta untuk menambah pengetahuan dalam pendidikan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan


makalah ini. Dan Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi kami.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Mataram, Desember 2023

Penyusun.

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang pasti pernah merasa cemas, rasa berdebar-
debar sebelum ujian, atau sakit perut saat menunggu hasil kelulusan. Kecemasan dapat
muncul sebagai suatu respons fisiologis untuk mengantisipasi suatu permasalahan yang
mungkin akan datang atau muncul sebagai gangguan jika timbul berlebihan (Prabowo &
Sihombing, 2010).

Kecemasan merupakan suatu bentuk reaksi emosi dasar yang umum dirasakan oleh
setiap orang yang sedang menghadapi situasi yang dianggap mengancam dirinya.
Mahasiswa berada pada masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa muda,
termasuk di dalamnya perubahan tugas perkembangan secara psikologis (Prabowo &
Sihombing, 2010).

Mahasiswa memiliki tugas untuk belajar disamping harus mulai memikirkan


bagaimana kelangsungan hidupnya kelak, bahkan tidak jarang mereka kuliah sambil
bekerja. Semua perubahan tersebut menjadikan mahasiswa berada pada suatu masa yang
cukup rentan untuk mengalami gangguan secara psikologis, termasuk di antaranya
gangguan kecemasan (Prabowo & Sihombing, 2010).

Stres merupakan suatu fenomena yang yang dapat dialami dan tidak bisa dihindari
oleh setiap individu termasuk pada mahasiswa. Adapun pengalaman stress yang dialami
berbeda-beda tingkatannya. Stress yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir disebabkan
oleh banyaknya tuntutan eksternal maupun tuntutan internal yang dialami pada masa
penyusunan tugaS akhir sehingga berdampak pada kondisi mental. Hal tersebut
ditunjukkan oleh adanya gejala gangguan kecemasan misalnya cemas berlebihan,
ketakutan sampai panik sebagai respon dalam ketidakmampuan melaksanakan tuntutan
sebagai mahasiswa tingkat akhir (angelin, dkk., 2021).

B. Rumusan Masalah
1. apa itu Anxienty Disorder beserta gejalanya.
2. apa saja faktor-faktor penyebab stress yang terjadi di kalangan mahasiswa.
3. apa saja metode terapi untuk menghadapi gangguan kecemasan berupa stress.

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Anxienty Disorder beserta gejalanya.
2. Mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab stress yang terjadi di kalangan
mahasiswa.
3. Mengetahui apa saja metode terapi untuk menghadapi gangguan kecemasan berupa
stress.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecemasan
kecemasan merupakan perasaan atau reaksi yang normal sebagai pertanda akan
bahaya yang mengancam. Namun kecemasan dianggap tidak normal jika terjadi dalam
situasi yang terjadi terus menerus, intensitas yang meningkat dan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari atau disebut sebagai gangguan kecemasan atau
anxiety disorder. Penyebab dari rasa cemas bergantung pada individu masing-masing
seperti faktor genetik, pengalaman sosial, trauma, ketidakseimbangan hormon, hingga
faktor psikologis diri. Gejala yang dialami biasanya merasa tidak nyaman atau aman
terhadap sekitar, sesak nafas, timbul rasa mual, keringat yang berl ebihanserta sakitkepala
yang terasa tiba-tiba. Gangguan kecemasan ini tidak memandang umur, baik anak-
anak hingga lansia bisa mengalaminya, namun seseorang yang menderita anxiety
kebanyakan enggan membicarakan hal yang dialami, sehingga mereka menutup diri
(yasa, dkk., 2019).

B. gangguan kecemasan (Anxienty Disorder)


Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan psikologis
yang dapat dialami dengan ditandai oleh munculnya gejala yang bermacam-macam
dimana menyebabkan penderitanya mengalami rasa cemas yang begitu besar dan
berlebihan sehingga sangat memungkinkan dapat mempengaruhi psikologis ataupun fisikis
penderitanya. Gangguan kecemasan ini biasa dikaitkan dengan perasaan takut, gugup,
gelisah, dan panik, beberapa gejala yang dapat ditemukan yaitu merasa gelisah, mudah
lelah, sulit berkonsentrasi, pikiran kosong, mudah marah, menegangnya otot, dan kesulitan
untuk tidur. Bagi sebagian mahasiswa tingkat akhir hal ini berpengaruh pada proses
akademiknya, dimana mahasiswa yang memiliki rasa cemas berlebih cenderung ingin
melepas jenjang studi yang sudah ditempuh. Hal ini tentu sangat dikhwatirkan mengingat
gangguan kesehatan mental begitu penting untuk diatasi agar para pendertitanya tidak
salah langkah dalam mengambil sebuah keputusan (Risfia, dkk., 2022).

C. stress
stress adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam diri individu.
Sesuatu tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara harapan dan
kenyataan yang dinginkan oleh individu, baik keinginan yang bersifat jasmaniah maupun
rohaniah (Sukadiyanto, 2010).
Dalam konteks mahasiswa, terdapat empat sumber stress pada mahasiswa yaitu
interpresonal, intrapersonal, akademik, dan lingkungan. Interpersonal adalah stressor yang
dihasilkan dari hubungan dengan orang lain, misalnya konflik dengan teman, orang tua,
atau pacar. Intrapersonal adalah stressor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri,
misalnya kesulitan keuangan, perubahan kebiasaan makan atau tidur, dan kesehatan
menurun. Akademik adalah stressor yang berhubungan dengan aktivitas perkuliahan dan
masalah yang mengikutinya, misalnya nilai ujian yang jelek, tugas yang banyak, dan
materi pelajaran yang sulit. Lingkungan adalah stressor yang berasal dari lingkungan

5
sekitar, selain akademik, misalnya kurangnya waktu liburan, macet, dan lingkungan
tempat tinggal yang tidak nyaman (Musabiq & Karimah, 2018).
Berdasarkan respon yang dihasilkan, stress terbagi menjadi dua yaitu eustress dan
distress. Eustress adalah respon positif terhadap stress sedangkan distress adalah respon
negatif terhadap stress. Berdasarkan hukum Yerkes- Dodson, dalam jumlah tertentu stress
menghasilkan kekuatan positif yang mampu meningkatkan produktivitas individu dan
membantu individu untuk berkembang, setelah mencapai titik optimal, stress bersifat
destruktif dan menimbulkan efek negatif bagi individu (Musabiq & Karimah, 2018).
D. Terapi stress
Dalam menghadapi faktor-faktor penyebab stres diperlukan beberapa metode untuk
menghadapi stress. Metode untuk mengatasi stres seperti : pendekatan farmakologis,
perilaku, kognitif, meditasi, hypnosis, dan musik. Metode musik merupakan salah satu
cara untuk membantu mengatasi stres. Secara keseluruhan musik dapat berpengaruh secara
fisik maupun psikologis. Secara psikologis, musik dapat membuat seseorang menjadi lebih
rileks, mengurangi stres, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira
dan sedih, dan membantu serta melepaskan rasa sakit (Primadita, 2012).
Terapi musik yang dilakukan di College of Notre Dame, Belmont, California
menggunakan stimulus suara (bunyi, musik) untuk mengetahui dampak suara terhadap
kondisi stres dan rileks yang dialami seseorang, sekarang sudah mendunia. Namun
penerapan terapi musik ini masih jarang ditemukan, karena masih merupakan hal yang
baru, khususnya dalam keperawatan. Terapi musik dapat berdampak positif untuk
mengatasi stress. Terapi musik merupakan teknik yang sangat mudah dilakukan dan
terjangkau, tetapi efeknya menunjukkan betapa besar dan musik dalam mempengaruhi
ketegangan atau kondisi rileks pada diri seseorang, karena dapat merangsang pengeluaran
endorphine dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonin sehingga
kita bisa merasa lebih relaks pada tubuh seseorang yang mengalami stres (Primadita,
2012).
Hasil dari metode ini tidak terlepas dari konsep bahwa musik bersifat terapeutik
artinya dapat menyembuhkan. Salah satu alasannya karena musik menghasilkan
rangsangan ritmis yang kemudian ditangkap melalui organ pendengaran dan diolah di
dalam sistem saraf tubuh dan kelenjar pada otak yang selanjutnya mereorganisasi
interpretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengarnya. Ritme internal ini mempengaruhi
metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya berlangsung dengan lebih baik. Dengan
metabolisme yang lebih baik, tubuh akan mampu membangun sistem kekebalan yang lebih
baik, dan dengan sistem kekebalan yang lebih baik tubuh menjadi lebih tangguh terhadap
kemungkinan serangan penyakit (Primadita, 2012).

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kecemasan merupakan perasaan atau reaksi yang normal sebagai pertanda akan
bahaya yang mengancam. Namun kecemasan dianggap tidak normal jika terjadi dalam
situasi yang terjadi terus menerus, intensitas yang meningkat dan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari atau disebut sebagai gangguan kecemasan atau
anxiety disorder. gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan psikologis yang dapat
dialami dengan ditandai oleh munculnya gejala yang bermacam-macam dimana
menyebabkan penderitanya mengalami rasa cemas yang begitu besar dan berlebihan
sehingga sangat memungkinkan dapat mempengaruhi psikologis ataupun fisikis
penderitanya.
Dalam konteks mahasiswa, terdapat empat sumber stress pada mahasiswa yaitu
interpresonal, intrapersonal, akademik, dan lingkungan. Dalam menghadapi faktor-faktor
penyebab stres tersebut diperlukan beberapa metode untuk menghadapi stress. Metode
untuk mengatasi stres seperti : pendekatan farmakologis, perilaku, kognitif, meditasi,
hypnosis, dan musik.
B. Saran
Sebagai mahasiswa, saya menyarankan agar kegiatan di perkuliahan dan kegiatan di
luar perkuliahan itu di seimbangkan, karena hal tersebut saya yakini dapat mempengaruhi
kondisi psikologi seorang mahasiswa. Hobi-hobi positif yang dilakukan di luar
perkuliahan dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan kita sebagai mahasiswa.

7
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, P. S., & Sihombing, J. P. T. (2010). Gambaran gangguan kecemasan pada


mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas “X” angkatan 2007. Jkm, 9(2), 161-168.

Angelin, L., Syenshie, W. V., & Ferlan, P. A. (2021). Tingkat Stres Berhubungan Dengan Kejadian
Generalized Anxiety Disorder (Gad) Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Keperawatan
Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 9(2), 399 – 408.

Yasa,G.P.A, Narpaduhita,K.A.S & Gede Purwita,D.G. (2019). Perancangan Film Animasi


Pendek 2D sebagai Media Kampanye penanganan Anxiety Disorder, Jurnal Bahasa Rupa

(2) 2, 146-152

Risfia.I., Maharani.D.,& Dewi. M (2022). Expert System Mengatasi Anxiety Disorder Pada
Mahasiswa Dalam Menghadapi Tugas Akhir. Jurnal Media Informatika Budidarma,6(2) 2,
April 2022, 1118-1125

Asrori,A.& Hasanat, N,U. (2015) TERAPI KOGNITIF PERILAKU UNTUK MENGATASI


GANGGUAN KECEMASAN SOSIAL 3(1), 89-107

Sukadiyanto, S. (2010). Stress dan cara menguranginya. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1).

Musabiq, S., & Karimah, I. (2018). Gambaran stress dan dampaknya pada mahasiswa.
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 20(2), 75-83.

Primadita, A. (2012). Efektifitas intervensi terapi musik klasik terhadap stress dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa PSIK UNDIP Semarang. Jurnal PSIK FK UNDIP
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai