Anda di halaman 1dari 12

Formulasi Pembersih Gigi Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi Linn)

Berdasarkan Perbedaan Gelling Agent

Dan Uji Antibakteri Terhadap Streptococcus mutans

Fida Faiqhatul Himah

Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


fidahimah14_@gmail.co.id

ABSTRAK

Halitosis merupakan bau nafas tidak sedap yang dikeluarkan dari rongga mulut Salah satu
penyebab halitosis yaitu Streptococcus mutans. Daun belimbing wuluh dapat diformulasikan
menjadi pembersih gigi gel yang dapat digunakan untuk mencegah halitosis. Tujuan penelitian
untuk mengetahui formulasi pembersih gigi gel ekstrak daun belimbing wuluh berdasarkan
perbedaan gelling agent dan uji antibakteri terhadao Streptococcus mutans. Metode pada uji
antibakteri yaitu metode sumuran, analisis data dengan one way ANOVA. Formulasi pembersih
gigi gel ekstrak daun belimbing wuluh terdiri dari formula 1,2,3. Dengan masing-masing basis
na. cmc, carbopol dan hpmc. Hasil evaluasi sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH,
viskositas, freeze thaw cycling, ketiga formula memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Kemudian untuk uji antibakteri diperoleh hasil diameter zona hambat pada kontrol positif
sebesar 22.92 mm, F 1 sebesar 16.06 mm, F 2 sebesar 19.00 mm, F 3 sebesar 17.00 mm dengan
hasil uji statistik one way ANOVA diperoleh sig > 0.05 yang berarti hasil zona hambat tidak ada
perbedaan yang signifikan. Saran Untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi
formulasi gel pembersih gigi sehingga diperoleh formula yang memiliki tampilan lebih baik,
perlu dilakukan uji hedonik untuk mengetahui penilaiaan responden terhadap sediaan yang telah
dibuat.

Kata kunci : Pembersih gigi gel, ekstrak Averrhoa blimbi Linn, Strptococcus mutans.
ABSTRACT

Halitosis is an unpleasant breath odor emitted from the mouth One of the causes of halitosis is
Streptococcus mutans. Averrhoa blimbi Linn may be formulated into a tooth cleaning gel that can
be used to prevent halitosis. This study aims to determine the gel extract teeth cleaning formulation
(Averrhoa blimbi Linn) against Streptococcus mutans antibacterial tests cause halitosis.
Antibacterial test method on the method of pitting, data analysis by one-way ANOVA. Teeth
cleaning formulation DBW extract gel consisting of formula 1,2,3. With each base na. cmc,
Carbopol and HPMC. From the results of organoleptic evaluation covers preparation,
homogeneity, pH, viscosity, freeze thaw cycling, the three formulas meet the requirements that

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 1


have been established. Then to test the antibacterial result the diameter of inhibitory zone on the
positive control of 22.92 mm, F 1 at 16:06 mm, F 2 at 19:00 mm, F 3 at 17:00 mm with statistical
test results one way ANOVA obtained sig> 0.05, which means the results of inhibition zone do not
there are significant differences. Suggestions for further research on the modification of the tooth
cleaning gel formulation in order to obtain a formula that has a better view, needs to be done to
determine the hedonic test penilaiaan respondents to the preparations that have been made.

Keywords : Cleaning tooth gels, extracts Averrhoa blimbi Linn, Strptococcus mutans.

PENDAHULUAN Streptococcus mutans. Streptococcus mutans

masuk dalam kelompok Streptococ viridans


Indonesia merupakan negara yang
yang merupakan anggota flora normal yang
kaya akan tanaman yang memiliki banyak
paling umum ditemukan pada saluran nafas
manfaat. Salah satu tanaman yang dapat
atas dan membran mukosa. Streptococcus
dimanfaatkan yaitu tanaman belimbing
mutans merupakan bakteri gram positif
wuluh (Averrhoa blimbi Linn). Daun
dengan ciri khas berpasangan atau berbentuk
belimbing wuluh dijadikan obat tradisional
rantai selama pertumbuhanya (Jawetz, 2013).
karena didalamnya terdapat senyawa yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut Rahman (2010), menyatakan

Senyawa yang terkandung dalam belimbing bahwa yang dimaksud dengan pembersih gigi

wuluh yaitu tannin, saponin dan flavonoid gel adalah sediaan semi padat yang efektif

(Liantari, 2014). Halitosis merupakan bau sebagai medium pembersih gigi terdiri dari

nafas tidak sedap yang dikeluarkan dari bahan penggosok, pembersih, dan bahan

rongga mulut. Sampai saat ini halitosis tambahan lain agar zat aktif dapat bekerja

merupakan salah satu masalah kesehatan pada permukaan gigi terutama melindungi

mulut yang dikeluhkan oleh masyarakat gigi dari kerusakan oleh bakteri mulut tanpa

setelah karies gigi dan plak gigi (Irfan, merusak gigi maupun membran mukosa

2015). Salah satu penyebab halitosis yaitu mulut.Keuntungan dari bentuk gel yaitu

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 2


konsentrasi bahan pembentuk gel hanya sukrosa, serbuk Mg, asam asetat anhidrat,

sedikit untuk membentuk massa gel yang asam sulfat pekat, HCl pekat, FeCl3 .

baik, viskositas gel tidak mengalami JALANNYA PENELITIAN

perubahan. Salah satu upaya dalam 1. Pembuatan Simplisia

pencegahan halitosis yaitu dengan cara Daun belimbing yang diperoleh

menggosok gigi dengan menggunakan kemudian dicuci bersi dengan air

pembersih gigi gel ekstrak daun belimbing mengalir kemudian dikeringkan dengan

wuluh karena pada ekstrak daun belimbing menggunakan oven pada suhu 600 C.

wuluh mengandung senyawa yang bisa setelah kering dihaluskan dan diayak

memghambat bakteri Streptococcus muans dengan ukuran mesh 40 dan selanjutnya

penyebab halitosis (Masduqi, 2014). dilakukan proses maserasi.

METODE PENELITIAN 2. Pembuatan ekstrak

Peralatan yang digunakan pada Serbuk daun belimbing wuluh yang

penelitian ini yaitu alat-alat gelas, neraca sudah diayak ditimbang sebanyak 1 kg

analitik, viscometer digital, pH meter, dan dimasukkan dalam bejana maserasi

batang pengaduk, oven, lemari pendingin, dengan menggunakan pelarut etanol 96%

Bahan yang digunakan yaitu daun sebanyak 5 liter selama 3x 24 jam dan

belimbing wuluh, HPMC, NA. CMC, diaduk setiap 24 jam selama 1 jam.

Carbopol, TEA, gliserin, methyl paraben, Setelahitu larutan disaring dan residu

propyl paraben, aquadest, ol.menthae dapat dilakukan maserasi ulang dengan

piperita, etanol 96%, MHA (Mueller hinton cara yang sama. Selanjutnya filtrate

agar), Streptococcus mutans, sodium dicampurkan dan dipekatkan dengan

menggunakan rotary evaporator dengan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 3


susu 700 C hingga diperoleh ekstrak c. Uji Tanin

kental daun belimbing wuluh. Timbang 0,5 gram ekstrak

3. Skrining fitokimia ekstrak sampel dimasukkan dalam tabung

a. Uji alkaloid reaksi kemudian ditambahkan 1-2 ml

Timbang 0,5 gram ekstrak air dan 2 tetes larutan FeCl3 1%.

sampel ditambahkan 0,5 ml HCL 1% Apabila larutan menghasilkan endapan

kemudian ditambahkan 1-2 tetes reagen berwarna biru kehitaman, maka ekstrak

dragendrorf. Apabila hasil pengujian positif mengandung tannin (Hanani,

menghasilkan endapan. Maka ekstrak 2015).

positif mengandung alkaloid (Hanani, d. Uji Saponin

2015). Timbang 0,5 gram ekstrak

b. Uji flavonoid sampel dari hasil ekstrak ditambahkan

Timbang 0,5 gram ekstrak 0,5 ml air panas kemudian dikocok

sampel ditambahkan dengan 1-2 ml selama 1 menit. Apabila menimbulkan

metanol kemudian dipanaskan diatas busa ditambahkan HCl 1 N, apabila

penangas air dan tambahkan sedikit busa stabil selama 10 menit dengan

serbuk Mg. Kemudian tambahakan 4-5 ketinggian 1-3 cm, maka ekstrak positif

tetes HCl pekat apabila timbul warna mengandung saponin (Hanani, 2015).

merah, kuning, atau jingga, maka e. Uji Terpenoid dan Steroid

ekstrak positif mengandung flavonoid Timbang 0,5 gram ekstrak

(Hanani, 2015). sampel, tambahkan 0,5 ml kloroform

dan 0,5 asam asetat anhidrat.

Kemudian ditetesi dengan 1-2 ml

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 4


H2 SO4 pekat melalui dinding tabung. Sodium
qs qs qs Pemanis
saccharin
Gliserin 10 10 10 Humektan
Apabila terbentuk endapan biru, maka
Propylparaben 0,2 0.2 0,2 Antimikroba
Methylparaben 0,18 0,18 0,18 Antimikroba
ekstrak positif mengandung Tri-
qs qs qs Pengemulsi
ethanolamine
triterpenoid. Sedangkan apabila Oleum menthae
qs qs qs Aroma
piperita
terbentuk warna hijau atau biru maka Aquadest ad 100 100 100 Pelarut
Sediaan pembersih gigi gel ekstrak
ekstrak positif mengandung steroid.
daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi
f. Uji fenol
Linn) dibuat dengan cara timbang semua
Sampel ekstrak ditambahkan air
bahan. Bahan pengikat untuk formula I yaitu
panas, kemudian ditambahkan pereaksi
Na. CMC dikembangkan dengan cara
folin-ciocalteau. Apabila terbentuk
ditabur diatas air panas, kemudian diamkan
warna hijau, biru, atau ungu maka
selama 15 menit, aduk hingga homogen.
positif mengandung fenol (Hanani,
Sedangkan bahan pengikat untuk formulasi II
2015).
yaitu carbopol dikembangkan dengan cara
4. Pembuatan Sediaan Pembersih Gigi
ditambahkan air kemudian diaduk hingga
Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
homogen. Dan untuk formulasi III
(Averrhoa blimbi Linn)
menggunakan bahan pengikat HPMC
Tabel 1 Formulasi Pembersih Gigi Gel
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh dikembangkan dengan cara ditambahkan air
Bahan Formulasi (g)
Fungsi
FI F II F III sedikit demi sedikit sambil terus diaduk,
Ekstrak kental
daun belimbing 1 1 1 Zat aktif hingga homogen. Pada masing-masing bahan
wuluh
Na. CMC Gelling
2 - - pengikat selanjutnya ditambahkan tri-
agent
Carbopol 940 Gelling
- 2 -
agent ethanolamine aduk hingga membentuk massa
HPMC Gelling
- - 2
agent gel dan homogen. Tambahkan sodium
SLS Pembentuk
1 1 1
busa
saccharine, methyl paraben dan propyl

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 5


paraben yang sudah dilarutkan dalam gliserin b. Uji Homogenitas

aduk hinggga homogen. Tambahkan ektrak Pengujian homogenitas

daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi dilakukan dengan cara pembersih gigi

Linn) yang sudah dilarutkan dalam gliserin gel yang akan diuji dioleskan pada

aduk hingga homogen. Selanjutnya gelas objek untuk diamati

tambahkan SLS yang sudah diarutkan dalam homogenitasnya. Apabila tidak

aquadest pada masing-masing formula aduk terdapat butiran-butiran kasar diatas

hingga homogen. Sisa aquadest ditambahkan gelas objek tersebut, maka pasta gigi

kedalam campuran pada masing-masing gel yang diuji dinyatakan homogen.

formula hingga 100 ml kemudian teteskan Pengujian dilakukan setiap minggu

oleum menthae piperithae aduk hingga selama 3 minggu penyimpanan

homogen. (Afni,2015).

5. Evaluasi Sediaan c. Uji Keasaman ( pH )

a. Uji Organoleptis Pengukuran pH dilakukan

Pengamatan organoleptis pada dengan cara mencelupkan alat pH

pembersih gigi gel meliputi bentuk, meter kedalam sediaan pembersih

warna, aroma yang diamati secara gigi gel sampai menunjukkan angka

objektif. Pengamatan ini bertujuan yang kostan setelah beberapa saat.

untuk melihat terjadinya perubahan Pengujian dilakukan setiap minggu

secara signifikan pada sediaan yang selama 3 minggu (Afni, 2015).

telah dibuat. Pengujian dilakukan d. Uji Viskositas

setiap minggu selama 3 minggu Pada penentuan viskositas

penyimpanan (Afni, 2015 ). dilakukan dengan menggunkan alat

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 6


viskometer digital dengan cara metode difusi dengan cara sumuran.

menyelupkan spindle pada Prosedur yang dilakukan adalah

viskometer sediaan yang telah menyiapkan medium MHA yang telah

dimasukkan dalam beaker glass dan disterilkan dalam autoclave pada suhu

dengan kecepatan yang sesuai . 121o C selama 15 menit. Kemudian

Viskositas sediaan dilihat pada skala dalam keadaan masih hangat MHA

dalam alat setelah tercapai dituangkan pada cawan petri steril, lalu

kestabilan. Pengujian dilakukan diamkan hingga padat.

setiap minggu selama 3 minggu Menyiapkan suspensi bakteri

(Afni, 2015). Streptococcus mutans yang telah

e. Uji Stabilitas freeze-thaw cycling diinokulasikan dalam NaCl 0,9%.

Uji ini dilakukan dengan cara Membuat sumuran pada medium MHA

meletakkan sediaan pada suhu 40 C menggunakan alat berdiameter ±8 mm,

selama 24 jam dan dilanjutkan memasukkan sampel sediaan gel,

dengan meletakkan sediaan pada kontrol positif sebanyak 0,1 gram

suhu 400 C selama 24 jam (1 siklus). kedalam sumuran. Kemudian suspensi

Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 bakteri dituangkan pada medium MHA,

siklus dan amati perubahan fisik dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 24

pH sediaan dari awal sampai akhir jam. Selanjutnya dilakukan pengukuran

siklus (Fatmala, 2018). pada zona bening yang terbentuk

6. Uji Antibakteri disekeliling sumuran yang

Uji daya antibakteri pada menunjukkan zona hambat

penelitian ini dengan menggunakan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 7


pertumbuhan bakteri (Inayatullah, yang signifikan pada sediaan yang telah

2012). dibuat meliputi bau, warna dan bentuk dari

Hasil Dan Pembahasan sediaan (Afni, 2015). Dari hasil pengamatan

Proses dari pembuatan simplisi daun pada minggu ke satu sampai minggu ke tiga

belimbing wuluh dari berat basah sebanyak 6 tidak ada perubahan warna, aroma dan

kg diperoleh hasil simplisia kering sebanyak bentuk pada masing-masing formula,

1550 gram. Pada pembuatan ektrak daun sehingga dari ke tiga formula tersebut

belimbin wuluh diperoleh hasil ektrak mempunyai organoleptis yang stabil selama

sebanyak 151, 13 gram. Skrining fitokima pengamatan. Pengujian homogenitas

dilakukan untuk mengetahui senyawa apa dilakukan untuk mengetahui apakah pada

saja yang terkandung didalam ekstrak saat proses pembuatan pembersih gigi gel

tersebul. Hasil skrining fitokimia yang telah semua bahan tercampur secara homogen.

dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak daun Persyaratannya harus homogen sehingga

belimbing wuluh (Averrhoa blimbi Linn) sediaan yang dihasilkan mudah digunakan

positif mengandung alkaloid, flavonoid, dan terdistribusi secara merata pada

tannin, saponin, fenol, steroid. Hal ini sesuai permukaan gigi (Masduqi, 2014). Dari hasil

dengan penelitian yang dilakukan oleh uji menunjukkan bahwa semua sediaan

Panjaitan, 2017 dengan menggunakan sampel memiliki homogenitas yang stabil karena

ekstrak daun belimbing wuluh mengandung tidak mengalami pemisahan antara padatan

senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan air serta dalam sediaan semua bahan

steroid dan fenol. tercampur secara merata.

Pada evaluasi sediian organoleptis Uji pH merupakan parameter yang

bertujuan untuk melihat adanya perubahan berkaitan dengan tingkat ke asam dan basa

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 8


suatu sediaan apakah sesuai dengan
Viskositas
persyaratan pH gel yang telah di tetapkan
3932

(Sandi, 2012). 3931


3930
3929 Formula 1
pH
3928 Formula 2
Formula 1 Formula 2 Formula 3 3927 Formula 3
7.2 7.4 7.5 7.5 7.6 7.6
6.5 3926
6.2 6.3

Gambar 2 Hasil Viskositas

minggu 1 minggu 2 minggu 3 Berdasarkan dari hasil yang


Gambar 1 Hasil Uji pH
diperoleh viskositas sebesar 3928 cps, 3929
Berdasarkan hasil pengamatan pH
cps,3931 cps memenui persyaratan
diperoleh nilai pH 6-7 sesuai dengan
viskositas gel yang telah ditetapkan yaitu
persyaratan bahwa pH pasta gigi 4,5-10,5
2000-4000cps (Artikumalasari. 2013) dan
(Fatmala, 2018). Untuk sediaan pasta gigi
stabil selama pengamatan. Uji freeze-thaw
diusahakan mempunyai pH yang sama
cycling dilakuan untuk mengetahui
dengan pH fisiologis mulut yaitu 7,0 (Sandi,
kestrabilan sediaan dengan adanya
2012). Uji viskositas adalah suatu parameter
perbedaan suhu selama penyimpanan yaitu
yang menyataan besarnyakekuatan dari
pada suhu penyimpanan freeze pada suhu 2-
suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi
80 C dalam lemari pendingin dan
nilai viskositas makaakan semakin besar
penyimpanan thaw pada suhu 400 C dalam
tahanannya (Sandi, 2012).
oven (Fatmala, 2018). Dari hasil

pengamatan yang telah dilakukan tidak ada

perubahan organoleptis, homogenitas, pH,

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 9


viskositas yang artinya sediaan stabil selama Berdasarkan hasil pengamatan

pengamatan. diperoleh diameter zona hambat terbesar

Uji Antibakteri bertujuan untuk pada kontrol positif yaitu 22.92 mm dalam

mengetahui apakah formula sediaan kategori daya hambat kuat. Pada formula 1

pembersih gigi gel ektrak daun belimbing sebesar 16.06 mm masuk kategori daya

wuluh (Averrhoa blimbi Linn) dapat hambat sedang. Sedangkan pada formula 2

meghambat bakteri Streptococcus mutans sebesar 19.00 mm dengan kategori daya

penyebab halitosis. Dari hasil pengamatan hambat sedang dan pada formula 3 diperoleh

diameter daya hambat bakteri pembersih hasil 17.00 mm masuk dalam kategori

gigi gel ekstrak daun belimbing wuluh sedang (Inayatullah, 2012). Hasil uji statistik

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus daya hambat antibakteri menunjukkan

mutans setelah masa inkubasi selama 1x24 bahwa data terdistribusi normal dengan nilai

jam. Hasil pengukuran diameter zona sig 0.722 > 0.05. Dari analisis data yang

hambat dapat dilihat pada: telah dilakukan dipeloleh hasil homogenitas

Tabel 2 Hasil Diameter Zona Hambat dengan sig 0.752 > 0.05. Syarat uji ANOVA
Rata-Rata
Replikasi diameter Diameter
yaitu data harus normal dan data harus
Formula zona hambat (mm) Hambat
(mm)) homogen dengan nilai sig > 0.05.
1 2 3
K+ 21.19 17.98 22.92 20.69 Berdasarkan hasil analisis data terdistribusi
F1 16.06 14.86 10.88 13.93
F2 14.98 9.96 19.00 14.64
F3 11.96 8.96 17.00 12.64 secara normal dan homogen dengan nilai sig
(Data diolah, 2019)
> 0.05, maka dapat dilakukan uji ANOVA
Keterangan :
K+ : Kontrol positif (Sani, 2012). Hasil analisis data ANOVA
F1 : Formula 1
F2 : Formula 2 diperoleh sig 0.93 > 0.05. Data tersebut
F3 : Formula 3
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 10


yang bermakna antar kelompok hal ini terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

dikarenakan konsentrasi ekstrak dan basis mutans penyebab halitosis pada kontrol

yang digunakan pada masing-masing positif, formula 1,2,3 sebesar 22,92 mm,

formulasi. 16.06 mm, 19.00 mm, 17.00 mm.

Adanya zona hambat pada formula SARAN

pembersih gigi gel ekstrak daun belimbing Dari hasil pengamatan yang

wuluh karena didalam ekstrak daun dilakukan oleh peneliti maka disarankan :

belimbing wuluh terkandung senyawa aktif Untuk dilakukan penelitian lebih lanjut

yang dapat menghambat bakteri. Senyawa mengenai modifikasi formulasi gel

tersebut yaitu alkaloid, flavonoid, saponin pembersih gigi sehingga diperoleh formula

dan tanin. Masing-masing senyawa aktif yang memiliki tampilan yang lebih baik.

memiliki mekanisme penghambatan bakteri Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan

berbeda-beda (Masduqi, 2014). uji hedonik untuk mengetahui penilaiaan

KESIMPULAN responden terhadap sediaan yang telah

Dari hasil penelitian dapat dibuat.

disimpulkan bahwa: Formula sediaan UCAPAN TERIMA KASIH

pembersih gel ekstrak daun belimbing Peneliti mengucapkan terima kasih

wuluh pada evaluasi sediaan organoleptis, kepada Bapak/ Ibu yang telah bersedia untuk

homogenitas, pH, viskositas dan freeze thaw mereview jurnal ini.

cycling memenuhi persyaratan yang telah DAFTAR PUSTAKA

ditetapkan dan stabil selama pengamatan. Afni Nur, Said, Dan Yuliet. 2015. Uji
Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi
Formula pembersih gigi gel ekstrak daun Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu
L.) Terhadap Bakteri Stertococcus
belimbing wuluh memiliki daya hambat mutans dan Staphylococcus aureus.

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 11


Galenika Journal Of Pharmacy. Vol Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
5 (1). 48-58. (Averrhoa blimbi L.) Sebagai Bahan
Dasar Formula Pasta Gigi dan Daya
Arikumalasai. Dewantara. Wijayanti. 2013. Antibakteri Streptococcus mutans.
Optimasi HPMC Sebagai Gelling Jurnal Farmasi. Vol 12 (1).
Agent Dalam Formula Gel Ekstrak
Kulit Buah Manggis (Garcinia Panjaitan Riong, Lilih Riniwarsih
mangostana L.). Jurnal Farmasi Kadiwijati, Dimas Seto, Hengki.
Udayana. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Dari Daun Belimbing
Fatmala Rizky. 2018. Formulasi Sediaan Wuluh (Averrhoa blimbi Linn)
Pasta Gigi Gel Ekstrak Kuit Nanas Terhadap Bakteri Shigella
(Annanas Comusus L. Merr) dysenteriae. Journal Indonesia
Terhadap Staphylococcus Penyebab Natural Pharmaceutical. Vol.2.
Karies Gigi. Stikes Muhammadiyah
Pekajangan. Pekalongan. Rahman Dea Arditia. 2010. Optimasi
Formula Sediaan Gel Gigi Yang
Hanani Endang. 2015. Analisis fitokimia. Mengandung Ekstrak Daun Jambu
Jakarta. EGC Biji (Psidium guajava L.) Dengan Na
CMC sebagai Gelling Agent.
Inayatullah Seila. 2012. Efek Ekstrak Daun Skripsi. Program Studi Farmasi. UIN
Sirih (Piper betle L.) Terhadap Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus. Skripsi. UIN Syarif Sandi Eko. 2012. Perbedaan Penggunaan
Hidayatullah. Jakarta. Bahan Pengikat Na CMC dan HPMC
Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Uji
Irfan, Yuyun Siti Rochmah, Moh Yusuf, Hedonik Sediaan Pasta Gigi Enzim
Grahita Aditya. 2015. Efektivitas Papainpapaya (Carica papaya L.)
Daun Gambir ( Uncaria Gambir Karya tulis ilmiah. Universitas
Roxb) Untuk Menurunkan Halitosis Sebelas Maret.
Yang Disebabkan Oleh Plak. Journal
Odonto Dental. Vol 2. Sani Fathunur. 2012. Metodologi Penelitian
Farmasi Komunitas Dan
Jawetz, E, Menick,J.L. dan Adelberg, E.A. Eksperimental.Yogyakarta:
2013. Microbiology Kedokteran. Deepublish.
Edisi Kedua Puluh . Jakarta; Penerbit
EGC.

Liantari Diah Septia. 2014. Effect of Wuluh


Starfruit Leaf Exctract For
Streptococcus mutans Growth.
Journal Majority. Vol 3(7).

Masduqi Ahmad Fuad dan Ahmad Barry


Anggoro. 2017. Pemanfaatan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 12

Anda mungkin juga menyukai